PENDAHULUAN
1.2. Permasalahan
Dari latar belakang dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana merancang model jembatan kayu balsa yang kreatif dan efisien?
2. Bagaimana metode pelaksanaan perakitan dan model sambungan yang
digunakan dalam pembuatan jembatan kayu balsa?
2.1.1. Triangulasi
Prinsip utama yang mendasari penggunaaan rangka batang sebagai
struktur pemikul beban adalah penyusunan elemen menjadi konfigurasi
segitiga yang menghasilkan bentuk stabil. Pada bentuk segiempat, bila struktur
diberi beban maka akan terjadi deformasi masif dan menjadikan struktur tak
stabil. Bila struktur ini diberi beban, maka akan membentuk mekanisme runtuh
(collapse). Struktur seperti itu dapat berubah bentuk dengan mudah tanpa
adanya perubahan panjang pada setiap batang. Sebaliknya konfigurasi segitiga
tidak dapat berubah bentuk atau runtuh, sehingga dapat dikatakan bahwa
bentuk ini stabil.
2J = M + 3
Gaya tekan
Gaya tarik
Sedangkan kekurangannya :
a. Membutuhkan tenaga ahli dan pekerja yang banyak
b. Struktur dapat bergoyang
c. Memerlukan bracing lateral
d. Sulit dimodifikasi
e. Relatif tidak tahan api
Kayu balsa memiliki sifat yang ringan dan lentur , kayu jenis ini
mempunyai berat jenis 0,29 kg, dan tidak gampang lapuk, disamping itu
struktur kayu balsa memiliki tingkat kekuatan dan ketahanan yang tinggi.
Perlu di cermati bahwa kayu Balsa bukan kayu yang paling ringan. Namun,
kayu balsa dianggap sebagai kayu terkuat menurut beratnya. Ada jenis kayu
yang lebih ringan dari kayu Balsa, tetapi tidak memiliki kekuatan seperti
Balsa. Keunikan lainnya yaitu Balsa juga mampu menyerap goncangan dan
getaran dengan baik dan dapat dengan mudah dipotong, dibentuk, dan
ditempel dengan perkakas tangan sederhana.
a. Momen lentur
Pada gelagar jembatan direncanakan dapat menahan 2 elemen gaya
yaitugaya momen lentur dan gaya geser. Momen atau tegangan lentur aktual
tidak boleh melebihi nilai desain acuan lentur terkoreksi sesuai dengan SNI
7973-2013 Pasal 3.3.1 gelagar jembatan harus memenuhi persamaan berikut
ini :
Mu ≤ Sx . Fb’
Dimana :
Mu = Momen lentur terfaktor
Sx = Modulus elastisitas lentur
Fb’ = Kuat lentur terkoreksi
Dimana:
Civil Engineering Festival 2019 | 12
b = Lebar penampang
d = Tinggi penampang
Nilai desain acuan harus dikalikan dengan semua faktor koreksi yang
berlaku untuk menentukan nilai desain terkoreksi. Faktor-faktor koreksi
untuk kayu gergajian menurut SNI 7973-2013 Pasal 4.3.1 ditunjukan dalam
Tabel 2.2.
2) Faktor Temperatur ( Ct )
Tabel 2.4 Faktor temperatur (SNI 7973-2013 Tabel 2.3.3)
Dimana:
Fb’ = Nilai desain lentur acuan dikalikan dengan semua
faktor koreksi Cfu, CV, dan CL
FBE = 1,20Emin’/RB2
6) Faktor Tusukan ( Ci )
Nilai desain acuan harus dikalikan dengan faktor tusukan, Ci berikut
apabila kayu dimensi dipotong sejajar serat pada tinggi maksimum 10,16
mm, panjang maksimum 9,53 mm, dan densitas tusukan sampai
11840/m2.
Faktor tusukan harus ditentukan dengan pengujian atau dengan
perhitungan menggunakan penampang tereduksi untuk pola tusukan
yang melebihi batas-batas tersebut (SNI 7973-2013 Pasal 4.3.8).
Tabel 2.6 Faktor tusukan (SNI 7973-2013 Tabel 4.3.8)
9) Faktor Ketahanan ( ϕ )
Untuk DFBK, nilai desain acuan harus dikalikan dengan faktor
ketahanan.
Tabel 2.8 Faktor Ketahanan (SNI 7973-2013 Pasal 2.3.3)
b. Tahanan Geser
Dimana:
Vu = Gaya geser terfaktor
V’ = Tahanan geser terkoreksi
Fv’ = Kuat geser terkoreksi
b = Lebar penampang
d = Tinggi penampang
Berikut ini merupakan cara untuk menentukan nilai faktor
koreksi pada nilai desain acuan untuk geser :
1) Faktor layan basah (Tabel 2.3)
2) Faktor temperatur (Tabel 2.4)
3) Faktor tusukan (Tabel 2.6)
4) Faktor konversi format (Tabel 2.7)
5) Faktor Tahanan (Tabel 2.8)
6) Faktor efek waktu (Tabel 2.9)
c. Tahanan Geser
Untuk membatasi perubahan-perubahan bangunan dari suatu
konstruksi, sambungan harus dilaksanakan sedemikian baiknya,
sehingga pergeseran dari masing-masing bagian kostruksi terdiri
sekecil mungkin, terutama untuk konstruksi yang mengalami getaran-
getaran seperti jembatan.Lendutan pada batang lentur ditentukan oleh
banyak factor (PKKI, 1961) seperti :
- Gaya luar
Civil Engineering Festival 2019 | 20
- Momen inersia penampang
- Bentang balok
- Modulus elastisitas
Adapun persamaan untuk lendutan ijin komponen batang lentur yaitu :
- Pada konstruksi terlindung = L/300
- Pada konstruksi tidak terlindung = L/400
a. Batang Tarik
b. Batang Tekan
P’ = Fc’ . Ag
Dimana:
Pu = Gaya tekan terfaktor
P’ = Tahanan tekan terkoreksi
Fc’ = Kuat tekan sejajar serat terkoreksi ( Tabel 2.2 )
Ag = Luas penampang bruto
Berikut ini merupakan cara untuk menentukan nilai faktor koreksi
pada nilai desain acuan untuk tekan sejajar serat :
1) Faktor layan basah (Tabel 2.3)
(a) (b)
Gambar 3.2 Alat Sambung (a) Lem Power Glue dan (b) Benang
Dalam konstruksi utama jembatan ini terdapat bentuk tiga segitiga dan
bentuk bunga teratai yang cantik (Padma Gayatri). Bentuk tersebut
mendefinisikan suasana khas tempat Kerajaan Singosari (Kecamatan
Singosari, Kabupaten Malang) yang berada pada dataran tinggi dengan
dikelilingi oleh banyak pegunungan asri. Bunga teratai sebagai ikon kota
Malang yang menggambarkan Malang sebagai kota bunga dan beberapa tugu
teratai di kota tersebut.
Tabel 3.1 Modelisasi Pembebanan Jembatan Model pada Program SAP 2000.
Beban Pagar
dan plat
lantai
Beban Hidup
qLL = 10/B
= 10/0,15
= 66,667 kg/m
MDL = 1/8 x qDL x B²
= 1/8 x 66,667 x 0.15²
= 0,1875 kg.m
VDL = 0,5 x qDL x B
= 0,5 x 66,667 x 0.15
= 5 kg
Mu < M’
1837,5 N < 2188,667
(OK)
2) Faktor koreksi
Cm =1 (Tabel 2.3)
Ct =1 (Tabel 2.4)
Cf =1 (SNI 7973-2013 Pasal 4.3.6)
Ci = 0,8 (Tabel 2.6)
Kf = 2,7 (Tabel 2.7)
ϕ = 0,8 (Tabel 2.8)
λ = 0,8 (Tabel 2.9)
4) Faktor koreksi
Cm =1 (Tabel 2.3)
Ct =1 (Tabel 2.4)
Cf =1 (SNI 7973-2013 Pasal 4.3.6)
Ci = 0,8 (Tabel 2.6)
Kf = 2,4 (Tabel 2.7)
ϕ = 0,9 (Tabel 2.8)
λ = 0,8 (Tabel 2.9)
Cp = 0,979662
a. Detail Segmen
Jembatan Kertanegara memiliki 3 segmen pertimbangan kemudahan
saat pelaksanaan dan memiliki filosofi tersendiri. (Detail gambar pada
Lampiran)
3.6.1 Persiapan
Tahap persiapan ini meliputi persiapan barang, pemasangan safety line,
pemakaian baju proyek dan perlengkapan perancang sesuai K3. Semua bahan
dan alat untuk perakitan jembatan juga disiapkan. Setiap elemen batang dari
jembatan diberi tanda untuk menunjukan rencana penempatan komponen
stuktur, untuk memudahkan pengerjaan penyusunan dari setiap batang.
3.6.2 Pemotongan
Pada tahap ini dilakukan pemotongan batang-batang balsa yang telah
disediakan. Setelahnya, batang-batang tersebut dibentuk sesuai dengan yang
ada dalam gambar kerja.
Jumlah Fungsi
No. Peralatan Safety Work
(buah)
Helm Safety Untuk Melindungi kepala dari
1 3 resiko bahaya.