Elektronika Fisis I
DISUSUN OLEH:
(a) (b)
Gambar II.6 (a) Jaringan terhubung dengan variasi arus I (b) Jaringan terhubung
dengan sumber [5].
Jadi arus I dapat dinyatakan dengan [5]:
I = aV + b (2.9)
Tegangan V yang muncul di XY bisa dinyatakan dengan [5]:
V=cI+d (2.10)
Kemudian, RT diperoleh dari [5]:
V OC
RT = (2.11)
I SC
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
(a) (b)
Gambar III.8 (a) Skema Rangkaian (b) Foto Rangkaian
3. Menghidupkan sumber tegangan DC dengan tegangan 8 Volt setiap
melakukan pengukuran arus dan tegangan.
4. Menyambungkan kabel positif catu daya dengan kabel positif multimeter dan
kabel negatif catu daya dengan kabel negatif multimeter untuk mengukur V CC,
lalu mencatat nilai yang diperoleh.
5. Menghubungkan kabel positif catu daya dan kabel positif multimeter ke kabel
jumper (input), kabel negatif catu daya dan kabel negatif multimeter ke kaki
induktor untuk mengukur tegangan total, lalu mencatat nilai yang dihasilkan.
6. Menghubungkan kabel positif catu daya ke kabel positif multimeter, kabel
negatif catu daya ke kabel jumper (output), kabel negatif multimeter ke kabel
jumper (input), untuk menghitung nilai arus yang mengalir pada rangkaian,
lalu mencatat hasilnya.
7. Melepas kaki pertama resistor pada rangkaian lalu menghubungkan kabel
positif catu daya ke kabel jumper (input), kabel negatif catu daya ke kabel
jumper (output), kabel positif multimeter ke kabel jumper (input), kabel
negatif multimeter ke kaki resistor yang dilepaskan dari papan rangkaian
untuk mengukur arus di titik a.
8. Mengukur arus di titik b dengan melepas kaki pertama induktor lalu
menghubungkan kabel negatif ke kaki induktor yang dipisahkan, kabel positif
multimeter ke kaki kedua resistor, kabel positif catu daya ke kabel jumper
(input), kabel negatif catu daya ke kabel jumper (output), lalu mencatat nilai
yang didapatkan.
9. Menghubungkan kabel positif catu daya ke kabel jumper (input), kabel negatif
catu daya ke ground, kabel positif multimeter ke kaki pertama resistor, kabel
negatif multimeter ke kaki kedua resistor untuk mengukur tegangan di titik a.
10. Mengulangi langkah 9 untuk mengukur tegangan di titik b yaitu pada induktor
(untuk mengukur tegangan, rangkaian tidak diubah hanya kabel multimeter
yang berpindah).
11. Mencatat hasil yang diperoleh ke dalam tabel data.
III.3.3 Mengukur Arus dan Tegangan dalam Rangkaian Seri
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengambil 3 buah resistor dengan hambatan 2 KΩ, 1 KΩ, dan 560 Ω.
3. Merangkai alat dan bahan seperti pada gambar di bawah:
(a) (b)
Gambar III.9 (a) Skema Rangkaian dan (b) Foto Rangkaian
4. Menghidupkan sumber tegangan DC dengan tegangan 8 Volt setiap
melakukan pengukuran arus dan tegangan.
5. Menghubungkan kabel positif catu daya ke kabel positif multimeter, kabel
positif catu daya ke kabel jumper (input), kabel negatif multimeter di kabel
jumper (output) untuk mengukur arus total.
6. Mengukur tegangan total dengan cara menghubungkan kabel positif (+) catu
daya dan kabel positif (+) multimeter di input, sedangkan kabel negatif (-)
catu daya dan kabel negatif (-) multimeter di output.
7. Mengukur arus di R1, dengan cara melepaskan kaki depan resistor R1.
Kemudian kabel negatif (-) multimeter dihubungkan di kaki resistor yang
dilepaskan dan kabel positif (+) multimeter di titik a. Kabel positif (+) catu
daya di input dan kabel negatif (-) catu daya di output.
8. Mengukur arus di R2, dengan cara melepas kaki depan resistor R2. Kabel
negatif (-) multimeter di kaki resistor yang dilepaskan dan kabel positif (+)
multimeter di persambungan sebelumnya.
9. Mengukur arus di R3, dengan cara melepas kaki depan resistor R3. Kabel
negatif (-) multimeter di kaki resistor yang dilepaskan dan kabel positif (+)
multimeter di persambungan sebelumnya.
10. Mengukur masing-masing tegangan pada resistor dengan tidak mengubah
rangkaian, cukup dengan memindahkan kabel multimeter ke kedua ujung kaki
resistor.
11. Mencatat hasil yang diperoleh.
IV.3.4 Mengukur Arus dan Tegangan pada Rangkaian Paralel
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Merangkai alat dan bahan seperti gambar berikut:
(a) (b)
Gambar III.10 (a) Skema Rangkaian dan (b) Foto Rangkaian
3. Manghidupkan sumber tegangan DC dengan tegangan 8 Volt setiap
melakukan pengukuran arus dan tegangan.
4. Menghubungkan kabel positif catu daya dengan kabel posistif multimeter,
kabel negatif catu daya di input, kabel negatif multimeter di output untuk
mengukur arust otal rangkaian.
5. Menghitung arus pada setiap resistor dengan melepas kaki pertama resistor
dan menghubungkannya dengan kabel negatif multimeter, kabel positif
multimeter pada titik persambungan sebelumnya untuk menghitung arus pada
R1. Kabel positif catu daya tetap di bagian input dan kabel negatif catu daya
tetap di output.
6. Mengulangi langkah 5 untuk mungukur arus pada R2 dan R3.
7. Mengukur tegangan total dengan cara mewnyambung kabel positif (+) catu
daya dan kabel positif (+) multimeter di input, sedangkan kabel negatif (-)
catu daya dan kabel negatif (-) multimeter di output.
8. Mengukur tegangan pada masing-masing resistor dengan tidak mengubah
rangkaian cukup dengan memindahkan kabel multimeter ke kedua ujung kaki
resistor.
9. Mencatat hasil yang diperoleh.
IV.3.5 PengukuranArus dan Tegangan pada Rangkaian Seri-Paralel
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Merangkai alat seperti pada gambar berikut:
(a) (b)
Gambar III.11 (a) Skema Rangkaian (b) Foto Rangkaian
3. Menghidupkan sumber tegangan DC dengan tegangan 8 Volt setiap
melakukan pengukuran arus tegangan.
4. Menghitung tegangan total dengan menghubungkan kabel positif catu daya
dan kanel positif multimeter ke bagian input, kabel negatif catu daya dan kabel
negatif multimeter ke output.
5. Mengukur tegangan pada rangkaian setiap resistor, dengan tidak mengubah
rangkaian, cukup dengan memindahkan kabel multimeter ke kedua ujung kaki
resistor, lalu mencatat hasil yang didapatkan
6. Mengukur arus total yang mengalir pada rangkaian dengan menghubungkan
kabel positif catu daya dengan kabel positif multimeter, kabel negatif catu
daya ke input dan kabel negatif multimeter ke kaki output.
7. Menghitung arus pada setiap resistor dengan melepas kaki pertama resistor
dan menghubungkannya dengan kabel negatif multimeter, kabel positif
multimeter pada R1. Kabel positif catu daya tetap dibagian input dan kabel
negatif catu daya tetap di output.
8. Mengulangi langkah ke-6 untuk mengukur arus R2, R3, R4, dan R5.
9. Mencatat hasil yang diperoleh ke dalam tabel data.
III.3.6 Pengukuran Arus dan Tegangan pada Rangkaian Setara
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Merangkai alat dan bahan seperti gambar berikut:
(a) (b)
Gambar III.12 (a) Skema Rangkaian dan (b) Foto rangkaian
3. Mengukur tegangan sebelum diberi beban dengan menghubungkan kabel
positif (+) catu daya dan multimeter di input, sedangkan kabel negatif (-) catu
daya dan multimeter di output.
4. Mengambil resistor beban dengan resistansi 1 kΩ.
5. Merangkai alat dan bahan seperti pada gambar berikut:
(a) (b)
Gambar III.13 (a) Skema Rangkaian dan (b) Foto Rangakain
6. Mengukur tegangan setelah diberi beban dengan menghubungkan kabel
positif (+) catu daya dan multimeter di input, sedangkan kabel negatif (-) catu
daya dan multimeter di output.
7. Mencatat hasil yang diperoleh.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
IV.1.1 Tabel Data Percobaan
IV.1.1.1 Data Nilai Resistansi Resistor
Resistansi
Resistansi
Secara
Kode Warna Resistansi Secara Teori
No. Praktek
(Ω)
(Ω)
A B C D
1. Merah Hitam Merah Emas 2000 ± 5% 1950
2. Cokelat Hitam Merah Emas 1000 ± 5% 993
3. Hijau Biru Cokelat Emas 560 ± 5% 560
4. Merah Merah Cokelat Emas 220 ± 5% 222
5. Cokelat Merah Cokelat Emas 120 ± 5% 121
Perubahan
Vo (Diberi Beban)
VCC (V) Vob (Tanpa Beban) (V) Tegangan (Vob - Vo)
(V)
(V)
b. Arus
V
I=
R
V 1 10.04
I 1= = = 0.005 mA
R1 2000
V 2 10.22
I 2= = = 0.01 mA
R2 1000
V 3 11.15
I 3= = = 0.0199 mA
R3 560
V tot 11.13
I tot = = = 3372.7 mA
Rtot 0.0033
c. Tegangan
V=I.R
V 1 = I1 . R1
V1 = 4.70 . 2000
= 9400 V
V 2 = I2 . R2
V2 = 7.70 . 1000
= 7700 V
V 3 = I3 . R3
V3 = 128.8. 560
= 72128 V
Vtot = Itot . Rtot
Vtot = 163.4 . 0.0033
= 0.53922 V
d. Hukum Khirchoff
∑ V ¿=∑ V out
Secara teori: Rangkaian paralel dimana V (tegangan) yang masuk
berbanding lurus dengan tegangan keluar.
Vin = Vout = V1 = V2 = V3
IV.1.2.3.2 Secara Praktek
a. Hambatan
R1 = 2000 Ω
R2 = 1000 Ω
R3 = 560 Ω
b. Arus
I1 = 4.70 mA
I2 = 7.70 mA
I3 = 128.8 mA
Itot = 163.4 mA
c. Tegangan
V1 = 10.04 V
V2 = 10.22 V
V3 = 11.15 V
Vtot = 11.13 V
IV.1.2.3 Rangkaian Seri Paralel
IV.1.2.3.1 Secara Teori
a. Hambatan
R1 = 2000 Ω
R2 = 560 Ω
R3 = 1000 Ω
R4 = 120 Ω
R5 = 220 Ω
1 1 1
= +
R a R 4 R5
1 1 1
= +
R a 120 220
Ra = 0.01287 Ω
Rb = R 2 + R a
Rb = 560 + 0.01287
= 560.01287 Ω
1 1 1
= +
R c Rb R 3
1 1 1
= +
R c 560.01287 1000
Rc = 0.00278567 Ω
Rtot = R1 + Rc
Rek = 2000 + 0.00278567
= 2000.00278567 Ω
b. Arus
V
I=
R
V 1 0.97
I 1= = = 0.00049 mA
R1 2000
V 2 1.38
I 2= = = 0.0025 mA
R2 560
V 3 0.21
I 3= = = 0.00021 mA
R3 1000
V 4 0.84
I 4= = = 0.007 mA
R 4 120
V 5 0.19
I 5= = = 0.0009 mA
R5 220
V tot 0.24
I tot = = = 0.00012 mA
R tot/ ek 2000.00278567
c. Tegangan
V=I.R
V 1 = I1 . R1
V1 = 4.81 . 2000
= 9620 V
V 2 = I2 . R2
V2 = 4.20 . 560
= 2352 V
V 3 = I3 . R3
V3 = 0.25 . 1000
= 250 V
V 4 = I4 . R4
V4 = 0.48 . 120
= 57.6 V
V 5 = I5 . R5
V5 = 0.97 . 220
= 213.4 V
Vtot = Itot . Rtot/ek
Vtot = 4.28 . 2000.00278567
= 8560.01V
d. Hukum Kirchoff
Secara teori: rangkaian seri paralel dimana di dalam rangkaian terdapat resistor
yang tersusun secara seri dan paralel seperti yang terdapat di gambar III.11
dimana R4 dan R5 disusun secara paralel maka V (tegangan) yang melewati kedua
hambatan itu adalah sama.
Vin = Vout = V4 = V5
Rangkaian seri paralel dimana dalam rangkaian terdapat resistor yang tersusun
secara seri maupun paralel seperti pada gambar III.11 dimana R1, (R2 + R3), dan
(R4 + R5) tersusun secara seri maka I (arus) yang melewati kedua hambatan itu
adalah sama.
Iin = Iout = I1 = I2,3 = I4,5
IV.1.2.3.2 Secara Praktek
a. Hambatan
R1 = 2000 Ω
R2 = 560 Ω
R3 = 1000 Ω
R4 = 120 Ω
R5 = 220 Ω
b. Arus
I1 = 4.81 mA
I2 = 4.20 mA
I3 = 0.25 mA
I4 = 0.48 mA
I5 = 0.97 mA
Itot = 4.28 mA
c. Tegangan
V1 = 0.97 V
V2 = 1.38 V
V3 = 0.21 V
V4 = 0.84 V
V5 = 0.19 V
Vtot = 0.24 V
IV.1.2.5 Rangkaian Setara
IV.1.2.5.1 Secara Teori
a. Tegangan Keluaran Tanpa Beban
ε
V ob= R
R1 + R2 2
7.90
= 1000
1000+1000
= 3.95 V
b. Tegangan Keluaran Diberi Beban
ε
I=
R 1 (R2 /¿ R L )
7.90
¿
1000(1000/¿ 1000)
= 0.0000158 V
Vo = I (R2 // RL)
= 0.0000158 (1000//1000)
= 0.0079 V
IV.1.2.5.2 Secara Praktek
Vob = 8.67 V
Vo = 8.57 V
IV.2 Grafik IV.2.1 Nilai Resistansi Resistor
Nilai Resistansi Resistor (Ω)
2500
2000
1500
1000 Resistansi Secara Teori
500 Resistansi Secara Praktik
0
2000 Ω 1000 Ω 560 Ω 220 Ω 120 Ω
Hambatan
6
5
4
3 Arus (mA)
2 Tegangan (V)
1
0
1000 Ω 2000 Ω 560 Ω
Hambatan
Grafik IV.3 Data nilai arus dan tegangan dalam rangkaian seri
IV.2.4 Rangkaian Paralel
140
Nilai Arus dan Tegangan
120
100
80
60 Arus (mA)
40 Tegangan (V)
20
0
2000 Ω 1000 Ω 560 Ω
Hambatan
Grafik IV.4 Data nilai arus dan tegangan dalam rangkaian paralel
IV.2.5 Rangkaian Seri-Paralel
6
Nilai Arus dan Tegangan
5
4
3
Arus (mA)
2
Tegangan (V)
1
0
2000 Ω 560 Ω 1000 Ω 120 Ω 220 Ω
Hambatan
Grafik IV.5 Data nilai arus dan tegangan pada rangkaian seri-paralel
IV.2.6 Rangkaian Setara
8.68
8.66
Nilai Arus dan Tegangan
8.64
8.62
8.6
8.58
8.56
Tegangan (V)
8.54
8.52
8.5
1000 Ω (Tanpa Beban) 1000 Ω (Diberi Beban)
Hambatan
Grafik IV.6 Data nilai arus dan tegangan dalam rangkaian setara
IV.3 Pembahasan
Pada praktekum arus searah dilakukan pengukuran dengan menghitung
nilai resistansi dari suatu resistor secara praktek dan teori, membuat rangkaian
untuk menghitung beda potensial, membuat rangkaian secara seri, paralel, dan
seri-paralel serta membuat rangkaian pembagi tegangan atau rangkaian setara
dengan tanpa beban dan diberi beban. Adapun bahan yang digunakan yaitu
resistor dengan resistansi 2000 Ω, 1000 Ω, 560 Ω, 220 Ω, dan 120 Ω serta
induktor yang akan disusun diatas papan rangkaian dan dihitung nilai resistansi,
arus, dan tegangannya.
Pada pengukuran pertama yaitu menghitung nilai resistansi dari resistor dengan
membandingkan nilai resistor tersebut secara teori dan praktek. Adapun resistor
yang digunakan yaitu 2000 Ω, 1000 Ω, 560 Ω, 220 Ω, dan 120 Ω. Setelah
dilakukan pengukuran didapatkan nilai resistansi resistor secara praktek adalah
1950 Ω, 993 Ω, 560 Ω, 222 Ω, 121 Ω. Dari hasil pengukuran disimpulkan bahwa
nilai resistansi resistor secara teori dan praktek tidak terlalu tepat dikarenakan
secara teori resistor memiliki nilai toleransi.
Pada pengukuran kedua yaitu menghitung beda potensial pada rangkaian untuk
mendapatkan Vcc, Itot, dan Vtot. Pada pengukuran beda potensial dilakukan dua kali
pengukuran a dan b untuk arus dan tegangan. Setelah dilakukan pengukuran
didapatkan Vcc = 7.90 V, Itot = 1.54 mA, dan Vtot = 1.55 V. Adapun arus pada a
adalah 8.09 mA dan b adalah 12.17 mA sedangkan pada tegangan untuk
pengukuran pada a adalah 2.51 V dan pada b adalah 2.91 V.
Pada pengukuran ketiga yaitu menghitung nilai arus dan tegangan pada rangkaian
seri untuk mendapatkan arus dan tegangan untuk resistor dengan resistansi 2000
Ω, 1000 Ω, dan 560 Ω. Secara praktek arus yang didapatkan adalah 5.16 mA, 5.76
mA, 5.78 mA, dan arus totalnya adalah 5.76 mA sedangkan secara teori
didapatkan nilai arus pada ketiga resistor tersebut adalah 0.0057 mA, 0.00031
mA, 0.005125 mA dan arus totalnya adalah 0.0028 mA. Pada tegangan secara
praktek didapatkan 5.70 V, 0.62 V, 2.87 V, dan tegangan totalnya adalah 9.83 V
sedangkan secara teori didapatkan 5160 V, 11520 V, 3236.8 V dan tegangan
totalnya adalah 20505.6 V. Jadi, dapat dilihat bahwa nilai arus dan tegangan
secara teori dan praktik sangat jauh berbeda yang disebabkan pada saat praktikum
terjadi kesalahan pada alat ukur atau komponen yang tidak berfungsi dengan baik
sehingga nilai yang didapatkan tidak sesuai dengan teori yang ada.
Pada pengukuran keempat yaitu menghitung nilai arus dan tegangan pada
rangkaian paralel dengan menggunakan resistor dengan resistansi 2000 Ω, 1000
Ω, dan 560 Ω. Secara praktek nilai arus yang didapatkan untuk ketiga resistor
tersebut adalah 4.7 mA, 7.7 mA, 128,8 mA, dan arus totalnya adalah 163,4 mA
sedangkan secara teori didapatkan nilai arusnya yaitu 0.005 mA, 0.01 mA, 0.0199
mA, dan arus totalnya adalah 3372.7 mA. Pada tegangan secara praktek
didapatkan adalah 10.04 V, 10.22 V, 11.15 V, dan tegangan totalnya adalah 11.13
V sedangkan secara teori didapatkan nilai tegangannya adalah 9400 V, 7700 V,
72128 V, dan tegangan totalnya adalah 0.53922 V. Setelah dilakukan percobaan
dan perhitungan didapatkan nilai arus dan tegangan secara teori dan praktek
sangat jauh berbeda disebabkan pada saat praktikum terjadi kesalahan pada alat
ukur atau komponen yang tidak berfungsi dengan baik sehingga nilai yang
didapatkan tidak sesuai dengan teori yang ada.
Pada pengukuran kelima yaitu menghitung nilai arus dan tegangan pada rangkaian
seri-paralel dengan menggunakan resistor bernilai 2000 Ω, 560 Ω, 1000 Ω, 120 Ω,
dan 220 Ω. Setelah dilakukan praktikum didapatkan nilai arus secara praktek
adalah 4.81 mA, 4.20 mA, 0.25 mA, 0.48 mA, 0.97 mA, dan arus totalnya adalah
4.28 mA sedangkan secara teori adalah 0.00049 mA, 0.0025 mA, 0.00021 mA,
0.007 mA, 0.0009 mA, dan arus totalnya adalah 0.00012 mA. Pada tegangan
setelah dilakukan praktek didapatkan nilai tegangan untuk kelima resistor tersebut
adalah 0.97 V, 1.38 V, 0.21 V, 0,84 V, 0.19 V, dan tegangan totalnya adalah 0.24
V sedangkan secara teori didapatkan nilai tegangannya adalah 9620 V, 2352 V,
250 V, 57.6 V, 213.4 V, dan tegangan totalnya adalah 8560.01 V. Setelah
dilakukan perbandingan secara teori maupun praktek didapatkan bahwa nilai
tegangan dan arus secara teori dan praktek sangat berbanding terbalik yang
disebabkan oleh pada saat praktikum terjadi kesalahan pada alat ukur atau
komponen yang tidak berfungsi dengan baik sehingga nilai yang didapatkan tidak
sesuai dengan teori yang ada.
Pada pengukuran keenam yaitu menghitung nilai tegangan dalam rangkaian setara
secara praktek maupun teori dengan memberikan beban atau tanpa beban kepada
rangkaian. Secara praktik didapatkan tegangan rangkaian tanpa beban (V ob) adalah
8.67 V dan tegangan yang diberi beban (V o) adalah 8.57 V sedangkan secara teori
didapatkan nilai tegangan tanpa beban (Vob) adalah 3.95 V dan tegangan diberi
beban (Vo) adalah 0.0079 V. Setelah dilakukan percobaan dan perhitungan
didapatkan bahwa nilai tegangan pada rangkaian setara baik itu diberi beban
maupun tanpa beban secara praktik dan teori sangat berbeda jauh yang disebabkan
pada saat praktikum terjadi kesalahan pada alat ukur atau komponen yang tidak
berfungsi dengan baik sehingga nilai yang didapatkan tidak sesuai dengan teori
yang ada.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
1. Beda potensial pada rangkaian listrik dapat diukur dengan menggunakan
multimeter.
2. Hukum Kirchoff dapat dibuktikan dalam praktikum dengan membuat
rangkaian seri yang membuktikan hukum arus kirchoff dan membuat
rangkaian paralel untuk membuktikan hukum tegangan kirchoff.
3. Pada rangkaian seri arus yang memasuki tiap resistor adalah sama, sedangkan
beda potensialnya berbeda, dan pada rangkaian paralel beda potensial pada
setiap tega ngan sama, sedangkan arusnya berbeda.
V.2 Saran
V.2.1 Saran Untuk Laboratorium
Sebaiknya jika terdapat komponen atau alat ukur yang tidak berfungsi
dengan baik harap diganti agar tidak mengganggu jalannya praktikum
V.2.2 Saran Untuk Asisten
Untuk kakak asisten cara menjelaskannya kurang terlalu jelas tapi kakak
asisten sangat sigap membantu praktikan dalam merangkai komponen sehingga
praktikan tidak kebingungan. Kakak asisten juga sudah sangat sabar dengan
kelompok 7 yang sangat ribut. Terima Kasih kak.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Young dan Freedman. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 2. Erlangga.
Jakarta. 2003.
[2] M. Y. Kholifudin. "Konsep Berpikir Anababe sebagai Solusi Pembelajaran
Fisika pada Materi Listrik DC dan Listrik AC di SMA". Jurnal Materi dan
Pembelajaran Fisika (JPMF), Vol.4, No.1: 27, 2014.
[3] R. Yusanti. "Kemampuan Menghitung Besar Arus dan Besar Tegangan pada
Rangkaian Listrik Arus Searah Siswa Kelas X Jurusan Elektronika Industri
SMK Negeri 2 Pekanbaru". Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran),
Vol.2, No.4: 524-525, 2018.
[4] R. Blocher. Dasar Elektronika. Penerbit ANDI. Yogyakarta. 2003.
[5] T. S. Rathore. "Thevenin Equivalents of Some Interesting Networks with
Dependent Sources". IETE Journal of Education, Vol. 55, No.1: 3-4, 2014.