Anda di halaman 1dari 1

Sufisme dalam Islam

Oleh :

Dinda Rachmawati Nurdin

Islam merupakan agama yang menjujung tinggi akhlak dan budi peketi, mengingat tujuan
Nabi Muhammad SAW diturunkan ke bumi adalah untuk memperbaiki akhlak manusia salah
satunya. Namun akhlak yang mulia tidak akan tercapai jika kita tidak menyucikan diri kita dari
sifat tercela. Maka dari itu sambil memperbaiki akhlak kita alangkah baiknya kita juga
menyucikan jiwa kita dari sifat-sifat tercela tersebut. Metode menyucikan jiwa ini disebut
Tasawuf.

Tasawuf adalah upaya melatih jiwa dengan berbagai kegiatan yang dapat membebaskan
dirinya dari pengaruh kehidupan dunia, sehingga tercermin akhlak yang muli dan dekat dengan
Allah. Kegiatan yang dimaksud adalam Ibadah dengan penuh kesungguhan (khusyuk) kepada
Allah tanpa terpaksa dan ikhlas menjalankannya, juga menjauhi larangan yang telah Allah
peringatkan dalam Al-Quran maupun yang telah diperingatkan oleh Rasulullah dalam Hadistnya.
Juga melakukan hal-hal yang dianjurkan oleh Allah swt walaupun bukan wajib (Sunnah). Orang
yang bertasawuf disebut Sufi

Namun ihsan ( bertasawuf) juga tidak akan tercapai tanpa landasan Iman yang kuat dan
akidah yang kokoh. Karena ketiga hal ini merupakan tiga landasan islam yang satu kesatuan
yang utuh dan tidak dapat dipisahkan keberadaannya.

Pengamalan Tasawuf dilakukan dengan memusatkan hati pada kegiatan berikut. Pertama,
tazkiyat al-nafs, membersihkan jiwa dari dosa besar maupun dosa kecil, serta membersihkan diri
dari berbagai penyakit hati dan sifat-sifat tercela. Kedua, taqarrub ilâ Allâh, mendekatkan diri
kepada Allah dengan sedekat-dekatnya. Dengan demikian, mengamalkan tasawuf berarti
berjuang menjadi pribadi yang dekat dengan Allah dengan mengamalkan ibadah seperti yang
dicontohkan Rasulullah saw. Ketiga, hudhur al-qlb ma'allah, merasakan kehadiran Allah di
dalam kalbu, baik di dalam salat maupun di luar shalat

Anda mungkin juga menyukai