Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya izin, rahmat, dan
kuasanya kita masih diberikan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan Makalah ini yang
berjudul Sejarah dan Perkembangan Islam Di Kabupaten Cianjur. Pada kesempatan ini tak lupa
pula saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama kepada Dosen pengajar Mata
Kuliah Sejarah Peradaban Islam yang telah memberikan tugas ini kepada Saya. Saya sangat
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan,
khususnya mengenai Sejarah Perkembangan Islam yang terjadi di Kabupaten Cianjur. Saya juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan dan masih jauh dari apa
yang diharapkan. Untuk itu, saya berharap kritik, saran, dan usulan yang membangun demi
perbaikan laporan ini di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi
siapa pun yang membacanya.

Tangerang, 19 Desember 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cianjur merupakan daerah yang strategis dan makmur, keadaan alamnya yang subur dan
pemandangannya yang indah merupakan ciri khas yang dimilikinya. Kebudayaan sunda yang
masih melekat pada diri masyarakat masih berkembang dan tidak luntur seiring berkembangnya
zaman. Tak terkecuali dengan berkembangnya Islam yang selalu mengalami peningkatan dengan
adanya pembaharu Islam dan peran-peran pendahulunya.

Cianjur pertama kali didirikan oleh Aria Wirata Nudatar dalam legenda masyarakat
Cianjur, Kanjeng Dalem Aria wiratnudatar ini adalah Dalem (Bupati) petama sekaligus juga
sebagai penyebar Agama Islam di Cianjur. Berkembangnya islam disuatu daerah tak lepas dari
sejarahnya masuknya sendiri. Setiap daerah yang menjadi tempat berkembangnya Islam, tidak
akan berkembang sendiri tanpa adanya sosok yang datang membawa ajarannya dan
mengembangkannya di daerah tersebut.

Hingga berkembangnya zaman, penyebaran islam terus melakukan pembaharuan baik


dari dalam maupun dari luar. Hal ini bermaksud untuk memajukan agama Islam itu sendiri.
Pembaharuan ini lah yang dilakukan generasi muda guna untuk memperkokoh agama juga.
Pembaharuan ini tentu juga berdasar dari cikal bakal di sebarkannya pada dahulunya.

B. Rumusan Masalah

1. Siapakah yang menyebarkan Islam pertama kali di Kabupaten Cianjur?


2. Bagaimanakah Proses Masuknya Islam pertamakali di Kabupaten Cianjur?
3. Masjid apakah yang pertamakali didirikan? Dan bagaimanakah sejarahnya?
4. Bagaimana Perkembangan Islam di Cianjur saat ini?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui siapakah tokoh yang pertamakali menyebarkan Islam di Cianjur?
2. Untuk mengetahui bagaimana proses masuknya Islam di Cianjur
3. Untuk mengetahui Masjid yang pertama didirikan di Cianjur
4. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan Islam di Cianjur
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Awal Masuknya Islam dan Tokoh yang menyebarkannya di Cianjur

Cianjur pertama kali didirikan oleh Aria Wirata Nudatar dalam legenda masyarakat Cianjur,
Kanjeng Dalem Aria wiratnudatar ini adalah Dalem (Bupati) petama sekaligus juga sebagai
penyebar Agama Islam Pertama di Cianjur. Pada Awalnya Raden Djajasasana putra Aria
Wangsa Goparana dari Talaga keturunan Sunan Talaga, dengan membawa 100 cacah (rakyat)
ditugaskan untuk membuka wilayah baru yang bernama Cikundul. R. Djajasasana kemudian
berhasil menahan serangan Banten dalam mempertahankan wilayahnya sehingga dia dianugerahi
gelar panglima (Wira Tanu). Sehingga dia akhirnya dikenal dengan gelar Raden Aria Wira Tanu

Aria Wangsa Goparana kemudian mendirikan Nagari


Sagara Herang dan menyebarkan Agama Islam ke daerah
sekitarnya. Sementara itu Cikundul yang sebelumnya
hanyalah merupakan sub nagari (semacam kecamatan)
menjadi Ibu Nagari( semacam kabupaten) tempat
pemukiman rakyat Djajasasana. Beberapa tahun sebelum
tahun 1680 sub nagari tempat Raden Djajasasana disebut
Cianjur.

Rd. Aria Wiratanu Datar di lahirkan pada tahun 1603 M


di Cibodas Desa Dayeuh Kolot Kecamatan Sagala Herang
Subang . Ia merupakan putera kedua dari delapan
bersaudara. Ia merupakan anak dari Rd. Aria Gofarana
Subang. Sewaktu dilahirkan Ia diberi nama Pangeran
Jayalalana. Pada usia 8 tahun ia mendapatkan pendidikan
dan gamblengan di padepokan islam kesultanan Cirebon dibawah pimpinan Panembahan Ratu
atau di bawah pimpinan penerus Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. disitulah Ia
mulai mempelajari dasar-dasar islam.

Pangeran jayalalana merupakan seorang siswa yang paling menonjol diantara para siswa
yang lainnya terutama dalam bilang keagamaan, keperwiraan, ilmu siasah, dan ilmu
kemasyarakatan. Tamat dari perguruan tinggi ia
mendapatkan gelar “Aria” yang merupakan kerabat
keratin kesultanan Cirebon dengan nama khusus RD.
Ngabehi Jayasasana.
Sejak usia 23 tahun ia mendapat kepercayaan dan diangkat menjadi senapati kesultanan
Cirebon dengan gelar “RD. Aria Wiratanu” dengan diberi prajurit sebanyak 300 umpi (setara
dengan 1200 orang), dan diberi pula kepercayaan oleh
PanembahanRatu untuk mendirikan suatu Kerajaan di bekas
wilayah penjajahan disekitar aliran sungai cianjur yang
keberadaannya sedang kosong karena ditinggalkan oleh Pangeran
Adipati Ewangga karena ia diangkat menjadi Adipati Kuningan dan
diberi tugas untuk menangkal gangguan banten dari Belanda.

Semenjak ia ditugaskan di cianjur ia mendirikan sistem


pemerintahan yang lebih modern pada masa itu Ia mendirikan
kerajaan kecil dan sekarang menjadi Kabupaten Cianjur. Sekitar
tahun 1691-1692 Masehi berdirilah secara resmi Kerajaan Cianjur yang
merdeka dan berdaulat penuh dipimpin Eyang Dalem Cikundul (RD. Aria)
namun ia mengganti sistem kerajaan ini dengan sistem keresidenan . Ia juga membuat sistem
pemerintahan yang lebih moderm dari kebanyakan kerajaan lain dengan didirikannya kewadanaan
(kecamatan) hal ini menjadi cikal bakal awal adanya sitem kabupaten seperti sekarang. Ia membagi
cianjur atas beberapa kewadanaan. Dan setiap Kewadanaan di bagi atas beberapa Kaguwuh (semacam
Kedesaan)

Raden Aria mendapat tugas menyebarkan agama Islam di wilayah Cianjur, Sukabumi, dan
sebagian wilayah Bogor. Ia menyebarkan islam dengan cara mendirikan lembaga pendidikan
islam atau semacam pesantren , dan ia menyebarkan islam secara damai dengan pendekatan
kepada masyarakat yang saat itu menganut kepercayaan budha dan hindu. Ia juga
menyebarkannya dengan berkelandah singgah dari satu kampung ke kampung lain terbukti ini
merupakan cara paling efektif dan lebih mempengaruhi banyak orang. Ia mulai menyebarkannya
dari daerah masyarakat sekitar daerah pegunungan. Karena islam merupakan agama yang penuh
kedamaian terbukti dengan banyaknya orang berpindah agama semenjak cianjur dipimpin oleh
Raden Aria.

Memasuki usia lanjut, kepemimpinan dilanjutkan oleh putranya yang bernama Raden Aria
Wiramanggala yang bergelar Raden Aria Wiratanu Datar Tarikolot.Pada usia lanjut, Eyang
Dalem Cikundul berangkat menuju arah utara mendirikan perguruan Islam di wilayah
Cikalongkulon. Sekitar Tahun 1695 Masehi, Eyang Dalem Cikundul tutup usia dan kemudian
disemayamkan di bukit Pasir Gajah, Kampung Majalaya, Desa Cijagang, Kecamatan
Cikalongkulon.

Ada ciri-ciri yang saya dengar tentang Eyang Dalem Cikundul, sejak kecil sekitar umur tiga
tahun ia mempunyai kegemaran naik ke bukit dan menghadap ke arah kiblat seolah-olah
merenung dengan mata yang menerawang. Gaung suaranya sangat terkenal. Sekalipun berbisik,
suaranya dapat didengar oleh orang yang dipanggil.
B. Pusat Pendidikan Islam Tertua di Cianjur

Pusat pendidikan tertua yang ada di kabupaten cianjur adalah pondok pesantren Gelar di Desa
Peutey Condong Kecamatan Cibeber Cianjur.

Pondok Pesantren Gelar dibangun tahun 1932 sebelum kemerdekaan Republik Indonesia.
Awal berdiri di pimpin oleh KH Ibrohim, KH Sobandi. Pada
massa selanjutnya, di pimpin KH Zen Abdul Somad atau yang
dikenal Mama Gelar kini sudah almarhum. Pada massa Mama
Gelar, perkembangan Islam di Kabupaten Cianjur meluas,
santri dari berbagai tempat datang untuk belajar ilmu agama
Islam. Penyebaran agama Islam bukan hanya di Cianjur,
melainkan di Indonesia, bahkan mencapai irian.

Adapun yang menjadi andalan pondok pesantren Gelar,


lebih mengutamakan tentang ilmu tafsir, fiqih dan nahwu
shorof atau alat. Sedangkan yang lainnya, ilmu takilan seperti
burdah, sholawat. Semua yang diajarkan Mama Gelar, untuk
mengisiarkan agama Islam di Kabupaten Cianjur, khususnya di
Nusantara pada umumnya.dan saat ini deiteruskan oleh KH
Huban Zein putra ke enam dari Mama Gelar. Dalam menyebarkan agama Islam, Mama Gelar
secara langsung dari mulai do’a sampai ke lapangan tidak mengenal lelah dan tanpa pamrih.
Metode yang diajarkan beliau untuk menyebarkan agama Islam dengan cara gotong royong. Atas
motede itu, sehingga Mama Gelar telah memiliki 148 majlis ta’lim dan 70 mesjid yang tersebar
di Indonesia.

Adapun tempat penyebaran agama


Islam selain di Cianjur yaitu di Banten,
Sumatra, Subang, Tasik, Ciamis, Sumatra
dan Irian. Haolan Mama Gelar
dilaksanaakan satu tahun satu kali,
tepatnya tanggal 27 Jumadil Akhir sampai
1 Rajab. Malam pertama haul acara disisi
oleh para pemuda santri, alumni dan
pesholawat.
C. Masjid Tertua di Kabupaten Cianjur

Masjid agung cianjur pertama kali dibangun tahun 1810 oleh warga cianjur yang namanya
tak diketahui dan tak dicatat dalam sejarah. Kemudian di renovasi dan diperluas oleh Raden
Bodedar binti anjeng Dalem Sabiudin, Bupati cianjur yag mendspatkan gelar Raden Adipati
Wiratanudatas IV ( masa pemerintahan 1727-1761). Ia mewakafkan tanah di pusat kabupaten
cianjur dan mendirikan masjid agung cianjur dan alun-alun cianjur.

Awalnya ukuran masjid agung cianjur sangatlah


kecil , namun pada tahun 1820 direnovasi dan
mengalami perluasan ukuran menjadi 20x20 m2.
Perenovasian dan perluasan itu dilakukan oleh
Pimpinan tertinggi Cianjur yang bernama Raden
Muhammad Hoesin Bin Syekh Abdullah Rifai yang
merupakan cucu dari Dalem Sabriudin.

Sampai
saat ini
Masjid Agung Cianjur sudah mengalami 7 kali renovasi
dan perluasan. Yang awalnya 400 meter persegi menjadi
2.500 meter persegi. . desainnya memadukan gaya masjid
tempo dahulu dan modern.

Pada saat gunung gede meletus pada tahun 1879


masjid agung cianjur pernah mengalami kerusakan parah
dan roboh bangunannya. Dan menewaskan satu korban
yaitu RH. Idris BinRH Muhyi. Lalu pada tahun 1880
masjid ini dibangun kembali oleh RH Soelaeman dan
kawannya beserta masyarakat cianjur yang lainnya. Lalu
terus mengalami pembangunan dan perluasan hingga saat ini, meskipun begitu arsitektur dan
gaya khas yang dimiikinya tidak dihilangkan sedikitpun.

Pada zaman dahulu kumandang Adzan di masjid agung cianjur sangat terkenal karena sangat
merdu dan dikumandangkan diatas menara oleh seorang muadzin yang berhama R. muslihat
yang merupakan seorang marbot di masjid ini. Dan suara adzan nya yang lembut ini sangat
dikenal hingga wilayah banten. Hingga banyak orang berdatangan untuk sholat di masjid agung
cianjur hanya untuk mendengar suara adzannya.

Selain menjadi pusat ibadah masjid agung


cianjur juga menjadi pusat pengajaran,
pengembangan dan penyebaran agama islam di
cianjur. Dari sebelum kemerdekaan hingga
sekarang pengajian rutin dan penyebaran islam
masih dipertahannkan dan rutin dilakukan. Antusiasme masyarakat sekitar turut menjadi
pendukung bertahannya dan berkembangnya islam di cianjur.

D. Perkembangan Islam Masa Kini di Kabupaten Cianjur

Perkembangan islam di cianjur terus berkembang dan bertahan bahkan sampai saat ini.
Meski sempat banyaknya agama lain masuk namun islam tetap bertahan dan terus berkembang.
Adanya pembaharuan cara syiar agama dan regenerasi merupakan kunvi utama. Masyarakat di
sekitas kabupaten cianjur merupakan masyarakat yang heterogen dan bermacam-
macam.meskipun cianjur merupakan salah satu daerah pariwisata domestic yang terkenal di jawa
barat yang gelar ini selalu mendapat penilaian tak jauh dari banyaknya orang yang berbuat
maksiat, namun keberadaan masjid yang selalu dipenuhi oleh jamaahsetiap harinya menjadikan
pandangan tersebut terpatahkan.

Pada tahun 2009 gema syiar satu muharrom sampai 2019 selalu diikuti masyarakat dengan
antusias dan selalu mendapatkan peningkatan. Dengan cara ini lebih menyarkan ajaran islam
lebih luas dikenal masyarakat. Bahkan perayaan
ini lebih mangalahkan perayaan tahun baru
yang biasanya ramai.

Peran pemuda juga ikut andil dalam


penyaran ini. Ditandai dengan banyaknya
kelompok pemuda islam yang mulai
bermunculan dengan mengembangkan
kebudayaan islam yang ada. Ada satu
komunitas yang dinamakan BRI (Barisan
Remaja Islam ) dan Pemuda Hijrah yang aktif
untuk menyebarkan islam dengan dakwah yang lebih modern ke pasar-pasar hingga kesekolah-
sekolah. Dengan adanya komunitas ini tingkat kenakalan remaja pun kian menurun dengan
penyulihan yang dilakukannya. Remaja jadi lebih senang untuk “nongkrong” di masjid
dibandingkan di tempat yang lainnya.

Pengembangan pesantren sebagaipusat sarana islampun terus berkembang dengan ditandai


disetiap desa yang ada pasti mempunyai minimal satu pesanteren sebagai lembagapenyegaran
iman. Setiap majid pun selalu dipenuhi oleh masyarakat yang ikut pengajian yang setiap
minggunya rutin dilakukan . ini merupakan sarana efekti untuk mempertahankan juga.

Pembangunan masjid pun terus meningkat setiap tahunnya. Walaupun hanya mushola-
mushola kecil tapi disetiap kampungnya pasti ada sebagai pusat ibadah. Selain itu jumlah mualaf
punmenjadi salah satu pendukung penyebaran islam walaupun hanya bisa dihitung dengan jari.
Selain itu di cianjur juga terdapat daerah dan masyarakat yang menganut agama lain, namun
masyarakat sekitar tetap saling menghormati dan selalu hidup rukun. Salah satu pencgahannya
adalah dengan adanya FAI ( Forum Antar Agama) yang menjadi salah satu forum diskusi para
pemuka agama untuk tetap menjaga tali pesaudaraan antar agama.
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Cianjur merupakan daerah yang subur akan budaya sundanya dan islam yang masih
melekat dalam diri masing-masing masyarakatnya. Berkembangnya islam disana tak jauh dari
peran sejarah masuknya islam yang dibawa oleh Raden Aria Wiratanu yang selain membawa
ajaran islam ia juga ikut mengembangkan dan memakmurkan daerah. Ia merupakan salah satu
sosok yang layak untuk dijadikan motivasi untuk islam pada saat ini. Selain dengan sejarahnya,
peran pusat pendidikan agama pun juga hal yang terpenting dalam menyebarkan syiar agama.
Dengan adanya pusat pendidikan seperti masjid dan pesantren hal ini biasa menjadi salah satu
penyegar keimanan kita agar iman kita meningkat dan pengingat pada saat iman kita sedang
menurun.

Peran remaja yang aktif menjadikan para generasi tua menjadi lebih tenang karena
adanya penerus yang unggul dan antusiasme yang aktif dalam bersyiar untuk islam sendiri. Para
remaja ini juga semakin memanfaatkan waktunya untuk kegiatan yang lebih positif untuk dirinya
dan bermanfaat juga untuk orang lain

B. Saran

Peran pemuda untuk meregenerasi san sebagai tokoh penerus syiar islam harus terus di
tingkatkan guna untuk memperluas dan mempertahankan perkembangan islam di Cianjur sendiri.
Dengan adanya kelompok remaja masjid diharapkan kenalkalan remaja pun terus menurun dan
menjadi penyalur waktu untuk kegiatan di luar sekolah yang lebih bermanfaat.
LAMPIRAN

TANDA TANGAN PENGESAHAN BUKTI REKAMAN PADA SAAT WAWACARA

Juru Kunci Makam Pengurus DKM Masjid Agung Cianjur

Abah Juhaini Ustadz Komar

Ketua MUI Kecamatan Cipanas-Cianjur

Ust. Solahudin Al-Ayubi

*Tanda tangan dilakukan dengan menggunakan aplikasi


Lampiran 2

KTP

Foto bersama Juru Kunci Makam


SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ISLAM
DI KABUPATEN CIANJUR
(Tugas ini dibuat untuk memenuhi ujian akhir semester 1 mata kuliah sejarah peradaban
islam)

Disusun oleh :

Dinda Rachmawati Nurdin

11190511000071

JURNALISTIK 1B

Dosen Pembimbing :

Zakaria M. Ag

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

JURUSAN JURNALISTIK

2020

Anda mungkin juga menyukai