ABSTRACT
PT Madubaru, a company engaged in sugarcane processing, is a sugar and spritus factory located in
the Yogyakarta region. Companies that produce sugar cane with SHS IA quality. Product defects are
often found, resulting in a decrease in quality, therefore quality control is necessary.
The statistical processing control (SPC) method is used to analyze product defects to determine
whether product defects are still within controlled limits, while the failure mode and effect analysis
(FMEA) method is used to determine the failure mode in sugar production.
Based on the identification results, the types of defects are obtained: gravel, melted sugar, wet scrap
sugar, inappropriate color, dirty and ash. The total defect is 3041 kg. The causes of production defects
are from these 5 factors, namely: human factors, work methods, environment, raw materials and
machines used. Failure modes that often occur are non-standard sugar crystal size (BJB greater than
1.10 mm) with an RPN value of 308, refined sugar (ash sugar) with an RPN value of 274.
Keywords: failure mode and effect analysis (FMEA), quality control, statistical processing control
(SPC),
INTISARI
PT Madubaru, perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan tebu, merupakan pabrik gula dan
spritus yang berada di wilayah Yogyakarta. Perusahaan yang memproduksi gula tebu dengan kualitas
SHS IA. Sering ditemukan kecacatan produ, sehingga mengakibatkan penurunan kualitas, oleh sebab
itu perlu dilakukan pengendalian kualitas.
Metode statistical processing control (SPC) digunakan untuk menganalisis kecacatan produk untuk
mengetahui apakah kecacatan produk masih dalam batas terkendali atau tidak, sedangkan metode
failure mode and effect analysis (FMEA) digunakan untuk mengetahui mode kegagalan dalam
produksi gula.
Berdasarkan hasil identifikasi didapat jenis kecacatan: krikilan, melasses sugar, scrap sugar basah,
warna tidak sesuai, kotor dan abu. Jumlah kecacatan sebesar 3041 kg. Penyebab terjadinya
kecacatan produksi dari 5 faktor tersebut, yaitu: faktor manusia, metode kerja, lingkungan, bahan baku
serta mesin yang digunakan. Mode kegagalan yang sering terjadi adalah ukuran kristal gula tidak
sesuai standar (BJB lebih besar dari 1,10 mm) dengan nilai RPN 308, Gula halus (Gula abu) dengan
nilai RPN 274.
Kata Kunci: failure mode and efect analysis (FMEA), pengendalian kualitas, statistical processing
control (SPC),
128 Susetyo, et. al., Pengendalian Kualitas Produk Gula Dengan Metode Statistical Processing
Control (SPC) dan Failure Mode And Efect Analysis (FMEA)
3) Tingkat ketidak sesuaian yang dapat sebagai berikut (Heizer and Berry,
diterima, tujuan dilakukan pengendalian 2006):
suatu proses dapat mengurangi produk a) Menghitung Presentase kerusakan
yang berada di bawah standar
𝑛𝑝
seminimal mungkin. p= … … … … … … … … … … . . . . (1)
𝑛
4) Biaya kualitas sangat mempengaruhi
tingkat pengendalian kualitas dalam Keterangan:
menghasilkan produk, dengan biaya np = Jumlah gagal dalam sub group
kualitas mempunyai hubungan yang n = Jumlah yang diperiksa dalam sub
positif dengan dihasilkannya produk group
yang berkualitas.
3. Produk Rusak atau Cacat b) Garis Pusat/Center Line (CL)
Menurut (Hansen and Mowen, 2001) ∑ 𝑛𝑝
CL = 𝑝̅ = … … … … … … … . . (2)
produk rusak atau cacat adalah produk yang ∑𝑛
tidak memenuhi spesifikasi. Hal ini berarti tidak Keterangan:
sesuai dengan standar kualitas yang telah ∑ 𝑛𝑝 = Jumlah total yang rusak
ditetapkan. ∑ 𝑛 = Jumlah total yang diperiksa
4. Alat Bantu Dalam Pengendalian Kualitas
a. Statistical Processing Control (SPC) c) Batas Kendali Atas/Upper Control
SPC mempunyai tujuh alat-alat statistik Limit (UCL)
utama yang dapat digunakan sebagai alat √𝑝̅ (1−𝑝̅ )
bantu untuk mengendalikan kualitas yaitu: 𝑈𝐶𝐿 = 𝑃̅ + 3 ( 𝑛 ) … … (3)
check sheet, histogram, control chart,
Keteranga :
diagram pareto, diagram sebab akibat,
𝑝̅ = Rata-rata kerusakan produk
scatter diagram dan diagram proses.
1) Lembar pemeriksaan (Check Sheet) n = Jumlah produksi/group
adalah suatu lembar pemeriksaan
merupakan alat pengumpul dan d) Batas Kendali Bawah/Lower Control
penganalisis data yang disajikan dalam Limit (LCL)
bentuk tabel yang berisi data jumlah √𝑝̅ (1−𝑝̅ )
𝐿𝐶𝐿 = 𝑃̅ − 3 ( ) … … … . (4)
barang yang diproduksi dan jenis ketidak 𝑛
130 Susetyo, et. al., Pengendalian Kualitas Produk Gula Dengan Metode Statistical Processing
Control (SPC) dan Failure Mode And Efect Analysis (FMEA)
800 30,00% di luar batas kendali sangat tinggi dan
tidak beraturan, pada peta kendali p (p
25,00%
chart) dapat dilihat masih banyak data
600 yang keluar dari batas kendali. Ada 13
20,00%
sampel yang masih berada di dalam
400 15,00% batas kendali (lower conrol limit) yaitu
P…
pada data nomor 6, 7, 8, 10, 12, 13, 15,
10,00%
16, 18, 21, 22, 24 dan 26. sampel yang
200
5,00% berada di luar batas kendali atas (2, 4,
14, 19, 23, 27 dan 28), sedangkan
0 0,00% sampel yang berada di luar batas
kendali bawah data nonor (1, 3, 5, 9, 11,
17, 20 dan 25), sehingga dapat
Gambar 1. Histogram Jenis Cacat Gula dikatakan bahwa proses tidak terkendali.
Hal tersebut menunjukan tejadi
c. Peta Kendali p (p Chart) penyimpangan yang cukup tinggi
Alat bantu statistik dengan peta kendali sehingga dapat disimpulkan bahwa
p digunakan untuk mengidentifikasi proses produksi di bagian produksi gula
banyaknya kualitas produk yang berada berada dalam keadaan tidak terkendali
di luar batas kendali. Hal tersebut atau masih banyak mengalami
ditunjukkan pada gambar 2, yang penyimpangan.
memperlihatkan bahwa titik yang berada
0,003
0,0028
0,0026
0,0024
0,0022
Proporsi Batas Kendali kualitas Produksi Gula
0,002
0,0018
Proporsi
0,0016
0,0014 UCL
0,0012
CL
0,001
0,0008 LCL
0,0006
0,0004
0,0002
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
banyaknya sampel
kurang perhitungan
Rasa tanggung
jawab kurang
Palung mesin pendingin kristal
Gula mengumpal gula tidak berfungsi dengan
seperti krikilan baik
Penyetingan mesin
tidak pas Kaca pan masakan
retak
Karyawan lalai
KRIKILAN
Bising
Ruangan proses produksi
Tidak menerapkan SOP tidak ada pembatas di
Tata letak pasilitas yang
setiap stasiun kerja.
kurang beraturan
Proses kerengsengan
Stasiun keja sempit
132 Susetyo, et. al., Pengendalian Kualitas Produk Gula Dengan Metode Statistical Processing
Control (SPC) dan Failure Mode And Efect Analysis (FMEA)
Tebu masih muda Tekanan vacum rendah
kurang perhitungan
Abu
Bising
Gula masih encer tidak
bisa terkristal
Udara panas
Penyetingan mesin
tidak pas
Mesin puteran tidak mampu
mengeringkan gula
BASAH
Lingkungan kerja Bising
2. Failure Mode and Efect Analysia (FMEA) ditimbulkan dari ketiga mode kegagalan ini,
Berdasarkan diagram nilai dan frekuensi sangat berpengaruh besar terhadap
RPN didapatkan mode kegagalan yaitu BJB penurunan kualitas produk gula di PG,
Kristal gula lebih dari 1,10 mm, gula halus Madukismo. Hal ini menandakan bahwa
(Abu) dan gula basah mempunyai tinggkat pada proses pembuatan gula kristal putih
kegagalan yang tinggi dan sering terjadi di terdapat mode kegagalan yang harus
bagian proses produksi. Dampak yang dilakukan perbaikan.
134 Susetyo, et. al., Pengendalian Kualitas Produk Gula Dengan Metode Statistical Processing
Control (SPC) dan Failure Mode And Efect Analysis (FMEA)
dan nilai mode kegagalan gula halus Pendekatan Statistical Quality Control
adalah 274. (SQC) Studi Kasus Pada
Perusahaan Roti Rizki Kendari, Jurnal
Manajemen. Dosen Fakultas Ekonomi
DAFTAR PUSTAKA Unhalu.
Besterfield, D. II. 1998. Quality Control. 5th Ed. Haizer, J. & Berry, R,. 2016. Manajemen
New Jersey : Prentice Hall, Inc Oprasi (edisi ke 11) Jakarta,
Crysler, C., 1995. Potetial Failure Mode & Slaemba Empat.
Efact Analysis (FMEA) reference Mitra, A. 1993 Fundamentals Of Quality
manual 2nd edition, ford Motor Control And Improvement. Singapore :
Company. Mac Milan Publishing Co.
Gasperz, V., 2005. Total Quality Montgomery, D. C., 2001. Operation
Management, Jakarta PT. Raja Management Strategy & Analysis,
Grafindo persada. Westley Publishing Comppany Inc.
Hansen & Mowen,. 2001. Ankuntansi Nasution, M. N., 2005. Manajemen Mutu
Manajemen Biaya Jilid2, Jakarta: Terpadu (Total Quality Management)
Salemba. Jakarta: Galia Indonesia.
Hatani, L., 2007. Manajemen Pengendalian Yamit, Z., 2010. Manajemen Kualitas Produk
Mutu Produksi Roti Melalui dan Jasa, Ekonomi Yogyakarta.