Anda di halaman 1dari 33

KERTAS KERJA AUDIT

AUDIT PRODUKSI PT SOLUSI BANGUN INDONESIA Tbk

(Dahulu PT HOLCIM INDONESIA Tbk)

Mata Kuliah :

Audit Manajemen

Oleh : Kelompok 2

Sri Wahyuni (7162142006)


Ade Tika Maulidya (7163142001)
Anggi Iris Riska Siregar (7163142002)
Misro Julani Siregar (7161142017)
Fadhillah Sufida (7162142001)
Farida Sari Br Sitepu (7163142013)
Dessy Lasmiati Surya Kartika (7163142009)
Indah Febrianti (7163142019)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
Program Audit - Audit Pendahuluan
Nama Institusi : PT Solusi Bangun Indonesia Tbk
Periode Audit No. KKA
(Dahulu PT Holcim Indonesia Tbk)
Program yang diaudit : Fungsi Produksi Oktober 2019
No Kuesioner dan Langkah Kerja Waktu Yang Diperlukan
1. Tujuan audit
1. Mendapatkan informasi umum mengenai aktivitas
perusahaan terutama mengenai tujuan dan kegiatan
yang berhubungan dengan proses produksi.
2. Mengidentifikasi berbagai kelemahan yang menjadi
masalah dalam proses produksi.
3. Pengujian dan review atas sistem pengendalian
manajemen.
2. Strategi pencapaian tujuan perusahaan
PT Solusi Bangun Indonesia memiliki tujuan untuk
menciptakan inovasi sebagai solusi dalam pembangunan
berkelanjutan di Indonesia. Dalam proses produksi PT
Solusi Bangun melakukan strategi dengan memiliki
perencanaan produksi yang disusun setiap tahun beserta
anggaran yang dibutuhkan dan membuat skedul produksi
terlebih dahulu serta memiliki perencanaan bahan baku,
akan tetapi perencanaan bahan baku yang di susun tidak
dengan memprediksi situasi pasar di tahun tersebut sehingga
menyebabkan perencanaan bahan baku dan pemakaian
bahan baku tidak sesuai.
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk memiliki
strategi di bidang produksi :
 Meningkatkan kapasitas produksi dan mengejar target
pertumbuhan dengan cara memastikan pasokan bahan baku
(batu kapur, tanah liat, trass dan agregat) secara konsisten,
Perseroan mengakuisisi tambang-tambang di lokasi strategis
dan bekerjasama dengan pemasok melalui kontrak jangka
panjang, sehingga tidak melakukan penyimpanan stok bahan
baku secara berlibahan, jika di butuhkan dengan cepat
mudah bagi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
memperoleh bahan baku karena sudah mengakuisisi
tambang-tambang di lokasi strategis.
 Mengejar target penjualan dengan memanfaatkan brand
Image, di mana brand image yang paling terkenal dari PT
Indocement Tunggal Prakarsa adalah semen merek Tiga
Roda
3. Rencana jangka pendek PT Solusi Bangun Indonesia Tbk
 Melakukan kerja sama dengan pebisnis daerah
 Memperbanyak Minimix atau alat angkut yang lebih kecil
dari truk semen agar dapat menjangkau daerah dengan
akses yang sempit
 Membangun pabrik di beberapa lokasi di pulau Jawa
Rencana Jangka Panjang PT Solusi Bangun Indonesia Tbk
 Meningkatkan mutu SDM perusahaan
 Mengembangkan waralaba untuk program Solusi Rumah
agar masyarakat mudah menjangkaunya
 Meningkatkan produksi semen
 Lebih mendekatkan produk perusahaan ke masyarakat
kota hingga daerah pelosok
4. Ruang lingkup audit
Audit yang dilaksanakan hanya meliputi fungsi produksi
perusahaan. Audit tersebut mencakup seluruh proses produksi
perusahaan, mulai dari perencanaan hingga pada pelaksanaan
produksi, dan dalam hal ini audit yang di lakukan focus pada
pengendalian bahan baku, fasilitas produksi, dan bahan jadi
( kualitas produk )
5. Produk yang dihasilkan perusahaan
1. Semen dan Klinker
2. Beton Siap Pakai (RMX)
3. Agregat
4. Unit Pengelolaan Limbah (UPL)
Program Audit - Review dan Pengujian Sistem Pengendalian Manajemen

Nama perusahaan : PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (Dahulu PT Holcim Periode audit No.KKA
Indonesia Tbk)
Program yang diaudit : Review dan Pengujian Sistem Pengendalian November 01
Manajemen 2019

Jawaban Komentar
No. Kuesioner dan Langkah Kerja Ya Tidak
1. Tujuan Review dan Pengujian Pengendalian
Manajemen:
Menilai dan menguji keefektifan pengendalian
manajemen dalam mengukur kinerja bidang produksi
pada PT Solusi Bangun Indonesia Tbk
2. Apakah perusahaan memiliki prosedur pengendalian Departemen produksi
persediaan secara tertulis? telah menyusun
rancangan anggaran
Jika Ya : produksi dan
Periksa kelengkapan prosedur tersebut, nilai X _ perencanaan untuk
kemampuannya memberikan panduan dalam mencapai tujuan atau
mengendalikan persediaan. target produksi dengan
menyusun skedul
Jika Tidak : _ _ produksi maupun bahan
Telusuri bagaimana praktik pengendalian persediaan baku. Departemen
berjalan dan pedoman apa yang digunakan dalam produksi telah menyusun
pengendalian tersebut laporan produksi setiap
harinya dalam bentuk
email.
3. Apakah prosedur tersebut telah disosialisasikan dengan PT Solusi Bangun
memadai dan dipahami oleh petugas yang Indonesia dalam
melaksanakan? merencanakan
produksinya telah
Jika Ya : memiliki standar
Periksa keakuratan penerapan prosedur tersebut _ _ produktivitas yang
dalam praktik pengendalian persediaan dijadikan sebagai
pedoman oleh karyawan
Jika Tidak : bagian produksi dan
Telusuri penyimpangan prosedur yang terjadi baik _ perusahaan
sengaja maupun tidak sengaja. X Kelemahan yang
didapatkan adalah masih
sering terjadi pengerjaan
ulang, pemborosan bahan
dan kegagalan produk
dalam memenuhi
spesifikasi standar
produk yang harus
dicapai.
4. Apakah perencanaan kebutuhan bahan baku telah rencana induk produksi
sesuai dengan realisasi penggunaan bahan baku? dalam menetapkan
perencanaan bahan
Jika Ya : baku masih kurang
Periksa perencanaan bahan baku dan hubungkan _ _ efisien dikarenakan
dengan penggunaan bahan baku aktual. masih terdapat bahan
Jika Tidak : baku yang
Telusuri bagaimana perusahaan menghubungkan _ stoknya masih banyak
antara perencanaan dengan realisasi dari penggunaan X tetapi penggunaannya
bahan baku sedikit, terdapat kapasitas
menganggur.
5. Apakah bahan baku yang ditentukan telah Perencanaan bahan baku
digunakan secara efisien ? disusun dengan baik dan
penggunaan bahan baku
Jika Ya : dilakukan sesuai dengan
Periksa perencanaan bahan baku dan X _ perencanaan yang dibuat.
realisasi bahan baku
Jika Tidak :
Telusuri bahan baku yang tidak digunakan _ _
dan periksa kapasitas menganggur.
6. Apakah tersedia prosedur tertulis untuk setiap Semua peralatan yang
penggunaan peralatan dalam proses produksi atau digunakan dalam proses
produksi telah
penanganan produk jadi ?
sesuai dengan ukuran dan
Jika Ya : desain yang telah
Periksa ketaatan dari penerapan prosedur tersebut dan X _ ditentukan. Terdapat
prosedur tertulis dalam
nilai apakah pemborosan produksi terjadi karena
penggunaan peralatan
ketidaktaatan dalam penerapan prosedur tersebut. dalam proses produksi
Jika Tidak : _ _
Telusuri apa yang dijadikan panduan oleh operator
dalam mengoperasikan peralatan dan fasilitas produksi
7. Apakah setiap peralatan memiliki instruksi Perusahaan tidak
tertulis untuk pemeliharaan peralatan dan memiliki instruksi tertulis
atau prosedur tertulis
termasuk jadwal perawatannya? dalam pemeliharaan dan
_ _ jadwal perawatan setiap
peralatan. Sehingga
Jika Ya :
karyawan tidak
Periksa ketaatan penerapan dari instruksi mengetahui secara pasti
tersebut. _ X untuk merawat atau
membersihkan setiap
Jika Tidak :
peralatan produksi
Telusuri bagaimana petugas atau karyawan
dalam melakukan perawatan dan
pemeliharaan peralatan dan fasilitas
produksi
8. Apakah perusahaan memiliki kebijakan kualitas Perusahaan telah
produk secara tertulis ? memiliki pedoman
pengendalian kualitas
secara tertulis Perusahaan
Jika Ya : juga telah memberikan
Periksa kecukupan kebijakan tersebut dalam X _ pelatihan dalam rangka
peningkatan
menghasilkan produk yang sesuai dengan spesifikasi
kualitas karyawan.
pelanggan
Jika Tidak : _
_
Telusuri dasar kebijakan yang digunakan dalam
menghasilkan produk sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan
9. Apakah setiap karyawan dilengkapi dengan terdapat beberapa
salinan kebijakan tersebut dalam karyawan produksi yang
aktivitasnya? belum mengetahui atau
mendapatkan salinan
Jika Ya :
_ _ kebijakan pengendalian
Periksalah kebijakan tersebut dalam kualitas, hal ini
menghasilkan produk yang sesuai dengan dikarenakan salinan
kebijakan hanya dimiliki
standar spesifikasi produk.
_ X oleh pimpinan
Jika Tidak : departemen sehingga
Telusuri dasar kebijakan yang digunakan Karyawan yang terkait
langsung dengan proses
dalam menghasilkan produk sesuai dengan
produksi tidak
standar yang telah ditetapkan mengetahui secara pasti
mengenai kualitas setiap
produk yang ingin
dicapai oleh perusahaan
10. Adakah prosedur tertulis tentang pengelolaan stok Perusahaan tidak
untuk memastikan bahwa barang yang diproduksi membuatkan prosedur
tertulis pengelolaan stok
pertama dijual terlebih dahulu ?
barang yang akan dijual,
Jika Ya : biasanya barang yang
Periksalah kecukupan prosedur tersebut dan ketaatan _ _ akan dijual diambil dari
barang yang ditumpuk
penerapannya
paling atas karena
Jika Tidak : memudahkan pekerjaan
Telusuri praktek pengeluaran produk yang terjadi di _ X
perusahaan
Diaudit oleh : Jawaban Catatan : di-riview oleh :
ya Tidak Perlu diadakan nya audit lanjutan
(........................) (.......................)
Tgl : 02 November 2019 5 5 Tgl....................

PROGRAM KERJA AUDIT LANJUTAN


Nama Perusahaan : PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (Dahulu PT
Periode Audit No. KKA
Holcim Indonesia Tbk)
Program yang diaudit : Manajemen bidang Produksi November 2019 01

Nomor Pelaksanaan Langkah-Langkah Kerja


Temuan yang Dikembangkan dan Langkah Kerja Audit Waktu yang
Temuan LK Dilaksanakan Oleh
Diperlukan
1. Tujuan Audit Lanjutan:
Untuk menilai apakah PT Solusi Bangun Indonesia memiliki
perencanaan produksi tiap tahunnya ?
Untuk menilai adakah standar yang telah ditetapkan PT Solusi
Bangun Indonesia dalam merencanakan produksi tahunan ?
Untuk menilai pakah rencana produksi PT Solusi Bangun
Indonesia telah didukung dengan tersedianya bahan baku untuk
proses produksi ?
Untuk menilai apakah penggunaan peralatan dalam produksi di PT
Solusi Bangun Indonesia telah dilakukan sesuai prosedur ?
Untuk menilai adakah kebijakan untuk kualitas hasil produksi
dalam PT Solusi Bangun Indonesia ?
Untuk menilai adakah prosedur tertulis pengelolaan stok hasil
barang produksi ?
Judul Temuan:
2.
- PT Solusi Bangun Indonesia melakukan perencanaan
produksi tiap tahunnya
- PT Solusi Bangun Indonesia memiliki Perencanaan target
produksi masih kurang efektif
- PT Solusi Bangun Indonesia memiliki Perencanaan bahan
baku masih kurang efisien
- PT Solusi Bangun Indonesia Tidak memiliki instruksi
tertulis mengenai pemeliharaan dan perawatan peralatan
produksi.
- PT Solusi Bangun Indonesia memiliki kebijakan kualitas,
akan tetapi Salinan kebijakan kualitas tidak diberikan
kepada semua karyawan produksi yang terkait.
- PT Solusi Bangun Indonesia Tidak memiliki prosedur
tertulis pengelolaan stok untuk memastikan barang
produksi pertama dijual terlebih dahulu.

Langkah Kerja :
Memperoleh informasi mengenai apakah perusahaan memiliki
perencanaan produksi tiap tahunnya. Ade, Anggi, Yuni 2 Hari
1. (Anggota Tim)
3. Memperoleh informasi mengenai standar yang telah ditetapkan
perusahaan dalam merencanakan produksi tahunan. Misro, Farida
2 Hari
2. Mengevaluasi apakah rencana produksi telah didukung dengan (Anggota Tim)
3. tersedianya bahan baku untuk proses produksi. Fadhila, Indah, Dessy
2 Hari
Mengevaluasi bagaimana cara penggunaan dan perawatan dari (Anggota Tim)

4. peralatan yang digunakan untuk proses produksi pada PT Solusi Ade, Anggi, Yuni
Bangun Indonesia (Anggota Tim)
Menganalisis adanya kebijakan kualitas produk dan pengetahuan
5. karyawan atas kebijakan kualitas produk Misro, Farida
Manganalisis bagaimana mengelola hasil produksi sehingga (Anggota Tim)
mengetahui kondisi stok hasil produksi Fadhila, Indah, Dessy
6.
Membuat simpulan audit. (Anggota Tim)
7.
DAFTAR TEMUAN DAN REKOMENDASI

Nama Instansi : PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (Dahulu PT Holcim


Periode Audit No. KKA
Indonesia Tbk)
Program Yang Diaudit: Temuan dan Rekomendasi November 2019

Komentar
NO. Kondisi Kriteria Penyebab Akibat Manajemen Tanggapan Auditor Rekomendasi
Perusahaan
1. Setiap produk Seharusnya tidak Terjadinya produk semen Kondisi produksi Sebaiknya
yang akan ada terjadinya kegagalan produk tersebut tidak PT Solusi Bangun peralatan yang ada
diproduksi kegagalan produk yang dihasilkan dapat dijual Indonesia Tbk harus
memiliki standar
dalam memenuhi karena tidak kepasaran berdasarkan temuan dimaksimalkan
spesifikasi produk
masing-masing standar sesuai dengan sehingga adanya yang ada yakni penggunaannya
yang harus spesifikasi spesifikasi produk pengerjaan ulang terjadi beberapa kali Dan takaran dari
dicapai atau telah sehingga tidak sehingga terhadap produk kegagalan produk tiap-tiap bahan
dinyatakan lulus terjadi pengerjaan dilakukan tersebut. dan perlu pembuatan semen
uji akhir ulang yang pengerjaan ulang Pengerjaan ulang pengendalian
sehingga produk harus konsisten .
mengakibatkan terhadap produk terhadap produk produksi yang lebih
tersebut siap agar
pemborosan gagal tersebut. gagal inilah yang baik lagi agar tidak
dijual ke pasaran. menghasilkan
Ternyata ada bahan baku dan Seringkali produk berdampak terjadi pemborosan produk semen
beberapa waktu. yang dihasilkan adanya bahan baku. dengan kualitas
produk yang terlalu banyak pemborosan yang terbaik.
gagal atau tidak mengandung bahan baku dan Dengan demikian,
memenuhi pasir sehingga waktu.
standar kualitas diharapkan
bahan utama nya
produk sehingga mengurangi
yaitu batu kapur
harus dilakukan kemungkinan
pengerjaan ulang yang di gunakan adanya kegagalan
75 % hanya di
yang gunakan 60 % produk yang
mengakibatkan dan hal berujung pada
adanya inilah yang pengerjaan ulang
pemborosan
menjadi indikasi produk.
bahan baku dan
produk tersebut
waktu.
gagal dan perlu
dilakukan
pengerjaan ulang
2. PT Solusi Bangun Seharusnya Perusahaan Ada beberapa rencana induk Sebaiknya
Indonesia Tbk perusahaan dalam kurang cermat bahan baku yang produksi dalam perencanaan
dalam penentuan dalam menumpuk di menetapkan bahan baku dapat
merencanakan
bahan baku yang merencanakan gudang perencanaan bahan lebih dicermati
akan digunakan pembelian bahan bahan baku yang penyimpanan baku masih kurang lagi dengan
masih kurang baku dibutuhkan dalam yang efisien dikarenakan melakukan
efisien, hal ini proses produksi. mengakibatkan masih terdapat bahan
harus lebih evaluasi
dikarenakan Terjadi adanya baku yang pembelian bahan
adanya memperhatikan ketidaksesuaian pemborosan stoknya masih baku tiap harinya
bahan baku apa banyaknya tempat dan tidak banyak tetapi
beberapa bahan dan melihat stok
bahan baku efisiennya penggunaannya
baku yang yang lebih banyak
dengan penggunaan sedikit, terdapat persediaan bahan
kelebihan stok digunakan pemakaiannya. bahan baku kapasitas baku yang
dan
dalam membuat tersebut. menganggur terdapat digudang
penggunaannya serta rapat
relatif produk semen
penentuan
sedikit. Hal ini (bahan baku bahan baku
mengakibatkan utama) dengan dengan beberapa
adanya bahan
pertimbangan- departemen yang
baku yang terkait
pertimbangan
mengganggur yang matang akan (departemen
atau menumpuk setiap kebutuhan produksi,
di gudang bahan pemasaran dan
penyimpanan. penjualan).
baku yang
Dengan demikian,
dibutuhkan dan diharapkan
melihat meminimalisasi
pemakaian aktual kemungkinan
terjadinya
dari tahun ke
penumpukan
tahun bahan baku di
sehingga dapat
gudang.
digunakan secara
efisien.
3. Tidak adanya Seharusnya di Tidak adanya Dengan tidak Perusahaan tidak Sebaiknya
instruksi tertulis setiap peralatan prosedur tertulis adanya prosedur memiliki instruksi ditetapkan dan
mengenai memiliki yang dibuat atau tertulis maka tertulis atau prosedur dibagikan
pemeliharaan dan
prosedur tertulis ditetapkan oleh karyawan seakan tertulis dalam prosedur tertulis
perawatan
peralatan pemeliharaan perusahaan. Hal tidak pemeliharaan dan kepada setiap
produksi. dan perawatan ini dikarenakan peduli untuk jadwal perawatan karyawan yang
sehingga mungkin merawat dan setiap peralatan. terkait langsung
karyawan pimpinan memelihara Sehingga dengan proses
mengetahui kapan beranggapan peralatan karyawan tidak produksi sehingga
waktu dan bahwa produksi yang mengetahui secara
bagaimana cara pemeliharaan dan digunakan. pasti untuk merawat peralatan dapat
merawat dan perawatan Walaupun dengan atau membersihkan digunakan secara
memelihara peralatan adanya setiap peralatan efektif dan efisien.
peralatan yang produksi dapat pemberitahuan produksi (intensitas Dapat juga
ada sehingga diberitahukan secara lisan dapat perawatan dan ditempelkan
dapat menjaga secara lisan dari terjadinya pemeliharaan dibagian sisi
umur ekonomis manajer produksi kemungkinan peralatan). setiap peralatan
peralatan yang ke karyawan penyimpangan sehingga
ada. produksi. atau kesalahan karyawan dapat
Sehingga tidak dalam membacanya
diperlukan pemeliharaan dan dengan seksama.
prosedur secara perawatan
tertulis karena peralatan
pemberitahuan produksi yang
secara lisan dapat merusak
dirasa cukup peralatan yang
memadai. ada.
4. Perusahaan Perusahaan harus Tidak adanya Dengan tidak terdapat beberapa Sebaiknya setiap
memiliki salinan memberikan pembagian adanya salinan karyawan produksi karyawan yang
kebijakan kualitas informasi yang salinan kebijakan kebijakan kualitas yang belum berkaitan
tetapi salinan
sama mengenai kualitas yang yang dipegang mengetahui atau langsung dengan
tersebut
hanya diberikan standar diberikan oleh mendapatkan salinan proses
satu pada setiap kualitas setiap kepada setiap kebijakan
setiap karyawan produksi
departemen yang produk kepada karyawan pengendalian
yang diberikan salinan
mengakibatkan setiap karyawan produksi yang kualitas, hal ini
berhubungan kebijakan kualitas
adanya kesalahan produksi yang terkait langsung dikarenakan salinan
informasi. langsung dengan sehingga ada
terkait dalam proses kebijakan hanya
Karyawan yang produksi pengawasan
langsung dengan produksi. Hal ini dimiliki oleh
terkait langsung atau pengendalian
dengan proses produksi. dikarenakan mengakibatkan pimpinan
Dengan begitu, setiap departemen departemen sehingga yang mampu
proses produksi kemungkinan
tidak mengetahui karyawan mampu terutama Karyawan yang dilakukan selama
adanya kegagalan
secara pasti mengawasi departemen produk. Hal ini terkait langsung proses produksi.
mengenai kualitas jalannya proses produksi hanya dikarenakan dengan proses
setiap Dengan adanya
produksi agar memiliki satu karyawan yang produksi tidak
produk yang ingin salinan yang
mengurangi salinan kebijakan tidak mengetahui mengetahui secara
dicapai oleh dipegang oleh
perusahaan. adanya kualitas. mengenai pasti mengenai karyawan
kemungkinan masalah kualitas kualitas setiap produksi
kegagalan produk produk yang ingin
sehingga dicapai oleh memungkinkan
kurangnya perusahaan tidak terjadinya
pengawasan kegagalan produk.
terhadap produk.

5. Perusahaan tidak Seharusnya Tidak adanya Dengan tidak Perusahaan tidak Seharusnya
membuatkan dibuatkan prosedur adanya prosedur membuatkan dibuatkan dan
prosedur tertulis prosedur tertulis mengenai tertulis tentang prosedur tertulis ditetapkannya
pengelolaan stok
tentang pengelolaan stok. pengelolaan stok pengelolaan stok pengelolaan stok
barang yang akan
dijual, biasanya pengelolaan stok Pimpinan yang akan dijual, barang yang akan atas barang yang
barang yang akan agar tidak terjadi beranggapan yang barang produk dijual, biasanya akan dijual.
dijual diambil penumpukan memudahkan bisa rusak karena barang yang akan Mendahulukan
dari barang yang barang terlalu pekerjaan karyawan ingin dijual diambil dari produk atau
ditumpuk paling banyak dan karyawan barang pekerjaannya barang yang barang yang
atas karena memastikan yang diambil cepat selesai ditumpuk paling atas pertama
memudahkan
produk yang untuk dijual, dalam karena memudahkan diproduksi
pekerjaan
pertama kali dengan memindahkan pekerjaan terlebih dahulu
dibuat untuk memudahkan produk papan dan meletakkan
diperjualkan. pekerjaan semen ke truk produk awal
karyawan waktu pengangut untuk diproses di atas
yang dibutuhkan dijual. Produk produk yang baru
akan efisien. pertama yang
diproduksi sering diproduksi.
diletakkan
dibagian bawah
dan ditumpuki
produk yang
diproduksi
selanjutnya.
Dengan
penumpukan
sesering produk
yang pertama
diletakkan paling
bawah akan
mengalami
kerusakan.
Medan, 02 November 2019

No : 021/KAP/X/2019
Lampiran : 3 eksemplar
Perihal : Laporan Hasil Audit Manajemen

Kepada
Yth, Direktur Utama PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (Dahulu PT Holcim Indonesia Tbk)
di Medan

Kami telah melakukan audit Manajemen bidang produksi di PT Solusi Bangun


Indonesia Tbk (Dahulu PT Holcim Indonesia Tbk) untuk periode tahun 2018. Audit kami
tidak dimaksudkan untuk memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan perusahaan
dan oleh karenanya kami tidak memberikan pendapat atas laporan keuangan tersebut. Audit
kami hanya mencakup bidang produksi yang dimiliki PT Solusi Bangun Indonesia Tbk
(Dahulu PT Holcim Indonesia Tbk). Audit tersebut dimaksudkan untuk menilai ekonomisasi,
efisiensi dan efektivitas. Fungsi produksi yang dilakukan dan memberikan saran perbaikan
atas kelemahan dalam proses produksi yang ditemukan selama audit, sehingga diharapkan di
masa yang akan datang dapat dicapai perbaikan atas kekurangan tersebut dan perusahaan
dapat beroperasi dengan lebih ekonomis, efisien dalam mencapai tujuannya.

Hasil audit kami sajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi :

BAB I : Informasi Latar Belakang


BAB II : Kesimpulan Audit yang Didukung dengan Temuan Audit
BAB III : Rekomendasi
BAB IV : Ruang Lingkup Audit

Dalam melaksanakan audit, kami telah memperoleh banyak bantuan, dukungan, dan
kerja sama dari berbagai pihak yang berhubungan dengan pelaksanaan audit ini. Untuk itu
kami mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang telah terjalin dengan baik ini.

Kantor Akuntansi Publik


Ade Tika dan Rekan

Ade Tika Maulidya


BAB I

Informasi Latar Belakang

PT Solusi Bangun Indonesia Tbk berlokasi di Jl. TB Simatupang No.22-26 Jakarta


12430, didirikan tanggal 15 Juni 1971 yang sekarang dipimpin oleh Lilik Unggul Rahardjo.
PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (“SBI” atau “Perseroan”) sebelumnya dikenal dengan nama
PT Holcim Indonesia Tbk. Perseroan resmi melakukan pergantian nama perusahaan pada 11
Februari 2019 dan telah dinyatakan dalam akta notaris No. 11 tanggal 11 Februari 2019 dari
Notaris Aulia Taufani S.H., yang telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia with dengan keputusan No. AHU-0008550.AH.01.02.TAHUN 2019
tanggal 18 Februari 2019, mengenai perubahan nama PT Holcim Indonesia Tbk menjadi PT
Solusi Bangun Indonesia Tbk. Pergantian nama ini merupakan konsekuensi dari pelepasan
saham Perseroan oleh LafargeHolcim, yang melepas seluruh kepemilikan sahamnya
(80,64%) kepada PT Semen Indonesia (Persero) Tbk melalui anak usahanya, PT Semen
Indonesia Industri Bangunan (SIIB), pada 31 Januari 2019. Dua anak perusahaan Perseroan
juga berganti nama: PT Holcim Beton menjadi PT Solusi Bangun Beton, sedangkan PT
Lafarge Cement Indonesia menjadi PT Solusi Bangun Andalas.

VISI PT Solusi Bangun Indonesia : Menjadi Perusahaan Penyedia Solusi Bahan


Bangunan Terbesar di Regional. MISI PT Solusi Bangun Indonesia : • Berorientasi pada
kepuasan pelanggan dalam setiap inisiatif bisnis, • Menerapkan standar terbaik untuk
menjamin kualitas, • Fokus menciptakan perlindungan lingkungan dan tanggung jawab sosial
yang berkelanjutan, • Memberikan nilai tambah terbaik untuk seluruh pemangku
kepentingan, • Menjadikan sumber daya manusia sebagai pusat pengembangan perusahaan
Perseroan beroperasi secara komersial tahun 1975, dimana produk-produknya
dipasarkan di dalam dan luar negeri. Sebagai salah satu perusahaan semen terbesar di
Indonesia, SBI mengoperasikan jaringan terintegrasi pasokan bahan bangunan domestik yang
mencakup distributor, pengecer, ahli bangunan, dan solusi bernilai tambah. Perseroan juga
memiliki bisnis terintegrasi untuk semen, beton siap-pakai, agregat, dan pengelolaan limbah.
Perseroan berdomisili di Jakarta dan memiliki empat pabrik di Narogong (NAR) di Provinsi
Jawa Barat, Cilacap (CIL) di Provinsi Jawa Tengah, Tuban (TUB) di Provinsi Jawa Timur
dan Lhoknga (LHO) di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (melalui operasional dari anak
perusahaannya, PT Solusi Bangun Andalas). Keberadaan Perseroan di Sumatra diperkuat
dengan terminal semen di Lampung serta gudang semen baru di Palembang. Total kapasitas
pabrik mencapai 14,5 juta ton semen.

Tujuan didirikannya PT Solusi Bangun Indonesia Tbk adalah untuk menciptakan


inovasi sebagai solusi dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Produk yang
dihasilkan perusahaan
1. Semen dan Klinker
2. Beton Siap Pakai (RMX)
3. Agregat

4. Unit Pengelolaan Limbah (UPL)

Susunan Direksi PT Solusi Bangun Indonesia Tbk adalah sebagai berikut :

Manufacturing Director : Lilik Unggul Rahardjo


AFR Division Manager : Budi Yuliadi
Corporate Environment & Sustainability Manager : Oepoyo Prakoso
Corporate Project Management & Engineering Division Manager : Abdul Kayi
Corporate Manufacturing Optimization Division Manager : Vacant
Corporate Quality Control Area Head : Mulyadiarto
Performance Management & EVE Area Head : Priyatno
Finance Group Head : Erwin Sarlin
ACM Group Head : Juhans Suryantan
Sales Group Head : Giri Prabowo
Marketing Group Head : Johanna Nathalia Daunan
Logistics & Supply Chain Group Head :Wahyu Purnomo

Sedangkan tujuan dilakukannya audit adalah untuk :

1. Menilai perencanaan produksi yang ditetapkan oleh PT Solusi Bangun Indonesia Tbk
telah efektif, efisien dan ekonomis serta mengevaluasi pencapaian tersebut.

2. Menilai proses produksi pada PT Solusi Bangun Indonesia Tbk telah berjalan sesuai
dengan perencanaan produksi sehingga dapat tercapai efektifitas dan efisiensi dalam
produksi.

3. Memberikan berbagai saran perbaikan atas kelemahan fungsi produksi yang ditemukan.
Bab II

Kesimpulan Audit

Berdasarkan temuan (bukti) yang kami peroleh selama audit yang kami lakukan, kami dapat
menyimpulkan sebagai berikut.

Kondisi:

1. Perencanaan produksi PT Solusi Bangun Indonesia Tbk masih kurang efisien, ada
beberapa produk yang gagal atau tidak memenuhi standar kualitas produk sehingga
harus dilakukan pengerjaan ulang yang mengakibatkan adanya pemborosan bahan
baku dan waktu.
2. PT Solusi Bangun Indonesia Tbk dalam penentuan bahan baku yang akan digunakan
masih kurang efisien, hal ini dikarenakan adanya beberapa bahan baku yang kelebihan
stok dan penggunaannya relative sedikit. Hal ini mengakibatkan adanya bahan baku
yang mengganggur atau menumpuk di gudang penyimpanan.
3. Tidak adanya instruksi tertulis mengenai pemeliharaan dan perawatan peralatan
produksi.
4. Perusahaan memiliki salinan kebijakan kualitas tetapi salinan tersebut hanya
diberikan satu pada setiap departemen yang mengakibatkan adanya kesalahan
informasi. Karyawan yang terkait langsung dengan proses produksi tidak mengetahui
secara pasti mengenai kualitas setiap produk yang ingin dicapai oleh perusahaan.
5. Perusahaan tidak membuatkan prosedur tertulis pengelolaan stok barang yang akan
dijual, biasanya barang yang akan dijual diambil dari barang yang ditumpuk paling
atas karena memudahkan pekerjaan

Kriteria:

1. Seharusnya tidak ada terjadinya kegagalan produk dalam memenuhi standar


spesifikasi sehingga tidak terjadi pengerjaan ulang yang mengakibatkan pemborosan
bahan baku dan waktu.
2. Seharusnya perusahaan dalam merencanakan pembelian bahan baku harus lebih
memperhatikan bahan baku apa yang lebih banyak digunakan dalam membuat produk
semen (bahan baku utama) dengan pertimbangan-pertimbangan yang matang akan
setiap kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan dan melihat pemakaian aktual dari
tahun ke tahun sehingga dapat digunakan secara efisien.
3. Seharusnya di setiap peralatan memiliki prosedur tertulis pemeliharaan dan perawatan
sehingga karyawan mengetahui kapan waktu dan bagaimana cara merawat dan
memelihara peralatan yang ada sehingga dapat menjaga umur ekonomis peralatan
yang ada.
4. Perusahaan harus memberikan informasi yang sama mengenai standar kualitas setiap
produk kepada setiap karyawan produksi yang terkait langsung dengan proses
produksi. Dengan begitu, karyawan mampu mengawasi jalannya proses produksi agar
mengurangi adanya kemungkinan kegagalan produk
5. Seharusnya dibuatkan prosedur tertulis tentang pengelolaan stok agar tidak terjadi
penumpukan barang terlalu banyak dan memastikan produk yang pertama kali dibuat
untuk diperjualkan.

Penyebab:

1. Terjadinya kegagalan produk yang dihasilkan karena tidak sesuai dengan spesifikasi
produk sehingga dilakukan pengerjaan ulang terhadap produk gagal tersebut.
Seringkali produk yang dihasilkan terlalu banyak mengandung pasir sehingga bahan
utama nya yaitu batu kapur yang di gunakan 75 % hanya di gunakan 60 % dan hal
inilah yang menjadi indikasi produk tersebut gagal dan perlu dilakukan pengerjaan
ulang

2. Perusahaan kurang cermat dalam merencanakan bahan baku yang dibutuhkan dalam
proses produksi. Terjadi ketidaksesuaian banyaknya bahan baku dengan
pemakaiannya.

3. Tidak adanya prosedur tertulis yang dibuat atau ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini
dikarenakan mungkin pimpinan beranggapan bahwa pemeliharaan dan perawatan
peralatan produksi dapat diberitahukan secara lisan dari manajer produksi ke
karyawan produksi. Sehingga tidak diperlukan prosedur secara tertulis karena
pemberitahuan secara lisan dirasa cukup memadai.

4. Tidak adanya pembagian salinan kebijakan kualitas yang diberikan kepada setiap
karyawan produksi yang terkait langsung dalam proses produksi. Hal ini dikarenakan
setiap departemen terutama departemen produksi hanya memiliki satu salinan
kebijakan kualitas.

5. Tidak adanya prosedur mengenai pengelolaan stok. Pimpinan beranggapan yang


memudahkan pekerjaan karyawan barang yang diambil untuk dijual, dengan
memudahkan pekerjaan karyawan waktu yang dibutuhkan akan efisien.

Akibat:

1. Produk semen tersebut tidak dapat dijual kepasaran sehingga adanya pengerjaan
ulang terhadap produk tersebut. Pengerjaan ulang terhadap produk gagal inilah yang
berdampak adanya pemborosan bahan baku dan waktu.
2. Ada beberapa bahan baku yang menumpuk di gudang penyimpanan yang
mengakibatkan adanya pemborosan tempat dan tidak efisiennya penggunaan bahan
baku tersebut.
3. Dengan tidak adanya prosedur tertulis maka karyawan seakan tidak peduli untuk
merawat dan memelihara peralatan produksi yang digunakan. Walaupun dengan
adanya pemberitahuan secara lisan dapat terjadinya kemungkinan penyimpangan atau
kesalahan dalam pemeliharaan dan perawatan peralatan produksi yang dapat merusak
peralatan yang ada.
4. Dengan tidak adanya salinan kebijakan kualitas yang dipegang oleh setiap karyawan
yang berhubungan langsung dengan produksi mengakibatkan kemungkinan adanya
kegagalan produk. Hal ini dikarenakan karyawan yang tidak mengetahui mengenai
masalah kualitas sehingga kurangnya pengawasan terhadap produk.
5. Dengan tidak adanya prosedur tertulis tentang pengelolaan stok yang akan dijual,
barang produk bisa rusak karena karyawan ingin pekerjaannya cepat selesai dalam
memindahkan produk papan semen ke truk pengangut untuk dijual. Produk pertama
yang diproduksi sering diletakkan dibagian bawah dan ditumpuki produk yang
diproduksi selanjutnya. Dengan penumpukan sesering produk yang pertama
diletakkan paling bawah akan mengalami kerusakan.
Pejabat yang bertanggung jawab:
Manajer Produksi dan Kepala Seksi Produksi
DAFTAR RINGKASAN TEMUAN AUDIT

Kondisi Kriteria Penyebab Akibat

1. Perencanaan Seharusnya tidak ada Terjadinya kegagalan produk semen


produksi PT terjadinya kegagalan produk yang tersebut tidak dapat
produk dalam dihasilkan karena dijual
Solusi Bangun
memenuhi tidak sesuai dengan kepasaran sehingga
Indonesia Tbk standar spesifikasi spesifikasi produk adanya pengerjaan
masih kurang sehingga tidak sehingga dilakukan ulang terhadap
terjadi pengerjaan pengerjaan ulang produk tersebut.
efisien, ada
ulang yang terhadap produk Pengerjaan ulang
beberapa produk mengakibatkan gagal tersebut. terhadap produk
yang gagal atau pemborosan bahan Seringkali produk gagal inilah yang
baku dan waktu. yang dihasilkan berdampak adanya
tidak memenuhi
terlalu banyak pemborosan bahan
standar kualitas mengandung pasir baku dan waktu.
produk sehingga sehingga bahan
harus dilakukan utama nya yaitu batu
kapur yang di
pengerjaan ulang gunakan 75 % hanya
yang di gunakan 60 % dan
mengakibatkan hal
inilah yang menjadi
adanya
indikasi produk
pemborosan tersebut gagal dan
bahan baku dan perlu dilakukan
pengerjaan ulang
waktu.
2. PT Solusi Seharusnya Perusahaan kurang Ada beberapa bahan
Bangun perusahaan dalam cermat dalam baku yang
Indonesia Tbk merencanakan bahan menumpuk di
merencanakan
dalam penentuan baku yang gudang penyimpanan
bahan baku yang pembelian bahan dibutuhkan dalam yang mengakibatkan
akan digunakan baku proses produksi. adanya pemborosan
masih kurang Terjadi tempat dan tidak
harus lebih
efisien, hal ini ketidaksesuaian efisiennya
dikarenakan memperhatikan banyaknya penggunaan bahan
adanya bahan baku apa yang bahan baku dengan baku tersebut.
pemakaiannya.
beberapa bahan baku lebih banyak
yang kelebihan stok digunakan
dan penggunaannya
relatif dalam membuat
produk semen
sedikit. Hal ini
mengakibatkan (bahan baku utama)
adanya bahan baku dengan
yang mengganggur
pertimbangan-
atau menumpuk di
pertimbangan yang
gudang
penyimpanan. matang akan setiap
kebutuhan bahan
baku yang
dibutuhkan dan
melihat pemakaian
aktual dari tahun ke
tahun
sehingga dapat
digunakan secara
efisien.
3. Tidak adanya Seharusnya di setiap Tidak adanya Dengan tidak adanya
instruksi tertulis peralatan memiliki prosedur tertulis prosedur tertulis
mengenai prosedur tertulis yang dibuat atau maka karyawan
pemeliharaan dan
pemeliharaan ditetapkan oleh seakan tidak
perawatan
peralatan produksi. dan perawatan perusahaan. Hal ini peduli untuk
sehingga karyawan dikarenakan merawat dan
mengetahui kapan mungkin pimpinan memelihara
waktu dan beranggapan bahwa peralatan produksi
bagaimana cara pemeliharaan dan yang
merawat dan perawatan peralatan digunakan.
memelihara produksi dapat Walaupun dengan
peralatan yang ada diberitahukan adanya
sehingga secara lisan dari pemberitahuan
dapat menjaga umur manajer produksi ke secara lisan dapat
ekonomis peralatan karyawan produksi. terjadinya
yang ada. Sehingga tidak kemungkinan
diperlukan prosedur penyimpangan atau
secara tertulis karena kesalahan dalam
pemberitahuan pemeliharaan dan
secara lisan perawatan peralatan
dirasa cukup produksi yang dapat
memadai. merusak
peralatan yang ada.
4. Perusahaan Perusahaan harus Tidak adanya Dengan tidak adanya
memiliki salinan memberikan pembagian salinan salinan kebijakan
kebijakan informasi yang sama kebijakan kualitas kualitas yang
kualitas tetapi
mengenai standar yang diberikan dipegang oleh
salinan tersebut
hanya diberikan satu kualitas setiap kepada setiap
produk kepada setiap karyawan produksi setiap karyawan
pada setiap
karyawan produksi yang terkait yang berhubungan
departemen yang
mengakibatkan yang terkait langsung dalam langsung dengan
adanya asimetri langsung dengan proses produksi
informasi. Karyawan proses produksi. produksi. Hal ini
yang terkait mengakibatkan
Dengan begitu, dikarenakan setiap kemungkinan adanya
langsung dengan
proses produksi tidak karyawan mampu departemen terutama kegagalan produk.
mengetahui secara mengawasi jalannya departemen Hal ini dikarenakan
pasti mengenai proses produksi agar produksi hanya karyawan yang tidak
kualitas setiap mengurangi adanya memiliki satu salinan mengetahui
produk yang ingin kemungkinan kebijakan kualitas. mengenai masalah
dicapai oleh kegagalan produk
perusahaan. kualitas

sehingga kurangnya
pengawasan terhadap
produk.
5. Perusahaan tidak Seharusnya Tidak adanya Dengan tidak adanya
membuatkan dibuatkan prosedur prosedur mengenai prosedur tertulis
prosedur tertulis tertulis tentang pengelolaan stok. tentang pengelolaan
pengelolaan stok
pengelolaan stok Pimpinan stok yang akan
barang yang akan
dijual, biasanya agar tidak terjadi beranggapan yang dijual, barang produk
barang yang akan penumpukan barang memudahkan bisa rusak karena
dijual diambil terlalu banyak dan pekerjaan karyawan karyawan ingin
dari barang yang memastikan produk barang yang diambil pekerjaannya cepat
ditumpuk paling yang pertama kali untuk dijual, dengan selesai dalam
atas karena dibuat untuk memudahkan memindahkan
memudahkan
diperjualkan. pekerjaan karyawan produk papan semen
pekerjaan
waktu yang ke truk pengangut
dibutuhkan akan untuk dijual. Produk
efisien. pertama yang
diproduksi sering
diletakkan dibagian
bawah dan
ditumpuki produk
yang diproduksi
selanjutnya. Dengan
penumpukan
sesering produk yang
pertama diletakkan
paling bawah akan
mengalami
kerusakan.
Bab III

Rekomendasi

Hasil audit yang dilakukan menemukan beberapa kelemahan yang harus menjadi perhatian
manajemen di masa yang akan datang. Kelemahan ini dapat dikelompokkan menjadi tiga ,
yaitu :

1. Kelemahan yang terjadi pada perencanaan produksi dimana PT Solusi Bangun


Indonesia Tbk membuat perencanaan produksi akan tetapi tidak terlaksana dengan
baik khususnys dalam pengolahan bahan baku

2. Kelemahan yang terjadi karena tidak diketahuinya pihak karwayan bagaimana cara
menjaga peralatan sehingga peralatan produksi kurang terawatt

3. Kelemahan yang terjadi dalam pendistribuasian hasil produksi

Atas keseluruhan kelemahan yang terjadi, maka diberikan rekomendasi sebagai


koreksi atau langkah perbaikan yang bisa diambil manajemen untuk memperbaiki kelemahan
tersebut.

Rekomendasi:

1. Sebaiknya peralatan yang ada harus dimaksimalkan penggunaannya Dan takaran dari
tiap-tiap bahan pembuatan semen harus konsisten . agar menghasilkan produk semen
dengan kualitas yang terbaik. Dengan demikian, diharapkan mengurangi
kemungkinan adanya kegagalan produk yang berujung pada pengerjaan ulang produk.
2. Sebaiknya perencanaan bahan baku dapat lebih dicermati lagi dengan melakukan
evaluasi pembelian bahan baku tiap harinya dan melihat stok persediaan bahan baku
yang terdapat digudang serta rapat penentuan bahan baku dengan beberapa
departemen yang terkait (departemen produksi, pemasaran dan penjualan). Dengan
demikian, diharapkan meminimalisasi kemungkinan terjadinya penumpukan bahan
baku di gudang.
3. Sebaiknya ditetapkan dan dibagikan prosedur tertulis kepada setiap karyawan yang
terkait langsung dengan proses produksi sehingga peralatan dapat digunakan secara
efektif dan efisien. Dapat juga ditempelkan dibagian sisi setiap peralatan sehingga
karyawan dapat membacanya dengan seksama.
4. Sebaiknya setiap karyawan yang berkaitan langsung dengan proses produksi
diberikan salinan kebijakan kualitas sehingga ada pengawasan atau pengendalian
yang mampu dilakukan selama proses produksi. Dengan adanya salinan yang
dipegang oleh karyawan produksi memungkinkan tidak terjadinya kegagalan produk.
5. Seharusnya dibuatkan dan ditetapkannya pengelolaan stok atas barang yang akan
dijual. Mendahulukan produk atau barang yang pertama diproduksi terlebih dahulu
dan meletakkan produk awal diproses di atas produk yang baru diproduksi.

Keputusan untuk melakukan perbaikan atas kelemahan ini sepenuhnya ada pada
manajemen, tetapi jika kelemahan ini tidak segera diperbaiki kami mengkhawatirkan terjadi
akibat yang lebih buruk pada fungsi produksi PT Solusi Bangun Indonesia Tbk di masa yang
akan datang.
Bab IV

Ruang Lingkup Audit

Sesuai dengan penugasan yang kami terima, audit yang kami lakukan hanya meliputi masalah
Pengendalian bahan baku, pengendalian peralatan produksi, dan pengendalian hasil produksi
oleh PT Solusi Bangun Indonesia Tbk. Audit kami mencakup penilaian atas kecukupan
sistem pengendalian manajemen bidang fungsi produksi yang bertugas memperhatikan
perencanaan proses produksi serta membuat kebijakan tentang penggunaan bahan baku,
penggunaan peralatan produksi dan pengendalian hasil produksi.
Referensi :

Laporan Tahunan PT Solusi Bangun Indonesia Tbk Tahun 2018


Holcim Indonesia. 2015. “PT. Holcim Indonesia Tbk.” www.holcim.co.id.

Anda mungkin juga menyukai