Anda di halaman 1dari 20

apt. Fitria Ningsih, S.

Farm

STIKES ASSYIFA ACEH


1. Metode Penurunan Titik Beku (PTB)

 Penurunan Titik Beku (PTB) darah dan air mata = -0,52ºC


 Turunnya titik beku serum darah atau cairan lakrimal sebesar -0,52ºC yang setara dengan 0,9%
NaCl.
 Makin besar konsentrasi zat terlarut makin besar turunnya titik beku.
 Untuk memperoleh larutan isotonis dapat ditambahkan NaCl atau zat lain yang cocok.
 Metode I :
0,52 − 𝑎 jika konsentrasi tidak dinyatakan, a = 0 (tidak
W= ditambahkan pengisotonis)
𝑏
Ket:
W : Jumlah (g) bahan pembantu isotonik dalam 100 mL larutan
a : Turunnya titik beku air akibat zat terlarut, dihitung dengan memperbanyak nilai untuk
larutan 1% b/v
b : Turunnya titik beku air yang dihasilkan oleh 1% b/v bahan pembantu isotonis (NaCl)
Rumus lain :
0,52 −𝑏1.𝐶
W=
𝑏2
Ket:
W/B : Berat zat tambahan (NaCl) (g/100 ml)
0,52 : titik beku cairan tubuh (-0,52)
b1 : PTB zat khasiat
C : konsentrasi zat khasiat (% b/v)
b2 : PTB zat tambahan (NaCl)
3 jenis keadaan tekanan osmosis larutan obat:
1. Isotonis → jika nilai B=0, maka b1C = 0,52
2. Hipotonis → jika nilai B positif, maka b1C < 0,52
3. Hipertonis → jika nilai B negatif, maka b1C > 0,52
Jika diketahui bahwa PTB yang disebabkan oleh 1% vitamin C adalah 0,104ºC, untuk
membuat 500 ml larutan vitamin C isotonis diperlukan vitamin C sebanyak?
Dik : PTB vitamin C = 0,104ºC
Dit : C…?
Jwb : B = 0 jika diinginkan keadaan isotonis
0,52 −𝑏1 𝐶
B=
𝑏2
0,52 −0,104 .𝐶
0=
𝑏2
0 = 0,52 – 0,104 . C
0,104.C = 0,52
0,52
C=
0,104

C = 5 %b/v
Jadi kadar Vit C = 5% b/v,
5
maka untuk 500 ml diperlukan Vit. C sebanyak 𝑥500 = 25 𝑔
100
 Metode II :
𝐾 . 𝑚 .𝑛 . 1000
Tb =
𝑀.𝐿
Ket:
Tb : Turunnya titik beku larutan terhadap pelarut murninya
K : Turunnya titik beku pelarut dalam MOLAR (konstanta Kryoskopik air = 1,86
yang menunjukkan turunnya titik beku 1 mol zat terlarut dalam 1000 g cairan)
m : Zat yang ditimbang (g)
n : Jumlah ion
M : Berat molekul zat terlarut
L : Massa pelarut (g)
2. Metode Ekuivalensi NaCl
 Didefinisikan sebagai suatu faktor yang dikonversikan terhadap sejumlah tertentu zat terlarut
terhadap jumlah gram NaCl yang memberikan efek osmotik yang sama.
 Atau Ekuivalensi NaCl (E) adalah banyak nya g NaCl yang memberikan efek osmosis yang sama
dengan 1 g zat terlarut tertentu.
 Misalnya ekivalensi NaCl asam borat 0,55 berarti 1 g asam borat di dalam larutan memberikan
jumlah partikel yang sama dengan 0,55 g NaCl.
Metode Wells :
𝐼
L=
𝐶
Ket:
L : Turunnya titik beku MOLAL
I : Turunnya titik beku akibat zat terlarut (ºC)
C : Konsentrasi molal zat terlarut
Oleh karena itu zat aktif dengan tipe ionik yang sama dapat menyebabkan turunnya titik beku molal
yang sama besar, maka Wells mengatasinya dengan menggolongkan zat-zat tersebut menjadi
beberapa kelompok sesuai dengan jumlah ion yang dihasilkan.
Rumus lain :
0,9
B= 𝑥𝑉− 𝑊𝑥𝐸
100
Ket :
B = bobot zat tambahan (g)
V = volume larutan (ml)
W = bobot zat khasiat (g)
E = ekuivalensi zat aktif terhadap NaCl

3 jenis keadaan tekanan osmosis larutan obat


1) Isotonis → jika nilai B = 0 maka 0,9% x V = (W x E)
2) Hipotonis → jika nilai B positif maka 0,9% x V > (W x E)
3) Hipertonis → jika nilai B negatif maka 0,9% x V < (W x E)
R/ Procaine HCl 1,0 g E procain HCl = 0,24
Chlorbutanol 0,5 g E chlorbutanol = 0,18
NaCl qs ad isot
aquadest ad 100 ml
NaCl yang diperlukan untuk resep diatas adalah
Jwb:
0,9
B= 𝑥 𝑉 − [ 𝑊1 𝑥 𝐸1 + (𝑊2 𝑥 𝐸2 ]
100
0,9
B= 𝑥 100 − [ 1 𝑥 0,24 + (0,5 𝑥 0,18 ]
100
B = 0,9 – (0,24 + 0,09)
B = 0,9 – 0,33
B = 0,57
Jdi, bobot NaCl yang masih diperlukan adalah 0,57 g
3. Metode Liso

ΔTf = Liso x C
𝑚 𝑥 1000
Rumus : ΔTf = Liso x
𝐵𝑀 𝑥 𝑉
Liso
E = 17 x
𝐵𝑀
Ket:
ΔTf : Penurunan titik beku
Liso : Harga tetapan (non elektrolit = 1,86 ; elektrolit lemah = 2 ; univalen = 3,4)
BM : Berat molekul
V : Volume larutan (mL)
m : Berat zat terlarut (g)
E : Ekivalensi NaCl
C : Konsentrasi senyawa (dalam 1% bila ΔTf dalam 1%)
ION TYPE Liso VALUE CONTOH

Non-electrolyte 1,9 Sucrose, dextrose, gliserin

Weak electrolyte 2,0 Boric acid, citric acid

Divalent-divalent electrolyte 2,0 MgSO4 , ZnSO4

Univalent-univalent electrolyte 3,4 NaCl, AgNO3

Univalent-divalent electrolyte 4,3 Atropin sulfate, Na2CO3

Divalent-univalent electrolyte 4,8 CaCl2, Ca-gluconate

Univalent-trivalent electrolyte 5,2 Na-citrate, K-citrate

Trivalent-univalent electrolyte 6,0 AlCl3, FeCl3

Tetraborate 7,6 Na-borate, K-borate


4. Metode White – Vincent

Tonisitas yang diinginkan ditentukan dengan penambahan air pada sediaan


parenteral agar isotonis.
Rumus :
V = W x E x 111,1
Ket:
V : Volume (mL)
W : Berat (g)
E : Ekivalensi NaCl

Jadi, dengan melarutkan berat per gram obat di dalam V mL air akan dihasilkan
larutan isotonik yang selanjutnya dapat diencerkan dengan larutan isotonik, seperti
larutan 0,9% NaCl atau larutan isotonik dekstrosa untuk melengkapkan volume.
Contoh :
R/ Phenacaine HCl 0,06 gr
Asam borat 0,30 gr
Aqua bidestilata steril ad 100 mL

Maka :
V = W x E x 111,1
V = ((0,06 x 0,20) + (0,3 x 0,50)) x 111,1 mL
= 18 mL

Jadi obat dicampur dengan air sampai 18 mL.


Lalu tambah pelarut isotonis sampai 100 mL
5. Metode Sprowls

Merupakan modifikasi dari metode White dan Vincent, dimana w


dibuat tetap 0,3 gram
jadi :
V = E x 33,33 mL
R/ Ranitidin HCl 27,9 mg E3% = 0,16 ΔTf1% = 0,1
Na2HPO4 anhidrat 0,98 mg E0,5% = 0,44 ΔTf1% = 0,24
KH2PO4 1,5 mg E0,5% = 0,48 ΔTf1% = 0,25
Aqua pro injection ad 1 mL
CARA EKIVALENSI NaCl
Konsentrasi Ranitidin HCl 27,9 mg/mL = 2,79 g/100 mL = 2,79%
BM Na2HPO4dihidrat
Konsentrasi Na2HPO4 anhidrat 0,98 mg/mL ~ x 0,98
BM Na2HPO4 anhidrat
159,96
= x 0,98
141,96
= 1,1 mg/mL
= 0,11 g/100 mL
= 0,11%

Konsentrasi KH2PO4 1,5 mg/mL = 0,15 g/100 mL = 0,15 %


Zat E Jumlah zat dalam 100 mL (g) Kesetaraan NaCl
Ranitidin HCl 0,16 2,79 0,4464
Na2HPO4 anhidrat 0,44 0,11 0,0484
KH2PO4 0,48 0,15 0,0720

NaCl yang ditambahkan agar isotonis = 0,9 – (0,4464 + 0,0484 + 0,0720)


= 0,9 – 0,5668
= 0,3332 g/ 100 mL
NaCl yang ditambahkandalam 1 mL = 3,3 mg/mL
CARA PENURUNAN TITIK BEKU

Zat ΔTf1% Konsentrasi zat (%) (C) C x ΔTf1%


Ranitidin HCl 0,1 2,79 0,279
Na2HPO4 anhidrat 0,24 0,11 0,0264
KH2PO4 0,25 0,15 0,0375
Jumlah 0,3429 ~ 0,34

ΔTf1% isotonis = 0,52


agar isotonis, ΔTf1%yang ditambahkan = 0,52 – 0,34 = 0,18
0,18
Setara dengan NaCl = x 0,9 g/100 mL )
0,52

= 0,31 g/100 mL
= 3,1 mg/mL
Jadi NaCl yang ditambahkan agar larutan isotonis sebanyak 3,1 mg/mL
TUGAS SOAL!!!!
1. Hitunglah jumlah Natrium klorida yang dibutuhkan untuk membuat 100 mL
larutan 2% Physostigmin salisilat isotonis. Diketahui Larutan 0,9% NaCl
isotonis dan membeku pada suhu - 0,52°C
2. Hitunglah jumlah NaCl yang dibutuhkan untuk membuat 100 mL larutan
isotonis physostigmin salisilat 2%. Diketahui E Physostigmin salisilat adalah
0,16.
3. Buatlah 100 mL larutan 2% physostigmin salisilat isotonik dengan darah.
Dengan menggunakan ekuasi dan E physostigmin salisilat = 0,16 volume air
yang dibutuhkan untuk membuat larutan isotonik adalah ...

Anda mungkin juga menyukai