MAKALAH FISIKA
" SUHU DAN KALOR "
KELOMPOK
KELAS 10 MULTIMEDIA 2
ANGGOTA :
1. MUSTA’IN ASTARI ( X MM2)
2. ARIEL NURHADI ( X MM2)
3. WAHYU ( X MM2)
4. SYEKH KONDANG TIMUR ( X MM2)
Puji dan syukur patut kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kita
semua masih diberi kesempatan untuk dapat menyiapkan makalah ini. Tidak lupa
kepada seluruh komponen pendukung tersusunnya makalah ini, kami ucapkan
banyak terimakasih. Makalah ini dibuat berdasarkan hasil evaluasi, pertimbangan,
dan pemikiran yang dilakukan secara berdiskusi antar anggota kelompok. Makalah
ini dibuat dengan tujuan, agar siswa-siswi ataupun masyarakat umum mengetahui
mengenai beberapa hal-hal kecil mengenai Fisika. Harapan penulis, semoga
kedepannya fisika tidak lagi dianggap sebagai hal yang menakutkan untuk dipelajari,
melainkan menjadi suatu hal yang menarik dan menyenangkan untuk dipelajari.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi peserta didik dalam
memahami dan mempelajari beberapa materi pelajaran Fisika. Mohon maaf, kami
ucapkan sebesar-besarnya apabila ada kesalahan dalam pembuatan makalah ini.
Kritik dan saran dari pembaca makalah ini, sangat kami harapkan.
2. KALOR
3. PEMUAIAN ZAT
4. PERPINDAHAN KALOR SECARA KONDUKSI
5. PERPINDAHAN KALOR SECARA KONVEKSI
6. PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI
A. Pengertian suhu
Suhu berfungsi untuk menyatakan derajat panas atau dinginnya suatu zat. Dimensi
suhu adalah θ dengan satuan SI yang disebut kelvin (K). Suhujuga merupakan besaran
pokok.
Perubahan suhu pada suatu benda dapat mengakibatkan perubahan besaran lain
pada benda itu. Misalnya volume,tekanan, dn daya hantar listriknya. Sifat – sifat suatu
besaran pada benda yang dipengaruhi suhu disebut sifat termometrik, sedangkan besaran –
besaran itu disebut besaran – besaran termometrk.
Sifat – sifat termometrik yang dimiliki besaran pada suatu zat dapat digunakan
sebagai petunjuk tinggi rendahnya suhu sekitarnya. Fakta tersebut digunakan dalam
pembuatan alat pengukur suhu yang dikenal sebagai termometer.
Sifat termometrik berupa perubahan volume zat digunakan dalam termometer raksa
dan termometer alkohol serta termometer bimetal. Sifat termometrik berupa perubahan daya
hantar listrik suatu zat digunakan dalam termometer elektrik atau termometer digital. Zat
yang digunakan dalam termometer sebagai petunjuk suhu disebut zat termometrik.
Prinsip dasar pembuatan termometer disebut pirometer (pyrometer). Pirometer dapat
digunakan untuk mengukur suhu sangat tinggi dari kejauhan tanpa perlu menyentuh benda
yang diukur suhunya.
Temometer raksa
maupun temometer alkohol
bekerja berdasarkan sifat termometrik yang sama yaitu perubahan volume
akibat perubahan suhu.jika suhu naik, maka suhu tinggi kolom cairan raksa
a. Kalibrasi Termometer
Pada termometer alkohol dan termometer air raksa perubahan terjadi
berdasarkan sifat pemuaian bahannya ketika temperature berubah. Kalibrasi
termometer adalah proses membuat skala pada sebuah termometer. Berikut
ini beberapa langkah melakukan kalibrasi termometer :
1) Siapkan termometer, baik termometer air raksa dan juga termometer
alkohol.
2) Siapkan es dan air secukupnya.
Termometer Fahrenheit
Adalah termometer yang menggunakan skla fahrenheit. Skala ini
ditemukan oleh GABRIEL DANIEL FAHRENHEIT, sesorang ilmuan
jerman. Pada skala fahrenheit, es mencair pada suhu 32℉ dan air
mendidih pada suhu 212℉ untuk tekanan udara sebesar 1 atm. Jarak
antara titik lebur es dan titik didih air adalah 180 skala fahrenheit
Termometer Reamur
Adalah termometer yang menggunakan skala reamur. Pada skala
reamur air mendididh pada suhu 0° R dan air mendidih pada suhu 80
° R untuk tekana udara 1 atm. Jarak antara titik lebur es dan tititk didih
air adalah 80 skala reamur
Termometer Kelvin
Adalah termometer yang menggunakan skala Kelvin. Skala ini
ditemukan oleh WILLIAM THOMSON KELVIN , seorang ilmuan
Inggris. Pada skala Kelvin,es mencair pada suhu 273 K dan air
mendidih pada suhu 373K untuk tekanan udara sebesar 1 atm.jarak
antara titik lebur es dan titik didih air adalah 100 skala Kelvin
2. KALOR
Kalor adalah salah satu bentuk energi yang mengalir karna perbedaan suhu.
Kalor memiliki dimensi sama dengan dimensi energi secara umum, yaitu [M][L][T]-1
dengan satuan SI yang disebut joule (J). Kalor merupakan besaran turunan.
Ketika dua benda yang memiliki perbedaan suhu bertemu maka kalor akan mengalir
(berpindah) dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah.
Contoh dikehidupan sehari - hari adalah etika kita mencampurkan air dingin dengan
air panas, maka kita akan mendapatkan air hangat.
Suhu dan kalor merupakan sesuatu yanng berbeda. Suhu adalah nilai yang terukut
pada termometer, sedangkan kalor adalah energi yang mengalir dari sutau benda ke benda
lainnya.
Jika sejumlah Q kalor diberian pada suatu benda bermassa M hingga menyebabkan
kenaikan suhu benda sebesar ∆ T , maka besar kenaikan suhu tersebut sebanding dengan
besar kalor dan berbanding terbaik dengan massa benda itu, serta berbanding terbalik pula
dengan suatu besaran karakteristik benda yang disebut kalor jenis / kalor spesifik.
Dalam bentuk persamaan, pernyataan diatas dapat dituliskan sebagai :
∆ T = Q / m . c atau Q=m.c.∆T
Rumus umum :
Q=m.L
Rumus umum :
Q=m.L
GAS
Air Gas
100 -------------------------------------------------------- --------------------- Air Mendidih
D E
suhu
AIR
Es Air
0 ---------- --------------------------------------------------------------- Es Melebur
B C
ES
waktu
-10
A
Grafik tersebut menunjukan hubungan antara kalor dan perubahan wujud zat. Proses
perubahan wujud zat ditunjukkan pada saat grafik berupa garis horrizontal dan nilai suhu
bersesuaian dengan garis horizontal tersebut merupakan titik perubahan wujudnya
3. PEMUAIAN ZAT
Besar kecilnya pemuaian dipengaruhi ukuran benda dan besar perubahan suhunya.
Selain itu, besar-kecilnya pemuaian pada benda juga dipengaruhi besaran karakteristik
benda yang disebut koefisien muai. Berdasarkan bentuk geometri benda, pemuaian dapat
terjadi dalam hal panjang, luas, dan volume benda.
Sebatang tongkat tembaga pada suhu 0oC panjangnya 10 m. Jika tongkat tembaga tersebut
dipanaskan sampai 100oC maka panjangnya menjadi 10,017 m. Berapakah pertambahan
panjang tembaga jika suhunya hanya naik 1oC? Pada suhu 0oC, panjang tembaga 10 m (l0),
pada suhu 100oC (t) panjangnya 10,017 m (lt).
Pertambahan panjang 1 m tembaga jika suhunya naik dari 0oC – 1oC adalah
Pertambahan panjang 1 m benda tiap kenaikan suhu 1 oC ini disebut koefisien muai
panjang (α). Jadi, koefisien muai panjang suatu benda adalah bilangan yang menunjukkan
pertambahan panjang suatu benda tiap satuan panjang jika suhu benda tersebut naik 1 oC.
Dengan demikian, jika dinyatakan bahwa koefisien muai panjang tembaga adalah
0,000017/oC maka berarti setiap 1 meter tembaga yang suhunya dinaikkan 1 oC akan
bertambah panjang 0,000017 meter. Jika ditulis dalam persamaan maka :
Sebatang tongkat logam pada suhu t1 panjangnya l1 dan pada suhu t2 panjangnya l2.
Dengan proses matematika dapat diperoleh persamaan sebagai berikut.
Pemuaian dalam zat padat sebenarnya terjadi ke semua arah, yaitu memanjang,
melebar, dan menebal. Namun, pengukuran pemuaian panjang pada benda padat sudah
dianggap cukup memadai untuk mewakili pemuaian luas. Misalnya, menghitung pemuaian
luas sebuah benda yang berupa lembaran tipis berbentuk persegi panjang dengan
Jika pada suhu t1 luas benda adalah A1 dan pada suhu t2 luasnya A2 maka berlaku
persamaan muai luas dengan pendekatan sebagai berikut.
A2 = A1 {1+2α (t2-t1)}
atau
A2 = A1 {1+β (t2-t1)}
A2 = A1 {1+β . Δt}
β = 2α
Untuk membuktikan adanya muai ruang pada benda yang berbentuk bola dapat
menggunakan alat s’Gravesande. Jika bola dipanaskan, bola memuai, volumenya
bertambah besar sehingga tidak dapat masuk ke dalam gelang. Setelah beberapa saat,
gelang ikut panas dan bola dapat masuk kembali ke dalam gelang. Itu berarti, panas pindah
dari bola ke gelang dan diameter gelang membesar.
a. zat padat jika dipanaskan akan memuai dan volumenya bertambah besar.
b. pemuaian benda berongga akan memperbesar rongganya (arah pemuaiannya kel
uar rongga).
c. panas dapat berpindah dari satu benda ke benda lainnya.
Pemuaian volume zat tergantung jenis zat padatnya. Sebuah benda padat pada suhu
0 C volumenya V0, pada suhu toC, volumenya Vt. Pertambahan volume tiap satuan suhu
o
Bilangan yang menunjukkan pertambahan volume suatu benda tiap satuan volume
jika suhunya naik 1oC disebut koefisien muai ruang (γ). Jadi,
Vt = V0 (1 + γt)
Untuk zat padat yang angka muainya sangat kecil, berlaku persamaan
V2 = V1 {1 + γ (t2-t1)}
V2 = V1 {1 + γ Δt}
Hubungan antara koefisien muai ruang (γ) dengan koefisien muai panjang (α) dapat
dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut.
γ = 3α
Pada konstruksi jembatan, pada setiap sambungan diberikan ruang kosong (spasi)
yang berfungsi untuk menghindari tekanan antara bagian jembatan dengan jalan akibat
terjadinya pemuaian zat padat.
CONTOH SOAL
Secara sederhana laju perpindahan kalor bisa dirumuskan sebagai kalor yang
mengalir persatuan waktu. Laju perpidahan kalor secara koduksi dirumuskan sebagai
perkalian antara konduktivitas kalor (k) dengan luas penampang (A)dan selisih suhu kedua
titik ( T2-T1) dibagi dengan jarak kedua titik (x). Rumus laju perpindahan kalor nya:
Ujung logam akan terasa panas jika ujung yang lain dipanaskan, misalnya saat kita
mengaduk adonan gula, air panas, dan kopi dengan menggunakan sendok logam;
saat kita memegang kawat logam kembang api yang sedang menyala
Knalpot akan panas ketika mesin motor dihidupkan
Mentega akan meleleh ketika diletakkan di wajan yang tengah dipanaskan
Tutup panci terasa panas saat panci digunakan untuk memasak
Air akan mendidih ketika dipanaskan menggunakan panci logam dan sejenisnya
Contoh Soal
1. Batang besi homogen salah satu ujungnya dipanasi. Besi itu memiliki luas penampang 17
cm2 dan konduktivitas termal 4 . 105 J/s.m.0C. panjang batang 1 m dan perbedaan suhu
kedua ujung 30 0C. Kalor yang merambat dalam batang besi selama 2 detik adalah...
A. 2,81 . 103 J
B. 4,08 . 104 J
C. 4,08 . 105 J
D. 6,00 . 105 J
E. 7,10 . 106 J
Pembahasan:
Diketahui:
A = 17 cm2 = 17 . 10-4 m2
k = 4 . 105 J/m.s.0C
L=1m
Pembahasan:
Diketahui:
LA = LB
AA = AB (ukuran sama)
kA = 2k
kB = k
TA = 210 0C
TB = 30 0C
Ditanya: T = ...
Contoh perpindahan kalor secara konveksi misalnya ketika sobat hitung masak air,
ketika air mendidihterjadi perpindahan kalor dari api kompor ke panci kemudian ke air.
Perpindahan ini juga diiringi perpindahan atau bergeraknya medium berupa air. Laju
perpindahan kalor secara konveksi dapa dirumuskan
h = adalah tetapan konveksi. Setiap benda memiliki tetapan konveksi yang berbeda.
Semakin mudah benda itu menyerap atau melepas kalor dan memindahkannya maka
semakin besar nilai tetapan ini. A adalah luas penampang melintang dan T2-T1 adalah
selisih suhu.
Semakin hitam sebuah benda maka benda tersebut akan cenderung semakin
menyerap panas yang dipancarkan melalui radiasi. Kehitaman sebuah inilah yang disebut
sebagai emisivitas bahan disimbolkan dengan e. Laju penyerapan kalor yang dipancarkan
secara radiasi dirumuskan
Dengan e adala emisivitas benda, dimana jika benda hitam mempunyai nilai e = 1 jka
benda berwarna hitam dan e bernilai 0 (nol) jika benda berwarna putih. σ adalah konstanta
Setfan-Boltzman σ = 5,67 x10-8C. A adalah luas permukaan benda dan T adalah suhu dalam
kelvin.
Tubuh terasa hangat ketika dekat dengan api atau jenis panas lainnya. Misalkan saat
tangan kita didekatkan pada kompor gas yang sedang menyala, hangatnya tubuh
ketika dekat dengan api unggun
Panas matahari sampai ke bumi meski melewati ruang hampa
Menjemur pakaian memanfaatkan perpindahan panas secara radiasi
Menetaskan telur ayam/bebek dengan lampu
Menjemur pakaian saat siang hari
Contoh:
1. Benda hitam sempurna luas permukaannya 1 m2 dan suhunya 27 ºC. Jika suhu
sekelilingnya 77 ºC, hitunglah:
a. kalor yang diserap persatuan waktu persatuan luas
b. energi total yang dipancarkan selama 1 jam.
Jawab:
Benda hitam, maka e = 1
T1 = 300 K
T2 = 350 K
σ = 5,67.10-8 watt m-2K-4
2. Sebuah plat baja dengan panjang 2 m dan lebar 0,5 m suhunya 227 0C. Bila tetapan
Boltzman = 5,67 . 10-8 W/m2.K4 dan plat baja hitam sempurna, maka energi total yang
dipancarkan setiap detik adalah...
A. 3345,57 Joule
B. 3345,75 Joule
C. 3543,75 Joule
D. 4533,75 Joule
E. 7087,5 Joule
Pembahasan:
Diketahui:
P=2m
L = 0,5 m
T = 227 0C = (227 + 273)K = 500 K = 5,67 . 10-8 W/m2.K4
e = 1 (benda hitam e = 1)
Ditanya: W = ...
Jawab:
Terlebih dahulu hitung luas permukaan A.
A = P . L = 2 m . 0,5 m = 1 m2
Menghitung W.
W = e . A . T4 = 1 . 5,67 . 10-8 W/m2. K4 . 1 m2 . (500 K)4
W = 5,67 . 10-8 W/K4 (625 . 108 K4) = 3543,75 Joule
Jawaban: C
Soal Latihan Cara Perpindahan
1. Dua buah dinding masing-masing tebalnya 3 cm dan 5 cm. Koefisien konduksi masing-
masing dinding adalah 0,1 kal/cm.s.C dan 0,2 kal/cm.s.C seperti terlukis pada gambar.
b. Setrika Listrik
Mengapa pakaian yang disetrika menjadi halus atau tidak kusut? Di dalam setrika
listrik terdapat filamen dari bahan nikelin yang berbentuk kumparan. Kurnparan nikelin ini
ditempatkan pada dudukan besi. Ketika listrik mengalir, filamen setrika listrik menjadi
panas. Panas ini dikonduksikan pada dudukan besi dan akhirnya dikonduksikan pada
pakaian yang disetrika. Dengan demikian, setrika mengkonduksi kalor pada pakaian yang
disetrika.