Anda di halaman 1dari 2

A.

Klasifikasi Poliuretan
Busa poliuretan dapat diklasifikasikan menjadi 2 kategori, yaitu busa fleksibel (flexibel foam)
dan busa keras (rigid foam). Perbedaan sifat fisik dari kedua tipe busa poliuretan ini berdasarkan
pada perbedaan berat molekul, fungsionalitas poliol dan fungsionalitas isosianat. Berdasarkan
struktur selnya, busa dibedakan menjadi 2, yaitu sel tertutup dan sel terbuka.
Busa dengan struktur sel terbuka memiliki pori-pori yang saling terhubung satu sama lain
untuk membentuk jaringan interkoneksi. Selain itu, jenis busa ini memiliki kerapatan relatif lebih
rendah dan penampilannya seperti spons. Busa struktur sel tertutup tidak memiliki jaringan sel
yang terhubung. Busa dengan struktur sel tertutup merupakan bahan busa padat. Biasanya jenis
busa ini memiliki kuat tekan yang lebih tinggi karena strukturnya, memiliki stabilitas dimensi yang
lebih tinggi, serapan air rendah dan memiliki kekuatan yang lebih tinggi jika dibandingkan busa
sel terbuka.
Berikut klasifikasi busa poliuretan berdasarkan komponen poliol dan nilai modulus elastisitas
(Ashida, 2007):

Bahan esensial (penting) dalam pembuatan busa poliuretan adalah poliisosianat, poliol, agen
pengembang (blowing agent), katalis, dan surfaktan.

B. Karakteristik Poliuretan
1. Sifat Poliuretan
Sifat-sifat poliuretan sangat ditentukan oleh struktur segmen keras dan lunak, Selain
itu sifat poliuretan juga ditentukan oleh sifat fisik yang lain seperti kristalinitas dan ikatan
hidrogen antar segmen. Disamping masalah segmentasi, struktur dan massa molekul poliol
juga berpengaruh terhadap sifat mekanik poliuretan. Molekul diisosianat juga sangat
bepengaruh terhadap sifat poliuretan. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
menunjukkan beberapa diisosianat yang direaksikan dengan poli(etilen adipat) dengan
perbandingan poli(etilen adipat)/ diisosianat/1,4-butanadiol 1/3/2, menunjukkan p-fenilen
diisosianat yang memiliki faktor simetri dan kekakuan (rigiditas) yang tinggi sehingga
menyebabkan kuat tarik dan modulus Young besar. Adanya gugus metil menyebabkan
turunnya modulus. Hal ini menunjukkan bahwa gugus metil dapat merusak simetri dan
kristalisabilitas diisosianat.

Anda mungkin juga menyukai