Anda di halaman 1dari 6

V.

SUHU DAN KALOR


1. Suhu dan Alat Ukurnya
2. Pemuaian
3. Kalor
4. Perpindahan Kalor

1. Suhu dan Alat Ukurnya


 Suhu atau Temperatur (T) : istilah untuk membedakan panas dinginnya suatu benda.
 Alat untuk menentukan suhu suatu zat disebut Termometer.

 Jenis-jenis termometer berdasarkan skala ukurnya :


1. Celcius (oC)
2. Reamur (oR)
3. Fahrenheit (oF)
4. Kelvin (K)
 Simbol besaran suhu/Temperatur dalam Sistem Internasional (SI) adalah T, bersatuan
derajat Kelvin ditulis K saja.
Suatu zat bersuhu 500 derajat kelvin ditulis : T = 500 K
 Titik beku adalah keadaan suatu zat akan membeku,
 Ttitik didih adalah keadaan suatu zat akan mendidih.
 Rentang antara titik beku dan titik didih ke empat termometer adalah sebagai berikut :

TERMOMETER TITIK BEKU TITIK DIDIH JUMLAH SKALA


Celcius 0o 100o 100
Reamur 0o 80o 80
Fahrenheit 32o 212 o
180
Kelvin 273o 373o 100

 Cara membandingkan :
1) Celcius dan Reamur
℃ 100
=
°R 80

2) Celcius dan Fahrenheit :


℃ 100
=
°F − 32 180
3) Celcius dan Kelvin :
℃ 100
= =1
T − 273 100

4) Reamur dan Fahrenheit :


°R 80
=
℉ − 32 180

5) Reamur dan Kelvin :


°R 80
=
T − 273 100

6) Fahrenheit dan Kelvin :


°F − 32 180
=
T − 273 100

T – 273 = 100 (oF – 32)


180

2. Pemuaian
Perubahan suhu yang diberikan pada suatu benda dapat menyebabkan benda berubah ukuran.
Perubahan ukuran benda berupa pemuaian atau penyusutan ukuran, ketika benda dipanaskan
maka molekul-molekul di dalam benda bergerak lebih cepat sehingga benda memuai, dan
sebaliknya.

Pemuaian dapat terjadi pada zat padat, zat cair maupun gas. Pemuaian pada zat padat lebih
lambat dibandingkan dengan zat cair dan gas.

Pemuaian pada zat padat :


Pemuaian pada zat padat seperti logam bergantung bentuknya, pemuaian dapat berupa :
1) Pemuaian Panjang
2) Pemuaian Luas
3) Pemuaian Volume

1) Pemuaian Panjang
 Pemuaian panjang disebut juga dengan pemuaian linier. Pemuaian panjang zat padat
berlaku jika zat padat itu hanya dipandang sebagai satu dimensi (berbentuk garis).
 Untuk pemuaian panjang digunakan konsep koefisien muai panjang atau koefisien muai
linier yang dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara pertambahan panjang zat
dengan panjang mula-mula zat, untuk tiap kenaikan suhu sebesar satu satuan suhu.

 Pertambahan muai panjang (ΔL)

ΔL = Lo.α.ΔT

Dimana :
Lo = Panjang mula-mula (m)
α = Koefisien muai panjang (/oC)
ΔT = (T2 – T1) = Perubahan suhu (oC atau K)
ΔL = Perubahan/pertambahan panjang (m)
Koefisien Muai Panjang (/oC)

JENIS ZAT KOEFISIEN MUAI PANJANG (α)


Wolfram 4.10-6
Gelas 9.10-6
Platina 9.10-6
Besi 12.10-6
Nikel 13.10-6
Emas 14.10-6
Tembaga 17.10-6
Perak 19.10-6
Aluminium 24.10-6
Timah sari 26.10-6

2) Pemuaian Luas
 Jika zat padat tersebut mempunyai 2 dimensi (panjang dan lebar), kemudian dipanasi tentu
baik panjang maupun lebarnya mengalami pemuaian atau dengan kata lain luas zat padat
tersebut mengalami pemuaian.
 Koefisien muai pada pemuaian luas ini disebut dengan koefisien muai luas yang diberi
lambang β.

 Pertambahan muai luas (ΔA) :

ΔA = Ao.β.ΔT

Dimana :
Ao = Luas mula-mula (m)
β = Koefisien muai luas (/o)
ΔT = (T2 – T1) = Perubahan suhu (oC atau K)
ΔA = Perubahan/pertambahan luas (m)

 β = 2α

3. Pemuaian Volume
Zat padat yang mempunyai bentuk ruang, jika dipanaskan mengalami pemuaian volume.
Koefisien pemuaian pada pemuaian volume ini disebut dengan koefisien muai volume
atau koefisien muai ruang yang diberi lambang γ.

 Pertambahan muai volume (ΔV)

ΔV = Vo.γ.ΔT

Dimana :
Vo = Volume mula-mula (m)
γ = Koefisien muai volume (/o)
ΔT = (T2 – T1) = Perubahan suhu (oC atau K)
ΔV = Perubahan/pertambahan volume (m)

 γ =3α
3. Kalor

Kalor adalah bentuk energi yang dipindahkan karena adanya perbendaan suhu.
Kalor merupakan proses transfer energi dari suatu zat ke zat lainnya dengan di ikuti perubahan
suhu.
 Kalor jenis (c)
Kalor jenis suatu benda didefinisikan sebagai jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan
suhu 1 kg suatu zat sebesar 1 K atau 1oC. Kalor jenis ini menunjukkan kemampuan suatu
benda untuk menyerap kalor.

Menentukan Jumlah kalor yang perlukan pada setiap perubahan suhu :


Q = m.c.ΔT

Dimana :
m = Massa benda (kg)
ΔT = T2 – T1 = Perubahan suhu (oC atau K)
Q = Jumlah Kalor (kkal)
c = Kalor Jenis (kkal/kg.K)

Satuan Kalor :
1 kal = 1 cal = 1 kalori (1 calori)
1 kkal = kcal. = kilo kalori = 1 Kal = 1000 kalori
1 kalori = 4,18 Joule
1 kkal = 4180 Joule
1 Joule = 0,24 kalori
1 Joule = 0,00024 kkal

Kalor Jenis Beberapa Zat

ZAT KALOR JENIS (J/kg oC) ZAT KALOR JENIS (J/kg oC)
Air 4200 Tembaga 390
Es 2500 Kuningan 380
Alkohol 2400 Perak 230
Udara 1000 Minyak Tanah 220
Aluminium 900 Air Raksa 140
Kaca 670 Emas 130
Besi 460 Timbal 130

 Kapasitas kalor (C)


Kapasitas Kalor suatu benda adalah jumlah kalor yang diperlukan atau dilepaskan jika suhu
benda tersebut dinaikkan atau diturunkan 1 K atau 1oC.

Kapasitas Kalor secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝐐
𝐂=
∆𝐓

atau

C = m.c

Dimana :
C = Kapasitas kalor (kkal/K)
 Kalor laten
Merupakan kalor yang dibutuhkan benda untuk mengubah wujudnya per satuan massa.

Besar Kalor Laten secara matematis :

Q = m.K

Kalor laten pada proses perubahan wujud zat :


Contoh pada proses peleburan :

QL = m.KL

Pada proses penguapan :

QU = m.KU

 Asas Black :
Pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat yang suhunya lebih tinggi sama
dengan banyaknya kalor yang diterima zat yang suhunya lebih rendah.
Q lepas = Q terima

atau :

Q lepas = –Q terima
m.c.ΔT = – m.c.ΔT
m.c.(T2 – T1) = – m.c. (T2 – T1)

4. Perpindahan kalor

 Konduksi
Peristiwa perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai dengan perpindahan partikel
partikelnya disebut konduksi.

Jumlah kalor yang dipindahkan per satuan waktu, secara matematis dituliskan:

∆𝐓 𝐐
𝐇 = 𝐤. 𝐀. dan 𝐇 =
𝐋 ∆𝐓

dimana :
k = Koefisien konduksi termal (J/m.s.K)
A = Luas penampang (m2)
ΔT = Perbedaan suhu antara kedua ujung batang (K)
L = Panjang Batang (m)
H = Jumlah kalor yang merambat tiap satuan waktu/laju aliran kalor (J/s)
 Konveksi
Peristiwa perpindahan kalor yang disertai perpindahan massa atau perpindahan partikel
partikel zat perantaranya.

Laju kalor secara konveksi , secara matematis dapat dirumuskan :

H = h.A.ΔT

dimana :
h = Koefisen konveksi termal (J/s.m2.K)
A = Luas penampang (m2)
ΔT = Perbedaan suhu antara kedua ujung batang (K)
H = Jumlah kalor yang merambat tiap satuan waktu/laju aliran kalor (J/s)

 Radiasi
Peristiwa perpindahan kalor tanpa zat perantara disebut dengan radiasi.

Besar laju aliran kalor secara matematis dirumuskan :

∆𝐐
= 𝐞. 𝛔. 𝐀. 𝐓 𝟒
∆𝐓

dimana :
e = Emisivitas bahan (tidak bersatuan/konstanta)
σ = Ketapan Boltzman = 5,67 . 10-8 W/m. K-4
A = Luas penampang benda (m2)
T = Suhu mutlak (K)
Q = Kalor yang dipancarkan (J)
ΔT = Perubahan suhu (K)

Anda mungkin juga menyukai