Anda di halaman 1dari 2

1.

Definisi
a. Steril adalah kondisi yang memungkinkan terciptanya kebebasan penuh
dari mikroorganisme dengan keterbatasan (Lahman: hlm. 619).
Steril adalah bebas dari pencemaran mikroorganisme (Ansel: hlm. 339).
Steril adalah suatu kondisi absolute dan harus tidak pernah digunakan atau
dianggap secara relatif sebagai bahan atau hampir steril (Sterile Dosage: hlm.
37).
b. Sterilitas adalah karakteristik yang disyaratkan untuk sediaan-sediaan
farmasetik karena metode, wadah atau rute pemakaian (Sterile Dosage:
hlm. 15).
Sterilitas didefinisikan sebagai ketidakhadiran dari semua
bentukorganisme (Pharmaceutical Dosage by Aulton: hlm. 473).
c. Sterilisasi adalah suatu proses membunuh atau menghilangkan bakteri dan
mikroorganisme lain (Scoville’s: 403).
Sterilisasi adalah menghilangkan semua bentuk kehidupan, baik bentuk
patogen, nonpatogen, vegetatif, maupun nonvegetatif dari suatu objek atau
material.
d. Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau
serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum
digunakan yang disuntikkan dengan cara menusuk jaringan ke dalam otot
atau melalui kulit.
2. Sterilisasi A, B, C, dan D menurut Farmakope Indonesia ed. III :
Cara A: pemanasan secara basah : otoklaf pada suhu 115℃-116℃ selama 30 menit
Cara B: dengan penambahan bakterisida
Cara C: dengan penyaring bakteri steril
Cara D: pemanasan kering; Oven pada suhu 150℃ selama satu jam dengan udara
panas
3. Keuntungan dan Kerugian dari Pemberian Ampul, Vial, dan Infus
Keuntungan :
a) obat memiliki onset (mulai kerja) yang cepat karena respon fisiologis
dapat segera tercapai
b) efek obat dapat diramalkan dengan pasti.
c) Bioavaibilitas sempurna atau hamper sempurna
d) Kerusakan obat dalam tractus gastrointestinalis dapat dihindari
e) Obat dapat diberikan kepada penderita yang sakit keras atau yang sedang
dalam keadaan koma.
f) Beberapa obat tidak efektif diberikan secara oral.
Kerugian :
a) Karena bekerja cepat, jika teadi kekeliruan sukar dilakukan pencegahan.
b) Cara pemberian lebih sukar, harus memakai tenaga khusus.
c) Kemungkinan terjadinya infeksi pada bekas suntikan.
d) Secara ekonomis lebih mahal dibandingkan dengan sediaan yang
digunakan per oral.
4. Jenis Infus :
a. Asering : utk dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pd kondisi gastroenteritis
akut, demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi
berat, trauma.
b. KA-EN 1B : utk <24 jam pasca operasi, sbgai larutan awal bila status elektrolit
pasien blm diketahui (dehidrasi krn asupan oral tdk memadai, demam)
c. KA-EN 3A & KA-EN 3B : untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit
dgn kandungan kalium cukup utk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan
oral terbatas, untuk pasca operasi >24 jam-48 jam
d. KA-EN MG3 : sama kek diatas
e. KA-EN 4A : utk larutan infus rumutan untuk bayi dan anak, tanpa kandungan
kalium
f. KA-EN 4B : utk bayi dan anak usia kurang 3 tahun
g. Aminovel-600 : nutrisi tambahan pada gg saluran GI
h. PAN-AMIN G : suplai as amino pd hiponatremia dan stres metabolik ringan,
nutrisi dini pasca operasi, tifoid
Atau
a. Cairan hipotonik : osmolaritasnya lbh rendah dibandingkan serum
b. Cairan isotonik : osmolaritasnya mendekati serum
c. Cairan hipertonik : osmolaritasnya lbh tinggi dibandingkan serum
5. Hitungan Infus
Tolong pelajari saja krna saya capek kalo ngeringkas hitungan. Pusing bos.

Anda mungkin juga menyukai