Anda di halaman 1dari 15

MODUL I (MEKANIKA TEKNIK) -13-

1.2. JUDUL : PENGGAMBARAN STRUKTUR DALAM


MEKANIKA TEKNIK


Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah membaca bagian ini, maka siswa bisa memahami secara jelas apa itu bentuk-
bentuk struktur di bidang teknik sipil, sehingga dalam menerima pelajaran akan lebih
mudah menerima.
Tujuan Pembelajaran Khusus
Mahasiswa dapat menunjukkan konsep dasar tentang struktur dalam suatu bidang
Teknik Sipil, mengerti tentang beban, kolom, balok, reaksi dan gaya dalam, serta bisa
menggambar skema struktur dalam mekanika teknik.
1.2.1. Pendahuluan
Dalam disiplin ilmu teknik sipil dimana mahasiswa akan diajak bicara tentang
bangunan gedung, jembatan dan lainsebagainya, maka mahasiswa perlu tahu bagaimana
cara penggambarannya dalam mata kuliah mekanika teknik, apa itu beban, balok,
kolom, reaksi, gaya dalam dan bagaimana cara penggambarannya dalam mata kuliah
mekanika teknik.
Contoh :
a. bentuk gedung bertingkat dalam penggambaran di mekanika teknik












kolom
balok
Kolom = tiang-tiang vertical
Balok = batang-batang horisontal
perletakan
Gambar 1.9. Gambar portal gedung bertingkat dalam mekanika teknik
MODUL I (MEKANIKA TEKNIK) -14-
b. bentuk jembatan sederhana dalam penggambarannya di mekanika teknik.



Gambar 1.10. Gambar jembatan dalam mekanika teknik
1.2.2. Beban
Didalam suatu struktur pasti ada beban, beban yang bisa bergerak umumnya
disebut beban hidup misal : manusia, kendaraan, dan lain sebagainya. Beban yang tidak
dapat bergerak disebut beban mati, misal : meja, peralatan dan lainsebagainya. Ada
beberapa macam beban yaitu beban terpusat dan beban terbagi rata.
a. Beban terpusat
Beban terpusat adalah beban yang terkonsentrasi di suatu tempat.
a.1.






a.2.




Notasi beban terpusat = P
Satuan beban terpusat = ton, kg, Newton, dan lainsebagainya,
Gambar 1.11. Gambar beban terpusat dalam mekanika teknik
perletakan
balok
manusia yang berdiri diatas jembatan
beban terpusat
P
Penggambaran dalam mekanika teknik
P
1
P
2

P
3

Kendaraan berhenti diatas jembatan
Penggambaran dalam mekanika teknik
MODUL I (MEKANIKA TEKNIK) -15-
b. Beban terbagi rata
Beban terbagi rata adalah beban yang tersebar secara merata baik kearah memanjang
maupun ke arah luas.








Notasi beban terbagi rata = q
Satuan beban terbagi rata = ton/m, kg/cm
Newton/m dan lainsebagainya.
Gambar 1.12. Penggambaran beban terbagi rata dalam mekanika teknik









anak-anak berbaris diatas jembatan
q t/m
Penggambaran dalam mekanika teknik
MODUL I (MEKANIKA TEKNIK) -16-
1.2.3. Perletakan
Tujuan Pembelajaran Umum :
Setelah membaca modul bagian ini, maka siswa bisa memahami pengertian tentang
perletakan dan bagaimana pemakaian perletakan ini pada suatu struktur.
Tujuan Pembelajaran Khusus :
Mahasiswa dapat menunjukkan konsep dasar dan pengertian tentang struktur,
konsep pengertian tentang perletakan, serta konsep kedudukan perletakan dalam
suatu struktur.
1.2.3.1. Pendahuluan
Dalam bidang teknik sipil kita selalu membicarakan masalah bangunan seperti
bangunan gedung, jembatan, dan lainsebagainya. Bangunan-bangunan tersebut harus
terletak diatas permukaan bumi, hubungan antara bangunan tersebut dengan lapisan
permukaan bumi dikaitkan dengan suatu pondasi.
Bangunan yang terletak diatas permukaan bumi disebut bangunan atas, sedang
yang masuk pada lapisan permukaan bumi disebut dengan bangunan bawah. Hubungan
antara bangunan atas dan bawah melalui suatu tumpuan yang disebut dengan
Perletakan.
Contoh :
a. Hubungan antara bangunan atas jembatan dan bangunan bawah pondasi.












Gambar 1.13. Gambar perletakan jembatan dalam mekanika teknik
Penggambaran pada mekanika teknik
perletakan
Struktur jembatan
(bangunan atas)
Pondasi
(bangunan bawah)
struktur jembatan
perletakan
MODUL I (MEKANIKA TEKNIK) -17-
b. Hubungan antara bangunan gedung dan pondasi
















1.2.3.2. Macam-Macam Perletakan
Dalam mekanika teknik perletakan berfungsi untuk menjaga struktur supaya
kondisinya stabil.
Ada 4 macam perletakan dalam mekanika teknik yaitu : rol, sendi, jepit dan
perodel.
a.











Pondasi (bangunan bawah)
Perletakan (tumpuan)
Bangunan gedung (bangunan atas)
perletakan (tumpuan)
Penggambaran pada mekanika teknik
Rol
Struktur
silinder baja
Rv
Gambar 1.15. Skema perletakan rol
Pada perletakan jembatan
Bentuk perletakan rol, pada suatu
struktur jembatan yang bertugas
untuk menyangga sebagian dari
jembatan. (Gambar 1.15)

Karena struktur harus stabil maka
perletakan rol tersebut tidak boleh
turun jika kena beban dari atas, oleh
karena itu rol tersebut harus
mempunyai reaksi vertical (Rv).
Gambar 1.14. Gambar perletakan gedung
dalam mekanika teknik
muka tanah
MODUL I (MEKANIKA TEKNIK) -18-
Perletakan rol bila dilihat dari gambar struktur, maka rol tersebut bias bergeser ke arah
horizontal. jadi tidak bisa mempunyai reaksi horizontal, bisa berputar jika diberi beban
momen jadi tidak mempunyai reaksi momen.













b. Sendi


















Rv
Penggambaran perletakan rol dalam bidang mekanika
teknik, ada reaksi vertikal.

Balok jembatan
Rv
Gambar 1.16. Aplikasinya perletakan rol dalam
mekanika teknik
Bentuk perletakan sendi pada suatu
struktur jembatan, yang bertugas untuk
menyangga sebagian dari jembatan
(Gambar 1.17).
Karena struktur harus stabil, maka
perletakan sendi tidak boleh turun jika
kena beban dari atas, oleh karena itu
sendi tersebut harus mempunyai reaksi
vertikal (Rv). Selain itu perletakan sendi
tidak boleh bergeser horizontal. Oleh
karena itu perletakan sendi harus
mempunyai reaksi horizontal (R
H
), sendi
tersebut bisa berputar jika diberi beban
momen. Jadi sendi tidak punya reaksi
momen.

Struktur
silinder baja
Rv
Gambar 1.17. Skema perletakan Sendi
Pada perletakan jembatan
R
H

Rol
MODUL I (MEKANIKA TEKNIK) -19-













c. Jepit




















Rv
R
H

Penggambaran perletakan sendi dalam mekanika
teknik, ada reaksi vertikal dan horisontal
R
H

Rv
balok jembatan
Gambar 1.18. Aplikasinya perletakan sendi di
dalam mekanika teknik
balok sosoran
teras
kolom
R
M

R
V

R
H

Gambar 1.19. Skema perletakan jepit
pada sosoran teras rumah

Bentuk perletakan jepit dari suatu
struktur, bertugas untuk menahan
balok sosoran teras supaya tidak jatuh
(Gambar 1.19)
Karena struktur sosoran harus stabil
maka perletakan jepit tidak boleh turun
jika kena beban dari atas, oleh karena
itu jepit tersebut harus mempunyai
reaksi vertikal (Rv). Jepit tersebut
tidak boleh berputar pada
sambungannya jika kena beban
momen, oleh karena itu jepit tersebut
harus mempunyai reaksi momen,
selain itu jepit juga tak boleh bergeser
secara horizontal.
MODUL I (MEKANIKA TEKNIK) -20-













d. Pendel

















R
H

R
M

R
V

Penggambaran perletakan jepit dalam
mekanika teknik, ada reaksi vertikal,
horizontal, dan momen
R
H

R
M

R
V

Gambar 1.20. Aplikasi perletakan jepit di
dalam mekanika teknik
Gambar 1.21. Skema perletakan pendel
pada suatu struktur baja
R R
Penggambaran perletakan pendel dalam
mekanika teknik, ada reaksi searah
pendel.
pendel
balok baja
Gambar 1.22. Aplikasi perletakan pendel
di dalam mekanika teknik
balok baja
pendel
R
Bentuk perletakan jepit dari suatu struktur,
bertugas untuk menyangga sebagian dari
struktur baja (Gambar 1.21.)
Pendel tersebut hanya bisa menyangga
sebagian jembatan, hanya searah dengan
sumbu pendel tersebut, jadi hanya
mempunyai satu reaksi yang searah dengan
sumbu pendel.
MODUL I (MEKANIKA TEKNIK) -21-
1.3. JUDUL : KESEIMBANGAN BENDA
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah membaca bagian ini mahasiswa akan bisa mengerti apa yang disebut
keseimbangan pada suatu benda.
Tujuan Pembelajaran Khusus
Mahasiswa dapat memahami pengertian keseimbangan dalam suatu struktur dan
syarat-syarat apa yang diperlukan, serta manfaatnya dalam struktur tersebut.

1.3.1. Pendahuluan
Dalam bidang teknik sipil mahasiswa selalu diajak berbicara tentang bangunan
gedung, jembatan dan lain sebagainya. Bangunanbangunan tersebut supaya tetap
berdiri, maka struktur-strukturnya harus dalam keadaan seimbang, hal itu
merupakan syarat utama. Apa saja syarat-syaratnya supaya suatu bangunan tetap
seimbang, dan bagaimana cara menyelesaikannya, mahasiswa perlu
mengetahuinya.
Contoh : benda dalam keadaan seimbang (tidak bisa bergerak)


Gambar 1.23. suatu kotak yang dilem diatas meja



1.3.2. Pengertian tentang keseimbangan
Sebuah kotak yang dilem diatas meja, maka kotak tersebut dalam keadaan
seimbang, yang berarti kotak tersebut tidak bisa turun, tidak bisa bergeser
horisontal dan tidak bisa berguling.
kotak
lem
meja
MODUL I (MEKANIKA TEKNIK) -22-
a. Keseimbangan vertikal

kalau kotak tersebut dibebani
secara vertikal (Pv), maka kotak
tersebut tidak bisa turun, yang
berarti meja tersebut mampu
memberi perlawanan vertikal
(Rv), perlawanan vertikal
tersebut (Rv) disebut reaksi
vertikal.

Gambar 1.24. Keseimbangan
vertikal

Bandingkan hal tersebut diatas
dengan kotak yang berada di atas
lumpur

Kalau kotak tersebut dibebani
secara vertikal (Pv), maka kotak
tersebut langsung tenggelam,
yang berarti lumpur tersebut
tidak mampu memberi
perlawanan secara vertikal (Rv).
(Gambar 1.25)

Gambar 1.25. Kotak tenggelam dalam lumpur

b. Keseimbangan horisontal
Kalau kotak tersebut dibebani
secara horisontal (P
H
), maka kotak
tersebut tidak bisa bergeser secara
horisontal, yang berarti lem yang
merekat antara kotak dan meja
tersebut mampu
Gambar 1.26. Keseimbangan horizontal
memberi perlawanan horisontal (R
H
), sehingga bisa menahan kotak untuk tidak
bergeser. Perlawanan horisontal tersebut (R
H
) disebut reaksi horisontal.
Bandingkan hal tersebut diatas dengan kotak yang berada di atas meja tanpa di lem
Kotak
Lem
Kotak
Lem
R
H

P
H

meja
Meja
Pv
Rv
Kotak
Pv
Kotak tenggelam
Lumpur
MODUL I (MEKANIKA TEKNIK) -23-

Kalau kotak tersebut
dibebani secara
horisontal (P
H
), maka
kotak tersebut langsung
bergeser, karena tidak
ada yang menghambat,
yang berarti meja
tersebut tidak mampu
memberi perlawanan
horisontal (R
H
)
(Gambar 1.27)
Gambar 1.27. Kotak yang bergeser
Karena beban horizontal


c. Keseimbangan Momen

Kalau kotak tersebut dibebani momen (P
M
), maka kotak tersebut tidak bisa berputar
(tidak bisa terangkat), yang berarti lem perekat antara kotak dan meja tersebut mampu
memberikan perlawanan momen (R
M
), perlawanan momen tersebut (R
M
) disebut
dengan reaksi momen.
P
H


kotak yang bergeser

P
M

Kotak
Lem
Meja
R
M

Gambar 1.28. Keseimbangan momen
MODUL I (MEKANIKA TEKNIK) -24-
Bandingkan hal tersebut diatas dengan kotak yang berada di atas meja tanpa di lem.

Kalau kotak tersebut
dibebani momen (P
M
),
maka kotak tersebut bisa
terangkat, karena tidak ada
lem yang mengikat antara
kotak dan meja tersebut,
yang berarti meja tersebut
tidak mampu memberikan
perlawanan momen (R
M
).
Gambar 1.29. Kotak yang terangkat karena beban momen

d Keseimbangan Statis


Kalau kotak tersebut di
lem diatas meja, yang
berarti harus stabil,
benda tersebut harus
tidak bisa turun, tidak
bisa bergeser
horisontal, dan tidak
bisa terangkat.



Gambar 1.30. Keseimbangan statis

Kalau kotak tersebut dibebani secara vertikal (P
V
), tumpuannya mampu
memberi perlawanan secara vertikal pula, agar kotak tersebut tidak bisa turun
syarat minimum R
V
= P
V
, atau R
V
- P
V
= 0 atau
V
= 0 (jumah gaya-gaya
vertikal antara beban dan reaksi harus sama dengan nol).




Kotak yang terangkat
P
M

Meja
R
M

R
V

Kotak
Lem
R
H

Meja
P
M

P
V

P
H

MODUL I (MEKANIKA TEKNIK) -25-
Kalau kotak tersebut dibebani secara horisontal (P
H
), maka pada tumpuannya
mampu memberi perlawanan secara horisontal (R
H
). Agar kotak tersebut tidak
bisa bergeser secara horisontal maka syarat minimum R
H
= P
H
atau R
H
P
H
= 0
atau H = 0 (jumlah gaya-gaya horisontal antara beban dan reaksi harus sama
dengan nol)
Kalau kotak tersebut dibebani secara momen (P
M
), maka pada tumpuannya
mampu memberi perlawanan secara momen (R
M
). Agar kotak tersebut tidak
bisa terpuntir (terangkat), maka syarat minimum R
M
= P
M
atau R
M
- P
M
= 0
atau M = 0 (jumlah gaya-gaya momen beban dan reaksi harus sama dengan
nol).
Dari variasi tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa suatu benda yang stabil atau
dalam keadaan seimbang, maka harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
- V = 0 (jumlah gaya-gaya vertikal antara aksi (beban) dan reaksi harus sama
dengan nol)
- H = 0 (jumlah gaya-gaya horisontal antara aksi (beban) dan reaksi sama
dengan nol)
- M = 0 (jumlah gaya-gaya momen antara aksi (beban) dan reaksi harus sama
dengan nol).

1.3.4. Latihan
1. Suatu benda diatas meja dengan berat sendiri = 5 kg





2. Suatu kantilever (konsol) dengan beban seperti pada gambar.



Cari reaksi-reaksi yang terjadi supaya konsol tersebut tak roboh.


Pv = 5 kg
Rv = ?
Berapa reaksi vertikal yang terjadi
supaya balok tersebut tidak turun ?.
P
H
= 2 kg
P
V
= 5 kg
P
M
= 5 kgm
MODUL I (MEKANIKA TEKNIK) -26-
1.3.5. Rangkuman
o Macam-Macam Beban
- Beban terpusat; notasi; P; satuan; kg atau ton atau Newton
- Beban terbagi rata; notasi; q; satuan kg/m atau ton/m atau Newton / m

o Macam Perletakan
- Rol punya 1 reaksi Rv
- Sendi punya 2 reaksi Rv dan R
H

- Jepit punya 3 reaksi Rv; R
H
dan R
M

- Pendel punya 1 reaksi sejajar dengan batang pendel

o Syarat Keseimbangan
Ada 3 syarat keseimbangan yaitu :
v = 0

H
= 0

M
= 0

1.3.6. Penutup
Untuk mengukur prestasi, mahasiswa bisa melihat hasil atau kunci-kunci yang
ada.
Nomor Soal Reaksi yang ada Besar Reaksi Arah
1 Rv 5 kg

2 Rv 5 kg

R
H
2 kg

R
M
5 kg m

1.3.7. Daftar Pustaka
1. Suwarno, Mekanika Teknik Statis Tertentu UGM Bab I.
2. Soemono Statika IITB Bab I

1.3.8. Senarai
- Beban = aksi
- Reaksi = perlawanan aksi

MODUL I (MEKANIKA TEKNIK) -27-

Anda mungkin juga menyukai