PENDAHULUAN
Cara untuk mendapatkan pola interferensi tersebut adalah dengan memisahkan cahaya ke
dua bagian dan selanjutnya direkombinasikan untuk membentuk pola interferensi. Interferensi
adalah penggabungan secara superposisi dua gelombang atau lebih yang bertemu pada satu
titik di ruang. Hasil interferensi yang berupa pola-pola frinji dapat digunakan untuk
menentukan beberapa besaran fisis yang berkaitan dengan interferensi, misalnya panjang
gelombang suatu sumber cahaya, indeks bias dan ketebalan bahan. Untuk memahami fenomena
interferensi harus berdasar pada prinsip optika fisis, yaitu cahaya dipandang sebagai perambatan
gelombang yang tiba pada suatu titik yang bergantung pada fase dan amplitudo gelombang
tersebut. pola interferensi cahaya haruslah bersifat koheren, yaitu gelombang-gelombang harus
berasal dari satu sumber cahaya yang sama. Koherensi dalam optika sering dicapai dengan
membagi cahaya dari sumber tunggal menjadi dua berkas atau lebih, yang kemudian dapat
digabungkan untuk menghasilkan pola interferensi (Tippler, 1991).
ISI
Interferensi gelombang merupakan perpaduan antara dua gelombang atau lebih pada suatu
daerah tertentu pada saat yang bersamaan. Interferensi dua gelombang yag mempunyai frekuensi,
amplitude, dan arah getaran sama yang merambat menurut garis lurus dengan kecepatan yang sama
tetapi berlawanan arahnya, menghasilkan gelombang stasioner atau gelombang diam. Interferensi
desdruktif (saling meniadakan) terjadi bila gelombang-gelombang yang mengambil bagian dalam
interferensi memiliki fase berlawanan. Sedangkan interferensi konstruktif (saling menguatkan)
terjadi jika gelombang-gelombang yang mengambil bagian dalam interferensi memiliki fase yang
sama. Interferensi konstruktif biasa disebut juga dengan superposisi gelombang. (Bahrudin, 2006:
140)
Salah satu alat yang dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi pola interferensi tersebut
adalah interferometer. Interferometer adalah alat yang digunakan untuk mengetahui pola-pola
interferensi dari beberapa gelombang. Salah satu jenis interferometer tersebut adalah
interferometer Michaelson Alat ini dapat dipegunakan untuk mengukur panjang gelombang atau
perubahan panjang gelombang dengan ketelitian sangat tinggi berdasarkan penentuan garis-garis
interferensi. Walaupun pada awal mula dibuatnya alat ini dipergunakan untuk membuktikan ada
tidaknya eter. (Halliday,1994:715).
Dalam interferometer ini, kedua gelombang yang berinterferensi diperoleh dengan jalan
membagi intensitas gelombang semula. Contohnya adalah intreferometer Michelson yang
menghasilkan kesimpulan negatif tentang adanya eter, interferometer ini juga sangat berguna
dalam pengukuran indeks bias dan jarak. Prinsip kerja dari percobaan yang dilakukan oleh A.A
Michelson telah menghasilkan beberapa variasi konfigurasi. Agar pola interferensi yang misalnya
berwujud lingkaran-lingkaran gelap-terang dapat terjadi, hubungan fase antara gelombang-
gelombang di sembarang titik pada pola interferensi haruslah koheren. (Tjia,1994: 181)
Prinsip kerja alat ini dijelaskan sebagai berikut. Kompartemen kiri dari sel sampel, yang
ditunjuk sebagai "A," berisi solusi referensi indeks bias (∆n) tanpa refraksi (mis., Air atau pelarut
organik). Kompartemen B (kompartemen sebelah kanan) berisi larutan dengan zat terlarut (mis.,
Garam, polimer, partikel koloid, dll.), indeks biasnya akan sedikit berbeda dengan larutan murni.
Ketika sel diterjemahkan melintasi sinar laser, sinar tersebut melintasi jalur optik yang bervariasi
sesuai dengan jalur geometris yang bervariasi yang tercakup di setiap sisi sel. Jumlah pinggiran
M, melewati layar selama terjemahan jarak ∆x, terkait dengan nilai absolut dari perubahan panjang
jalur optik ∆opl atas ∆x sebagai pergeseran cermin.
layar
L1 (f = 5 mm)
laser
C2
L2 (f = 50 mm) PB
C1
Perangkat
mikrometer
reducer
Pola interferensi berupa piringan gelap dan dikelilingi cincin gelap (frinji) akan ditampilkan
pada layar. Setelah diketahui bentuk awal frinjinya, tandai dengan melingkari pada layar sesuai
bentuk frinji awal. Layar digunakan sebagai titik acuan perhitung jumlah frinji.
Setelah semuanya pas atau sudah siap, dilakukan pengukuran ∆n dengan memutar secara
perlahan-lahan skrup pengatur pada M2 berlawanan arah jarum jam (horisontal dan vertikal)
sebesar 10𝜇m untuk satu kali putaran reducer pada micrometer posisi. Sehingga pola interferensi
dapat dilihat perubahannya pada layar pengamatan, kemudian dihitung perubahan frinji.
BAB III
3.1 HASIL
Hasil yang diperoleh dari konsentrasi larutan garam dengan massa 0,25 gram dari sudut θ
= 60ᵒ hanya mendapatkan 1 perpindahan frinji (M), dengan perubahan ∆x sebesar 4,22 mm. Maka
nilai ∆n yang diperoleh:
𝑀 𝜆0 tan θ
∆n =
2 ∆x
∆n = 2,39651 × 10−2
3.2 PEMBAHASAN
Konsentrasi larutan garam bermassa 0,25 gram berpengaruh terhadap perpindahan 1 frinji
(M), pergeseran cermin (∆x), dan hasil akhir indeks bias (∆n). Hal tersebut dikarenakan 0,25
gram garam dilarutkan dengan 100 mL aquades akan menghasilkan:
0,25 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑛= = 0,00427 𝑚𝑜𝑙
58,5 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙
0,00427 𝑚𝑜𝑙
𝑀= = 4,27 𝑀
100 𝑚𝐿
Dengan larutan bermassa kecil, akan menghasilkan konsentrasi larutan yang besar. Maka
untuk mencari perpindahan 1 frinjinya, cukup memakan waktu.
BAB IV
PENUTUP
4.1 SIMPULAN
Interferometer adalah alat yang digunakan untuk mengetahui pola-pola interferensi dari
beberapa gelombang. Salah satu jenis interferometer tersebut adalah interferometer Michaelson.
Alat ini dapat dipegunakan untuk mengukur panjang gelombang atau perubahan panjang
gelombang dengan ketelitian sangat tinggi berdasarkan penentuan garis-garis interferensi.
Prinsip kerja alat ini dijelaskan sebagai berikut. Kompartemen kiri dari sel sampel, yang
ditunjuk sebagai "A," berisi solusi referensi indeks bias (∆n) tanpa refraksi (mis., Air atau pelarut
organik). Kompartemen B (kompartemen sebelah kanan) berisi larutan dengan zat terlarut (mis.,
Garam, polimer, partikel koloid, dll.), indeks biasnya akan sedikit berbeda dengan larutan murni.
Ketika sel diterjemahkan melintasi sinar laser, sinar tersebut melintasi jalur optik yang bervariasi
sesuai dengan jalur geometris yang bervariasi yang tercakup di setiap sisi sel. Jumlah pinggiran
M, melewati layar selama terjemahan jarak ∆x, terkait dengan nilai absolut dari perubahan panjang
jalur optik ∆opl atas ∆x sebagai cermin.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/29661841/EKSPERIMEN-FISIKA-INTERFEROMETER-
MICHELSON.
https://www.scribd.com/document/367167159/Laporan-Interferometer-Michalson.
https://www.scribd.com/document/121296056/Interferometer-Michelson
[2] JURNAL
Tommie Ann Wilson and Wayne F. Reed. Low Cost, Interferometer Differential Refractometer.
LAMPIRAN