Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

FISIKA DASAR I
Topik Percobaan : Menghitung Jumlah Kalor dalam Kalorimeter
Oleh :

Nama

1. Yulius Paryadi
2. Elan Patria
3. Riny Karpanisa
4. Ray Putra Maehan
5. Fransisco Wijaya
6. Menghie

Kelompok

: III (tiga)

Praktikum Ke

: 3 (ketiga)

Tanggal Praktikum

: Mei 2009

Dosen Pembimbing

: Lendra, ST., MT.

Asisten Pembimbing

: Muttaqinnoor

UPT. LAB. DASAR DAN ANALITIK


UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2009

I. Topik Percobaan
- Menghitung jumlah kalor dalam kalorimeter
II. Tujuan Percobaan
1. Menjelaskan bagian-bagian kalorimeter.
2. Menghitung jumlah kalor yang diterima oleh suatu benda.
3. Menghitung jumlah kalor yang diserap oleh suatu benda.
4. Menentukan kapasitas panas jenis suatu benda.
5. Menentukan kesalahan yang mungkin terjadi dalam percobaan.
6. Menyelesaikan soal-soal sederhana berhubungan dengan kalorimeter.
III. Alat dan Bahan
Kalorimeter
Termometer
Neraca Ohaus
Bejana didih
Alat pemanas
Air secukupnya
Beberapa gelas ukur

IV. Landasan Teoritis dan Prosedur Pengamatan


A. Dasar Teori
Sampai pada pertengahan abad XVIII, orang masih menyamakan pengertian
suhu dan kalor. Baru pada tahun 1760, Joseph Black membedakan pengertian kalor
dan suhu. Suhu adalah sesuatu yang diukur pada termometer, dan kalor adalah
sesuatu yang mengalir (fluida) dari benda yang panas ke benda yang dingin dalam
rangka mencapai keseimbangan termal.
Pada

tahun

1798,

seorang

ilmuwan Amerika,

Benjamin

Thompson

menyangsikan definisi kalor sebagai fluida kalorik. Ia merupakan seorang anggota


militer mengamati bahwa ketika meriam menembakkan peluru, ada kalor yang
dihasilkan oleh meriam. Berdasarkan pengmatannya, Thompson menyimpulkan
bahwa kalor bukan fluida, tetapi kalor dihasilkan oleh usaha yang dilakukan oleh
kerja mekanis (misalnya gesekan). Satu kalori didefinisikan sebagai banyaknya kalor
yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gram air sebesar 1 0C. Satuan 1 kalor =
4,184 J 4,2 J.
Selain definisi di atas, adapula definisi lain mengenai kalor. kalor merupakan
suatu bentuk energi yang berpindah dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu

rendah. Benda yang menerima kalor, suhunya akan atau wujudnya berubah. Benda
yang melepas kalor, suhunya akan turun atau wujudnya berubah. Besarnya kalor yang
diserap atau dilepas oleh suatu benda berbanding lurus dengan:
a. massa benda,
b. kalor jenis benda, dan
c. perubahan suhu.
Seperti yang telah kita ketahui di atas bahwa suhu dan kalor itu berbeda. Dari
perbedaan itu, sudah pasti alat yang digunakan untuk mengukur suhu dan kalor juga
berbeda. Kita mengukur suhu suatu benda dengan menggunakan alat termometer.
Dengan apa kita mengukur kalor? Untuk mengetahuinya, lihatlah uraian di bawah ini.
1. Kalorimeter
Kalorimeter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur kalor.
Kalorimeter, yang menggunakan teknik pencampuran dua zat di dalam suatu
wadah, umumnya digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu zat. Beberapa
jenis kalorimeter yang sering dipakai antara lain, kalorimeter aluminium,
kalorimeter elektrik, kalorimeter gas, dan kalorimeter bom.
Menentukan kalor jenis suatu zat dengan kalorimeter, kita gunakan
hukum kekekalan energi atau asas Black. Jika kalor jenis suatu zat diketahui,
kalor jenis zat lain yang dicampur dengan zat tersebut dapat dihitung. Dengan
menggunakan kalorimeter bom, nilai suatu energi makanan dapat diukur.
Sedangkan dengan menggunakan kalorimeter gas jumlah energi yang
terkandung dalam bahan bakar fosil dapat diketahui. Mengenai asas Black,
lebih lanjut akan kami jelaskan di bawah ini.
2. Asas Black
Bila dua benda atau lebih mempunyai suhu yang berbeda-beda dan
saling bersinggungan, maka akhirnya kedua benda tersebut akan berada dalam
kesetimbangan (mempunyai suhu yang sama). Hal ini terjadi disebabkan
karena adanya perpindahan kalor di antara benda-benda tersebut. Benda yang
suhunya tinggi melepaskan kalor, sedangkan benda yang suhunya rendah akan
menyerap kalor. Jumlah kalor yang dilepas dan diterima telah dinyatakan oleh
JOSEPH BLACK dalam suatu azas yang disebut azas black atau hukum
pertukaran panas. Rumusnya dapat diformulasikan sebagai berikut:
Jumlah kalor yang diterima sama dengan jumlah kalor yang
dilepaskan. Untuk menghitung banyaknya kalor yang diterima atau dilepas,
dapat digunakan rumus berikut :
Q m.c.t

Dimana :

Q = Jumlah kalor yang diterima/dilepaskan (Kalori)


m = Massa Benda (Kg)
t = Perubahan Suhu (0C)
c = Kapasitas Panas Jenis (Kalori/Kg0C)

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa kalor memiliki sifat, yaitu
dapat berpindah. Mengenai perpindahan kalor akan dijelaskan pada uraian di
bawah ini.
3. Perpindahan Kalor
Perpindahan kalor dapat dibagi menjadi tiga, yaitu konduksi , konveksi
dan radiasi.
a. Konduksi
Konduksi merupakan proses perpindahan kalor tanpa disertai
perpindahan partikel. Setiap zat dapat menghantarkan kalor secara
konduksi, baik zat yang tergolong konduktor maupun isolator.
b. Konveksi
Konveksi merupakan proses perpindahan kalor yang dilakukan oleh
pergerakan fluida akibat perbedaan massa jenis. Contohnya terjadinya
angin darat dan angin laut.
c. Radiasi
Radiasi (pancaran) merupakan proses perpindahan energi kalor dalam
bentuk gelombang elektromagnetik. Contihnya perpindahan kalor dari
matahari ke permukaan bumi.

B. Prosedur Kegiatan
1. Menentukan terlebih dahulu bahan dari kalorimeter yang digunakan,
aluminium misalnya, kemudian membersihkan kotoran dan debu yang terdapat
pada kalorimeter.
2. Menimbang kalorimeter + pengaduknya, namun sebelumnya membersihkan
neraca dan menormalkannya.
3. Mengisi kalorimeter dengan air hingga separohnya, kemudian menimbangnya.
Sebelum ditimbanng, terlebih dahulu membersihkan kalorimeter dari sisa-sisa
percik air (bagian luar).
4. Setelah selesai menimbang, mengambil termometer dan mengukur suhu air dan
kalorimeter (isinya), kemudian hasilnya dinyatakan dengan t1. Kemudian,
memasukkan kembali kalorimeter ke dalam tempatnya (selubung) setelah
mengukur t1 (air + kalorimeter), keadaan ini dilakukan untuk menghindari
pengaruh suhu luar jangan sampai pengukuran t1 mendapat pengaruh dari luar
(suhu sekitar yang bervariasi).
5. Mengambil air yang lain, kemudian memanaskannya dengan menggunakan
bejana didih, untuk kegiatan ini harus dilakukan dengan hati-hati karena suhu
yang diukur dan air panas adalah sangat menentukan hasil percobaan, selain
pengukuran massa benda.
6. Memasukkan termometer ke dalam air yang telah mendidih, mencatat hasil
pengukurannya dan menyatakannya dengan t2 (suhu air panas).
7. Memasukkan sebagian dari air mendidih ke dalam kalorimeter, kemudian
melakukannya dengan cepat untuk menghindari adanya pengaruh suhu yang
dapat merubah suhu t2.
8. Setelah air panas dimasukkan ke dalam kalorimeter, kemudian mengaduknya
secara perlahan-lahan agar suhu t1 dapat bercampur dengan suhu t2.
9. Setelah yakin benar kedua suhu yang berbeda itu benar-benar telah merata,
kemudian memasukkan termometer dan mencatat suhunya dengan menyatakan
t3 (suhu akhir).
10. Menimbang kembali kalorimeter dengan semua isinya (tanpa selubung).
11. Dari hasil pengukuran terakhir, menghitung berapa massa air yang telah
dimasukkan ke dalam kalorimeter, dan menentukannya dengan mengurangkan
massa dengan massa kalorimeter + air dingin.

Catatan :
Dalam menganalisis data yang telah diperoleh pada percobaan,
pergunakanlah kapasitas panas jenis air.
c

1kilokalori
kg C

V. Data Hasil Pengamatan


Bahan kalorimeter

: Aluminium

Massa kalorimeter kosong + pengaduk (m)

: 0,1098 Kg

Massa kalorimeter kosong + pengaduk + air dingin (m2)

: 0,1854 Kg

Suhu kalorimeter + air dingin (t1)

: 31 0C

Suhu air panas (t2)

: 71 0C

Massa kalorimeter + pengaduk + air dingin + air panas (m3)

: 0,2468 Kg

Suhu akhir (t3)

: 48 0C

VI. Analisis Data dan Jawaban Tugas


A. Analisis Data
Diketahui :
Bahan kalorimeter

: Aluminium

m1

: 0,1098 Kg

m2

: 0,1854 Kg

m3

: 0,2468 Kg

t1

: 31 C

t2

: 71 C

t3

: 48 C

: 4200 J/Kg C

Penyelesaian :
Qyang diterima air dingin

= m c t
= (m2 m1) c (t3 t1)
= (0,1854 Kg 0,1098 Kg ) 4200 J/Kg C (48 C 31 C )
= 0,0756 Kg 4200 J/Kg C 17 C
= 5397,84 Joule = 1295,4 Kalori = 1,2954 Kilokalori

Qyang dilepas air panas

= m c t

= (m3 m2) c (t2 t3)


= (0,2468 Kg 0,1854 Kg) 4200 J/Kg C (71 C 48 C )
= 0,0614 Kg 4200 J/Kg C 23 C
= 5931,24 Joule = 1423,4 Kalori = 1,4234 Kilokalori
Sesuai dengan asas Black, maka :
Qyang diterima

= Qyang dilepas

Qyang diterima air dingin + Qyang diterima kalorimeter = Qyang dilepas air panas
Qyang diterima kalorimeter

= Qyang dilepas air panas - Qyang diterima air dingin

Qyang diterima kalorimeter

= 5931,24 Joule 5397,84 Joule


= 533,4 Joule = 128 kalori = 0,128 Kilokalori

Untuk mencari kalor jenis (c) aluminium adalah :


Qyang diterima kalorimeter = m ckalorimeter t
c kalorimeter

Q yangditerimakalorimeter
m1 .(t 3 t1 )
533,4 J
0,1098 Kg .( 48C 31C )
533,4 J

= 0,1098.17C
533,4 J

= 1,87

= 285,24 J/Kg C
= 68,45 K/ Kg C
= 0,06845 Kilokalori/ Kg C
Untuk mencari kapasitas kalor (C) adalah :
C m.c

= 0,1098 Kg 4200 J/Kg C


= 461,16 J/ C
= 110,67 K/ C
= 0,11067 KKal/ C

B. Tugas
Jawaban dari tugas praktikum ini ialah sebagai berikut.

1. Massa jenis adalah besaran khas yang menyatakan jenis suatu zat. Suatu zat yang
sejenis walaupun ukuran dan massanya berbeda, massa jenisnya tetap sama. Massa
jenis 1 gram besi sama dengan massa jenis 1 Kg besi. Sebaliknya, dua zat Yng
jenisnya berbeda pasti memiliki massa jenis yang berbeda.
2. - Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu yang sama dari benda
yang berbeda pada umumnya besarnya tidak sama. Perbandingan banyaknya
kalor yang diberikan terhadap kenaikan suhu benda dinamakan kapasitas kalor
atau kapasitas panas. Kapasitas kalor suatu benda adalah kemampuan suatu
benda untuk menerima atau melepas kalor untuk menaikkan atau menurunkan
suhu benda sebesar 10C atau 1K.
- Kapasitas jenis atau kalor jenis (c) suatu zat didefinisikan sebagai banyaknya
kalor yang diperlukan untuk menmaikkan atau melepaskan suhu tiap satu
kilogram massa suatu zat sebesar 10c atau 1 Kelvin. Satuan kalor jenis sama
dengan satuan kalor dibagi satuan massa kali satuan suhu. Rumusan tersebut
dapat ditulis dalam persamaan sebagai berikut.
c

Q
m.t

3. - Hubungan antara berat jenis dan massa jenis adalah sebagai berikut:

m
V

dan W m.g

Dari dua persamaan di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa persamaan dari
berat jenis adalah sebagai berikut:
BJ .g

Keterangan :
BJ

= Berat Jenis Benda

= Massa Jenis Benda

= Berat Benda

= Percepatan gravitasi

- Perbedaan antara berat jenis dan massa jenis adalah sebagai berikut.
Berat jenis dan massa jenis berbeda. Berat jenis didefinisikan sebagai
perbandingan kerapatan suatu zat/benda terhadap kerapatan air. Selain itu, berat
jenis bisa juga didefinisikan sebagai hasil kali antara massa jenis dengan
percepatan gravitasi , sedangkan massa jenis adalah perbandingan antara massa
zat dan volumenya.
4. Dari data-data hasil percobaan kami, kami dapatkan :

a. Banyaknya kalor yang dilepaskan oleh air panas (Q = 5931,24 J = 1423,4


Kalori).
b. Banyaknya kalor yang diterima oleh air dingin (Q = 5397,84 J = 1295,4
Kalori).
c. Banyaknya kalor yang diterima oleh kalorimeter (Q = 533,4 J = 128 kalori).
d. Kapasitas panas kalorimeter (C = 461,16 J/ C = 110,67 K/ C = 0,11067
KKal/ C ).
5. Jawaban soal ini dapat dilihat pada bagian lampiran.

VII. Kesimpulan dan Saran


A. Diskusi
Menurut kami, praktikum mengenai menghitung jumlah kalor dalam kalorimeter
kemarin berjalan lancar dan tanpa hambatan karena percobaan tersebut sebelumnya
pernah kami lakukan semasa duduk di bangku SMA.
B. Kesimpulan
Dari percobaan di atas dapat kami simpulkan bahwa :
1. Kalor dapat dihitung besarnya dengan menggunakan suatu alat, yaitu kalorimeter.
2. Apabila dua benda yang suhunya berbeda dipertemukan (dicampurkan), benda
yang suhunya tinggi akan memberikan kalor kepada benda yang suhunya rendah.
Pada akhir pencampuran, suhu kedua benda menjadi sama. Berdasarkan hal
tersebut, jika kalor jenis salah satu zat diketahui, kalor jenis zat yang lain dapat
dihitung dengan menggunakan hukun kekekalan energi.
3. Perubahan kalor yang terjadi dapat diketahui dengan cara melihat secara langsung
pada data percobaan. Selain itu, mengenai Jumlah kalor yang diserap maupun
dilepaskan oleh suatu benda dapat dihitung untuk mengetahui perubahannya
dengan menggunakan rumus yang telah dijelaskan pada bagian landasan teori.
C. Saran
Menurut kami, kakak/asisten laboratorium sudah baik dalam memberikan
penjelasan mengenai alat dan bahan praktikum maupun mengenai prosedur praktikum
yang akan kami lakukan. Dan saran kami, kakak seterusnya seperti itu dalam
memberikan penjelasan.
Untuk alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum, menurut kami tidak ada
yang bermasalah dan masih dapat digunakan pada saat praktikum.

VIII. Daftar Pustaka

Tim Pengajar Fisika dasar. 2009. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Palangka Raya:
Laboratium Dasar dan Analitik.
Tim Penyusun, dkk. 2002. PR Fisika Kelas 1 SMU Tengah Tahun Kedua. Klaten:
Intan Pariwara.
Tim Penyusun, dkk. 2007. Detik-Detik Ujian Nasional Fisika Untuk SMA/MA.
Klaten: Intan Pariwara.

Anda mungkin juga menyukai