Disusun Oleh
II. TUJUAN
Menentukan kapasitas kalorimeter aluminium
Menentukan kalor jenis suatu logam
Alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat dalam
suatu perubahan atau reaksi kimia disebut kalorimeter. Kalorimeter yang biasa
digunakan di laboraturium fisika sekolah berbentuk bejana biasanya silinder dan
terbuat dari logam misalnya tembaga atau aluminium dengan ukuran 75 mm x 50
mm (garis tengah). Bejana ini dilengkapi dengan alat pengaduk dan diletakkan di
dalam bejana yang lebih besar yang disebut mantel. Mantel tersebut berguna
untuk mengurangi hilangnya kalor karena konveksi dan konduksi.
Kalor Jenis kalor adalah satu bentuk energi. Kalor dapat mengubah suhu
atau wujud benda. Satuan kalor adalah kalori disingkat denga kal. Satu kalori
adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 gram air sehingga
suhunya naik 10C. Karena kalor merupakan bentuk energi, maa dalam SI satuan
kalor sama dengan satuan energi yaitu Joule/ J. Dalam pengukuran menunjukkkan
adanya kesetaraan antara kalor dengan energi yaitu: 1 kalori setara dengan 4,18 J
Menurut asas Black apabila ada dua benda yang suhunya berbeda
kemudian disatukan atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang
bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. Aliran ini akan berhenti
sampai terjadi keseimbangan termal (suhu kedua benda sama). Secara matematis
dapat dirumuskan: Q lepas = Q terima
Yang melepas kalor adalah benda yang suhunya tinggi dan yang menerima
kalor adalah benda yang bersuhu rendah. Bila persamaan tersebut dijabarkan
maka akan diperoleh
Q lepas = Q terima
m1.c1.(t1 - ta) = m2.c2.(ta-t2)
Tabel Panas Jenis dan Kapasitas Panas Molar untuk Berbaga Padatan dan Cairan
pada 200C
No Zat Panas jenis Panas jenis Kapasitas panas molar
(kJ/kg.K) (Kkal/kg.K) (J/ml.K)
1. Alumunium 0.9 0,215 24,3
2. Bismuth 0,123 0,0294 25,7
3. Tembaga 0,386 0,0923 24,5
4. Emas 0,126 0,0301 25,6
5. Es (-100C) 2,05 0,49 36,9
6. Timah hitam 0,128 0,0305 26,4
7. Perak 0,233 0,0558 24,9
8. Tungsen 0,134 0,0321 24,8
9. Seng 0,387 0,0925 25,2
10. Alkohol (Ethyl) 2,4 0,58 111
11. Raksa 0.14 0,033 28,3
12. Air 4,18 1 75,2
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa panas jenis air jauh lebih besar
daripada panas jenis zat lain. Karena kapasitas panasnya yang sangat besar, air
adalah baha yang baik sekali untuk menyimpan energi termis. Air juga merupakan
pendingin yang baik. Air dalam jumlah yang banyak, seperti danau atau lautan
1. Persianpan alat dan bahan sesuai dengan daftar alat dan bahan
2. Rakit alat seperti digambar
3. Periksa lagi rakitan alat
No Nama alat /bahan kapasitas kalor No Nama alat/bahan kalor jenis logam
1 Thermometer 1 Thermometer
6 Air 6 Air
7 7 Kubus kogam
Q lepas = Q terima
map cap ∆Tap = Ckal ∆Tkal+ mad cad ∆Tad
∆Tap = Tap- T campuran
= 365 K – 332 K
= 33 K
∆Tal = Tcampuran – Ta+k
= 332 K – 300 K
= 32 K
∆Tad = ∆Tal = 32 K
Map = mcapuran – ma+k
= 205,4 g – 125.5 g
= 79.9 g
M ad = ma+k – mk
= 125.5 g – 27 g
= 68.5 g
map cap ∆Tap = C kal =∆T kal + mad cad ∆Tad
79.9 g 1 kal/ g oC 33 K = Cal 32 K + 68.5 g 1 kal/g oC 32 K
2636.7 kal = 32 K Cal + 2192 kal
32 K C kal = 444.7 kal
Q lepas = Q terima
mlogam c logam ∆Tlogam = mair cair ∆Tair + mkal c kal ∆T kal
∆Tlogam = T panas – T campuran
= 365 K – 305 K
= 60 K
∆Tair = ∆Tkal = T campuran – T dinin
= 305 K – 301 K
=4K
mlogam c logam ∆Tlogam = mair cair ∆Tair + mkal c kal ∆T kal
23 g c logam 60 K = 74.7 g 1 kal/g oC 4 K + 57 g 0.212 kal/g oC 4 K
1380 gK c logam = 298.8 kal + 48.336 kal
1380 gK c logam = 347.136 kal
c logam = 0.2515 kal/g K
Jadi, kalor jenis logam yang di dapat dari perhitungan adalah
c logam = 0.2515 kal/g K
Q Lepas = Q Terima
I. kesalahan Random
a) Pengaruh lingkungan : pengaruh temperatur yang tidak tetap. Ada faktor
lingkungan lain yang menyebabkan, contohnya: adanya geteran dari luar,
tersenggolnya meja yang sebagai tempat tumpuan alat pratikum.
b) Pengaruh pengamatan: kesalahan partikan dalam penentuan skala, baik
pada pembacaan termometer ataupun pada pembacaan neraca ohaius.
II. kesalahan sistematis
a) Kesalahan Baca : kasalahan paralak saat pembacaan termometer (mata
tidak tegak lurus terhadap skala)
b) Kesalahan teoritis : kemungkinan pratikan melakukan kesalahan dalam
mengartikan teori, ataupun salah mengartikan besaran dalam fisika.
C = Q / Δt
B. Saran
Pratikan harus memahami terlebih dahulu langkah-langkah dan
tujuan sebelum melakukan percobaan.
Pratikan harus teliti dan serius dalam melakukan percobaan.
Halliday, David dan Robert Resnick. 1989. Fisika Edisi Ke 3 Jilid 1. Jakarta:
Erlangga
Sriyanto, Budi. 2006. Gemilang untuk SMA. Jakarta: Cipta Pustaka