Anda di halaman 1dari 70

SUHU, KALOR DAN PEMUAIAN

1. SUHU
2. KALOR
3. AZAZ BLACK
4. PEMUAIAN
Suhu didefinisikan sebagai
derajat/tingkatan panas suatu benda atau
kuantitas panas suatu benda.
Alat yang tepat untuk mengukur suhu benda
adalah termometer.
Macam – macam Termometer
1. Termometer zat padat
2. Termometer zat cair
3. Termometer gas
Alasan pemilihan raksa atau alkohol sebagai isi
termometer yang sering digunakan adalah
sebagai berikut:

1. mudah Dilihat karena raksa terlihat mengkilap


sedangkan alkohol dapat diberi warna merah.
2. Daerah ukurannya sangat luas (raksa : – 390c
s/d 3370c dan alkohol: -1140c – 780c)
3. Keduanya merupakan panghantar kalor yang
baik
4. Keduanya mempunyai kalor jenis yang kecil.
Skala dalam
termometer
1) termometer Celcius
2) termometer Fahrenheit
3) termometer Reamur
4) termometer Kelvin

SKALA STANDAR
INTERNASIONAL
ADALAH
SKALA KELVIN
Comparison of freezing and boiling point of water
for each thermometer scale
Kelvin Celcius Fahrenheit Reamur

-373 -100 -212 -80 Water boiling


point

-273 -0 -32 -0 Water freezing


point
-0
-0
FORMULA
SCALE KELVIN (K) CELCIUS (0C)
Kelvin (K) TK TC = TK - 273
Celsius (0C) TK = TC + 273 TC
Fahrenheit
0
( F) T K
5
( )
= T f − 32 + 273 T C = 9 (T f − 32)
5
9
Reamur (0R) 5 5
TK = TR + 273 TC = TR
4 4
SCALE FAHRENHEIT (0F) REAMUR (0R)

= (TK − 273) + 32
9
TR = (TK − 273)
Kelvin (K) 4
T F
5 5
9 4
Celsius (0C) TF = TC + 3 2 TR = TC
5 5
TR = (TF − 32)
Fahrenheit TF 4
(0F) 9
= (TR + 32 )
Reamur (0R) 9 TR
TF
4
KONVERSI ANTAR SKALA
TERMOMETER
LATIHAN SOAL
1. KONVERSIKAN SUHUDIBAWAH INI
500C = ..... OR= ..... OF= ..... K
2. BUKTIKAN NILAI
X0C = X OF

1. KONVERSIKAN SUHUDIBAWAH INI


250C = ..... OF= ..... K= ..... OR
2. BUKTIKAN NILAI
X0R = X K
Semua zat menempati ruang, mempunyai massa,
dan dapat berada dalam wujud yang berbeda.
Pada dasarnya ada tiga wujud zat: padat, cair, dan
gas. Wujud dari suatu zat tergantung pada suhunya.

(a) Padat (b) Cair c) Gas


(a) Pada wujud gas, partikel-partikel tidak
mempunyai energi yang cukup untuk melawan gaya
tarik yang mengikat partikel- partikel itu.
(b) Partikel-partikel yang menyusun zat cair tidak
mempunyai energi cukup untuk melawan seluruh
gaya tarik, namun partikelpartikel itu mempunyai
energi yang cukup untuk bergerak mengembara.
(c) Zat padat tersusun dari partikel-partikel yang
tidak mempunyai cukup energi untuk
mengembara.
Massa Jenis

Untuk menentukan besar massa jenis suatu benda,


harus membagi massa benda tersebut dengan
volumenya. Bila massa jenis diberi simbol ( ρ dibaca:
rho), massa m, dan volume V.

Contoh, suatu benda massanya 79 g memiliki volume 10


m3, maka massa jenisnya adalah: Ternyata massa
jenisnya 7,9 g/cm3.
Kalor

Kalor diukur dalam satuan kalori. Satu kalori


adalah jumlah energi panas yang dibutuhkan
untuk menaikkan suhu sebesar 1 oC dari 1 gram
air. Akan dibutuhkan 500 kalori untuk
memanaskan 500 gram air dari 20 oC menjadi 21
oC. Namun, satuan kalor dalam SI adalah joule.

Satu kalori sama dengan 4,184 joule, dan sering


dibulatkan menjadi 4,2 joule.
Kalor Jenis

Kalor Jenis Beberapa Bahan [J/(kg.K)]


Air 4184
Alkohol 2450
Aluminium 920
Karbon (grafit) 710
Pasir 664
Besi 450
Tembaga 380
Perak 235
Penghitungan Kalor

Q = m × C × ΔT m = massa
C = kalor jenis
ΔT = Perubahan suhu

Simbol Δ (delta) berarti “perubahan,” jadi ΔΤ adalah


perubahan suhu. “Perubahan” yang ditunjukkan oleh Q,
merupakan simbol perubahan energi panas (benda
menerima kalor atau melepas kalor).
ΔT = T akhir - T awal
Soal Contoh:
Sebuah batang besi yang massanya 320 g didinginkan
dari 60 oC menjadi 20 oC.
Berapakah kalor yang dilepaskan oleh batang besi
itu?
Langkah-langkah Penyelesaian:
1. Apa yang diketahui?
Massa batang besi , m = 320 g = 0,320 kg batang besi
terbuat dari besi. Kalor jenis, C, besi adalah 450
J/(kg.K).
Suhu awal, T awal = 60 oC Suhu akhir, T akhir = 20 oC
ΔΤ = 20 oC - 60 oC = -40 oC = -40 K
2. Apa yang ditanyakan?
Perubahan energi panas (kalor yang
dilepas), Q
3. Gunakan persamaan Q = m x C x ΔΤ.

4. Penyelesaian: Q = m x C x (Takhir - Tawal)


= 0,32 kg x 450 J/(kg.K) x -40 K
= - 5.760 J

batang besi melepas kalor sebesar 5.760 J sehingga


batang besi itu
menjadi lebih dingin.
SOAL DAN PEMBAHASAN
1. Berapa energi kalor yang diperlukan oleh 1,5 kg
alumunium jika dipanaskan dan 20°C sampai 60°C dan
kalorjenis alumunium 9 x 10 J/kg°C?
Penyelesaian :
Diketahui :
m = 1,5 kg
c = 9 x 10kuadrat J/kg°C = 900 J/kg°C
At = 60°C - 20°C = 40°C
Ditanya •: Q=....?
Jawab :
Q = m.c.At
Q = 1,5x900x40
Q =d54.000 Joule
Tanda + berarti memerlukan kalor.
2. Berapa kalor yang dilepaskan oleh Alkohol jika suhunya
turun dan 75° menjadi 25°C. Massa alkohol 8
kg dan kalor alkohol 2300 J/kg°C.
Penyelesaian:
Diketahui :
m = 8 kg
c = 2300 J/kg°C
Δt 25° - 75° = -50°C

Ditanya Q =....?
Jawab
Q = m . c. Δt
= 8.2300 x -50
= -920.000 Joule

Tanda-berarti melepaskan kalor.


3. Untuk menaikkan suhu benda dan 30°C menjadi 80°C
diperlukan kalor sebanyak 80.000 Joule. Bila massa benda
yang dipanaskan 5 kg.
a) Berapa kapasitas kalor benda itu?
b) Berapakah kalor jenisnya?
Penyelesaian:
Diketahui :
Q = 80000 Joule
m = 5kg
Δ t = 80°C - 30°C = 50°C
Ditanya
a) H = ........?
b) c = ........?
Jawab :
a) H = Q/ Δ t = 80.000 = 1600 J/°C L’t 50
b) c = c/m = 1600/5 = 320 J/kg°C
4. Pada 0,5 kg besi behel yang bersuhu 15°C diberikan
kalor sebesar 22.500 J. Berapakah suhu akhir besi behel
tersebut? (Kalorjenis besi behel = 450 K/kg°C)

Penyelesaian:
Diketahui :
Massa besi behel m = 0,5 k9
Suhu awal = 15°C
Kalor yang diberikan Q = 22.500 J
Kalorjenis besi behel c = 450 J/kg°C

Ditanya : Suhu akhir besi behel


Jawab Oleh karena besi behel menerima kalor, maka
suhunya akan naik.
Kenaikan suhu (At) dapat dihitung dengan persarnaan

Q = m.c.At

At = Q/mxc = 22.500J/(0,5 kg) (900 JIkg°C) = 50°C

Suhu akhir = suhu awal + kenaikan suhu At


= 15°C + 50°C = 65°C
Soal Latihan

1. Hitunglah kalor yang diterima oleh 230 g air yang


dipanaskan dari 12 oC menjadi 90 oC.
Petunjuk: Jawabanmu mengenai Q, akan
berharga positif atau negatif?

2. Sebuah benda bermassa 45 kg membutuhkan


kalor sebesar 180.480 J untuk
menaikkan suhunya dari 28 oC menjadi 40 oC.
Berapakah kalor jenis benda itu?
Petunjuk: Informasi apa yang tidak diketahui?
Kalor Dapat Mengubah Suhu Benda
Kalor adalah salah satu bentuk energi yang dapat
berpindah karena adanya perbedaan suhu. Kalor dapat
menyebabkan perubahan suhu suatu bënda.
Dalam Fisika, pengertian kalor berbeda dengan suhu.
Kalor sebagai bentuk energi menyatakan jumlah
(kuantitas) panas, sedangkan suhu menyatakan
ukuran derajat panas. Secara ilmiah, kalor berpindah
dari benda yang suhunya tinggi menuju benda yang
suhunya rendah bila kedua benda dicampur.
Karena kalor sebagai bentuk energi, maka berlaku
hukum kekekalan energi untuk kalor.
Menurut Joseph Black, kalor yang diterima sama dengan
kalor yang dilepas. Pernyataan ini disebut Asas Black.

Kalor yang diterima = kalor yang dilepaskan


Qterima = Qlepas
(m . c. Δ t)terima = (m . c. Δ t)lepas

Contoh soal:
0,2 kg tembaga yang suhunya 100° C dimasukkan ke dalam
0,256 kg air yang suhunya 31°C, sehingga suhu air naik
menjadi 36°C. Berapa kalorjenis tembaga, bila kalor jenis
air 4200 J/Kg°C?

Penyelesaian:
Diketahui :
mt 0,2 kg
t = 100°C Keterangan
ma = 0,256kg t= TEMBAGA
ta = 31°C a = AIR
tc = 36°C
Ca = 4200 J/kg°C
Ditanya : c =....?

Jawab :
Q yang dilepas tembaga = Q yang diterima air

mt x ct x (tt-tc) = ma x ca x (tc-ta)
O,2 x Ct x (lOO-36) = 0,256 x 4200 x (36-31)
Kalor jenis suatu zat adalah bilangan yang menunjukkan
banyak kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1°C
dan 1 kg zat. Bila dinyatakan dengan rumus:

C= Q/ m. At

Kapasitas Kalor
Kapasitas kalor suatu zat adlah banyaknya kalor yang
diperlukan untuk menaikkan suhu zat itu sebesar 1°C. Jika
dinyatakan dengan rumus dapat di tulis:

H = Q/At
H = Q/ Δ t

Keterangan:
H = Kapasitas kalor, satuan Joule/°C

Hubungan antara kapasitas kalor dan kalorjenis zat dapat


ditulis:

H = Q/ Δ t = mxcxt/ Δ t = m xc

C = H/m

Untuk menentukan kalorjenis zat dapat digunakan alat


yang disebut kalorimeter.
Kalor Dapat Mengubah Wujud Zat
Kita telah mengetahui bahwa zat terdiri atas tiga tingkat
wujud zat, yaitu padat, cair dan gas. Akibat perubahan
energi kalor yang terjadi pada zat itu, zat dapat
mengalami perubahan wujud. Misalnya sepotong es jika
dipanaskan akan berubah menjadi air dan jika dipanaskan
terus air berubah menjadi uap. Pada peristiwa ini terjadi
perubahan wujud dari cair yang disebut melebur dan
perubahan wujud dari cair menjadi gas yang disebut
menguap. Perubahan-perubahan wujud zat ini ada yang
memerlukan kalor dan ada yang membebaskan kalor.
Perubahan wujud suatu zat tidak selalu mengikuti kaidah
tersebut, tetapi ada zat tertentu yang langsung mengalami
perubahan wujud dan padat langsung menjadi gas tanpa
melalui wujud cair, yang disebut menyublim. Contoh:
kapur barus, yodium dan naftalena.
Untuk memahami peristiwa perubahan wujud, perhatikan
diagram perubahan wujud zat di bawah ini
Ketika zat sedang mengalami perubahan wujud, suhu zat
tetap meskipun terus diberi kalor. Kalor yang diserap itu
tidak dipakai untuk menaikkan suhu, tetapi dipakai untuk
mengubah wujud zat, Kalor yang dipakai untuk
mengubah wujud zat disebut kalor laten (tersembunyi).
Pada zat padat molekul-moekulnya sangat rapat dan
mempunyai gaya tarik-menarik antar molekul yang cukup
besar. Ketika jumlah kalor diberikan pada balok es, energi
getaran molekul-molekul bertambah dan rnengakibatkan
molekul-molekul itu lepas dan ikatannya. Pada akhirnya
es (zat padat) berubah menjadi air (zat cair).

Pada Waktu Menguap Zat Memerlukan Kalor


Menguap adalah perubahan wujud dari cair menjadi gas.
Bila zat dipanaskan, molekul-molekul zat cair itu bergerak
makin cepat dan bebas, sehingga dapat meninggalkan
permukaan zat cair tersebut.
Penistiwa ini disebut penguapan. Pada saat menguap
memerlukan kalor. Penguapan dapat terjadi pada berbagai
suhu

Untuk mempercepat proses penguapan dapat dilakukan


dengan 4 cara, yaitu:

a. Pemanasan/diberi kalor
b. Memperluas permukaan zat cair
c. Mengalirkan (meniupkan) udara ke permukaan zat cair.
d. Mengurangi tekanan uap di atas permukaan zat cair.
Pengembunan adalah proses kebalikan dan penguapan
yaltu perubahan wujud dari cair ke gas. Bila ke dalam gelas
yang berisi air kita masukkan sepotong es, maka pada
dinding luar gelas terjadi pengembunan (terdapat butir-
butir air).

Butir-butir air terjadi dan uap di udara mengenai dinding


gelas sehingga mengalami pendinginan. Uap air ini
melepaskan kalor dan terjadilah pengembunan pada
dindin gelas. Jadi saat mengembun zat melepaskan kalor.
Zat Mendidih Dengan Suhu Tetap Asalkan Tekanan Tidak
Berubah
Mendidih adalah peristiwä penguapan di seluruh bagian
zat cair dan terjadi pada titik didih. Suhu zat cair saat
mendidih disebut titik didih. Titik didih normal adalah
suhu zat cair yang mendidih pada tekanan 76 cmHg (1
atmosfer). Misalnya titik didih normal air adalah 100°C.

Bilã tekanan udara kurang dari 1 atmosfer, maka zat cair


dapat mendidih di bawah titik didih normalnya dan
kenaikan tekanan pada permukaan air akan menaikkan
titik didihnya. Jadi titik didih zat bergantung pada
tekanan udara di atas permukaan zat itu
Banyaknya kalor yang diperlukan selama mendidih
sebanding dengan massa zat dan kalor uapnya.
Persamaannya dapat ditulis:
Q=mxU
Keterangan:
Q = kalor yang diperlukan, satuannya joule
m = massa zat, satuannya kg
U = kalor uap, satuannya joule/kg

Kalor uap adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh 1


kg zat untuk menguap pada titik didihnya. Kalor embun
adalah banyaknya kalor yang dilepaskan pada zat berubah
dan wujud uap menjadi cair pada titik didihnya.

Kalor uap = kalor embun


Contoh Soal:
Hitunglah banyak kalor yang diperlukan untuk
menguapkan 3 kg air pada suhu 100°C. Dimana kalor uap
air adalah 2260 KJ/kg.

Penyelesaian:
Diketahui :
m = 3 kg
U = 2260 KJ/kg
Ditanya Q = .....?

Jawab :
Q = m.U
= 3x2260
= 6780 KJ = 6780000 Joule
Pada Waktu Zat Melebur Diperlukan Kalor dan Suhunya
Tetap
Melebur adalah peristiwa perubahan wujud dari padat
menjadi cair dan terjadi pada titik leburnya. Banyaknya
kalor yang diperlukan untuk melebur sebanding dengan
massa zat dan bergantung pada jenis zatnya.

Jumlah kalor yang diperlukan untuk melebur dapat ditulis


dengan persamaan:
Q = mxL
Keterangan:
Q = kalor yang diperlukan, satuan JOule
m = massa zat, satuan kg
L = kalor lebur, satuan J/kg
Contoh soal:
Berapa banyaknya kalor yang diperlukan untuk
meleburkan es 2 kg dan suhu 0°C menjadi air pada suhu
0°C?

Penyelesaian:
Diketahui :
m = 2 kg
L = 336000 J/kg

Ditanya Q = ........?
Jawab
Q = mxL
= 2 x 336000 = 672000 Joule
Kalor lebur adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk
mengubah satu satuan massa zat padat menjadi zat cair
pada titik leburnya. Titik lebur adalah suhu zat ketika
melebur.

Pada waktu membeku, zat melepaskan kalor dan terjadi


pada titik bekunya. Banyak kalor yang dilepaskan oleh
satu satuan massa zat cair menjadi titik bekunya disebut
kalor beku. Titik beku adalah suhu zat ketika membeku.
Titik lebur zat sama dengan titik bekunya.
Tabel Nilai Kalor Lebur Berbagai Zat
PEMANFAATAN SIFAT KALOR

Manfaat sifat kalor dalam kehidupan sehari-hari antara


lain : untuk memasak makanan atau air, membuat es,
penyulingan air dan mensterilkan alat-alat kedokteran
(otokiaf). Uap.
Peralatan yang memanfaatkan prinsip kerja kalor, antara
lain alat penyulingan air, alat canting untuk membatik,
panci tekan (pressure cooker), lemari es. Cara kerja alat
penyulingan yaitu air tak murni dalam labu didih
dipanaskan sampai titik didihnya sehingga menjadi

Kemudian uap air murni hasil penguapan tersebut


dialirkan melalui pipa yang diselubungi oleh kondesor
yang secara terus-menerus dialiri air dingin, sehingga uap
air murni dalam pipa ni mengembun menghasilkan air
murni dan ditampung dalam gelas.
Pengertian Pemuaian

Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena


pengaruh perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu
benda karena menerima kalor.
Pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu pemuaian pada zat padat,
pada zat cair, dan pada zat gas.
Pemuaian pada zat padat ada 3 jenis yaitu pemuaian
panjang (untuk satu demensi), pemuaian luas (dua dimensi)
dan pemuaian volume (untuk tiga dimensi). Sedangkan
pada zat cair dan zat gas hanya terjadi pemuaian volume
saja, khusus pada zat gas biasanya diambil nilai koofisien
muai volumenya sama dengan 1/273.
Pemuaian panjang

adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena


menerima kalor. Pada pemuaian panjang nilai lebar dan tebal
sangat kecil dibandingkan dengan nilai panjang benda
tersebut. Sehingga lebar dan tebal dianggap tidak ada. Contoh
benda yang hanya mengalami pemuaian panjang saja adalah
kawat kecil yang panjang sekali.
Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu panjang awal benda, koefisien muai panjang dan
besar perubahan suhu. Koefisien muai panjang suatu benda
sendiri dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan.
Secara matematis persamaan yang digunakan untuk
menentukan pertambahan panjang benda setelah dipanaskan
pada suhu tertentu adalah
PEMUAIAN

Alat Musschenbroek
A Pemuaian Panjang

KETERANGAN :

Lt = panjang akhir Satuan Cm / M


Lo= panjang mula-mula Satuan Cm / M
α = koefisien muai panjang Satuan ( / oC )
Δt = perubahan suhu Satuan ( oC )
Δl = Penambahan panjang Satuan Cm / M
Koefisien muai panjang
Koefisien
Jenis logam
muai panjang (α) ( /oC )
Kaca biasa 0.000009
Kaca Pyrex 0.000003
Aluminium 0.000026
Kuningan 0.000019
Baja 0.000011
Tembaga 0.000017
CONTOH SOAL
Sebatang Kuningan dengan panjang 20 Cm dipanaskan
dari suhu 20 oC hingga 100 0C Jika Kefisien Muai
panjang kuningan 0.000019/0C tentukan
a. Penambahan panjangnya .
b. Panjang akhir Kuningan
LATIHAN SOAL
Sebatang Baja dengan panjang 20 Cm dipanaskan dari
suhu 20 oC hingga 120 0C Jika Kefisien Muai panjang
Baja 0.000011/0C tentukan
a. Penambahan panjangnya .
b. Panjang akhir Kuningan
LATIHAN SOAL
2. Pemuaian Luas

Jika yang dipanaskan adalah suatu lempeng atau


plat tipis maka plat tersebut akan mengalami
pemuaian pada panjang dan lebarnya. Dengan
demikian lempeng akan mengalami pemuaian luas
atau pemuaian bidang. Pertambahan luas zat padat
untuk setiap kenaikan 1ºC pada zat seluas 1m2
disebut koefisien muai luas (β). Hubungan antara
luas benda, pertambahan luas suhu, dan koefisien
muai luas suatu zat adalah
𝐴𝑡 = 𝐴𝑜 . ( 1 + 2𝛼 . ∆𝑡 )

𝐴𝑡 = 𝐴𝑜 . ( 1 + 𝛽 . ∆𝑡 ) 2𝛼 = 𝛽

∆𝐴 = 𝐴𝑜 . 2𝛼 . ∆𝑡

𝐴𝑡 = 𝐴𝑜 + ∆𝐴 Keterangan:
A = Luas akhir (m2)
ΔA = Pertambahan luas (m2)
A0 = Luas mula-mula (m2)
β = Koefisien muai luas zat (/º C)
Δt = Kenaikan suhu (ºC)
LATIHAN

Sebatang Kuningan dengan luas 10 Cm2 dipanaskan


dari suhu 20 oC hingga 100 0C Jika Kefisien Muai luas
kuningan 0.000019/0C tentukan
a. Penambahan luas nya .
b. luas akhir Kuningan

Sebatang Baja dengan panjang 10 Cm2 dipanaskan dari


suhu 10 oC hingga 70 0C Jika Kefisien Muai Luas Baja
0.000011/0C tentukan
a. Penambahan luas nya .
b. luas akhir baja
Pemuaian Volume
Jika suatu balok mula-mula memiliki panjang P0, lebar L0,
dan tinggi h0 dipanaskan hingga suhunya bertambah Δt,
maka berdasarkan pada pemikiran muai panjang dan luas
diperoleh harga volume balok tersebut sebesar

3𝛼 = 𝛾
Keterangan:
𝑉𝑡 = 𝑉𝑜 . ( 1 + 3𝛼 . ∆𝑡 ) V = Volume akhir (m3)
𝑉𝑡 = 𝑉𝑜 . ( 1 + 𝛾 . ∆𝑡 ) V0 = Volume mula-mula (m3)
ΔV = Pertambahan volume (m3)
∆𝑉 = 𝑉𝑜 . 3𝛼 . ∆𝑡 γ = Koefisien muai volume (/ºC)
𝑉𝑡 = 𝑉𝑜 + ∆𝑉 Δt = Kenaikan suhu (ºC)
Pemuaian Zat Cair
Pada zat cair tidak melibatkan muai panjang ataupun muai
luas, tetapi hanya dikenal muai ruang atau muai volume saja.

Semakin tinggi suhu yang diberikan pada zat cair itu maka
semakin besar muai volumenya. Pemuaian zat cair untuk
masing-masing jenis zat cair berbeda-beda,

akibatnya walaupun mula-mula volume zat cair sama tetapi


setelah dipanaskan volumenya menjadi berbeda-beda.
Pemuaian volume zat cair terkait dengan pemuaian tekanan
karena peningkatan suhu. Titik pertemuan antara wujud cair,
padat dan gas disebut titik tripel.
Anomali Air
Khusus untuk air, pada kenaikan suhu dari 0º C sampai 4º C
volumenya tidak bertambah, akan tetapi justru menyusut.
Pengecualian ini disebut dengan anomali air. Oleh karena itu,
pada suhu 4ºC air mempunyai volume terendah. Hubungan
volume dengan suhu pada air dapat digambarkan pada grafik
berikut
Pada suhu 4ºC, air menempati posisi terkecil sehingga pada
suhu itu air memiliki massa jenis terbesar. Jadi air bila
suhunya dinaikkan dari 0ºC – 4ºC akan menyusut, dan bila
suhunya dinaikkan dari 4ºC ke atas akan memuai.

Biasanya pada setiap benda bila suhunya bertambah pasti


mengalami pemuaian. Peristiwa yang terjadi pada air itu
disebut anomali air. Hal yang sama juga terjadi pada bismuth
dengan suhu yang berbeda. Lakukan kegiatan berikut untuk
menyelidiki kecepatan pemuaian pada berbagai macam zat
cair.
Pemuaian pada Gas
Mungkin kamu pernah menyaksikan mobil atau motor yang
sedang melaju di jalan tiba-tiba bannya meletus?. Ban mobil
tersebut meletus karena terjadi pemuaian udara atau gas di
dalam ban. Pemuaian tersebut terjadi karena adanya
kenaikan suhu udara di ban mobil akibat gesekan roda
dengan aspal.

Pemuaian pada gas adalah pemuaian volume yang


dirumuskan sebagai
γ adalah koefisien muai volume. Nilai γ sama untuk
semua gas, yaitu 1/273 ºC^-1

Pemuaian gas dibedakan tiga macam, yaitu:


a. pemuaian gas pada suhu tetap (isotermal),
b. pemuaian gas pada tekanan tetap (isobar), dan
c. pemuaian gas pada volume tetap (isokhorik).

1. Pemuaian Gas pada Suhu Tetap (Isotermal)


Pernahkah kalian memompa ban dengan pompa manual.
Apa yang kalian rasakan ketika baru pertama kali menekan
pompa tersebut? Apa yang kalian rasakan ketika kalian
menekannya lebih jauh? Awalnya mungkin terasa ringan.
Namun, lama kelamaan menjadi berat.
Hal ini karena ketika kita menekan pompa, itu berarti
volume gas tersebut mengecil. Pemuaian gas pada suhu
tetap berlaku hukum Boyle, yaitu gas di dalam ruang
tertutup yang suhunya dijaga tetap, maka hasil kali tekanan
dan volume gas adalah tetap. Dirumuskan sebagai:

Keterangan:
P = tekanan gas (atm)
V = volume gas (L)
2. Pemuaian Gas pada Tekanan Tetap (Isobar)
Pemuaian gas pada tekanan tetap berlaku hukum Gay Lussac,
yaitu gas di dalam ruang tertutup dengan tekanan dijaga tetap,
maka volume gas sebanding dengan suhu mutlak gas. Dalam
bentuk persamaan dapat dituliskan sebagai:

Keterangan:
V = volume (L)
T = suhu (K)
3. Pemuaian Gas Pada Volume Tetap (Isokhorik)
Pemuaian gas pada volume tetap berlaku hukum Boyle-Gay
Lussac, yaitu jika volume gas di dalam ruang tertutup dijaga
tetap, maka tekanan gas sebanding dengan suhu mutlaknya.
Hukum Boyle-Gay Lussac dirumuskan sebagai

Dengan menggabungkan hukum


boyle dan hukum Gay Lussac
diperoleh persamaan

Keterangan:
P = tekanan (atm)
V = volume (L)
T = suhu (K)
1. Batang logam panjangnya 300 cm dipanaskan dari 25ºC
hingga 225ºC mengalami pertambahan panjang sebesar 0,6
cm. Berapa pertambahan batang logam yang sama dengan
panjang 200 cm dan dipanaskan dari 20ºC hingga suhu
320ºC
2. Sekeping aluminium panjangnya 40 cm dan lebarnya 30 cm
dipanaskan dari 40ºC sampai 140ºC. Jika koefisien muai
panjang aluminium adalah 2,5 x 10^-5 /º C, berapakah luas
keping aluminium setelah dipanaskan?
3. Besi berbentuk kubus pada suhu 20ºC memiliki panjang
rusuk 10 cm. Kubus tersebut dipanaskan hingga suhu
220ºC. Berapa volume kubus pada suhu 220ºC jika
koefisien muai panjang besi 1,2 x 10^5/ºC
1. Suatu gas suhunya 27ºC dipanaskan pada tekanan tetap.
Berapa suhu gas tersebut saat volume gas menjadi 3 kali
volume semula?
2. Gas di dalam ruang tertutup pada suhu 27ºC dan tekanan 2
atm memiliki volume 2,4 L. Berapa volume gas tersebut
pada suhu 227ºC dan tekanan 3 atm?
3. Sejumlah gas dengan volume 4 L pada tekanan 1,5 atm dan
suhunya 27ºC. Kemudian gas tersebut dipanaskan hingga
suhunya 47ºC dan volumenya 3,2 L. Berapakah tekanan gas
setelah dipanaskan?
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai