Sirwanti
Email: sirwanti89@gmail.com
Pendidikan Matematika, STKIP Muhammadiyah Bone
Jl. Abu Dg. Pasolong No. 62, Watampone, Kode Pos 92716
ABSTRAK
ABSTRACT
The aim of this experiment was to characterize the drying of semi-dry mocaf chips
in the form of drying rate coefficient (k) equations at various temperatures and equilibrium
moisture content. Research on the drying temperature of chips mocaf is still rare.
Improper drying will affect the siege process. The dryer that will be used is a cabinet dryer
with a source of heat from the gas stove. The method used is a Complete Random Design
experiment method with two variable factors, namely drying time and temperature. The
time variables used were 3 levels, namely 1 hour, 2 hours and 3 hours, while the
temperature variables used were also 3 levels, namely 60ºC, 70ºC and 80ºC. The research
Laju Pengeringan Chips Mocaf Menggunakan Cabinet Dryer 230
elongasi yang lebih tinggi, meskipun fisik bahan (Suryanto dkk., 2012). Proses
cooking loss, ketegaran, kelengketan dan perpindahan massa merupakan suatu
kekenyalan tidak berbeda nyata. Taufiq proses yang disebabkan oleh kelembaban
(2004) juga melakukan pengeringan relatif udara pada alat pengering lebih
bahan pangan jagung dengan kisaran rendah dibandingkan dengan kelembaban
suhu 50ºC – 70ºC. Sehingga yang relatif bahan dimana panas yang di
didapatkan yaitu waktu pengeringan yang alirkan diatas permukaan bahan akan
tercepat untuk mencapai kadar air 12% meningkatkan uap air bahan sehingga
w.b dari kadar air ±21% yaitu 57,4 menit tekanan uap air lebih tinggi dibandingkan
dengan suhu 70ºC. Dan laju pengeringan dengan tekanan uap udara ke alat
yang tercepat juga terjadi pada pengering (Rigit dkk., 2013).
pengeringan dengan suhu 70ºC. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian
Proses pengeringan pada dilakukan untuk menganalisis laju
umumnya dapat terjadi melalui tiga pengeringan tepung mocaf menggunakan
periode (Treybal, 1981). Periode pertama, cabinet drayer dengan mengatur waktu
pemanasan pendahuluan atau dan temperatur pengeringan.
penyesuaian suhu bahan yang
dikeringkan, periode kedua adalah METODE PENELITIAN
periode laju tetap atau konstan (constant
Penelitian ini dilakukan pada
rate period), dan periode ketiga adalah
bulan Februari sampai Maret Tahun
periode laju menurun (falling rate period)
2018, bertempat di Laboratorium
(Suryaningsih, 2005). Pada proses
Pengujian Mutu dan Workshop
pengeringan perpindahan panas dan uap
Agroindustri, Politeknik Pertanian Negeri
air secara simultan, memerlukan energi
Pangkep, Sulawesi Selatan. Adapun
panas untuk menguapkan kandungan air
peralatan yang digunakan adalah cabinet
yang dipindahkan dari permukaan bahan
dryer yang telah dilengkapi dengan alat
yang dikeringkan oleh media pengering
pengatur suhu, alat perajang, alat
yang biasanya berupa panas (Suryanto
penghancur, spinner, oven, cawan petri,
dkk., 2012). Terdapat dua peristiwa yang
desikator, neraca analog, neraca digital,
terjadi pada proses pengeringan, yaitu
baskom dan peralatan penunjang
proses perpindahan panas dan proses
pembuatan tepung mocaf lainnya. Bahan
perpindahan massa.
yang digunakan adalah ubi kayu yang
Proses perpindahan panas adalah
diambil dari Desa Lasitae, Kecamatan
suatu proses dimana radiasi matahari
Tanete Rilau, Kabupaten Barru. Bahan
memanaskan udara di lingkungan sekitar
penunjang lainnya adalah BIMO CF
yang kemudian mengikat atau
sebagai starter mocaf, air dan garam.
menguapkan air pada permukaan bahan.
Penelitian ini menggunakan Rancangan
Perpindahan massa berupa uap air dari
Acak Lengkap dengan 2 faktor yaitu lama
permukaan bahan yang tergantung pada
pengeringan dan temperatur pengeringan.
temperatur udara lingkungan,
Taraf lama pengeringan yang digunakan
kelembaban, kecepatan aliran udara, luas
adalah 1 jam, 2 jam dan 3 jam, sedangkan
bidang kontak, tekanan udara dan sifat
Laju Pengeringan Chips Mocaf Menggunakan Cabinet Dryer 232
taraf temperatur yang digunakan adalah yang tercantum pada SNI mocaf
60ºC, 70ºC, dan 80ºC. (BSN, 2011)
(8) Setelah itu masukkan kedalam mesin
Prosedur Penelitian penepung.
Tahapan pembuatan tepung mocaf
yang dilakukan dalam penelitian ini, HASIL DAN PEMBAHASAN
sebagai berikut:
Laju pengeringan merupakan
(1) Siapkan peralatan dan bahan yang
perubahan jumlah kandungan air dalam
diperlukan dalam penelitian ini.
bahan yang diuapkan tiap satuan berat
(2) Kemudian timbang singkong 3
kering dan tiap satuan waktu. Laju
kilogram lalu kupas kulitnya dan
pengeringan dipengaruhi oleh kadar air
timbang.
suatu bahan dimana semakin rendah
(3) Cuci bersih singkong yang telah
kadar air bahan maka semakin rendah
ditimbang kemudian masukkan
laju pengeringannya (Dessy, 2016). Hasil
kedalam mesin pemotong lalu potong
penelitian menunjukkan bahwa
dengan ukuran 1 mm atau 2 mm.
pengeringan chips mocaf pada cabinet
(4) Kemudian timbang kembali lalu cuci
dryer diperoleh kurva laju pengeringan
kembali dengan air bersih lalu
menurun (Gambar 1, 2 dan 3).
rendam pada larutan garam 0,5%
Nilai laju pengeringan dari
selama 10 menit untuk mengurangi
persamaan tersebut dapat diartikan
kadar HCN pada singkong kemudian
sebagai proses penurunan kadar air bahan
timbang kembali.
yang dikeringkan per satuan waktu.
(5) Bersihkan kembali kemudian
Taufiq (2004), menyatakan bahwa
masukkan singkong ke dalam mesin
semakin besar temperatur pengeringan
spinner lalu fermentasi menggunakan
maka laju pengeringan akan semakin
starter mocaf dengan acuan untuk 1
meningkat. Hal tersebut disebabkan
kg ubi menggunakan 1 m3 air dan 1
makin tinggi suhu udara pengering maka
gram starter mocaf.
semakin tinggi energi panas yang dibawa
(6) Setelah proses fermentasi selesai
udara sehingga semakin banyak jumlah
selanjutnya dilakukan penimbangan
massa cairan yang diuapkan dari
kemudian pencucian kembali lalu
permukaan bahan. Nilai koefisien regresi
dilakukan pengurangan kadar air pada
(R2) menunjukkan korelasi yang sangat
mesin spinner dan ukur suhu pada
baik (>0,95) atau bisa dikatakan
tumpukan ubi yang akan dikeringkan
sempurna. Koefisien korelasi positif juga
dan timbang kembali.
menunjukkan bahwa kedua variabel
(7) Setelah itu masukkan kedalam mesin
mempunyai hubungan searah (nilai
pengering dan ambil sampel pertama
variabel x tinggi maka nilai variabel y
untuk diukur kadar air nya. Lakukan
akan mengalami peningkatan juga). Nilai
pengeringan berdasarkan lama dan
koefisien regresi yang mendekati
suhu perlakuan yang diinginkan.
sempurna adalah persamaan laju
Ukur kadar air pada sampel setiap 1
pengeringan pada suhu 70ºC dan 80ºC
jam berdasarkan cara ukur kadar air
dengan nilai 0,99 (Tabel 1).
233 Sushanti dan Sirwanti
bertambahnya waktu dan semakin air berdifusi keluar bahan semakin cepat.
keringnya bahan, yang tersisa adalah air
terikat pada sel-sel bahan sehingga KESIMPULAN DAN SARAN
penurunan kadar air bahan semakin kecil
Berdasarkan hasil yang diperoleh
dan akhirnya konstan (Wijaya, 2007).
dalam penelitian ini, maka dapat
Konstanta laju pengeringan (k)
disimpulkan bahwa temperatur optimal
merupakan besaran yang menyatakan
yang diperoleh adalah 70ºC, sedangkan
tingkat kecepatan massa air untuk
konstanta laju pengeringan puncak
berdifusi keluar meninggalkan bahan.
diperoleh pada suhu 700C. Kadar air
Nilai k dan Me yang diperoleh pada
kesetimbangan sesuai dengan syarat SNI
penelitian ini, pengeringan chips mocaf
(BSN, 2011) yaitu ≤13% pada suhu 70ºC
ditunjukkan pada Tabel 2.
dan 80ºC. Nilai koefisien regresi (R2)
Konstanta laju pengeringan (k)
menunjukkan korelasi yang sangat baik
menunjukkan jumlah uap air yang
(>0,95) atau bisa dikatakan sempurna
dipindahkan setiap menit pada proses
pada suhu 70ºC dan 80ºC. Meskipun R2
pengeringan sehingga nilai k dapat
yang terbaik diperoleh pada suhu 70º-
digunakan sebagai indikator seberapa
80ºC, disarankan dengan temperatur yang
cepat proses pengeringan dapat
optimal yaitu 70ºC.
berlangsung pada suatu bahan (Ummah,
2016). Konstanta laju pengeringan paling
UCAPAN TERIMA KASIH
besar terdapat pada pengeringan chips
mocaf pada temperatur 70ºC. Semakin Penulis mengucapkan terima
kecil nilai k yang dimiliki berarti kasih kepada DRPM Kemristekdikti yang
kecepatan uap air yang berdifusi keluar telah membiayai penelitian ini melalui
bahan semakin lambat. Sebaliknya, skim PDP (Penelitian Dosen Pemula),
semakin besar nilai k maka kecepatan uap sehingga dapat terlaksana dengan baik.
235 Sushanti dan Sirwanti