Anda di halaman 1dari 11

• Pandi pradana

(2114210005)
• Remina silitonga
Nama (2114210062)
kelompok 1 • Deo talup marjuki
(2114210048)
• Ananda risky
(2114210106)
• Pito markoni (
2114210083)
• Gidion simatupang
2022

Daya
Dc Pada
Rangkaian
Listrik
Pengertian arus DC

Arus listrik searah atau biasa disebut DC (Direct


Current) adalah sebuah bentuk arus atau tegangan yang
mengalir pada rangkaian listrik dalam satu arah saja.
Pada umumnya, baik arus maupun tegangan listrik DC
dihasilkan oleh pembangkit daya, baterai, dinamo, dan sel
surya. Tegangan atau arus listrik DC memiliki besaran
nilai (amplitudo) yang tetap dan arah mengalirnya arus
yang telah ditentukan. Sebagai contoh, +12V menyatakan 12
volt pada arah positif, atau -5V menyatakan 5 volt pada
arah negatif. Telah kita ketahui bahwa power supply DC
tidak mengubah nilainya berdasarkan waktu, listrik DC
menyatakan arus yang mengalir pada nilai konstan secara
terusmenerus pada arah yang tetap. Dengan kata lain,
listrik DC selalu mempertahankan nilai yang tetap dan
Rumus umum yang digunakan untuk menghitung Daya
Listrik dalam sebuah Rangkaian Listrik adalah sebagai
berikut :
P=VxI
Atau
P = I2R
P = V2/R
Dimana :
P = Daya Listrik dengan satuan Watt (W)
V = Tegangan Listrik dengan Satuan Volt (V)
I = Arus Listrik dengan satuan Ampere (A)
R = Hambatan dengan satuan Ohm (Ω)
Rangkaian listrik seri adalah suatu angkai
listrik, di mana input suatu komponen
berasal dari output komponen lainnya. Hal
inilah yang menyebabkan rangkaian listrik
seri dapat menghemat biaya

Rs = R1 + R2 + R3 + . . .
Keterangan :
Rs = Hambatan Tota
Rangkaian Seri (Ω atau Ohm)
R1 = Hambatan Pertama (Ω atau Ohm)
R2 = Hambatan Kedua (Ω atau Ohm)
R3 = Hambatan Ketiga (Ω atau Ohm)
Rangkaian pararel adalah
sebuah rangkaian listrik
yang mempunyai jalur untuk
menyalurkan arus listrik
lebih dari satu.

Rs = Hambatan Total Rangkaian


Seri (Ω atau Ohm)
R1 = Hambatan Pertama (Ω atau
Ohm)
R2 = Hambatan Kedua (Ω atau Ohm)
R3 = Hambatan Ketiga (Ω atau
Ohm)
Hukum II Kirchhoff berbunyi: "Jumlah aljabar dari beda
tegangan (beda potensial listrik) suatu rangkaian tertutup
sama dengan nol. Di mana tegangan awal dan akhir
rangkaian tersebut adalah sama". Dilansir dari Physics
LibreTexts, hal tersebut berarti jumlah gaya gerak listrik
(ggl) dalam rangkaian (loop) tertutup sama dengan jumlah
penurunan potensial dalam loop tersebut (mungkin karena
keberadaan resistor).
Sehingga, Hukum II Kirchhoff dapat dituliskan dalam rumus:
Dengan,
∑ε: jumlah gaya gerak listrik (ggl)
sumber arus (V)
∑IR: jumlah penurunan tegangan (V)
I: kuat arus listrik (A) R: hambatan atau resistansi (?)
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan
bahwa besar tegangan listrik pada
sebuah penghantar berbanding lurus
dengan arus listrik yang mengaliri
penghantar[Penjelasan 1]. Sebuah
penghantar dikatakan mematuhi hukum
Ohm apabila nilai hambatan tidak
bergantung terhadap besar
dan polaritas tegangan yang diberikan
terhadap penghantar atau nilai
hambatannya haruslah konstanta tetap.
Walaupun pernyataan ini tidak selalu
berlaku untuk semua jenis penghantar,
dikarenakan adanya penghantar ohmic,
dan non-ohmic, tetapi istilah "hukum"
tetap digunakan dengan alasan
sejarah. Degan rumus
V= I.R
Dimana:
V= tegangan
I=kuat arus
t = waktu (sekon)
4. Arah arus listrik mengalir dari potensial tinggi (+) menuju ke potensial rendah (–). Arah arus elektron dari potensial rendah menuju
ke potensial tinggi.
5. Besar kuat arus di dalam suatu penghantar sebanding dengan beda potensial. Hal ini dikenal sebagai hukum ohm.
I=RV
6. Hambatan suatu penghantar pada suhu tertentu ditentukan oleh panjang (l), hambatan jenis penghantar (r) dan luas penampang
kawat penghantar merubah besar tegangan total, namun hanya meningkatkan arus listrik yang masuk.
8. Bunyi hukum I Kirchhoff yaitu kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik simpul sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar
dari titik simpul tersebut.
Persamaan Hukum I Kirchhoff yaitu: Imasuk = Ikeluar
dibaca ‘sigma’ artinya jumlah
Imasuk = arus listrik masuk titik percabangan/simpul
9. Bunyi Hukum II Kirchhoff yaitu di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik ( ) dengan penurunan
tegangan (IR) sama dengan nol.
Dirumuskan : + IR = 0
= jumlah GGL atau sumber arus listrik (baterai) I = arus listrik
R = hambatan listrik
10. Besar energi W yang terjadi pada hambatan R yang dialiri arus I selama t adalah:
W = V I t = I2 Rt = R
t V2
11. Daya listrik adalah energi listrik tiap waktu. Besar daya listrik P = t
W = VI = I2R = R V2
12. Satuan energi listrik dalam rumah tangga menggunakan satuan KWh (KiloWatt hour).111
2022
Thank You

© 1999 -20XX IX Web Hosting. All

Anda mungkin juga menyukai