Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN LENGKAP

PERCOBAAN I
RANGKAIAN RC

OLEH KELOMPOK 1
ABD. NAZAR A24121054
ADIRATNA A24121036
ASTIN SULASTRI A24121047
FITRA A24121079
LISDAWATI A24121025
MOH.IQRA DHORAJATUN A24121038
SITI NURHALIZA A24121057
SRI YULIS S LAJANGAN A24121006
WAODE TIRTA MURLINA A24121014

ASISTEN : FARADIBA ABD AJIZ

PROGRAM STUD PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
LEMBAR KOREKSI

RANGKAIAN RC

KELOMPOK :I

ASISTEN : FARADIBA ABD AJIZ

No Hari/Tanggal Keterangan Paraf

PERCOBAAN I
RANGKAIAN RC

I. TUJUAN
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu:
1. Memahami hubungan antara teori dan praktek tentang rangkaian RC.
2. Dapat melihat perbedaan tegangan yang terukur pada R dan C dalam rangkaian.
3. Dapat menghitung Xc dari rangkaian.
4. Dapat mengetahui selisih fasa rangkaian.

II. ALAT DAN BAHAN


Adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu:
1. Power Suplly (Sumber arus AC) 1 buah 1 buah
2. Multimeter (Voltmeter AC) 2 buah
3. Kapasitor 100 𝜇𝐹 1 buah
4. Resitor 100 Ω 1 buah
5. Kabel penghubung 4 buah
6. Kabel tembaga 7 buah
7. Penjepit buaya 7 buah
8. Papan breadboard 1 buah

III.DASAR TEORI
Resistor merupakan komponen listrik yang berfungsi untuk menahan arus listrik
sebagaimana dinyatakan pada hukum Ohm. Secara umum semua bahan atau material listrik
memiliki karakteristik resistansi. Sehingga dalam semua rangkaian listrik dan elektronik
dapat dimodelkan sebagai hubungan serial atau paralel dari rangkaian elektronik. Contoh
hubungan serial dari resistor adalah hubungan antara dua buah lampu yang dihubungkan
dengan sumber tegangan listrik.

Gambar Hubungan serial resistor


Tegangan listrik total yang mensuplai arus listrik pada kedua buah lampu tersebut dapat
dimodelkan sebagai berikut:
I Req =I( R1+ R2) (1.1)

Req merupakan nilai resistansi ekivalensi dari kedua buah resistor akibat hubungan serial
dalam satu alur perjalanan arus yang sama dari I. Sehingga Req dapat dijumlahkan sebagai
hubungan sebagai berikut:
Req = R1+ R2(series combinatio) (1.2)

Dalam penerapannya hubungan serial dari resistor bisa terjadi lebih dari 2 komponen
sehingga, hubungan serial yang tidak terhingga bisa dinyatakan sebagai penjumlahan total
aljabar dari semua koneksi serial resistor pada suatu rangkaian listrik atau elektronik
sebagaimana berikut ini:
Req = R1+ R2 + R3 ......... (1.3)
Rangkaian paralel resistor dapat dipahami sebagai cara kerja dua buah lampu yang
dihubungkan dengan sumber tegangan yang sama. Kedua buah lampu tersebut dapat
dimodelkan sebagai hubungan paralel dari resistor. Sumber tegangan memberikan suplai arus
listrik, I pada percabangan resistor tersebut yakni I1 dan I2.

Gambar Hubungan paralel resistor

Sehingga dengan mengacu pada hukum penjumlahan arus listrik, bahwa arus listrik yang
masuk pada suatu titik percabangan sama dengan jumlah total arus listrik yang keluar pada
suatu percabangan, maka:
I= I 1+ I 2 (1.4)

Dan masing-masing I1 dan I2 adalah:

∆V ∆V
I 1= I 2=
R1 R2
(1.5)

Persamaan 1.5 dapat diselesaikan dengan persamaan (1.6)

∆V
I=
Req
(1.6)
Sehingga Req paralel dapat dinyatakan sebagai ekivalensi kontribusi dari kedua resistor
pada dua buah lintasan arus I1 dan I2, (1.7):

1 1 1
= + (Parallel Combinasi) (1.7)
R eq R1 R2

Secara umum hubungan paralel dari resistor dapat dinyatakan sebagai porsi kontribusi
resistansi setiap resistor pada lintasan arus yang dilewati sebagaimana Pers. (1.8)

1 1 1 1
= + + ............ (1.8)
R eq R1 R2 R 3

Kapasitor merupakan komponen listrik yang berfungsi untuk menyimpan muatan listrik.
Kapasitor sebagai komponen utama rangkaian listrik sangat diperlukan untuk membentuk
fungsi kestabilan tegangan listrik baik DC atau AC. Secara umum semua bahan atau material
komponen listrik maupun elektronik memiliki karakteristik kapasitif atau mampu menyimpan
muatan listrik. Dalam penerapannya kapasitor baik dalam rangkaian listrik ataupun elektronik
terhubung secara paralel atau serial.

Gambar Kapasitor dalam Hubungan paralel

Sumber tegangan memberikan arus listrik ke C1 dan C2 dalam hubungan paralel


sehingga di setiap titik percabangan tegangan yang terukur adalah sama dengan dari sumber.
Muatan yang tersimpan pada C1 dan C2 adalah netto total arus yang ditampung kedua
kapasitor tersebut dan dinyatakan sebagai berikut.
Q=Q 1 +Q2 (1.9)

Besarnya muatan pada masing-masing C1 dan C2 adalah:


Q 1= C 1 ∆ V Dan Q2=C 2 ∆ V (1.10)

Karena tegangannya sama di setiap titik percabangan kapsitor, sehingga bisa dinyatakan
sebagai berikut.
Q=C eq∆ V (1.11)

Dan besarnya kapasitansi ekivalensi C1 dan C2 adalah:


C eq∆ V =¿C ∆ V +¿¿ C 2 ∆ V
1
(1.12)

Sehingga Pers. (1.11) dapat disederhanakan sebagai berikut ini:


C eq=C +C 1 2
(1.13)

Atau secara umum jika hubungan paralel lebih dari 2 kapasitor, kapasitansi ekivalensi dapat
dinyatakan sebagai berikut;
C eq=C +C +C …… … … (1.14)
1 2 3

Sedangkan untuk hubungan kapasitor secara serial dapat dimodelkan sebagai berikut:

Gambar Hubungan Kapasitor Serial


Dalam hubungan serial kapasitor, arus yang disuplai dari sumber tegangan yang sama
akan ditampung secara serial sehingga berdampak terjadinya perbedaan tegangan pada setiap
C1 dan C2. Perbedaan tegangan tersebut mengakibatkan kapasitansiya totalnya akan
berkurang sebagaimana dinyatakan Pers. (1.15)
Q
∆V = (1.15)
C eq

Kapasitansi ekivalensi dapat dipisah-pisah berdasarkan urutan kapasitor, yakni:


Q Q
∆ V 1= ∆ V 2= (1.16)
C1 C2

Dan jumlah total tegangan dari kedua kapasitor tersebut akan sama dengan tegangan
sumber:
∆ V =∆ V 1 +∆ V 2 (1.17)

Sehingga bisa disederhanakan sebagai berikut:


Q Q Q
= +
Ceq C 1 C2
(1.18)
atau,
1 1 1
= + (series combination)
Ceq C 1 C2
(1.19)

Sehingga untuk hubungan kapasitor yang lebih dari dua kapasitor dapat dinyatakan
sebagai berikut:
1 1 1 1
= + + + … (series combination) (1.20)
Ceq C 1 C2 C 3
Resistor dan kapasitor sebagai komponen fundamental listrik dan elektronik membentuk
hubungan yang spesifik dalam operasi kerjanya. Setiap material pada rangkaian listrik atau
elektronik selalu terkait dengan karakteristik resistansi dan kapasitansi. Sehingga hubungan
antara kedua sifat tersebut sangat terkait erat sehingga bisa diterapkan untuk prinsip charging
atau pengisian muatan dalam penerapan teknologi baterai dewasa ini.

Gambar Charging kapasitor dengan sumber tegangan

Besarnya muatan yang tersimpan pada C dapat didekati sebagai persamaan berikut:

q=Q(1-e−t / RC ) (1.21)

Dan Q adalah muatan maksimal yang dapat disimpan oleh C pada tegangan maksimal
dari sumber DC.
Waktu pengisian arus pada C ditentukan oleh faktor time constant yakni:
τ =RC (1.22)

Sehingga muatan dalam time constant dapat diestimasikan sebagai berikut:


q= Qe−t / RC (1.23)
IV. PROSEDUR KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan sesuai daftar dan memeriksa kembali alat dan bahan
berfungsi dengan baik
2. Merangkai rangkaian RC secara seri pada papan breadboard

3. Menyalakan power supllay agar terdapat arus listrik yang mengalir


4. Mencatat pengukuran tegangan pada C dan R
5. Menaikan sumber tegangan
6. Mencatat penunjukkan masing-masing voltmeter
7. Mengulangi langkah 1 – 4 dengan mengganti R sedang C tetap
V. HASIL PENGAMATAN

No. Vs (Volt) VR (Volt) Vc (Volt)


1 1 0,67 0,21
2 3 2,01 0,64
3 5 3,35 1,06

NST Voltmeter (VR) = 0,1 V


NST Voltmeter (Vc) = 0,1 V
Resistor = 100 Ω
Kapasitor = 100 µF
VI. ANALISIS DATA

Perhitungan Umum
1. Menghitung beda fasa grafik
Vc
tanθ=
VR

Vc
θ=arc tan
VR
1) Perlakuan ke-1
Vc 0,21
tanθ=¿ = = 0,313
V R 0,67

θ=¿ arc tan 0,313


θ=¿ 17,40

2) Perlakuan ke-2
Vc 0,64
tanθ=¿ = = 0,318
V R 2,01

θ=¿ arc tan 0,318


θ=¿ 17,64

3) Perlakuan ke-3
Vc 1,06
tanθ=¿ = = 0,316
V R 3,35

θ=¿ arc tan 0,316


θ=¿ 17,53
2. Menghitung Xc

Xc= ( )
Vc
VR
×R

1) Perlakuan ke-1
Xc= ( )
0,21
0,67
×100

Xc=¿ 0,313 x 100


Xc=¿ 31,3 Ω

2) Perlakuan ke-2
Xc= ( )
0,64
2,01
×100

Xc=¿ 0,318 x 100


Xc=¿ 31,8 Ω

3) Perlakuan ke-3
Xc= ( )
1,06
3,35
× 100

Xc=¿ 0,316 x 100


Xc=¿ 31,6 Ω

3. Menghitung Impedansi
Z=√ R 2+ X 2C
1) Perlakuan ke-1
Z=√ 100 + 31,3❑
2 2

Z=√ 10.000+ 979,69


Z=√ 10.979,69
Z=¿ 104,78 Ω

2) Perlakuan ke-2
Z=√ 100 + 31,8❑
2 2

Z=√ 10.000+ 1.011,24


Z=√ 11.011,24
Z=¿ 104,93 Ω
3) Perlakuan ke-3
Z=√ 100 + 31,6❑
2 2

Z=√ 10.000+ 998,56


Z=√ 10.998,56
Z=¿ 104,87 Ω

4. Grafik
VR (Volt) (x) Vc (Volt) (y)
0,67 0,21
2,01 0,64
3,35 1,06
VII. PEMBAHASAN
Rangkaian RC adalah sebuah rangkaian listrik yang tersusun atas sebuah
sumber tegangan/power supply yang terhubung seri dengan resistor dan kapasitor.
Resistor merupakan komponen elektronik yang berfungsi untuk menghambar aliran
listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian atau sirkuit elektronika. Sesuai dengan
namanya, resistor memiliki sifat resist yaitu sifat menghambat. Resistor termasuk
kedalam kategori komponen elektronika pasif. Besar kemampuan resistor untuk
menghambat aliran lisrtik dinamakan resistansi. Satuan nilai resistansi sebuah resistor
adalah ohm yang dilambangkan dengan symbol omega (Ω). Kapasitor adalah komponen
elektronika pasif yang mampu menyimpan muatan selama waktu yang tidak tertentu.
Perbedaan kapasitor dengan Induktor adalah bentuk penyimpanan muatannya. Sebuah
kapasitor terdiri dari dua plat konduktif paralel yang dipisahkan oleh bahan dielektrik
yang diberi sumber arus. Arus AC adalah arus listrik yang naik dari nol hingga
maksimum dalam satu arah, kemudian turun ke nol lagi, dan naik hingga maksimum
dalam arah yang berlawanan, dan kemudian siklusnya berulang. Arus AC ini dihasilkan
dari ggl yang bergerak atau dari induksi magnet dalam generator AC, yang dirancang
untuk menyajikan ggl sinusoidal.
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah Memahami hubungan antara teori dan
praktek tentang rangkaian RC, Dapat melihat perbedaan tegangan yang terukur pada R
dan C dalam rangkaian, Dapat menghitung Xc dari rangkaian, Dapat mengetahui selisih
fasa rangkaian.
Fungsi alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu power supplay
berfungsi untuk mengaliri arus listrik untuk komponen-komponen, arus listrik yang
masuk kedalam power supplay berupa arus AC kemudian di ubah menjadi arus DC,
Multimeter (Voltmeter AC) berfungsi untuk mengetahui ukuran tegangan listrik,
Kapasitor 100 𝜇𝐹 berfungsi sebagai tempat menyimpan muatan listrik atau penyaring,
Resitor 100 Ω berfungsi untuk menghambat arus listrik dalam rangkaian, Kabel
penghubung berfungsi untuk menghubungkan arus listrik , kabel tembaga berfungsi
untuk menghubungkan komponen listrik pada papan breadboard, Papan breadboard
berfungsi untuk meletakan komponen-komponen listrik menjadi suatu rangkaian
elektronika, penjepit buaya berfungsi untuk menghubungkan rangkaian dengan peralatan.
Kemudian prosedur kerja pada percobaan ini yaitu menyiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan, Menyusun rangkaian sesuai panduan yang ada di modul,
Menyalakan power supply agar terdapat arus listrik yang mengalir. Setelah itu
mengamati dan mencatat hasil pengukuran tegangan pada C dan R, menaikan tegangan
sumber, mencatat Kembali hasil penunjukan nilai pada voltmeter, mengulangi langkah
1-4 dengan mengganti R sedang C tetap.
Dari hasil pengamatan untuk tegangan 1 V diperoleh nilai VR= 0,67 V dan nilai
VC= 0,21 V, untuk tegangan 3 V diperoleh nilai VR= 2,01 V dan nilai VC= 0,64 V, dan
untuk tegangan 5 V diperoleh nilai VR= 3,35 V dan nilai VC= 1,06 V. Dan untuk
perhitungan analisis data Menghitung beda fasa grafik pada perlakuan 1 diperoleh nilai
tan θ = 0,313 dan θ = 17,40 untuk perlakuan 2 diperoleh nilai tanθ = 0,318 dan θ =
17,64 untuk perlakuan 3 diperoleh nilai tanθ = 0,316 dan θ = 17,53. Menghitung nilai
xc pada perlakuan 1 diperoleh nilai XC = 31,3 Ω, untuk perlakuan 2 diperoleh nilai XC
= 31,8 Ω, untuk perlakuan 3 diperoleh nilai XC = 31,6 Ω. Selanjutnya menghitung
impedaansi pada perlakuan 1 diperoleh nilai Z = 104,78 Ω, untuk perlakuan 2 diperoleh
nilai Z = 104,93 Ω, untuk perlakuan 3 diperoleh nilai Z = 104,87 Ω.
Dari hasil yang di peroleh untuk nilai tegangan sumber terhadap nilai tegangan
pada resistor dan kapasitor jika dibandingkan dengan literatur nilainya berbanding lurus
dimana semakin besar tegangan yang diberikan maka semakin besar pula nilai tegangan
pada resistor dan kapasitornya.
Kesalahan-kesalahan yang terjadi saat praktikum diantaranya adalah yang
pertama, Kesalahan Alat, dimana alat tidak berfungsi dengan baik dalam menentukan
nilai yang akan dijadikan hasil pengamatan. Yang kedua, kesalahan praktikan, dimana
praktikan kurang pemahaman sehingga tidak efisien dalam melakukan percobaan. Yang
ketiga, kesalahan kalibrasi, dimana beberapa alat ukur digunakan tanpa dilakukan
kalibrasi terlebih dahulu yang menyebabkan nilai yang diperoleh tidak akurat.
VIII. KESIMPULAN\

1. Rangkaian RC merupakan Resistor dan kapasitor yang dirangkai secara seri


dengan menghubungkannya ke sumber tegangan Ac. Pada Percobaan yang telah
dilakukan
Dapat dinyatakan bahwa teori dari rangkaian Rc itu sendiri sangat berhubungan
terhadap percobaan yang kita lakukan, karena pada percobaan terdapat kapasitor,
Resistor dan sumber arus bolak balik, yang dimana dapat disimpulkan bahwa teori
dengan Percobaan yang kita lakukan berbanding lurus.

2. Perbedaan tegangan yang terukur pada Resistor dan kapasitor yaitu dengan
menggunakan tegangan sumber 1 V, 3 V dan 5 V, Diperoleh nilai tegangan Pada
tiga perlakuan yaitu, ( 0,67 V), ( 2,01 V) dan (3,35 V). Dan untuk nilai tegangan
kapasitor Pada tiga perlakuan yaitu, (0,21 V), (0,64 V) dan (1,06 V ), Jadi
semakin besar tegangan sumber maka semakin besar Pula nilai tegangan resistor
dan kapasitornya.

3. Menghitung Xc Pada rangkaian menggunakan Persamaan :

Xc = (VC/VR) x R

Adapun nilai Xc yang diperoleh adalah :


 Xc = 31,3 Ω
 Xc = 32,8 Ω
 Xc = 31,6 Ω
4. Adapun Perbedaan Fasa Yang telah diperoleh, yaitu :
 Ꝋ₁ = 17, 4 °
 Ꝋ₂ = 17,64 °
 Ꝋ₃ = 17,53 °

Anda mungkin juga menyukai