Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK TAHU

DI PONDOK LABU JAKARTA SELATAN

1Jenji G. A, 2Heni Nastiti, 3Rosali C.S


1,2,3 Fakultas Ekonomi, UPN Veteran Jakarta

jenjiargo@upnvj.ac.id1 rosalisembiring23@gmail.com2 heni_nastiti@yahoo.com3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengendalian kualitas proses produksi tahu
pada Sentra Produk Tahu di Pondok Labu Jakarta Selatan, mengidentifikasikan faktor-
faktor yang menyebabkan kerusakan produksi tahu dan faktor utama yang paling
mempengaruhi kualitas produksi tahu di Pondok Labu Jakarta Selatan serta mengkaji
pengendalian kualitas pada Sentra Produk Tahu tersebut terkendali atau tidak. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara pada Sentra Produk Tahu yang
ditetapkan secara purposif, sedangkan data sekunder sebagai data pendukung. Alat analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Diagram Pareto, Diagram Sebab-Akibat dan
Grafik Kendali/ Statistic Quality Control (SQC) untuk mengetahui apakah hasil proses
produksi tahu masih berada dalam batas kendali. Dari hasil penelitian produksi tahu yang
dihasilkan masih berada dalam batas kendali, faktor yang menyebabkan masalah mutu
yang dihasilkan atara lain, dari pemilihan bahan baku, belum adanya sistem produksi yang
tertulis dan baku yang digunakan, tidak adanya pemeliharaan pada mesin dan peralatan
produksi yang rutin dilakukan, kebersihan ruangan dari asap dan debu, serta ketelitian atau
kehati-hatian tenaga kerja dalam bekerja.

Kata kunci: Kendali mutu, Diagram Pareto, Diagram Sebab-akibat, Grafik Kendali

Abstract

This study aims to determine the quality control of the tofu production process at the Tofu Product
Center at Pondok Labu, South Jakarta, identify the factors that cause damage to tofu production and
the main factors that most influence the quality of tofu production at Pondok Labu, South Jakarta and
examine the quality control at the Product Center The tofu is controlled or not. The data used in this
study are primary data and secondary data. Primary data were obtained through direct observation
and interviews at the Tofu Product Centers which were determined purposively, while secondary data
as supporting data. The analytical tool used in this study is the Pareto Diagram, Cause and Effect
Diagrams and Statistics Quality Control (SQC) to determine whether the results of the tofu
production process are still within control limits. From the research results, the production of tofu
produced is still within the control limits, factors that cause quality problems produced among other
things, from the selection of raw materials, the absence of a written and standardized production
system used, the absence of maintenance on machines and production equipment that is routinely

Analisis Pengendalian Kualitas Produk Tahu di Pondok Labu Jakarta Selatan 87 | PNK
Email: jenjiargo@upnvj.ac.id
carried out , cleanliness of the room from smoke and dust, as well as thoroughness or caution in the
workforce.

Keywords: Control Quality, Pareto diagram, Cause and effect diagram, Control graph

1. PENDAHULUAN Faktor-faktor penting yang ada dalam


kegiatan pengawasan, sangat
Kualitas merupakan salah satu bagian menentukanata mengurangi volume
penting untuk mendaptkan perhatian yang kesalahan dan perbaikan, menjaga dalam
serius bagi manajer dalam menjalankan menaikkan kualitas sesuai standar serta
fungis oprasainya. Di era globalisasi mengurangi keluhan konsumen. Dengan
kompetisi menjadikan kecenderungan adanya pengawasan kualitas perusahaan
dengan proses pengembangan produk yang dapat mempertahankan kelangsungan
lebih murah dan lebih berkualitas jika hidup perusahaan dan dapat menghasikan
dibandingkan dengan produk sebelumnya kualitas yang lebih baik dari pesaing dan
sebagai akibat adanya perubahan yang berusahan untuk menekan biaya pengerjaan
begitu cepat dalam bidang teknologi. ulang.
Produk yang dihasilkan perusahaan Pengawasan pada setiap proses
berfungsi untuk memenuhi kebutuhan sampai dengan produk akhir sangat
konsusmen, konsumen akan merasa puas diperlukan, agar produk yang dihasilkan
jika kebutuhannya terpenuhi dan produk sesuai dengan yang direncanakan.
yang dibeli sesuai dengan kualitas atau Keberhasilan suatu proses akan dinilai pada
spesifikasi. Namun jika tidak sesuai dengan produk akhir oleh konsemen sebagai
harapannya, maka kosumen akan beralih pengguna produk. Dan untuk
kepada produk dengan merk lain dan akan melaksanakan proses produksi, perusahaan
merugikan perusahaan. harus menetapkan standar kualitas yang
Kualitas barang yang dihasilkan, diperoleh dan hasil riset pasar, namun
ditentukan oleh kegiatan yang dilakukan dalam kenyataannya kegitan produksi akan
pada saat awal proses produksi sampai mengalami hambatan, hal ini terermin
barang itu jadi. Agar produk yang adanya produk yang dihasilkan memiliki
dihsilkan memiliki kualitas yang baik, perlu penyimpangan (defective), rusak atau cacat
adanya pengawassan dalam kualitas yang tidak sesuai dengan standar yang teah
produk. Pada kenyataanya sebaik-baiknya ditetapkan Statistic Quality Control (SQC)
kegiatan produksi yang dilakukan sebagai alat pengawasan kualitas produksi
perusahaan tetap dijumai produk yang apakah produk yang dihasilkan masih
rusak atau menyimpang dari standar y ang berada dalam batas-batas control atau tidak
ditetapkan perusahaan. Dan dengan adanya pada proses awal kualitas bahan, proses
kerusakan, akan menyebabkan produk dan produk akhir.
meningkatnya biaya produksi. Berkembangya sektor perekonomian
Pengawasan kualitas adalah usaha di Ibukota Jakart, tak luput dari aktivitas
memastikn apakah kebijakan dalam mutu industri kecil dan menegah yang bergulir di
atau kualitas dapat tercermin dalam hasil dalamnya. Salahsatunya indutri
akhir kualitas sebagai jaminan, dengan kata pengolahan tahu di jalan Haji Kamang
lain pengawasan kualitas merupakan usaha RT.01/RW.010 Kelurahan Pondok Labu,
untuk mempertahankan kualitas dan Kecamatan Cilandak Jaarta Selatan. Hingga
barang-barang yang dihasilkan agar sesuai saat ini kegiatan pengolahan tahu masih
dengan spesifikasi produk yang telah tetap eksis sejak didirikan tahun 2008, alat-
ditetapkan sebelumnya berdasarkan alat yang digunakan masih tradisional,
kebijakasanaan perusahaan. dengan alat pembakarannya menggunakan
kayu bakar. Penggunaan bahan bakar kayu
Analisis Pengendalian Kualitas Produk Tahu di Pondok Labu Jakarta Selatan 88 | PNK
Email: jenjiargo@upnvj.ac.id
akan menjadin arang, sehingga membuat Pondok Labu Jakarta Selatan masih berada
lokasi tempat pembuatan tahu terkesan dalam batas control/ batas kendali.
kumuh. Pengunaan bahan bakar kayu
dalam perebusan bisa mencapai waktu
selama dua jam, dengan terlebih dahulu
dilakukan pencucian dan perendaman
kedelai yang memakan waktu 2 jam. 2. TINJAUAN PUSTAKA
Tahap proses pembuatan tahu
berawal dari perebusan setelah itu Pengendalian mutu adalah semua
dilakukan perendaman kedelai selama 2 jam fungsi atau kegiatan yang harus dilakukan
lalu proses pengilingan jadi bubur, untuk mencapai sasaran perusahaan dalam
dilanjutkan perebusan selama 15 menit, hal mutu barang atau jasa yang diproduksi.
langkah selanjutnya penyaringan diambil Pada Beberapa Perusahaan fungsi ini sangat
ampasnya, ketika sudah menggumpal dan luas dan sering melibatkan banyak
mengendap maka dilanjutkan proses cetak. karyawan, sedangan pada peruahaan ini
"Kedelai yang diolah sehari-hari di sini bisa kadang-kadang hanya terbatas pada
mencapai 9 kwintal (900 kg) yang diolah kegiatan pemeriksaan barang.
menjadi tahu. Standar mutu suatu produk
Didalam ruangan berisi peralatan- disesuaikan dengan selera konsumen.
peralatan memasak seperti panci kukusan Keputusan untuk membeli atau tidak
berukuran besar untuk merebus kedelai dan membeli pada suatu harga tertentu
saringan untuk menyaring sari tahu. Ada didasarkan rasa puas pada produk yang
juga cetakan tahu dan sejumlah kompor bersangkutan. Jadi, manajemen harus
berukuran besar yang diletakkan berderet. memutuskakn karaktristik produk yang
Produksi pembuatan tahu di kawasan akan dihasilkan, dan kemudian mendesain
pondok labu ini beroperasi mulai pukul serta memproduksinya
07.30 WIB hingga menjelang Magrib Pemeriksaan adalah salah satu unsur
Hasil produksi tahun nantinya akan dalam pengendalian mutu, dimana
di kirim ke sejumlah pasar tradisional di perusahaan memerlukan tenaga pemeriksa,
Jakarta Selatan seperti ke Pondok Labu dan karena setiap orang dapat melakuan
Pasar Minggu dan sekitar daerah Jakarta kesalahan, bahan palsu, dan mesin serta
Selatan lainnya. peralatan dapat rusak dikarenakan
Kegiatan produksi tahu yang banyaknya variabel yang masuk dalam
dilakukan tetap dijumpai produk yang proes produksi sehingga pemeriksaan
rusak atau menyimpang dari standar yang merupakan fungsi yang tidak pernah
telah ditetapkan perusahaan. Adanya berhenti.
kerusakan produk akan mengakibatkan Menurut W.Edwards Deming dalam
meningkatnya biaya produksi. Sumayang (2003; 267) Kualitas merupakan
Berdasarkan uraian diatas, agar perbaikan secara terus berkesinambungan
mendapatkan kualitas tahu yang baik, pada sebuah sistem yang stabil, yang
perusahaan perlu melakukan pengendalian menjelaskan bahwa semua sistem
kualitas produk tahu yang bertujuan untuk administrasi, perencanaan, produksi dan
mengetahui kualitas produk tahu yang sistem penjualan harus stabil yang
dihasilkan masih berada dalam batas dibuktikan dengan data-data statistik.
kontrol kendali atau tidak. Kestabilan ini dapat dilihat dari angka
Tujuan penelitian yang penulis variance yang tetap dan terjadi pada angka
lakukan adalah untuk mengetahui kualitas rata-rata yang juga tetap. Perbaikan secara
produk tahu yang dihasilkan di H.Kamang berkesinambungan untuk mengurangi

Analisis Pengendalian Kualitas Produk Tahu di Pondok Labu Jakarta Selatan 89 | PNK
Email: jenjiargo@upnvj.ac.id
penyimpangan dan mendapatkan yang perhatian untuk upaya penyelesaian
lebih baik untuk pemuasan pelanggan. masalahnya.
Total Quality Management (TQM) b. Diagram Air (diagram Proses), sebuah
mengacu pada penekanan kualitas yang diagram yanng menggambarkan
meliputi organisasi keseluruhan, mulai langkah-langkah dalam sebuah proses.
pemasok hingga pelanggan. TQM Diagram alir (flow chart) menyajikan
menekankan komitmen manajemen untuk sebuah proses atau sistem dengan
mendapatkan arahan perusahaan yang terus menggunakan kotak dengan keterangan
ingin meraih keunggulan dalam semua dan garis-garis yang saling
aspek produk dan jasa yang penting bagi berhubungan. Diagram air merupakan
pelanggan.(Heizer dan Render, 2015:307) perangkat yang sanagat baik untuk
Berbagai perangkat dalam mencoba memahami sebuah proses atau
Manajemen Kualitas yang sangat menjelaskan sebuah proses.
bermanfaat dalam upaya TQM, antara lain : Perangkat untuk mengidentifikasi
masalah :
Perangkat untuk menghasilkan ide-ide : a. Histogram, sebuah distribusi yang
a. Lembar Periksa (Check Sheet) adalah mennggambarkan frekuensi
suatu formullir yang dirancanga ntuk kemunculan dari sebuah variabel.
mencatat data. Lembar periksa [frekuensi, distribusi, waktu perbaikan].
membantu analis menentukan fakta b. Diagram Statistical Process Control;
atau pola yang mungkin dapat sebuah diagram dengan waktu-waktu
membantu analisis selanjutnya. sebagai sumbu horizontal untuk
Contohnya, gambar yang menunjukkan menunjukkan nilai-nila dari sebuah
suatu perhitungan jumlah daerah statistik. [ batas kendi atas, nilai sasaran,
dimana cacat terjadi, atau sebuah batas kendalia bawah, waktu].
lembar periksa yang menunjukkan jenis c. Diagram Kendali (control charts) adalah
keluhan pelanggan. representasi grafik dari data-data
b. Diagram Sebar, menunjukkan sejalan dengan waktu yang
hubungan antara dua pengukuran. menunjukkan batas atas dan batas
Contohnya, peta produktivitas dan bawah proses yang ingin kita
kehadiran. Jika kedua hal berkorelasi kendalikan. Diagram kendali dibuat
erat, maka titik-titik datanya akan sedemikian rupa sehingga data baru
membentuk sebuah daerah yang dapat dibandingkan dengan data
sempit, jika hasinya adalah sebuah pola lampau dengan cepat.
yang acak, maka kedua hal tersebut Pengertian Kualitas
tidak berhubungan. Kualitas suatu produk dapat
c. Diagram Sebab Akibat, sebuah memiliki peranan penting didalam
perangkat yang mengidentidikasikan perusahaan, karena dapat memiliki
unsur proses (penyebab) yang simbol kepercayaan yang bernilai di
mempengaruhi suatu hasil, dikenal mata konsumen. Usaha yang telah
dengan diagram tulang ikan (fish-bone dilakukan perusahaan untuk mencapai
chart) yang bentuknya menyerupai nama baik perusahaan itu sendiri
tulang ikan. [Sebab; bahan baku, tergantung dan kualitas produk yang
metode, manusia, mesin. Akibat;] telah dihasilkan.
Perangkat untuk menyusun Data : Menurut Roger G. Schroeder (1995),
a. Diagram Pareto, adalah sebuah metode kualitas didefinisikan sebagai
untuk mengelola kesalahan, masalah “kecocokan penggunaan” berarti bahwa
atau cacat guna membantu memusatkan produk atau jasa memenuhi kebutuhan
pelanggan, artinya bahwa produk itu

Analisis Pengendalian Kualitas Produk Tahu di Pondok Labu Jakarta Selatan 90 | PNK
Email: jenjiargo@upnvj.ac.id
cocok dengan pengguna pelanggan yang mencapai kualitas yang tetap dengan
berkaitan dengan nilai yang diterima biaya rendah. Untuk mengurangi
pelanggan dan dengan kepuasan kerugian karena kerusakan-kerusakan
konsumen. Sedangkan menurut (Assáuri, pemeriksaan atau inpeksi tidak terbatas
2004), kualitas adalah sebagian pada pemeriksaan akhir saja, tapi perlu
kumpulan dan sejumlah sifat-sifat yang juga diadakan pemeriksaan pada barang
sebagian didiskripsikan dalam bentuk yang sedang diproses.
produk atau jasa yang bersangkutan. Pengertian StatisticQuality Control
Pengertian Pengawasan Kualitas (SQC)
Pada perkembangan dunia industri, Statistic Quality Control
kualitas mulai diperhatikan dan merupakan sistem yang dikembangkan
menjadikan suatu hal yang tidak dapat untuk menjaga standar yang uniform
dipisahkan dalam pengendalian dari kualitas hasil produksi, pada tingkat
produksi. Pengawasan kualitas sangat biaya yang minimum dan merupakan
diutamakan oleh perusahaan untuk bantuan untuk mencapai efisiensi
mempertahankan pasar atau menambah perusahaan. Pada dasarnya statistik
pasar perusahaan. quality kontrol merupakan penggunaaan
Menurut Agus Ahyari (1985), metode statistik untuk mengumpulkan
pengertian pengawasan mutu adalah dan menganalisis data dalam
jumlah dan atribut atau sjfas-sifat menentukan dan mengawasi kualitas
sebagaimana dideskripsikan dalam hasil produksi secara efisien.
produk yang bersangkutan, dengan kata Menurut Agus
lain pengawasan kualitas adalah aktivitas Ahyari(1985),statistik quality control ada
untuk menjaga dan mengarahkan agar 2 (dua) hal yang amat menonjol yakni
kualitas produk perusahaan pertama (1) penggunaan diagram (Charts)
dipertahankan sebagaimana yang telah dan prinsip-prinsip statistik dan yang ke
direncanakan. Sedangkan menurut dua (2) tindakan para pekerja untuk
Sofyan Assauri (2004), pengawasan mengawasi proses
kualitas adalah kegiatan-kegiatan untuk pengerjaan/pengolahan yang
memastikan apakah kebijaksanaan dalam selanjutnya meliputi penganalisisan
hal mutu atau standar dapat tercermin sampel dan menarik kesimpulan
dalam hasil akhir. Dengan kata lain mengenai karakteristik dari seluruh
pengawasan mutu adalah usaha barang dimana sampel itu diambil,
mempentahankan mutu/kualitas dan sehingga statistic quality control dapat
barang yang dihasilkan, agar sesuai digunakan menerima atau menolak
dengan spesifikasi produk yang telah (menyatakan barang rusak atau apkir)
ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan produk yang telah dibuat atau dapat
pimpinan perusahaan. dipergunakan untuk mengawasi proses
Pengawasan kualitas menentukan sekaligus kualitas produk yang sedang
ukuran, cara dan persyaratan fungsional dikerjakan.
lain suatu produk dan merupakan Maksud Dan Tujuan Pengawasan
manajemen untuk memperbaiki kualitas Kualitas.
produk, mempertahankan kualitas yang Maksud pengawasan kualitas
sudah tinggi dan mengurangi jumlah adalah untuk mengetahuikesesuaian
bahan yang rusak. Dengan adanya spesifikasi produk akhirdengan
pengawasan kualitas maka perusahaan ketetapan standar yang ditentukan dari
atau produsen berusaha untuk selalu suatu produk, yang tujuannya agar
memperbaiki kualitas dengan biaya barang atau produk hasil produksi sesuai
rendah yang sama/tetap bahkan untuk dengan standar kualitas yang telah

Analisis Pengendalian Kualitas Produk Tahu di Pondok Labu Jakarta Selatan 91 | PNK
Email: jenjiargo@upnvj.ac.id
ditetapkan. Pihak perusahaan perlu luar yang terdapat pada suatu
memperhatikan selera dan kepentingan barang tidak hanya terlihat dan
konsumen, sehingga produk tersebut bentuk tapi juga warna, susunannya
diproduksi sesuai dengan keinginan sehingga wujud luar ini memegang
pembeli, baik kualitas produk maupun peranan penting dalam menarik
ukurannya. minat dan daya saing beli konsumen.
Menurut Sofyan Assauri (2004), 3. Biaya Barang.
tujuan pengawasan kualitas adalah Biaya pengawasan kualitas
sebagaiberikut: merupakan salah satu unsur dan
1. Agar barang hasil produksi dapat biaya produksi, sehingga tinggi
mencapai standar kualitas yang rendahnya biaya produksi akan
ditetapkan. mempengaruhi pada harga produk
2. Mengusahakan agar biaya inspeksi lain yang akan dijual sehingga
dapat menjadi sekecil mungkin. dengan biaya seminimal mungkin
3. Mengusahakan agar biaya disains agar tidak menambah biaya produksi
produk dan proses dengan yang tinggi sehingga harga jual
menggunakankualitas produksi produk masih dapat bersaing dengan
tertentu dapat menjadi sekecil baik.
mungkin. Pendekatan Pengawasan Kualitas.
4. Mengusahakan agar biaya produksi Untuk melakukan pengawasan
dapat menjadi serendah mungkin. kualitas dalam suatu perusahaan, maka
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi manajemen perusahaan perlu untuk
Kualitas. menentukan melalui apa pengawasan
Dalam menjalankan proses kualitas itu dilakukan. Pemilihan
produksinya, setiap perusahaan selalu pendekatan yang tepat akan
dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik itu mempunyai pengaruh terhadap
yang berpengaruh secara langsung efektifitas pengawasan kualitas yang
maupun tidak langsung dalam dilaksanakan perusahaan yang
pembentukan kualitas produksi. bersangkutan.
Untuk mencapai kualitas yang baik ada Kegiatan pengawasan kualitas
faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu : sangat luas, tetapi secara garis besar
1. Fungsi Produk. dibedakan menjadi dua, yaitu
Suatu barang yang dihasilkan pengawasan selama proses produksi
hendaknya diperhatikan fungsi dan pengawasan produk akhir. Dalam
untuk apa barang tersebut hal ini Sofyan Assauri(1994)
digunakan, karena pemenuhan menjelaskan ,untuk melaksanakan
fungsi ini mempengaruhi kepuasan pengawasan kualitas dapat ditempuh
konsumen. Kualitas yang akan dengan tiga (3) pendekatan, yaitu
dicapai disesuaikan dengan fungsi sebagai berikut :
untuk apa barang tersebut  Pendekatan bahan baku.
digunakan sehingga tercermin pada  Pendekatan proses produksi
spesifikasi dan barang seperti perusahaan.
kecepatan, tahan lama, kegunaannya,  Pendekatan produk akhir
berat, bunyi. perusahaan.
2. Wujud Luar. Pemilihan pendekatan ini
Salah satu faktor yang penting dan tergantung masing-masing perusahaan,
sering digunakan oleh konsumen berhubungan dengan titik berat proses
untukmenentukan kualitas barang produksinya. Perusahaan yang kualitas
dan wujud luarnya. Faktor wujud produksinya sangat dipengaruhi oleh

Analisis Pengendalian Kualitas Produk Tahu di Pondok Labu Jakarta Selatan 92 | PNK
Email: jenjiargo@upnvj.ac.id
kualitas bahan baku, sebaiknya pembetulan tidak terlambat. Oleh
memilih pendekatan bahan karena sifat dan jenis perusahaan
baku.Sebaliknya apabila proses berbeda antara yang sama dengan
produksinya lebih menentukan yang lainnya, maka pengawasan
kualitas produk, sebaiknya memilih kualitas inipun akan mempunyai
pendekatan proses produksi. Bagi beberapa perbedaan pokok.
perusahaan yang tidak ada masalah
bahan baku maupun proses 3. Pendekatan Pengawasan Kualitas
produksinya, dapat memilih Produk Akhir.
pendekatan produk akhir. Tetapi yang Walaupun telah diadakan
paling baik adalah melaksanakan pengawasan kualitas dalam tingkat
ketiga pendekatan tersebut jika proses, tetapi hal ini tidak
memang diperlukan dan menjamin bahwa tidak ada hasil
memungkinkan. yang rusak atau kurang baik
1. Pendekatan Bahan Baku. ataupun tercampur dengan produk
Bagi perusahaan yang yang baik. Untuk mengetahui
memproduksi barang dimana apakah kualitas produk yang
karakterisitik bahan baku dihasilkan sesuai dengan rencana,
mempengaruhi karakteristik maka diperlukan adanya
produk, atau sebagian besar pengawasan produk akhir. Sebab
kualitas produk akhir ditentukan bagaimanapun juga produk jadi
oleh bahan baku, maka perlu inilah yang akan sampai ke
adanya pengawasan bahan baku konsumen dan konsumen menilai
dengan lebih teliti dan teratur produk jadi saja. Dengan demikian
untuk menjaga kualitas produk keberhasilan atau proses akan
akhir. dilihat pada produk akhir yang
Langkah yang cukup penting dihasilkannya. Maka perusahaan
untuk pengawasan bahan baku perlu untuk melakukan
adalah seleksi sumber bahan atau pengawasan produk akhir,
suplier-suplier perusahaan. Untuk walaupun dalam pengawasan ini,
melaksanakan seleksisumber bahan tidak dapat dilakukan perbaikan
dapat dilakukan dengan beberapa dengan segera.
cara, antara lain (Ahyari, 1997):
 Evaluasi hubungan path waktu Organiasasi Pengawasan Kualitas.
lalu. Mengingat pentingnya fungsi
 Evaluasi dengan daftar pengawasan kualitas, maka pada
pertanyaan. umumnya setiap perusahaan
 Penelitian kualitas suplier mempunyai fungsi pengawasan
secara langsung. kualitas. Nmun tidak selamanya setiap
perusahaan mempunyai fungsi
2. Pendekatan Kualitas Proses pengawasan kualitas jika dikaitkan
Produksi. dengan besar kecilnya perusahaan.
Apabila setiap proses produksi Apabila bagian pengawasan kualitas
dapat diperiksa dengan lebih tidak ada, maka fungsi ini dilaksanakan
mudah, maka pengawasan kualitas oleh pemimpin produksi atau suatu
dapat dilakukan dengan baik, bagian yang ditunjuk untuk
dengan pemeriksaan yang mudah, melaksanakan fungsi itu disamping
setiap ada penyimpangan segera fungsi utamanya. Akan tetapi, apabila
dapat diketahui sehingga tindakan bagian pengawasan kualitas terdapat

Analisis Pengendalian Kualitas Produk Tahu di Pondok Labu Jakarta Selatan 93 | PNK
Email: jenjiargo@upnvj.ac.id
dalam perusahaan, maka bagian ini kebutuhan konsumen yang ingin
merupakan pejabat staf yang membantu dicapai dan hasil produksi tersebut.
pimpinan produksi dengan
memberikan informasi dan saran-saran Selain hal-hal yang berpengaruh
yang dapat dipergunakan oleh terhadap derajat pengawasan kualitas,
pimpinan produksi untuk mengambil maka perlu diperhatikan faktor-faktor
keputusan dalam kegiatan pnoduksi. penting yang berpengaruh besar
Setiap bagian yang berhubungan terhadap kualitas produk itu sendiri
dalam kegiatan produksi mempunyai faktor-faktor tersebut antara lain
tanggung jawab langsung atas menurut Soeprijono, dkk, (1992).
pelaksanaan pekerjaan dan selesainya 1. BahanBaku
produk akhir dengan spesifikasi yang Dalam keadaan normal bahan baku
ditentukan. Oleh karena tugas-tugas yang baik akan menghasilkan
dan bidang-bidang kegiatan begitu produk yang baik, dan sebaliknya
beraneka ragam yang berhubungan kualitas bahan baku yang kurang
dengan kualitas, maka perlu adanya baik akan menghasilkan produk
koordinasi, pengkoordinasian yang yang kurang baik pula. Pengaruh
dibutuhkan dalam pengawasan kualitas bahan baku ini akan terasa sekali
sangat sulit karena menyangkut bagi perusahaan-peusahaan yang
kegiatan dan berbagai bidang atau bahan bakunya menjadi
bagian maka tanggung jawab atas karakteristik produk.
pengawasan kualitas ini berada pada 2. Mesin dan Proses
bagian kepala produksi atau manager Keadaan mesin atau alat yang
produksi. digunakan dalam proses produksi
akan berpengaruh terhadap produk
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi yang dihasilkan. Penggunaan
Derajat Pengawasan Kualitas. mesin atau alat yang tepat atau
Proses adalah suatu pekerjaan yang lebih modern kemungkinan akan
dilakukan berulang-ulang oleh mesin- diperoleh hasil yang baik
mesin atau orang-orang dan kualitasnya serta lebih banyak
dibutuhkan kesesuaian dan spesifikasi. jumlahnya dibanding dengan
Hal ini tergantung pada faktor-faktor penggunaan mesin atau alat yang
sebagai berikut menurut Sofyan sudah kuno. Hal ini sangat
Assauri, (2004) berpengaruh terhadap kualitas
1) Kemampuan Proses. produk.
Batas-batas yang ingin dicapai 3. Manusia
haruslah disesuaikan dengan Tenaga mesin seperti operator,
kemampuan proses yang ada. pemeriksa berpengaruh terhadap
Tidak ada gunanya mencoba hasil produksi. Tenaga terdidik dan
mengawasi suatu proses dalam terampil serta berpengalaman, akan
batas-batas yang melebihi menghasilkan barang-barang
kemampuan atau kesanggupan dengan kualitas tinggi, sedangkan
proses yang ada. tenaga-tenaga tidak terdidik dan
2) Spesifikasi yang berlaku. tidak terampil atau kurang
Spesifikasi yang dicapai dan berpengalaman tidak mungkin
hasil produksi dapat berlaku, bila menghasilkan barang-barang
ditinjau dari segi kemampuan dengan kualitas yang tinggi.
proses dan keinginan atau 4. Kondisi Lingkungan Kerja.

Analisis Pengendalian Kualitas Produk Tahu di Pondok Labu Jakarta Selatan 94 | PNK
Email: jenjiargo@upnvj.ac.id
Kondisi lingkungan kerja seperti Adapun langkah dan
suara, suhu, kelembaban ,warna, penggunaan statistical quality
iklim kerja dan lain-lain, langsung control menurut SofyanAssauni
atau tidak langsung dapat (2004):
berpengaruh terhadap kualitas  Pengambi!an sampel secara
produk. teratur.
5. Manajemen  Pemenksaan karakterisitik yang
Yaitu kemampuan untuk mengatur telah ditentukan apakah sesuai
sarana-sarana produksi yang ada, denganstandar yang ditetapkan.
agartidak diperoleh produk pada  Penganalisaan derajat
tingkat kualitas optimal. penyimpangan (deviasi) dan
Ketidakmampuan dalam mengatur standar.
sarana produksi akan berpengaruhi  Penggunaan tabel control (control
kualitas produk yang dihasilkan. chart) untuk bahan
penganalisisan hasil-hasil
Teknik dan Cara Pengawasan Mutu. pengawasan.
Untuk mendapat mutu yang baik Deming dalam Suharyadi,
dalam produk yang dihasilkan maka (2004) mengemukakan bahwa
perusahaan umumnya menggunakan perusahaan harus memberikan
teknik dan cara pengawasan mutu. kepuasan kepada konsumen,
Adapun teknik dan cara yang umum memperbaiki barang dan jasa yang
digunakan perusahaan adalah: dihasilkan dan untuk itu tenaga
a. Inspeksi. kerjanya harus siap berubah
Inspeksi (inspection) menuju kebaikan. Hal ini dikenal
menurut (Heizer dan Render, dengan Siklus Shewart-Deming
2015:323) meliputi pengukuran, Cycle atau siklus PDCA yaitu siklus
perasaaan, perabaan, penimbangan yang dimulai dari Plan, adalah
atau pemeriksaan produk. perencanaan menggambarkan fase
Tujuannya adalah menemukan awal untuk perencanaan
proses yang buruk sesegera prosesperubahan yang dimulai
mungkin. Inspeksi berfungsi dengan membentukTeam work ,
menemukan kekurangan serta mempelajari masalah dan
cacat, tidak menemukan proses melakukan studi perbaikan, tahap
yang buruk sesegera mungkin dan selanjutnya Do adalahmelakukan
tidak memperbaiki kekurangan adopsi philosofi dan teknologi baru
dalam sistem atau cacat pada untuk merealisasikan tujuan dan
produk, tidak juga mengubah suatu proaktif berubah sebalum tergilas
produk atau meningkatkan keusangan. Tahap berikutnya
nilainya. adalah Chekmempelajari kesalahan
b. Pengawasan mutu dengan dengan memperbaiki proses
statistik. adalah lebih baik daripada
Pengawasan mutu dengan pengawasan. Berita buruk akan
statistik (Statistical Quality Control) mendorong manajemen melakukan
adalah suatu sistem yang perbaikan, belajar terus menerus
berkembang untuk menjaga akan mendorong suasana kerja
standar yang sama dari mutu hasil yang baik. Langkah berikutnya
produksi pada suatu tingkat biaya adalah Act. adalah bertindak dan
minimum. mengerjakan apa yang sudah
dipelajari. Alangkah beruntungnya
Analisis Pengendalian Kualitas Produk Tahu di Pondok Labu Jakarta Selatan 95 | PNK
Email: jenjiargo@upnvj.ac.id
setiap perusahaan yang
manajemen dan pekerjanya mau Metode Pengumpulan Data
mencoba sesuatu yang baru Data yang dikumpulkan berupa data
mengevaluasinya demi primer adalah data yang diperoleh dari
perkembangan perusahaannya. lapangan pada produksi tahu dan data
sekunder diperoleh dari laporan atau data
3. METODOLOGI PENELITIAN dari Unit Pengelolaan di Kawasan Sentra
Produk Tahu di Jl H. Kamang , Pondok
Populasi dalam penelitian ini adalah Labu Jakarta Selatan. Adapun data yang
pengusaha tahu yang ada pada Sentra diperlukan dalam penelitian ini adalah
Produk Tahu di Pondok Labu Jakarta sebagai berikut:
Selatan. Pemilihan dan penentuan sampel 1) Data produksi meliputi: bahan dasar,
produksi tahu yang dihasilkan di Sentra komposisi penggunaan bahan, proses
Produk Tahu di Jl H. Kamang , Pondok produksi, hasil produksi, sarana dan
Labu, Jakarta Selatan dengan metode prasarana.
purposive sampling yaitu dengan 2) Perkembangan volume
pertimbangan yaitu pengusaha tahu yang produksi dan penjualan selama 30
memiliki data perkembangan volume pengamatan proses produksi.
produksi dan penjualan selama 30 3) Permintaan hasil produksi dan data
pengamatan proses produksi serta khusus meliputi: data bahan baku,
permintaan hasil produksi dan data lainnya biaya variabel tiap jenis produk, harga
meliputi: data bahan baku, biaya variabel penjualan masing-masing jenis produk
tiap jenis produk, harga penjualan masing- dan proses produksi.
masing jenis produk dan proses produksi.
4)

Tahapan yang dilakukan dalam data mengenai sebab-sebab terjadinya


pengolahan data adalah (1) kerusakan produk akhir ke Minitab 14
pemeriksaan dan penyesuaian terhadap untuk mendapatkan diagram sebab-
data yang telah diperoleh pada akibat dari Sentra Produk tahu; (3)
wawancara dan observasi langsung memasukkan data mengenai jenis
pada proses produksi; (2) memasukkan kerusakan dan jumlah kerusakan yang

Analisis Pengendalian Kualitas Produk Tahu di Pondok Labu Jakarta Selatan 96 | PNK
Email: jenjiargo@upnvj.ac.id
terjadi ke Minitab 14 untuk bahan baku yang baru, hal ini dapat
mendapatkan diagram Pareto dari menjadi variasi yang dihilangkan
Sentra Produk Tahu; (4) memasukkan (Assignable variations)Teknik
data mengenai jumlah produksi dan pengawasan ini lebih banyak
jumlah kerusakan Tahu ke QI digunakan pada perusahaan yang
Macrosuntuk mendapat grafik Kendali berproduksi secara kontinyu dan tidak
dari Sentra Produk Tahu sesuai nilai berdasarkan pesanan, karena pada
upper control limit atau batas atas produksi pesanan, standar dan
(UCL) dan lower control limit atau jenisnya selalu berbeda-beda menurut
batas bawah (LCL) dengan batasan 3 Besterfield (1986).
sigma (3 ) dengan menggunakan 2. Batas-Batas Kendali Untuk Bagan
Microsoft Excel P
Pengawasan dengan menggunakan
METODOLOGI PENDEKATAN metode Control Chart yang disebut P-
Chart.P-Chart yaitu suatu bagian
Metode pendekatan dalam untuk proporsi atau bagian yang
penelitian ini dengan menggunakan rusak yang terjadi.
teknik sampling, di Sentra Produk Tahu Metode P-Chart mempunyai batas-
Pondok Labu Jakarta Selatan dengan batas kendali sebagai berikut : (Gran
pengambilan sampel produk selama 30 dan Leavenworth, 1990):
pengamatan proses produksi dari UCL = P +3 Sp
tanggal 1 April – 13 Sept 2019 dan LCL = P -3 Sp
dianalisis menggunakan Grafik Batas ini dalam Quality Control
Kendali/Statistic Quality Control (SQC) penggunaannya adalah sebagai
1. Teknik Pengawasan Kualitas berikut menurut Reksohadiprojo dan
Secara Statistik Indriyo,
Pengawasan pada dasarnya (1996):
berhubungan dengan masalah x
menerima atau menolak bahan P
n
maupun produk akhir. Dengan Keterangan:
perkataan lain memisahkan bahan P = Rata-rata kerusakan (mean)
atau barang yang baik dan yang buruk x = Banyaknya barang yang rusak
berdasarkan standar yang telah n = Banyaknya barang yang
ditetapkan. Dalam hal ini memerlukan diobservasi untuk mencari deviasi
data statistik tentang produk yang
rusak. Cara untuk mendapatkan data
P (1  P )
standar kerusakan : S P 
statistik produk-produk rusak lain n
melalui prosedur pengambilan sampel Sp = Standar Deviasi
untuk mengadakan pengawasan Batas pengawasan produk adalah:
dengan standar yang telah ditetapkan. =Rata-rata kerusakan ± tiga standar
Hal ini merupakan variasi khusus deviasi
yang ditimbulkan oleh gangguan = P ±3 Sp
pada proses. Variasi yang timbul Batas atas (BKA) yang masih dapat
akibat gangguan pada sebuah proses ditolerir atau Upper Control Limit =
dapat dilacak penyebabnya. Sumber P+3Sp
terjadinya dapat dikarenakan faktor Batas bawah(BKB) yang masih dapat
peralatan seperti rusaknya mesin, ditolerir atau Lower Control Limit = P
peralatan yang distel salah, karyawan -3 Sp
yang kelelahan atau tidak terlatih atau

Analisis Pengendalian Kualitas Produk Tahu di Pondok Labu Jakarta Selatan 97 | PNK
Email: jenjiargo@upnvj.ac.id
Jika Upper Control Limit Iebih dan 100 Kelurahan Pondok Labu, Kecamatan
persen maka dinyatakan 100 persen, Cilandak Jakarta Selatan merupakan
sedangkan Lower Control Limit UKM yang bergerak di bidang produksi
kurang dari nol maka batas bawab Tahu dengan jumlah tenaga kerja ≤ 10
dianggap nol berikut ini orang, dengan waktu kerja jam 7.30 s/d
digambarkan diagram Control Chart 17.30 wib. Sedangkan untuk bagian
Dapur yang merebus air sudah dimulai
4. HASIL DAN PEMBAHASAN pada jam 03.00 wib. Deskripsi umum
UKM Produk Tahu Bapak Heri. dapat
Deskripsi Umum Usaha Kecil dilihat pada Tabel 1.
Menengah (UKM) Produk Tahu
Bapak.Heri yang bertempat di Jl. H. 4.1. Deskripsi Umum Usaha Kecil
Kamang Bawah RT.01/RW.010 Menengah Tahu :

Tabel 1. Deskripsi umum UKM Tahu Bapak. Heri


No. Keterangan UKM Tahu Bapak Heri
1. Pemilik Bapak Heri
2. Pekerja (orang) 10 orang
3. Berdiri (tahun) 2008
4. Produk Tahu Kotak
5. Rataan Produksi per hari 6.300
6. Harga Tahu Ukuran Kecil Rp. 2.000/potong
Ukuran Sedang Rp. 2.500,-/potong,
Ukuran Besar Rp.3000/potong
Sumber : Data olahan hasil penelitian

4.2.Bahan Baku
Bahan baku utama pembuatan Tahu 4.3.Proses Produksi
adalah kacang kedelai, yang umumnya Proses produksi Tahu dimulai dengan
meng- gunakan kedelai impor, pemilihan kedelai, perendaman dan
dikarenakan harganya lebih murah dan pencucian kedelai, penggilingan kedelai,
tersedia dibandingkan kedelai lokal. pendidihan bubur kedelai, penyaringan,
Dalam penelitian ini, UKM Tahu Bapak penggumpalan dan pengendapan,
Heri menggunakan kedelai impor yang pencetakan, dan pemotongan seperti yang
dibeli di Kota Depok, dalam dimuat pada Tabel . Tabel tersebut
memproduksi tahu perhari membutuhkan menjelaskan bahwa kondisi proses
9 kwintal kacang kedelai impor dengan produksi tahu yang masih dilakukan
harga/kilo sebesar Rp.7.000,- disamping dengan cara tradisional.
itu dibutuhkan larutan sioko yang
berfungsi sebagai penggumpal tahu, Proses Produksi :
Bahan-bahan lain yang diperlukan adalah Tabel 2. Proses produksi UKM Tahu
air bersih, dan garam. Bapak. Heri
No Keterangan UKM Tahu H.Kamang

1 Pemilihan Kedelai Impor, masih terdapat kerikil dan pasir

2 Perendaman & Selama 2,5 jam, lalu dicuci bersih


pencucian kedelai
3 Penggilingan kedelai 5 menit dengan dinamo

Analisis Pengendalian Kualitas Produk Tahu di Pondok Labu Jakarta Selatan 98 | PNK
Email: jenjiargo@upnvj.ac.id
4 Pendidihan bubur 2 jamt
Kedelai
5 Penyaringan 10 menit, dengan kain saringan sifon
6 Penggumpalan dan 15 menit dengan larutan sioko pada suhu 70-90 C
pengendapan
7 Pencetakan dan 15 menit, lalu dipotong (2 menit)
pemotongan
Sumber : Data olahan hasil penelitian
Pengendalian Mutu pada Bahan Baku
Pengendalian Mutu UKM Produk Tahu Perbandingan pengendalian mutu
Bpk. Heri kedelai sebagai bahan baku utama
Prawirosentono (2004) menyatakan secara dalam pembuatan Tahu di H. Kamang
garis besar bahwa pengendalian mutu dapat Pondok Labu menurut Standar Nasional
diklasifikasikan menjadi tiga (3), yaitu Indonesia (SNI) 01-3922- 1995 secara
pengendalian mutu bahan baku, umum dapat di lihat pada Tabel 2.
pengendalian mutu dalam proses
pengolahan dan pengendalian mutu produk Tabel 2 . Mutu kedelai di UKM Tahu
akhir dijelaskan berikut: menurut SNI 01-3922-1995

No Standar Mutu Kedelai (SNI) UKM Tahu H.Kamang

1 Bebas hama penyakit Bebas hama penyakit

2 Bebas bau busuk, bau asam, Normal


bau apek dan bau asing
3 Bebas dari bahan kimia Bebas bahan kimia
seperti insektisida dan fungisida

4 Memiliki suhu normal Normal


Sumber : Data olahan hasil penelitian

Berdasarkan Tabel 2, diketahui yang digunakan, tenaga kerja dan


bahwa mutu kedelai sebagai bahan kebersihan merupakan pengendalian
baku utama dalam pembuatan Tahu mutu produk dalam proses.
mengikuti standar mutu menurut SNI. Pengendalian mutu produk dalam
Penggunaan air bersih dalam proses produksi Tahu yang diamati
keseluruhan proses produksi Tahu menurut Kastyanto (1999) dapat dilihat
sangat penting untuk merendam, pada Tabel 3 .
mencuci, maupun membuat sari
kedelai. Pengendalia Mutu pada Produk dalam
Pengawasan terhadap pengerjaan Proses :
bahan baku pada setiap tahap, mesin

Tabel 3 . Pengendalian mutu produk Tahu di H.Kamang Pondok Labu


No Standar Proses Keterangan UKM Tahu
Produksi Tahu H.Kamang

Analisis Pengendalian Kualitas Produk Tahu di Pondok Labu Jakarta Selatan 99 | PNK
Email: jenjiargo@upnvj.ac.id
1 Memilih kedelai Kedelai harus bersih, biji besar, Kedelai Impor, biji
kulitnya halus dan bebas benda sedang dan masih
asing seperti kerikil, daun kering terdapat sedikit
dan lainnya. Biasa menggunakan kotoran seperti kerikil
kedelai impor dan pasir

2 Mencuci dan Kedelai disortir, di- Kedelai direndam tanpa


merendam bersihkan, direndam selama 8-12 di sortir selama 4 jam
kedelai jam (air biasa) dan direndam (air biasa), lalu dicuci
selama 1-2 jam (air bersuhu 55 C)

3 Menggiling Proses penggilingan Menggunakan air


kedelai diberi air panas untuk panas
mengaktifkan enzim
lipoksigenase
4 Pendidihan Perhatikan keadaan Api tidak stabil
bubur api agar stabil dan besar, diaduk- dan waktu
kedelai aduk dan waktu pendidih- pendidihan 20 me-
an 15-30 menit nit
5 Penyaringan Alat penyaring: kain Dengan kain belacu
belacu, atau mori
6 Penggumpalan Bahan penggumpal: Bahan penggumpal :
dan larutan sioko yang diendapkan 1 sioko yang dieram 1 hari
pengendapan malam, dan tidak terdapat
dengan dosis 5-10 g/400-800 ml air dosis, serta bubur
dan suhu : 70-90 C kedelai

7 Pencetakan Proses pengepakan/ Pencetakan dilakukan


pengepresan: 1 menit, atau hingga 15 menit,
Tahu padat, pencetakan selama 20-
30 menit, lalu dipotong dan dimasak
pada suhu
100 C s 10 menit
Sumber : Data olahan hasil penelitian

Berdarakan tabel 3 diatas Pengendalian Mutu pada Produk Akhir


diketahui bahwa dalam proses Pengendalian mutu tahu pada
pembuatan tahu pada Produk Tahu produk akhir berkaitan dengan
di H. Kamang Pondok Labu masih penanganan produk akhir sampai ke
terdapat tahapan yang kurang sesuai tangan konsumen. Perbandingan
dengan produksi menurut Kastyanto mutu tahu pada produk akhir pada
(1999) seperti pada tahap pemilihan UKM Tahu Bapak Heri dengan
kedelai, masih terdapat sedikit standar mutu menurut Badan
kotoran seperti kerikil dan pasir, Standarisasi Nsional (BSN) pada SNI
pendidihan bubur kedelai 01-3142-1998 dilihatdari keadaan
penggunaan api yang belum stabil, tahu seperti pada tabel 4 berikut.
dikarenakan menggunakan kayu
bakar sebagai bahan pembakaran.

Analisis Pengendalian Kualitas Produk Tahu di Pondok Labu Jakarta Selatan 100 | PNK
Email: jenjiargo@upnvj.ac.id
Pengendalian Mutu pada Produk Akhir

Tabel 4. Perbandingan standar mutu Tahu (SNI) dengan Mutu Tahu Bapak Heri
No Keadaan Standar Mutu Tahu UKM Tahu
H.Kamang
1 Warna Normal, putih normal, Putih normal
atau kuning normal (tidak terlalu
mencolok)
2 Aroma Normal, tidak terlalu wangi Normal

3 Rasa Normal Normal


4 Penampakan Normal, tidak berlendir, Normal
atau berjamur

Berdasarkan Tabel 4, diketahui memungkinkan dilakukan suatu


bahwa mutu tahu di UKM Tahu analisis lebih terperinci dalam
Bapak. Heri dilihat dari keadaan menemukan penyebab-penyebab
produk akhirnya sesuai dengan suatu masalah, ketidaksesuaian
standar mutu tahu menurut SNI, dan kesenjangan yang terjadi
yaitu dari atribut warna, aroma, (Nasution 2010). Faktor-faktor/
rasa dan bentuk. karak- teristik mutu yang
memengaruhi kerusakan Tahu di
Analisis Diagram Sebab-akibat ketiga UKM Tahu secara umum
di- muat pada Gambar 2.
Diagram sebab akibat adalah
suatu pendekatan yang

Gambar2. Diagram Sebab Akibat UKM Tahu Bapak. Heri

Berdasarkan Gambar 2, penjelasan Heri adalah:


mengenai faktor-faktor yang a. Bahan Baku
memengaruhi ke- rusakan Tahu Bapak Tidak ada pengecekan bahan baku

Analisis Pengendalian Kualitas Produk Tahu di Pondok Labu Jakarta Selatan 101 | PNK
Email: jenjiargo@upnvj.ac.id
yang akan dibeli, karena hanya rusaknya tahu di bagian ujung-
membeli kedelai berdasarkan ujungnya. Selain itu tidak terdapat
mereknya. Namun demikian, dalam sistem tertulis dan baku tentang
penyimpanan persediaan bahan bagaimana proses produksi dan
bakunya masih dilakukan di tempat ketentuan–ketentuan yang harus
terbuka dengan ketinggian lebih dilakukan selama proses produksi
kurang setengah meter dari lantai berlangsung.
untuk menghindari dari lembab yang e. Lingkungan
akan mengganggu mutu kacang Proses produksi Tahu
kedelai, serta memungkinan adanya menggunakan tungku dengan bahan
kontaminasi dari kotoran binatang bakar berupa kayu, sehingga udara di
seperti tikus dan lainnya. sekitar tempat produksi menjadi
b. Tenaga Kerja panas, disamping berasap. Hal
Kerusakan Tahu lebih disebabkan lainnya ada kontaminasi dari kondisi
kurang cermat- nya dan kehati-hatian ruang produksi yang kurang terawat,
tenaga kerja dalam melakukan proses seperti yang diduga pada butir b dan
produksi, terutama dalam membuka tentunya berdampak pada mutu tahu
pembungkus kain mori, yaitu benag yang dihasilkan.
yang terdapat pada kain mori yang
menempel pada tahu yang 6. Analisis Diagram Pareto
menyebabkan tahu rusak, menjadi
tidak rapi atau sedikit gompal karena Penelitian ini mengguakan
terkena benang yang menempel pada diagram Pareto, untuk
kain mori. mengidentifikasikan faktor utama
c. Mesin dan Peralatan penyebab kerusakan pada Mutu UKM
Tidak terdapat peraturan tentang Produk Tahu Bapak. Heri. Data yang
perawatan mesin dan peralatan diperoleh melalui pengamatan selama
secara tertulis pada UKM Tahu 30 hari produksi yang terkait dengan
Bapak. Heri, sehingga perawatan produksi tahu perhari dan yang rusak
tidak dilakukan sebagaimana perhari. Pada pemeriksaan ditemukan
mestinya, sehingga berdampak pada jenis kerusakan tahu yaitu tahu yang
kelancaran proses dan mutu dari hasil lembek, karena terlalu banyak dalam
produksi. pemberian garam, tahu yang sedikit
d. Metode rusak atau terpocel pada pinggir
Metode pencetakan Tahu pada permukaan disebabkan karena benang
UKM Tahu Bapak. Heri dilakukan pada kain mori yang terlepas dan
dengan meng- gunakan kain mori merusak tahu saat tahu akan di buka
yang kurang diperhatikan kondisi pembungkusnya dan masih adanya
kain tersebut sehingga benang yang sedikit kotoran pada tahu.
terlepas pada kain mori membuat

Analisis Pengendalian Kualitas Produk Tahu di Pondok Labu Jakarta Selatan 102 | PNK
Email: jenjiargo@upnvj.ac.id
Gambar 3. Diagram Pareto UKM Tahu Bapak. Heri

Berdasarkan gambar 3, jenis apakah proses produksi tahu dalam


kerusakan yang ditemui pada UKM keadaan produk dapat diterima
Tahu Bapak. Heri adalah tahu sedikit (terkontrol) atau ditolak (tidak
hancur 820 tahu (58%), tahu lembek terkontrol). Dalam hal ini digunakan
499 tahu (36%) dan terdapat kotoran data perbandingan jumlah produk
81 (6%). yang rusak dengan jumlah produk
Berdasarkan diagram pareto yang dihasilkan selama 30 hari
diketahui bahwa faktor utama yang pengamatan produksi. Pada
menyebabkan terjadinya kerusakan penelitian ini dilakukan analisis
atau pengurangan mutu tahu adalah grafik kendali dengan menggunakan
tidak telitinya atau ketidak hati- pendekatan rataan. Untuk itu
hatian saat membuka pembungkus digunakan kriteria menurut
tahu. montgomeery (1990) yang dimuat
dalam tabel 5. untuk menentukan
Analisis Grafik Kendali suatu proses tidak terkendali.

Dalam penelitian ini, grafik


kendali mutu (Grafik kendali p) Tabel 5. Kriteria proses tidak terkendali
digunakan untuk menentukan

No. Kriteria menurut Montgomery (1990)


1 Salah satu, atau beberapa titik diluar batas pengendali
2 Suatu giliran dengan paling sedikit tujuh, atau delapan titik, dengan
macam giliran dapat membentuk giiran naik, atau turun giliran di atas,
atau dibawah garis tengah, atau giliran di atas, atau dibawah median.
3 Dua, atau tiga titik yang berurutan diluar batas peringatan 2 sigma, tetapi
masih di dalam batas pengendali
4 Empat, atauaa lima titik yang berurutan di luar batas 1-sigma
5 Pola tak biasa, atau tak acak dalam data
6 Satu, atau beberapa titik dekat satu batas peringatan, atau pengendali

Analisis Pengendalian Kualitas Produk Tahu di Pondok Labu Jakarta Selatan 103 | PNK
Email: jenjiargo@upnvj.ac.id
P Chart of Kerusakan
0,0020
UCL 0,00174
0,0015
Proporsi

0,0010
CL 0,00074
0,0005

0,0000
LCL -0,00026
-0,0005
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
sample = 30

Gambar 4. Grafik Kendali p UKM Tahu Bp. Heri

Tabel 6. Hasil Pengolahan Grafik Kendali dengan pendekatan rataan UKM Tahu
Bapak.Heri
Keterangan Batas Kendali (%) 3ᵟ (sigma)
UCL 0,00174
LCL -0,00026
CL 0,00074
Sumber : Hasil olah data
masih dapat di tolerir karena masih
Berdasarkan tabel 6 dan berdasarkan berada pada batas kendali 3ᵟ (sigma).
intepretasi grafik kendali terlihat bahwa
UKM Tahu Bapak. Heri masih berada dalam Implikasi Manajerial
keadaan terkontrol. Hal ini dapat dilihat Secara umum implikasi majerial yang
dari keadaan titik-titik proporsi yang terdiri perlu di kedepankan dari kegiatan
dari 30 subgroup menyebar berada dalam pengendalian mutu, meliputi ;
daerah penerimaan diantara garis UCL dan
LCL di sekitar garis CL dengan keadaan Teknis
berikut :
1) Terdapat 14 titik yang menunjukkan Upaya mengurangi kerusakan/ cacat
prilaku normal, yatu 11 titik berada pada proses produksi tahu yang
diatas garis CL ; titk dihasilkan, maka perlu upaya dalam :
3,4,6,9,13,19,22,23,26,28,29 sedangkan 3 a). Pelatihan tenaga kerja mengenai
titik berada pada garis CL, yaitu titik; proses produksi tahu yang benar
11,15 dan 17 b). Pengetahuan mengenai pemilihan
2) Sedangkan 16 titik yang menunjukkan bahan baku/ kacang kedelai yang
prilaku normal dengan titk dibawah sesuai dengan standar SNI
garis CL, yaitu titik; c). Peraaturan dan langkah dalam
1,2,5,7,8,10,12,14,16,18,20,21,24,25,27,30 melaksanakan Maintenance/
3) Hanya ada satu (1) titik yang pemeliharaan mesin dan peralatan
menunjukkan prilaku tidak normal, secara trtulis dan dapat dilakukan
yaitu titik 13 menyimpang ke atas secara berkala untuk meminimalisir
mendekati garis UCL. Kondisi tersebut kerusakana dalam berproduksi.

Analisis Pengendalian Kualitas Produk Tahu di Pondok Labu Jakarta Selatan 104 | PNK
Email: jenjiargo@upnvj.ac.id
Lingkungan DAFTAR PUSTAKA

Lingkungan erat kaitannya terhadap mutu Ariani DW. 2002. Manajemen Kualitas,
produk yang dihasilkan, seperti halnya Pendekatan Sisi Kualitatif.
pemilihan gudang penyimpanan yang Jakarta (ID): Depdiknas.
cukup ventilasi untuk menghindarkan dari Devi Sonalia dan Musa Hubeis,
lembabnya bahan baku, penggunaan bahan Pengendalian Mutu pada Proses
bakar kayu yang digunakan menyebabkan Produksi di Tiga Usaha Kecil
asap dan abu yang mengganggu dalam Menengah Tahu Kabupaten Bogor.
proses produksi, sebaiknya menggunakan Herjanto, Edi.,2006, Manajemen Operasi,
cerobong asap agar kualitas produksi tahu Edisi ke 3 , Grasindo, Jakarta.
yang dihasilkan tetap memiliki kualitas Jay Heizer dan Barry Render, Operations
yang baik. Hal tersebut merupakan upaya Management Buku 1( manajemen
dalam meningkatka mutu produk tahu agar Operasi) Edisi 9, Salemba Empat,
produksi yang dihasilkan tetap memiliki Jakarta, 2012.
kualitas yang baik untuk dapat memberikan Jay Heizer dan Barry Render, Operations
kepuasan kepada pelangan. Management Buku 2 ( manajemen
Operasi) Edisi 7, Salemba Empat,
5. SIMPULAN Jakarta, 2008.
Jay Heizer dan Barry Render, Manajemen
Dari hasil pemahasan diatas, dapat Operasi, Manajemen
disimpulkan bahwa Produksi Tahu yang Keberlangsungan dan Rantai
dihasilkan masih berada dalam batas Pasokan Edisi 11, Salemba Empat,
kendali, faktor yang menyebabkan masalah Jakarta, 2015
mutu yang dihasilkan atara lain, dari Mahmud, Muhamad . (2018). Analisis
pemilihan bahan baku, belum adanya sistem Pengendalian Kualitas Produk
produksi yang tertulis dan baku yang dengan Metode Six Sigma pada CV
digunakan, tidak adanya pemeliharaan pada Makmur Tani. Hlm. 24-34.
mesin dan peralatan produksi yang rutin Prasetya, Heri dan Lukiastuti, Fitri,
dilakukan, kebersihan ruangan dari asap Manajemen Operasi ,CAP,
dan debu, serta ketelitian atau kehati-hatian Yogyakarta,2011
tenaga kerja dalam bekerja. Sumayang, Lalu, 2003, Dasar-dasar
Manajemen Produksi dan Operasi,
Saran Salemba Empat, Jakarta.
Untuk meningkatkan mutu yang Sunarso (2008) Penentuan Luas Produksi
baik adalah dengan melakukan perbaikan Optimum pada Perusahaan
secara terus menerus pada produk yang Manufaktur, dalam Jurnal Ekonomi
dihasilkan dan dengan melakukan dan Kewirausahaan Volume 8 No:1,
perbaikan-perbaikan pada fasilitas yang April 2008, Univ. Slamet Riyadi
digunakan, seperti pembuatan cerobong Surakarta.
asap, agar asap dan debu tidak menggangu Tedy Susanto dan sarwadi (2006) dalam
dalam proses produksi dan pemberian Jurnal Matematika Vol. 9 No.1
pelatihan untuk meningkatkan keterampilan April 2006: 133-138
karyawan.

Analisis Pengendalian Kualitas Produk Tahu di Pondok Labu Jakarta Selatan 105 | PNK
Email: jenjiargo@upnvj.ac.id

Anda mungkin juga menyukai