Anda di halaman 1dari 11

DOKTRIN TRIAS POLITIKA

(LEGISLATIF, YUDIKATIF, DAN EKSEKUTIF)


D I N D A R A C H M AWAT I 1 1 1 9 0 5 1 1 0 0 0 0 7 1
JURNALISTIK 2B
GERAKAN SOSIAL DAN PERWUJUDAN
MASYARAKAT MADANI

Iwan Gardono, mendefinisikan gerakan sosial sebagai aksi organisasi atau kelompok masyarakat
sipil dalam mendukung atau menentang perubahan sosial. Padangan lain mengatakan bahwa
gerakan sosial pada dasarnya adalah bentuk perilaku politik kolektif non-kelembagaan yang
secara potensial berbahaya karena menganca stabilitas cara hidup yang mapan.
Keberadan masyarakat madani tidak terlepas dari peran gerakan sosial. Gerakan sosial dapan
dipadankan dengan perubahan sosial atau masyarakat sipil yang didasari oleh pembagian tiga
ranah, yaitu negara (state), perusahaan atau pasar , dan masyarakat sipil.
Berdasarkan pemetaan diatas, secara empiris ketiganya dapat saling bersinergi. Pada ranah
negara (state) dapat terjadi beberapa gerakan politik yang dilakukan oleh parpol dalam pemilu
yang mengusung masalah yang juga didukung oleh gerakan sosial, demikian pula upaya lobby
dalam ranah ekonomi dapat pula seolah-olah sebagai gerakan sosial. Selain definisi gerakan
sosial yang berada di ranah masyarakat sipil, maka para aktor atau kelompok yang terlibat pun
perlu diperjelas pengertian dan cakupannya. Selama ini ada yang memandang bahwa organisasi
non pemerintah (NGO) atau LSM merupakan satu-satunya wakil atau penjelmaan masyarakat
sipil. Namun sebenarnya organisasi nonpemerintah hanya merupakan salah satu dari organisasi
masa keagamaan, organisasi komunis, organisasi profesi, media, lembaga pendidikan, dan
lembaga lain yang tidak termasuk pada ranah politik dan ekonomi.
TIPOLOGI GERAKAN SOSIAL
Horton dan Hunt (1989 : 198-201) menemukan ada enam bentuk dari gerakan sosial, yaitu sebagai berikut :

• -Gerakan Perpindahan (migratory movement), yaitu arus perpindahan penduduk ke suatu tempat yang baru.
Misalnya, arus pengungsian besar-besaran orang Vietnam Selatan ke Pulau Galang pada masa perang Vietnam.
Itulah salah satu contoh perpindahan.

• -Gerakan Ekspresif (expressive movement), merupakan gerakan yang mengubah ekspresi, sikap, atau reaksi
terhadap kenyataan dan bukannya mengubah kenyataan (masyarakat) itu sendiri. Misalnya, gerakan ekspresif,
melalui music, puisi, drama, lelucon, lawakan, dan lain sebagainya. Lelucon politik mungkin salah satu contoh
yang bisa kita lihat.

• -Gerakan Utopia (utopian movement), adalah gerakan untuk menciptakan suatu masyarakat sejahtera dalam
skala terbatas, misalnya gerakan dengan kontruksi skala besar yaitu gerakan Kibut Israel, gerakan Darul Arqam
Malaysia, dan gerakan lainnya.

• -Gerakan Reformasi (reform movement), yaitu gerakan yang berusaha untuk memperbaiki beberapa
kepincangan dalam masyarakat. Gerakan semacam ini biasanya sering muncul dinegara demokrasi, misalnya
gerakan reformasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998, krisis yang terjadi membuat gerakan ini muncul.
• -Gerakan revolusioner (revolutionary movement), yaitu gerakan yang dibangun
untuk menggantikan sistem yang ada dengan sistem yang baru. Para penganut
gerakan ini, menurut Horton dan Hunt, cenderung bersebarangan dengan penganut
gerakan reformasi, mereka berpendapat bahwa perubahan radikal dan mendasar
hanya dapat terlaksana apabila sistem sosial yang ada sekarang diganti dengan yang
baru serta kelompok elite yang ada disingkirkan dan diputus mata rantai sirkulasinya,
selanjutnya persaingan antarkelompok dalam perebutan kekusaan terjadi.

• -Gerakan perlawanan (resistance movement), yaitu gerakan yang bertujuan untuk


menghambat atau menghalangi suatu perubahan sosial tertentu. Perubahan sosial
yang terjadi selama ini tidak saja membahagiakan, tetapi juga membuat sebagian
orang menjadi ketakutan dan khawatir.
• Ada empat tipe dari gerakan sosial oleh David F Aberle, yaitu sebagai berikut :

• -Gerakan sosial alternative (alternative social movement), yaitu gerakan yang bertujuan mengubah perilaku tertentu
dalam diri individu. Dalam tipe ini mencakup berbagai kegiatan seperti kampanye antinarkoba, antimiras, anti seks bebas,
dan lainnya.

• -Gerakan sosial redemptive (redemptive social movement), merupakan gerakan yang bertujuan mengubah keseluruhan
perlikau individu. Gerakan ini memiliki sasaran yang sama dengan gerakan alterative yaitu individu, namun berbeda
dalam cakupan.
• Gerakan ini (redemptive) mengubah perilaku lama menjadi perilaku baru, yang berbeda sama sekali dengan yang lama.
Misalnya, gerakan keagamaan seperti gerakan fundamentalis keagamaan, yaitu fundamentalis Kristen, Islam, Yahudi, atau
Hindu.

• -Gerakan sosial reformatif (reformative social movement), adalah gerakan perubahan atau reformasi pada segi atau
bagian tertentu dari masyarakat. Gerakan ini jelas berbeda dengan dua gerakan diatas, yang menekankan pada individu.

• -Gerakan sosial transformative (transformative social movement), menunjuk pada gerakan untuk mentransformasikan
tatanan sosial itu sendiri. Para anggota memiliki keinginan hendak mengubah tatanan sosial masyarakat menjadi tatanan
yang lebih baik menurut versi mereka.
Tipologi Aberle dipertajam oleh Henselin (2008) dengan menambahkan dua tipe lainnya, yaitu gerakan
sosial transnasional dan gerakan sosial metaformatif.

• Gerakan sosial transnasional merupakan gerakan yang ingin mengubah kondisi tertentu yang tidak
hanya ada dalam lingkungan mereka, tetapi juga di seluruh dunia.

• Gerakan sosial ini ditunjukan untuk meningkatkan kualitas hidup tertentu, misalnya kaum buruh se-
dunia, kualitas lingkungan hidup, pengentasan kemiskinan, dan lainnya.

• Sementara, gerakan sosial metaformatif menunjuk pada gerakan yang ingin mengubah tatanan sosial  itu
sendiri, yang tidak hanya pada skala lokal dan nasional, tetapi lebih luas lagi, yaitu tatanan sosial global.

• Gerakan komunisme dan fasisme merupakan contoh dari gerakan sosial metaformatif. Gerakan
fundamentalisme keagamaan bisa menjadi suatu gerakan yang bersifat juga gerakan metaformatif bila
cakupannya telah global.

• Memang, semua agama memiliki potensi untuk mengonstruksikan gerakan sosial metaformatif oleh
pemeluknya.
NGO DAN PERWUJUDAN MASYARAKAT
MADANI
• Menurut Afan Gaffar, LSM mempunyai peran yang sangat besar dalam kehidupan masyarakat dan
melihat LSM sebagai alternatif untuk munculnya civil society.

• Muhammad AS Hikam memandang bahwa LSM dapat memainkan peran yang sangat penting
dalam proses memperkuat gerakan demokrasi melalui perannya dalam pemberdayaan civil
society yang dilakukan melalui berbagai aktifitas pendampingan, pembelaan dan penyadaran.

• Menurut Einstadt dalam Afan Gaffar civil society memiliki empat komponen sebagai


syarat; pertama Otonomi, kedua akses masyarakat terhadap lembaga Negara, ketiga arena publik
yang bersifat otonom dan keempat arena publik yang terbuka bagi semua lapisan masyarakat.

• Menurut Adi Suryadi LSM dapat memilih sikap pertama sebagai kekuatan pengimbang


(countervailing power). Peranan ini tercermin pada upaya LSM mengontrol, mencegah, dan
membendung dominasi dan manipulasi pemerintah terhadap masyarakat. Peranan ini umumnya
dilakukan dengan advokasi kebijakan lewat lobi, pernyataan politik, petisi, dan aksi demonstrasi. 
Kedua, sebagai gerakan pemberdayaan masyarakat yang diwujudkan lewat
aksi pengembangan kapasitas kelembagaan, produktivitas, dan kemandirian
kelompok-kelompok masyarakat, termasuk mengembangkan kesadaran
masyarakat untuk membangun keswadayaan, kemandirian, dan partisipasi.
Peranan ini umumnya dilakukan dengan cara pendidikan dan latihan,
pengorganisasian dan mobilisasi masyarakat. Ketiga, sebagai lembaga
perantara (intermediary institution) yang dilakukan dengan mengupayakan
adanya aksi yang bersifat memediasi hubungan antara masyarakat dengan
pemerintah atau negara, antara masyarat dengan LSM dan antar LSM
sendiri dengan masyarakat. Peranan ini umumnya diwujudkan melalui cara
lobi, koalisi, surat menyurat, pendampingan, dan kerjasama antar actor.
• Berbicara mengenai LSM sesungguhnya tidak bisa dipisahkan dari civil
society, karena LSM merupakan tulang punggung dari civil society yang
kuat dan mandiri. Sedangkan pemberdayaan civil society merupakan sine
qua non bagi proses demokratisasi di Indonesia.

• Kemunculan LSM merupakan reaksi atas melemahnya peran kontrol


lembaga-lembaga Negara, termasuk partai politik, dalam menjalankan
fungsi pengawasan ditengah dominasi pemerintah terhadap masyarakat.
Sehingga pada awal sejarah perkembangan lahirnya LSM, terutama yang
bergerak dibidang sosial politik, tujuan utama pembentukan LSM adalah
bagaimana mengontrol kekuasaan Negara, tuntutan pers yang bebas,
tuntutan kebebasan berorganisasi, advokasi terhadap kekerasan Negara
dan kebijakan-kebijakan yang merugikan rakyat.
• LSM sebagai salah satu komponen civil society saat ini merupakan unsur yang
potensial untuk menciptakan civil society.

• Kemampuan dan kemandirian LSM yang mampu mengisi ruang publik diharapkan
dapat membatasi kekuasaan pemerintah, sehingga mampu menciptakan kehidupan
yang demokratis. Peranan penting lainnya adalah pemberdayaan civil society yang
dilakukan melalui usaha-usaha penguatan masyarakat akar rumput melalui berbagai
aktivitas pendampingan dan pembelaan atas hak-hak rakyat.

• Dari sisi pemerintah menganggap kalangan LSM merupakan kelompok pembuat


onar, anti kemapanan yang hanya mencari keuntungan belaka. Sementara dalam
pandangan LSM, pemerintah merupakan pihak yang harus diawasi dan ditekan
karena banyak melakukan manipulasi yang merugikan masyarakat. LSM sebagai
kelompok yang menyuarakan kepentingan masyarakat merasa perlu membela rakyat
untuk mendapatkan hak-haknya.
DAFTAR PUSTAKA

• http://myblogazizainunadhir.blogspot.com/2017/05/makalah-
masyarakat-madani.html#:~:text=Keberadan%20masyarakat%
20madani%20tidak%20terlepas,atau%20pasar%20%2C%20da
n%20masyarakat%20sipil
.
• https://
www.sosiologi.info/2018/11/tipologi-gerakan-sosial-menurut-
sosiolog.html

Anda mungkin juga menyukai