Anda di halaman 1dari 12

IMPLEMENTASI WAREHOUSE MANAGEMENT MENGGUNAKAN

METODE PDCA STUDI KASUS


DI CV. INNOTECH SOLUTION - MALANG
Avisa Radhila
Program Studi Teknik Industri S.1, Institut Teknologi Nasional Malang
Email : avisa.radhila@gmail.com

Abstrak, CV InnoTech solution adalah sebuah perusahaan yang terletak di daerah Singosari,
Malang yang mempunyai karyawan tetap sebanyak 5 orang. Masalah yang ingin diselesaikan pada
perusahaan ini adalah belum adanya warehouse management yang baik Tujuan peneltian yang
ingin dicapai adalah implementasi warehouse management untuk mereduksi idle time pada proses
produksi dengan menggunakan metode PDCA di CV InnoTech Solution. Penelitian ini
menggunakan metode siklus PDCA (Plan-Do-Check-Action) atau dikenal sebagai Siklus
Deming/Shewhart, merupakan pendekatan klasik untuk memecahkan masalah di lingkup Lean.
Selain menggunakan metode PDCA, penelitian ini menggunakan metode systematic layout
planning (SLP), penataan menggunakan 5S, serta pembuatan SOP. Dari hasil penelitian yang
dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa sebelum adanya perbaikan, rata-rata idle time proses
produksi 2 jam 19 menit sedangkan sesudah perbaikan rata-rata idle time produksinya adalah 30
menit. Dengan kata lain bahwa setelah adanya perbaikan idle time turun sebesar 78%.

Kata Kunci : Idle Time, Gudang, PDCA, SLP, 5S, SOP

PENDAHULUAN
Gudang adalah tempat penyimpanan sementara menerapkan continuous improvement adalah
dan pengembalian sediaan untuk mendukung PDCA (Plan-Do-Check-Action).
kegiatan operasi. Menurut Yuliana Kusuma dkk CV InnoTech solution adalah perusahaan
(2017) Pergudangan menjadi suatu hal yang tidak yang terletak di daerah Singosari, Malang yang
bisa terlepas dalam dunia bisnis perdagangan mempunyai karyawan tetap sebanyak 5 orang.
barang, terutama pada barang-barang industri dan Adapun produk yang dihasilkan oleh CV
di bagian produksi. warehouse management InnoTech Solution adalah perancangan dan
merupakan suatu ilmu mengatur penyimpanan dan rekayasa (Perangkat keras dan lunak), fabrikasi
penegeluaran barang pada gudang. Pelaksanaan (manufacturing), instalasi, pemeliharaan, serta
manajemen ini merupakan proses dalam purna jual. Pada proses produksi, instalasi, serta
pengaturan dan pengawasan barang masuk dan pemeliharaan sering sekali proses produksi
keluar. Gudang jelas berpengaruh besar terhadap terhambat. Sebagian besar bahan baku dan alat
perusahaan bahkan tanpa gudang belanja dan baru teridentifikasi jika cacat maupun rusak pada
produksi barang berapapun sulit dikendalikan. saat proses produksi sedang berjalan yang
Penerapan warehouse management yang tepat berakibat menimbulkan Idle Time. Idle Time
dapat meminimalisir biaya yang dikeluarkan oleh adalah waktu ketika suatu proses atau aktivitas
perusahaan. terhenti dikarenakan cuaca, kelalaian manusia,
Menurut Muzran Munizu (2010), Setiap maintenance, dan kecelakaan kerja. Menurut
perusahaan dapat meningkatkan kinerjanya Wawan Widiatmoko dkk, (2013) adanya idle time
melalui perbaikan berkelanjutan. Kualitas dan dalam proses inventori akan mengakibatkan
pengelolaannya selalu dikaitkan dengan aktivitas pengeluaran biaya yang tinggi dalam kaitannya
perbaikan berkelanjutan (continuous dengan perusahaan adalah berdampak pada
improvement) guna memenangkan persaingan. berhentinya proses produksi. Sehingga hal
Salah satu metode problem solving untuk tersebut membuat perusahaan tidak mencapai
profit yang maksimal.
230
Tabel 1 Data Pengamatan Idle Time Pada Proses apa yang akan terjadi di masa mendatang dan
Produksi mempersiapkan sesuatu untuk masa mendatang
tersebut. Sebelum melakukan perencanaan, harus
Hari adanya saran atau sasaran yang pasti, meskipun
Idle Time Penyebab Akibat
Ke- hanya berupa intisari dai sasaran tersebut.
Pengecekan Do dapat diartikan sebagai pengerjaan.
1 jam 43 Dot matriks
1 ulang seluruh
menit LED mati Menurut Mega Ritta Riajeng dkk (2015) Pada
modul LED
Bahan Pencarian bahan tahapan pengerjaan atau implementasi proses ini
2 1 jam Packaging out packaging pada yaitu mengumpulkan data yang dibutuhkan,
of new stock stok bekas mengkonversi data, menaksirkan informasi dan
Pengecekan melaporkan serta megkomunikasikan data.
3 jam 8 Dot matriks
3 ulang seluruh Check dapat diaritikan mengecek. Menurut
menit LED mati
modul LED Putra Rizky Zakaria (2014) Tahap Check adalah
Bahan frame Pencarian bahan tahap pemeriksaan dan peninjauan ulang serta
2 jam 12
4
menit
out of new frame pada stok mempelajari hasil – hasil dari penerapan ditahap
stock bekas Do. Melakukan perbandingan antara hasil actual
Pencarian yang dicapai dengan target yang ditetapkan dan
Komponen bahan
2 jam 3 juga ketepatan jadwal yang telah ditentukan.
5 mekanik out of penunjang
menit
new stock pada stok
Action adalah menindaklanjuti. Menurut
bekas Putra Rizky Zakaria (2014) Tahap Action adalah
Pengecekan tahap untuk mengambil tindakan yang seperlunya
3 jam 35 Dot matriks terhadap hasil – hasil dari tahap check. Terdapat 2
6 ulang seluruh
menit LED mati jenis tindakan yang harus dilakukan berdasarkan
modul LED
Pencarian hasil yang dicapainya, antara lain :
komponen i. Tindakan Perbaikan (Corrective Action),
mekanik yang yang berupa solusi terhadap masalah yang
2 jam 32 lama karena Komponen dihadapi dalam pencapaian target, tidakan
7
menit layout dan mekanik delay perbaikan ini perlu diambil jika hasilnya
penataan
tidak mencapai target yang telah
gudang yang
kurang baik direncanakan.
Sumber : Hasil Observasi di CV InnoTech Solution ii. Tindakan Standarisasi (Standardization
Action), tindakan untuk men-standarisasi-
kan cara ataupun praktek terbaik yang telah
METODE dilakukan, tindakan standarisasi ini
dilakukan jika hasilnya mencapai target
Siklus Plan-Do-Check-Action atau yang yang telah direncanakan.
sering disebut siklus PDCA adalah bagian dari
continuous improvement yang di cetuskan oleh W.
Edwards Deming. Menurut Umi Nurillah (2017)
Roda Deming menekankan perlunya interaksi
berkesinambungan antara riset, desain, produksi
dan penjualan. Sebaliknya siklus PDCA
menegaskan bahwa setiap tindakan manajemen
dapat disempurnakan dengan cara menerapkan
urutan kerja secara hati-hati : plan, do, check,
action.
Plan sendiri mempunyai arti merencanakan
atau perencanaan. Menurut John Warman (2012)
Perencanaan adalah suatu proses memperkirakan

231
Gambar 1. Siklus PDCA (Deming pada kutipan buku 8. Modifying Constraints & Practical
Fandy T. dan Anatasia D. (2017)) Limitations (Modifikasi Layout Berdasarkan
Pertimbangan Praktis)
9. Develop Layout Alternatives ( Membuat
Alternatif Tata Letak)
10. Evaluation (Evaluasi)

Gambar 2. Kerangka Berfikir


Gambar 3. Prosedur Systematic Layout
Dapat dilihat dari gambar 2 bahwa Planning
penyelesaian akar masalah yang timbul pada Sumber : Buku Ajar Perancangan Tata Letak
perusahaan menggunakan Systematic Layout Fasilitas Program Studi Teknik Industri UWP
Planning, 5S, serta SOP.
Systematic layout planning (SLP) ini
dicetuskan oleh Richard Muther. Adapun 5S diartikan Seiri (pemilihan),
beberapa langkah yang digunakan dalam SLP Seiton(penataan), Seiso (pembersihan), Seiketsu
yaitu : (pemantapan) dan Shitsuke (pembiasaan). 5S
1. Input Data (Pengumpulan Data Masukan adalah suatu metode yang berperan pada penataan
danAktivitas) dan pemeliharaan wilayah kerja secara intensif
2. Flow of Material (Aliran Material) dan terus menerus.
3. Activity Relationship (Analisa Hubungan Standart Operating Procedure (SOP)
AktivitasKerja) - ARC adalah suatu ketentuan ataupun peraturan untuk
4. Relationship Diagram (Menyusun Diagram mejaga konsistensi dalam bekerja ataupun dalam
Hubungan)– ARD melakukan sesuatu. Menurut Purnamasari (2015),
5. Space Requiremant (Luas Ruang yang SOP adalah prosedur kerja yang dibuat secara
Dibutuhkan) detail dan terperinci bagi semua karyawan untuk
6. Space Available ( Pertimbangan Terhadap mekalsanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya
Luas Ruang Yang Tersedia) sesuai dengan misi, visi, dan tujuan suatu
7. Space Relationship Diagram (Pembuatan lembaga, instansi, atau perusahaan.
Diagram Hubungan Ruangan)
232
HASIL DAN PEMBAHASAN Karena nilai N lebih besar dari N’ maka
jumlah data pengamatan dinilai cukup. Setelah itu
Hasil Observasi dilakukanlah test keseragaman data dengan cara
Penentuan Waktu Siklus sebagai berikut :
Untuk menentukan apakah data tersebut
termasuk idle time, maka ditentukan lah waktu
satu siklus. Berikut adalah penentuan waktu satu
siklus :

Tabel 2. Pengamatan Waktu Pencarian


Barang/bahan baku pada Saat
Produktif (Tidak Ada Idle Time)
Pengamatan ke- X X2
1 55 3025
2 50 2500
3 51 2601
4 58 3364
5 57 3249
6 56 3136
7 51 2601
8 52 2704
9 58 3364
10 54 2916
11 55 3025
12 56 3136 Gambar 4. Test Keseragaman Data Pengamatan
13 53 2809 Sumber : Pengolahan Data
14 59 3481 Data dapat dikatakan data pengamatan
15 58 3364 dapat diterima karena data pengamatan tidak ada
Total 823 45275 yang keluar dari batas kendali atas dan batas
Sumber : Hasil Observasi kendali bawah. Maka, dapat dikatakan bahwa
Lalu ditentukanlah waktu satu siklus waktu satu siklus proses produksi adalah
dengan cara sebagai berikut :
54,87 menit.
Gudang Sebelum Perbaikan
Gudang yang berada di CV InnoTech
Solution memiliki luas 6,3 meter dengan panjang
3 meter dan lebar 2,1 meter. Barang-barang yang
Setelah menentukan waktu satu siklus, diletakkan didalam gudang adalah sebagai
dilakukanlah perhitungan untuk mengetahui berikut:
apakah jumlah pengamatan yang dilakukan sudah a. Rak komponen elektronik, yang berisi :
memenuhi syarat (mencukupi) atau masih kurang  Kabel
dapat diketahui dengan cara (menggunakan  Resistor
tingkat Kepercayaan 95% dan k=2) :  Connector
 Saklar
b. Rak komponen mekanik, yang berisi :
 Mur
 Baut
 Klem
 Fisher
233
c. Rak alat dan bahan PCB, yang berisi : Tabel 3. Persentase Terjadinya Masalah di
 Bahan kimia Perusahaan
 Cat Persentase
 PCB Polos Masalah
Terjadinya
d. Rak Screen PCB Masalah di
Perusahaan
e. Barang Jadi, yang berupa Running Text
Manajemen alokasi keuangan gudang
f. Barang setengah jadi, yang berupa Modul 19%
kurang baik
g. Barang sisa proyek Belum ada warehouse management
Adapun layout gudang di CV InnoTech 30%
yang baik
adalah sebagai berikut : Terlambatnya pemesanan material 22%
Tidak tertatanya material dengan baik
16%
di gudang
Tidak ada pengecekan berkala untuk
13%
mengetahui stok dan kualitas material
Sumber : Data Perusahaan CV InnoTech Solution
Setelah mengetahui berapa persentase
sering atau tidaknya masalah terjadi di CV
InnoTech Solution, data diurutkan mulai dari
persentase yang paling tinggi dan presentsenya
dikumulatifkan untuk pembuatan pareto diagram.
 I : Tingkat I  C : Rak Komponen Berikut adalah hasil pengurutan data beserta
 II : Tingkat II Mekanik kumulatifnya :
 P : Pintu  D : Rak Komponen
 A : Rak Alat dan Elektronik 1 Tabel 4. Hasil Pengurutan Data Beserta
Bahan PCB  E : Rak Komponen Kumulatifnya
 B : Rak Screen Elektronik 2 Persentase Terjadinya
PCB  F : Barang Sisa Proyek 1 Masalah di Perusahaan
Masalah
 G : Barang Sisa Proyek 2 Persentase
Persentase
kumulatif
Gambar 5. Layout Gudang Sebelum Diperbaiki Belum ada warehouse
30% 30%
Sumber : Hasil observasi di CV InnoTech management yang baik
Solution Terlambatnya pemesanan
22% 52%
material
Manajemen alokasi
Pengumpulan Data keuangan gudang kurang 19% 71%
Sebelum memasuki pengolahan data, baik
diperlukanlah mengetahui permasalahan yang ada. Tidak tertatanya material
Berikut adalah masalah yang terjadi pada 16% 87%
dengan baik di gudang
perusahaan serta presentase terjadinya masalah: Tidak ada pengecekan
berkala untuk
13% 100%
mengetahui stok dan
kualitas material
Sumber : Pengolahan data

Dari hasil pengurutan data beserta


kumulatifnya dapat dibuat pareto diagram sebagai
berikut :

234
Dari fishbone diagram diatas dapat
diketahui akar masalahnya yaitu :
Tabel 5. Akar Masalah

Variable Akar Masalah

Man Belum adanya SOP


Layout yang kurang efisien dalam
Method gudang
Penataan yang tidak terstruktur
Sumber : Pengolahan data

Gambar 6. Pareto Diagram Pengolahan Data


Sumber : Pengolahan data Plan (Perencanaan)
dapat dilihat pada gambar 4. masalah yang Dalam bagian perencanaan dapat diuraikan
mempunyai presentase tinggi adalah belum beberapa solusi dengan rincian sebagai berikut :
adanya warehouse management yang baik. Maka
dari itu masalah yang akan dibehahi pada Tabel 6. Solusi
penelitian kali ini adalah metode penataan gudang Variable Masalah Solusi
yang baik. Masalah tersebut akan diuraikan Penataan Penataan dengan metode
menggunakan fishbone diagram. Adapun hasil yang tidak 5S (Seiton, Seiri, Seiso,
dari penguraian masalah tersebut menggunakan terstruktur Seiketsu, Shitsuke)
Method
fishbone diagram adalah sebagai berikut : Layout yang
kurang efisien Redesign layout gudang
Man dalam gudang
Sikap karyawan belum menunjang warehouse Belum Pembuatan SOP untuk
belum adanya
Man
management yang baik adanya SOP aktivitas dalam gudang
warehouse Sumber : Pengolahan data
management
Penataan yang buruk yang baik Setelah pembuatan solusi, Solusi tersebut
diberikan kepada perusahaan untuk pemilihan
Metode
solusi mana yang akan dilaksanakan terlebih
Gambar 7. Fishbone Diagram Awal dahulu. Berikut adalah rangking dan pemilihan
Sumber : Pengolahan data solusi oleh CV InnoTech Solution :

Man
Sikap karyawan belum menunjang warehouse
Tabel 7. Pemilihan Solusi
management yang baik
Variable Masalah Solusi Ranking
Belum ada SOP belum adanya
warehouse Layout yang Redesign
management
kurang efisien layout 1
Penataan yang buruk yang baik
dalam gudang gudang
Layout yang kurang efisien dalam Penataan
gudang
dengan
Method
Penataan yang tidak terstruktur metode 5S
Penataan yang 2
(Seiton,
Metode tidak terstruktur
Gambar 8. Fishbone Diagram Akhir Seiri, Seiso,
Sumber : Pengolahan data Seiketsu,
Shitsuke)
Man Belum adanya Pembuatan 3

235
SOP SOP untuk Sumber : Pengolahan Data
aktivitas
dalam
gudang
Setelah Pemilihan solusi dilakukan, maka dibuatlah rencana perbaikan berdasarkan 5W+1H dengan
uraian sebagai berikut :
Tabel 8. Planning Perbaikan (5W + 1H)
What How
Why Where Who
(Apa When (Bagaimana
No (Alasan (Lokasi (Penanggung
penyebab (Kapan) Perbaikan
perbaikan) Perbaikan) Jawab)
masalahnya) Dilakukan)
Layout yang Redesign layout
kurang efisien
Minggu gudang
dalam gudang
ke - 1 & 2 Penataan dengan Dari Perusahaan :
1 Method
Penataan yang November metode 5S (Seiton, Wiratih Yulinda
tidak 2017 sari
Gudang Seiri, Seiso, Seiketsu,
terstruktur
Shitsuke)
Minggu Peneliti :
Belum adanya ke – 3 & 4 Pembuatan SOP untuk Avisa Radhila
2 Man
SOP November aktivitas dalam gudang
2017
Sumber : Pengolahan data

Do (Melaksanakan) 4 Tidak dapat diletakkan berdampingan


Method 5 Harus berjauhan (mengandung bahan
a. Redesign layout gudang yang membahayakan)
Sumber : Hasil wawancara dengan karyawan dan staff
Dalam redesign layout gudang pada penelitian
CV InnoTech Solution
kali ini metode yang digunakan adalah
Systematic Layout Planning (SLP). Prosedur
Setelah merumuskan alasan-alasan derajat
yang pertama dilakukan adalah pembuatan relationship seperti pada tabel 4.8, maka
ARC atau Activity Relationship Chart. Pada dilanjutkan dengan pemberian batasan
design baru untuk gudang kali ini, barang sisa banyaknya relationship berdasarkan jumlah
proyek akan di alokasikan ke tempat lain serta departemen yaitu 10 dengan penjabaran
untuk rak alat dan bahan PCB dan screen PCB
sebagai berikut :
akan dijadikan satu rak. Sebelum memasuki
ARC adanya perumusan alasan-alasan derajat Tabel 10. Batasan Derajat Relationship
relationship dengan karyawan dan staff CV Persen- Jumlah Kode
InnoTech Solution dengan hasil sebagai Kode Keterangan
tase Batasan Warna
berikut : Absolutely
Necessary
A 5% 1
Tabel 9. Perumusan Alasan-Alasan Derajat (Mutlak
Relationship Untuk Redesign Layout Penting)
Gudang CV Innotech Solution Especially
Kode Alasan Important
E 10% 1
(Sangat
1 Membutuhkan area yang sama
Penting)
2 Sangat dapat diletakkan berdampingan Important
3 Dapat diletakkan berdampingan I 15% 2
(Penting)
236
O Ok (Biasa) 20% 2
Unipmortant Tidak
U (Tidak ada -
Penting) batasan
Not Desire Tidak
X (Tidak ada -
diinginkan) batasan
Sumber : Pengolahan Data

Pembuatan ARC untuk redesign layout gudang


di CV InnoTech Solution:
Gambar 10. ARD Redesign Layout Gudang
Sumber : Pengolahan Data
Karena keterbatasan tempat yang digunakan,
maka diputuskan bahwa barang jadi dan
barang setengah jadi akan dijadikan satu rak
dengan hasil modifikasi sebagai berikut :

ID 1 2 3 4 5
Rak Komponen
1
Elektronik
Rak Komponen
2 E
Mekanik
Rak Alat Dan Bahan
3 X X
Pcb
4 Barang Jadi U I X
5 Barang Setengah Jadi U U X A
Gambar 9. ARC Redesign Layout Gudang Gambar 11. Hasil Space Relationship Diagram
Modifikasi Redesign Layout
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Gudang
Untuk menentukan penempatan letak lokasi Sumber : Pengolahan Data
departemen yang satu dengan yang lain,
menggambarkan hubungan derajat relationship Dari hasil modifikasi space relationship
antar aktivitas dan membantu perencanaan diagram didapatkan hasil akhir redesign layout
untuk menghubungkan aktivitas secara tepat yang baru, yaitu :
maka digunakanlah Activity Relationship
Diagram atau dapat disebut ARD. Setelah
Melalui Trial and Error di dapatlah hasil ARD
sebagai berikut :

237
mempermudah pengecakan
part yang ada disetiap
departemen
 Pendataan stock
 Pengadaan jadwal
pembersihan part yang ada
Seiso
3 disetiap departemen berkala
(Resik)
 Pengadaan jadwal
pembersihan gudang
 Pengcekan dan perawatan
berkala part yang ada disetiap
Seiketsu departemen
4
(Rawat)  Perawatan pada part khusus
seperti screen PCB beserta
bahan kimia
Shistsuke  Melakukan keseluruhan tahap
5
(Rajin) secara berkala
Sumber : Pengolahan data
Man
Gambar 12. Hasil Redesign Layout Gudang Pembuatan SOP digunakan untuk menjaga
Sumber : Pengolahan Data konsistensi tingkat penampilan kinerja atau
kondisi tertentu dalam melaksanakan sesuatu
b. Penataan dengan menggunakan 5S kerjaan tertentu. Selain itu, sebagai acuan
Untuk penataan menggunakan 5S dimulai dalam pelaksanaan kegiatan tertentu sesama
dari Seiri (Ringkas), Seiton (Rapi), Seiso pekerja. Adapun SOP untuk menjaga
(Resik), Seiketsu (Rawat), dan Shistsuke konsistensi manajemen pergudangan adalah
(Rajin). Adapun pembenahan yang dilakukan sebagai berikut :
dalam tahap seiri di gudang CV InnoTech Tabel 12. SOP Penggunaan Fasilitas pada
Solution adalah : Gudang
Nomor
G-01
Tabel 11. Penataan Gudang Menggunakan 5S SOP
Tanggal
27 /11 / 2017
No Keterangan Pembenahan Pembuatan
 Pengecekan part yang ada Bagian Tanggal
-
disetiap departemen Gudang Revisi
 Pemilahan part yang ada Tanggal
disetiap departemen yang siap Efektif
Seiri
1 pakai dan rusak Disahkan Wiratih
(Ringkas)
 Membuang part yang ada oleh : Yulinda S.
disetiap departemen yang Standart Operating Procedure
sudah tidak bisa digunakan Pengunaan Fasilitas pada Gudang
kembali Peralatan/Perlengkapan :
 Pengkategorian part yang ada a. Form penerimaan barang atau komponen
disetiap departemen b. Form pengambilan barang atau komponen
berdasarkan: c. Form pengembalian barang atau komponen
a. Katalog untuk komponen Uraian Prosedur :
Seiton elektronik 1 Penerimaan barang atau komponen :
2
(Rapi) b. Ukuran untuk komponen - Pengisian form penerimaan barang/komponen
mekanik, alat dan bahan - Unloading barang atau komponen dari packaging
PCB, barang jadi dan
barang setengah jadi
- Penyortiran barang/komponen sesuai klasifikasi
 Pemberian kode untuk - Peletakan barang/komponen sesuai klasifikasi
dan departemen
238
- Pelaporan kepada manajer Tabel 14. Data Pengamatan Idle Time Pada
2 Pengambilan barang atau komponen : Proses Produksi Setelah Diadakan
- Pengisian form pengambilan barang/komponen Perbaikan
- Pengajuan form pengmbilan barang/komponen Hari
Idle Time Penyebab Akibat
kepada manajer Ke-
- Persetujuan pengambilan barang/komponen oleh Pengambilan
manajer Komponen komponen
1 20 menit
elektronik rusak elektronik ke
- Pengambilan barang/komponen di gudang gudang
- Pelaporan kepada manajer Kesalahan Pembenahan
3 Pengembalian barang atau komponen : penginputan penginputan
- Pengisian form pengembalian barang/komponen 2 41 menit
software running software running
- Pengajuan form pengembalian barang/komponen text text
kepada manajer Dot matriks LED Penukaran modul
3 34 menit
- Pengecekan barang/komponen oleh manajer mati LED ke gudang
- Persetujuan pengembalian barang/komponen oleh Bahan Menunggu bahan
4 30 menit
manajer penunjang delay penunjang datang
- Penyortiran barang/komponen sesuai klasifikasi Pemasangan
Penyesuaian
5 26 menit modul dengan
- Pengembalian barang/komponen sesuai
frame tidak pas
frame kembali
klasifikasi dan departemen
Pengambilan
- Pelaporan kepada manajer Komponen komponen
4 Pengecekan diadakan secara berkala dengan waktu 6 21 menit
mekanik kurang mekanik ke
yang telah ditentukan guna memilah part yang siap gudang
pakai dan rusak serta guna mengupdate jumlah Produksi Menunggu
stock. 7 37 menit
packaging delay packaging selesai
5 Barang sisa proyek tidak boleh berada di dalam
Sumber : Hasil Observasi di CV InnoTech Solution
gudang.
Sumber : Pengolahan Data Dilihat dari segi idle time, proses PDCA kali
Check (Evaluasi) ini dapat dikatakan membawa perubahan.
Tahap ini adalah implementasi dari siklus Sebelum adanya perbaikan, rata-rata idle time
check. Pada tahap evaluasi ini dapat mengetahui proses produksi 2 jam 19 menit sedangkan
kelemahan dan kelebihan dari usulan perbaikan. sesudah perbaikan rata-rata idle time
Kelemahan dan kelebihan tersebut nantinya akan produksinya adalah 30 menit.
digunakan untuk pembuatan SOP.
Action (Usulan perbaikan)
Tabel 13. Checklist Perbaikan yang Dilakukan Pada tahap evaluasi dapat diketahui bahwa
Perbaikan Keadaan Pada Saat
adanya beberapa hambatan yaitu
No Variable Telah Perbaikan Dilakukan
Dilakukan Baik Cukup Kurang - Redesign layout gudang tidak bisa sama
Redesign v
persis 100% dengan hasil perhitungan ARD.
layout Hal tersebut dikarenakan luas gudang yang
gudang terbatas.
Penataan v - Pada tahap seiri (ringkas), pembenahan untuk
dengan
1 Method membuang part yang ada disetiap departemen
metode 5S
(Seiton, yang sudah tidak bisa digunakan kembali
Seiri, Seiso, masih belum bisa dilakukan baik dikarenakan
Seiketsu, beberapa part masih akan ada pengecekan
Shitsuke) kembali.
Pembuatan v
2 Man - Pada tahap seiketsu (rawat), pembenahan
SOP
untuk perawatan pada part khusus seperti
Sumber : Hasil observasi di CV InnoTech Solution screen PCB beserta bahan kimia belum bisa

239
dilakukan karena alat dan bahan perawatan 3. Pelaksanaan PDCA untuk masalah
bahan kimia tidak ada. berikutnya
- Dikarenakan masih belum terbiasa dengan
adanya SOP, menyebabkan para karayawan DAFTAR PUSTAKA
dan staff beberapa kali tidak mentaati
peraturan yang ada. Hernadewita, Mohd Nizam Ab. Rahman dan Baba
Lalu perencanaan perbaikan masalah paling Md Deros.” Implementation Of 5-S And
tinggi kedua pada fishbone diagram yaitu Total Quality Management In Indonesian
terlambatnya pemesanan material. Masalah- Smes”. Jurnal Teknik Mesin Vol 6 No. 2,
masalah inilah yang akan dibenahi pada proses Desember 2009, ISSN 1829-8958 (2009)
PDCA selanjutnya, karena proses PDCA adalah
proses yang bersifat Continuous Improvement. Putra Rizky Zakariya. “Perbaikan Mesin Digester
Dan Press Untuk Menurunkan Oil Losses
Di Stasiun Press Dengan Metode PDCA
PEMBAHASAN
(Studi Kasus Di PT. XYZ )”. Jurnal PASTI
Dari hasil penelitian dapat dibuktikan Vol. VIII No. 2, 287-299 (2014)
bahwa TQM khususnya siklus PDCA mampu
menurunkan waste, terbukti pada penelitian Mega Metta Ritajeng, Achmad Bahauddin dan
terdahulu oleh penelitian Putra Rizky Putro Ferro Ferdinant. “Perancangan Model
Zakariya dengan judul Perbaikan Mesin Pengukuran Kinerja Green Supply Chain
Digester Dan Press Untuk Menurunkan Oil Management Berdasarkan Green SCOR
Losses Di Stasiun Press Dengan Metode Dengan Pendekatan PDCA Pada
PDCA ( Studi Kasus Di PT. XYZ ), Perusahaan Baja Hilir”. Jurnal Teknik
persentase rata-rata kehilangan minyak yang Industri Untirta Vol. 3 No. 1 Maret 2015
(2015)
dapat diminimalisasi selama penelitian dari
7.37% menjadi 6.31%. Serta dapat dibuktikan Musran Munize. Praktik Total Quality
pada hasil penelitian ini, bahwa idle time Management (TQM) dan Pengaruhnya
sesudah adanya perbaikan turun sebesar 78%. Terhadap Kinerja Karyawan (studi pada
PT. Telkom Tbk. Cabang Makassar). Jurnal
KESIMPULAN Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 12
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, No. 2 September 2010 : hal. 185-194
diperoleh kesimpulan bahwa implementasi (2010)
warehouse management terbukti mampu
mereduksi idle time pada proses produksi running Tjiptono, Fandy dan Diana, Anastasia. 2017.
text dapat berjalan dengan baik. Dilihat dari “Total Quality Manajemen (edisi revisi).
sebelum adanya perbaikan, rata-rata idle time Yogyakarta : Andi Offset
proses produksi 2 jam 19 menit sedangkan
sesudah perbaikan rata-rata idle time produksinya Tim dosen pengajar Mata Kuliah Perancangan
adalah 30 menit. Dengan kata lain bahwa setelah Tata Leta Fasilitas, Buku Ajar Perancangan
adanya perbaikan idle time turun sebesar 78%. Tata Letak Fasiltas Universitas Wijaya
Putra, 2009.
SARAN
Umi Nurillah. 2017. “Standarisasi Proses
1. Pembelian kelengkapan perawatan setiap part
Produksi Menggunakan Metode Kaizen Di
di dalam departemen gudang agar part yang
CV. Lestari Rasa”
berada dalam gudang dapat terjamin
kualitasnya dan bertahan lama. Warman, John. 2012. “Manajemen Pergudangan”.
2. Pemberian pelatihan kerja terhadap karyawan Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
dan staff.

240
Yuliana Kusuma, Jacky S. B. Sumarauw dan
Shinta J. C. Wangke. “Analisis Sistem
Manajemen Pergudangan Pada CV.
Sulawesi Pratama Manado”. Jurnal EMBA
Vol. 5 No. 2, 602 – 611. Juni 2017 (2017)

Sejati, Bisowarno dkk. “Kronologi Metode Desain


Layout (Tata Letak)” Makalah
Manajemen Oprasional, Universitas Islam
"45" Bekasi, 2013.

241

Anda mungkin juga menyukai