Anda di halaman 1dari 48

Suhu dan Kalor

Kelompok 7 :
1. Tri Widiyaningsih (4201413092)
2. Farah Kinayu Sekarpratiwi (4201413098)
Kompetensi Dasar
 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur
alam jagad raya melalui pengamatan fenomena alam fisis
dan pengukurannya
 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu;
objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung
jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli
lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan percobaan ,
melaporkan, dan berdiskusi
 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada
kehidupan sehari-hari
 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan
menggunakan peralatan dan teknik yang tepat untuk
penyelidikan ilmiah
 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk
menyelidiki karakteristik termal suatu bahan, terutama
kapasitas dan konduktivitas kalor
Suhu

Suhu adalah derajat panas suatu benda atau


kuantitas panas suatu benda.

Alat untuk mengukur suhu disebut termometer.


Termometer berupa pipa kapiler yang terbuat dari
kaca dan berisi raksa atau alkohol
Suhu

Satuan untuk menyatakan suhu adalah derajat. Satuan suhu


yang umum digunakan adalah
1. derajat celcius
2. derajat reamur
3. derajat farenheit
4. derajat kelvin
Suhu
Hubungan antara skala celcius, reamur dan
farenheit

C : (F-32) : R = 100 : 180 : 80 atau C : (F-32) : R = 5 : 9 : 4


Suhu

Suhu kelvin disebut suhu mutlak karena


mempunyai titik terendah -273 ⁰C dan ini
disebut nol mutlak.

Hubungan antara suhu skala kelvin dengan


skala celcius
0⁰C = 273 K
T⁰C = (T+273) K
atau
T K = (T-273) ⁰C
Suhu

Hubungan antara suhu skala kelvin dengan skala


reamur dan farenheit
Kalor

Kalor merupakan suatu bentuk energi yang


berpindah dari benda bersuhu lebih tinggi ke
benda bersuhu yang lebih rendah

Satuan untuk menyatakan kalor, yaitu kalori,


joule dan kilo kalori. Kalori adalah kalor
yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1
gram air sebesar 1⁰C.
Alat untuk mengukur kalor
disebut kalorimeter
Kalor

Besar kalor yang diterima atau di lepas oleh suatu


benda sebesar :

Q = m c ∆T

dengan
m = massa benda (kg,g) 1 kal = 4,2 joule
c = kalor jenis benda 1 joule = 0,24 kal
∆T = perubahan suhu
Q = kalor (joule,kal)
Besaran lain dalam Kalor

1. Kapasitas Kalor
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor
yang diperlukan oleh suatu zat untuk
menaikkan suhu sebesar 1⁰C
Besaran lain dalam Kalor

2. Kalor Jenis
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang
diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gram
suatu zat sebesar 1⁰C atau perbandingan
antara kapasitas kalor dengan massa zat
Pengaruh Kalor terhadap Zat

1. Perubahan Wujud Zat


Wujud zat dapat dibedakan menjadi 3
golongan, yaitu padat, cair, dan gas.
Masing-masing zat dapat mengalami
perubahan wujud.
Pada saat terjadi perubahan wujud
zat, suhu zat dalam keadaan tetap
(proses isotermis).
Besar kalor yang diperlukan saat
terjadi perubahan wujud zat :
Q=mL
Proses perubahan es menjadi uap air

D E

B C

A
Garis AB : Es menerima kalor untuk menaikkan suhu dari -
⁰C sampai 0⁰C.
QAB= m ces ∆T
Garis BC : Es menerima kalor untuk melebur pada suhu
0⁰C.
QBC = m Les
Les = kalor lebur es = 80 kal/g
Garis CD : Es telah menjadi air dan menerima kalor untuk
menaikkan suhu dari 0⁰C sampai 100⁰C.
QCD= m cair ∆T
Garis DE : Air menerima kalor untuk menguap pada suhu
100⁰C
QDE = m Luap
Luap = kalor uap = 540 kal/g
Garis EF : Air telah menjadi uap air dan kalor yang
diterima digunakan untuk menaikkan suhu uap
air
QEF= m cuap ∆T
Berdasarkan grafik perubahan wujud zat, dapat
disimpulkan bahwa :

Titik lebur = titik beku


Kalor lebur = kalor beku
Titik didih = titik embun
Kalor didih (uap) = kalor embun
Sifat suatu zat pada berbagai tekanan dan suhu
dapat diketahui dengan menggunakan diagram
P-T.

(1) = garis sublimasi Tk = titik kritis


(2) = garis lebur Tp = titik triple
(3) = garis uap
Azas Black

Kalor yang dilepas oleh benda bersuhu tinggi sama


dengan kalor yang diterima oleh benda yang
bersuhu lebih rendah
2. Pemuaian Zat
Pemuaian zat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a. Pemuaian zat padat
b. Pemuaian zat cair
c. Pemuaian gas
a. Pemuaian Zat Padat

1. Muai Panjang
2. Muai Luas
3. Muai Volume
b. Pemuaian Zat Cair

Pada umumnya zat cair akan memuai jika


dipanaskan. Zat cair hanya mempunyai muai
ruang, sehingga volume zat cair akan
bertambah jika dipanaskan.
Khusus air, jika dipanaskan 0⁰C sampai 4 ⁰C,
volumenya akan berkurang. Volumme air akan
bertambah mulai dari 4 ⁰C ke atas. Penyimpangan
pemuaian air dari sifat umum pada suhu 0 ⁰C
sampai 4 ⁰C disebut anomali air
c. Pemuaian Gas dan Beberapa Hukum
tentang Gas

1. Pemuaian Gas pada Tekanan Tetap (Hukum


Charles-Gay Lussac)

Hasil bagi volume dengan suhu mutlak pada


tekanan tetap selalu konstan
Peristiwa pemuaian gas pada tekanan tetap
disebut proses isobarik.

Grafik volume terhadap suhu pada proses


isobarik
V

T
2. Pemuaian Gas pada Volume Tetap (Hukum
Gay Lussac)

Apabila gas dipanaskan pada volume tetap maka


tekanan dan suhu mutlaknya berubah
Grafik tekanan gas dengan suhu pada volume
tetap

Proses pemuaian gas pada volume tetap disebut


proses isokhorik
3. Pemuaian Gas pada Suhu Tetap

Hasil kali tekanan dengan volume pada suhu tetap


adalah konstan. Jika gas dipanaskan pada suhu
tetap, maka tekanan dan volume gas berubah
Grafik P-V pada suhu tetap

Proses pemuaian gas dengan suhu tetap


disebut proses isotermal
4. Hukum Boyle-Gay lussac

Hasil kali antara tekanan dengan volume dibagi


suhu mutlak adalah konstan
Pengaruh tekanan terhadap perubahan
wujud zat

• Dapat menurunkan titik lebur suatu benda


• Dapat menaikkan titik didih atau menurunkan titik
didih

Prinsip diatas digunakan pada ketel uap untuk


menggerakkan mesin turbin uap pada pembangkit
tenaga listrik
Perpindahan Kalor
Apabila dua buah benda yang suhunya berbeda saling
bersinggungan, akan terjadi perpindahan kalor dari
benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu
rendah

Perpindahan kalor digolongkan menjadi tiga,


yaitu
Konduksi (hantaran)

Konveksi (aliran)

Radiasi (pancaran)
1. Konduksi

Konduksi adalah perpindahan kalor tanpa adanya


perpindahan zat perantara
Besar kalor yang mengalir tiap satuan waktu
dapat dinyatakan dengan rumus :

atau
Koefisien konduksi termal suatu benda disebut
konduktivitas termal. Benda yang mempunyai
koefisien konduktivitas termal besar disebut
konduktor. Sebaliknya benda yang mempunyai
koefisien kondusi termal kecil disebut
isolator.

Dalam kehidupan sehari-hari, perpindahan


kalor secara konduksi terjadi ketika
memasak air dengan panci aluminium
sebagai zat perantara logam (zat padat)
2. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan kalor yang
disertai dengan perpindahan partikel-partikel
zat perantara karena adanya perbedaan rapat
massa
Besar kalor yang mengalir tiap satuan waktu :
Penerapan perpindahan kalor secara
konveksi adalah pada tungku – tungku
pabrik yang menggunakan cerobong
asap dan pendingin kendaraan
bermotor yang menggunakan
kompresor
3. Radiasi
Radiasi adalah perpindahan kalor secara pancaran
tanpa melalui zat perantara (tanpa melalui bahan)
yaitu berupa gelombang elektromagnet
Berdasarkan hukum Stefan-Boltzmann
dinyatakan bahwa jumlah energi yang
dipancarkan tiap satuan luas dan tiap satuan
waktu berbanding lurus dengan pangkat empat
suhu mutlaknya
Miniriset

 Jumlah soal : 8 pilihan ganda, 2 isian


 Jumlah Koresponden : 15 mahasiswa fisika
Hasil
Nomor Soal Jawaban Jawaban Tidak
Soal Benar salah menjawab
1 Hubungan antara suhu skala 2 8 5
celcius dan fahrenheit
2 Aplikasi skala pada termometer 14 1 0
3 Pengertian kapasitas kalor 15 0 0
4 Proses perubahan es menjadi 13 1 1
uap
5 Azas Black 14 0 1
6 Pemuaian 5 9 1
7 Penggambaran Hukum Boyle 4 9 2
dengan grafik
8 Faktor-faktor laju perpindahan 15 0 0
kalor
1 Perpindahan kalor secara 3 6 6
konduksi
2 Teori kinetik gas 8 3 4
Kesimpulan

 Koresponden sebagian besar sudah memahami persoalan


Aplikasi skala pada termometer, Pengertian kapasitas
kalor, Proses perubahan es menjadi uap, Azas Black ,
Faktor-faktor laju perpindahan kalor dan Teori kinetik
gas
 Koresponden sebagian besar kurang memahami
persoalan Hubungan antara suhu skala celcius dan
fahrenheit , Pemuaian, Penggambaran Hukum Boyle
dengan grafik, serta Perpindahan kalor secara konduksi.
 Selain itu, koresponden kurang teliti pada saat
penghitungan matematis dan sebagian besar dari
koresponden malas untuk mengerjakan soal dalam
bentuk uraian
Terima Kasih
Pertanyaan
 Dyah ratna : agar siswa mudah memelajari hukum-hukum tentang gas dengan grafik,
gimana caranya?
 Jawab : kalau menurut kami, bisa dihapalkan dengan cara misalkan pada hukum charles
gay lussac, kan tekanannya tetap, jadi di rumusnya tidak ada P nya, karena rumusnya V
banding T , jadi grafiknya pasti perbandingan antara V dengan T. Seperti itu
 Dyah listiana : pemuaian, suatu benda dipanaskan akan memuai. Benda hanya di
panaskan sisinya saja, pemuaiannya terjadi di sisi yg dipanaskan saja atau gimana?
Hubungannya dengan kunduksi ? Konduktifitas kecil isolator, ada batasannya ?
 Jawab : menurut kami, satu sisinya yang dipanaskan saja yang mengalami pemuaian,
karena mendapatkan panas secara langsung dan terus menerus sehingga memuai
sedangkan di sisi yang lain hanya akan terasa panas karena peristiwa konduksi. Iya,
peristiwa pemuaian erat hubungannya dengan konduksi, karena pemuaian pasti terdapat
perambatan kalor, entah itu secara langsung ataupun melalui perantara.
 Koduktor dan isolator, kami tidak mengetahui batasan nilai konduktifitasnya. Namun
dapat di ketahui secara langsung melalui wujud dari benda tersebut apakah tergolong
benda konduktor atau isolator. Namun yang pasti konduktifitas benda konduktor sangat
besar apabila dibandingkan dengan nilai konduktifitas isolator
 Riris : dapatkah kita melakukan perubahan suhu tanpa terjadi
perubahan kalor? (Misalnya perubahan suhu yang terjadi pada
pencampuran air panas dengan dingin)
Jawab : menurut kami, tidak bisa karena menentang azas black,
dimana jika terjadi pencampuran antara air panas dengan air dingin
maka akan terjadi perubahan kalor yang ditandai dengan adanya kalor
yang diserap oleh air dingin dan kalor yang dilepas oleh air panas
 Laila : air didalam panci dipanaskan terus sampai tumpah, tapi ketika
membuka tutup air pada posisi semula. Kenapa?
Jawab : peristiwa tersebut terjadi karena pendidihan air yang
dilakukan secara terus menerus. ketika panci ditutup, tekanannya akan
semakin naik, sehingga titik didih air semakin turun, ketika titik didih
rendah, sementara air dididihkan terus menerus akan menyebabkan air
yang didalam memaksa untuk keluar (tumpah), pada saat tutup panci
dibuka tekanan pada panci akan semakin turun sehingga titik didih air
akan semakin tinggi. Titik didih air yang tinggi inilah yang
menyebabkan pada saat tutup panci di buka, air diam seperti semula
atau belum mendidih

Anda mungkin juga menyukai