di Perdikan Cahyana
Status Perdikan dihapus oleh pemerintah Republik Indonesia pada masa Orde
Lama. Berakhirnya kekuasaan 21 orang demang diyakini oleh masyarakat bahwa para
demang telah melanggar piagam dan wewaler perdikan. Selain itu, mereka berbuat tidak
adil serta memperkaya diri sehingga mereka harus diturunkan. Penghapusan desa-desa
perdikan telah mengubah status tanah dari keputihan menjadi tanah pamajegan. Dengan
kata lain, tanah tersebut menjadi tanah negara. Tanah-tanah keputihan di daerah Perdikan
Cahyana adalah tanah-tanah bebas pajak yang diluluskan oleh Sultan Demak dan
dilestarikan oleh para Raja Jawa sesudahnya dan pemerintahan Kolonial Belanda.
Saya mendapatkan cerita ini dari beberapa masyarakat yang mengetahui cerita ini
dan dari buku yang dijual di sekitar ziarah kubur para Wali yang dimakamkan di
Cahyana. Serta mendapatkan artikel di internet yang ditulis Sugeng Priyad