Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Eksperimen Fisika I

Semester Genap T.A. 2017 - 2018


Universitas Muhammadiyah Makassar

INTERFEROMETER MICHELSON
Program Studi Pendidikan Fisika Unismuh Makassar

Nur Safitri Ulfa1), Ana Dhiqfaini Sultan, S.Si., M.Pd2)


Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar

Jln. Sultan Alauddin No. 259 Telp.(0411) 860 132 Makassar Sulawesi Selatan

nursafitriulfa30@gmail.com

Abstrak – Interferensi gelombang merupakan perpaduan antara dua atau lebih gelombang pada suatu daerah tertentu
pada saat yang bersamaan. Untuk mendapatkan pola interferensi ada berbagai metode, antara lain dengan
interforemeter Michelson. Pada dasarnya tujuan dari eksperimen interferometer Michelson adalah memahami prinsip
kerja dari interferometer Michelson dan menentukan panjang gelombang dan frekuensi gelombang elelktromagnetik.
Setelah dilakukan eksperimen, diperoleh beberapa data dan kemudian dianalisis untuk memperoleh panjang gelombang
dan frekuensi gelombang elektromagnetik.

Kata kunci: interferensi, interferometer Michelson, panjang gelombang, frekuensi gelombang, superposisi.

Abstract – Wave interference is a blend of two or more waves in a certain area at the same time. To get the interference
pattern there are a varietyof methods, such as by interforemeter Michelson. Basically the goal of the Michelson
interferometer experimentis to understand the working principle of a Michelson interferometer and determine the wave
lengt hand frequency of the wave elelktromagnetik. After the experiment, obtained some data and the nanalyzed to obtain
the wavelength and frequency of electromagnetic waves.

Key words: interference, Michelson interferometer, wavelength, frequency wave, Superposition.


I. PENDAHULUAN Salah satu alat yang digunakan untuk
mengidentifikasi pola interferensi tersebut adalah
Fenomena interferensi selalu berkaitan dengan teori interferometer Michelson.
gelombang cahaya. Pada hakekatnya cahaya mempunyai Interferometer adalah alat yang dapat digunakan
besaran amplitudo, panjang gelombang, fase serta untuk mengukur panjang gelombang atau perubahan
kecepatan. Apabila cahaya melewati suatu medium maka panjang gelombang dengan ketelitian sangat tinggi
kecepatannya akan mengalami perubahan. Jika berdasarkan penentuan garis-garis interferensi. Walaupun
perubahan tersebut diukur, maka dapat di peroleh awalnya dibuat alat ini dipergunakan untuk membuktikan
informasi tentang keadaan objek/medium yang eter. Percobaan awal yang paling saksam yantuk
bersangkutan misal indeks bias, tebal medium dari bahan mendapatkan bukti kehadiran eter dilakukan pada tahun
yang dilewatinya dan panjang gelombang sumbernya. 1887 oleh fisikawan Amerika, Albert Abrahan
Pengukuran panjang gelombang cahaya dapat Michelson. Percobaan mereka pada dasrnya
dilakukan dengan cara interferensi. Untuk mendapatkan menggunakan interferometer Michelson, diagram
pola interferensi ada berbagai metode, antara lain skematisnya dapat dilihat pada gambar:
dengan interforemeter Michelson, interferometer Fabry
Perot dan interferometer Twymen Green. Interferometer
yang dikembangkan oleh A.A. Michelson pada tahun
1881 menggunakan prinsip membagi amplitudo
gelombang cahaya menjadi dua bagian yang berintensitas
sama. Pembelahan amplitudo gelombang menjadi dua
bagian dilakukan dengan menggunakan pemecah sinar
(beam splitter). Pola interferensi yang terbentuk pada
interferometer Michelson lebih tajam, lebih jelas dan
jarak antar frinjinya lebih sempit dibanding
interferometer yang lain. Dimana interfrensi itu adalah
penggabungan superposisi dua gelombang atau lebih
yang bertemu pada suatu titik ruang dengan tujuan untuk
Gambar 2.1. Diagram skema interferometer
memperoleh panjang atau perubahan panjang pada
Michelson
gelombang cahaya.
Dalam eksperimen ini yang diamati adalah
Dalam percobaaan ini, seberkas cahaya
perubahan pola dan jumlah frinji interferensi pada
monokromatik (satu warna ) dipisahkan menjadi dua
Interferometer Michelson, sehingga dari perubahan pola
berkas yang dibuat melewati dua lintasan berbeda dan
frinji tersebut dapat dihitung nilai panjang gelombang
kemudian diperpadukan kembali. Karena adanya
dan frekuensi gelombang elektromagnetik.
perbedaan panjang lintasan yang ditempuh kedua berkas,
Manfaat dari penelitian ini dapat menambah
maka akan dihasilkan suatu pola interferensi. Pada
wawasan mengenai fenomena fisis dari interferensi dan
diagram, seberkas cahaya dari sumber cahaya S di
prinsip kerja interferometer Michelson.
pisahkan menjadi dua berkas di titik A. Berkas yang satu
dipantulkan oleh cermin di B, sedangkan yang lainnyan di
II. LANDASAN TEORI C, kedua berkas kemudian diperpadukan kembali untuk
Interferensi gelombang merupakan perpaduan antara diamati interferensi.
dua atau lebih gelombang pada suatu daerah tertentu Pengukuran jarak yang tepat dapat diperoleh dengan
pada saat yang bersamaan. Interferensi dua gelombang menggerakan cermin pada Interferometer Michelson dan
yang mempunyai frekuensi, amplitudo, dan arah getaran menghitung frinji interferensi yang bergerak atau
yang sama yang merambat menurut garis lurus dengan berpindah, dengan acuan suatu titik pusat. Sehingga
kecepatan yang sama tetapi berlawanan arahnya, diperoleh jarak pergeseran yang berhubungan dengan
menghasilkan gelombang stasioner atau gelombang diam. perubahan frinji. Dengan λ adalah panjang gelombang
Interferensi cahaya terbagi menjadi dua yaitu interferensi dan N adalah jumlah frinji.
desdruktif dan interferensi konstruktif. Interfernsi Gambar berikut menunjukkan skema eksperimen
desdruktif terjadi bila gelombang yang mengambil bagian interferometer Michelson dengan menggunakan
dalam interferensi memiliki fase berlawanan. Sedangkan perangkat gelombang mikro.
interfernsi konstruktif terjadi jika gelombang yang
mengambil bagian dalam interferensi memilki fase sama.
Interfernsi konstruktif juga disebut superposisi
gelombang.
B. Prosedur kerja
1. Menyusun perangkat gelombang mikro seperti pada
gambar, dibawah ini:

Gambar 3.2. skema interferometer Michelson


2. Menyalakan transmitter dan pasang konektor
galvanometer pada receiver. Menggeser receiver
A dan B adalah reflector dan C adalah partial
maju atau mundur sepanjang goniometer hingga
reflector yangberfungsi untuk membagi intensitas
Anda dapatkan pembacaan skala yang memadai
gelombang mikro menjadi dua bagian, 50% dipantulkan
pada galvanometer.
dan 50% lagi dibiaskan. Gelombang mikro merambat dari
3. Menggeser reflector A hingga teramati
transmittermenuju ke receiver melaluidua lintasan yang
penyimpangan maksimum relatif pada jarum
berbeda.Lintasan pertama, gelombang melintas melalui C
galvanometer. Mencatat posisi tersebut sebagai x1.
menuju A dan dipantulkan kembali ke C dan dipantulkan
4. Sambil mengamati jarum galvanometer, menggeser
lagi oleh C ke receiver. Lintasan kedua,
dengan perlahan reflector Amenjauhi partial
gelombangdipantulkan dari C ke B dan dipantulkan
reflector hingga jarum galvanometer membaca 1
kembali dari B menuju C dan diteruskan ke receiver. Jika
minimum relatif dan kembali ke maksimum (n = 1).
kedua gelombang yang berbeda lintasan ini sefase saat
mencatat posisi akhir reflector Asebagai x2.
mencapai receiver,sebuah sinyal maksimum akan
5. Melanjutkan langkah (4) hingga didapatkan
terdeteksi. Dengan menggerakkan reflector A, panjang
sedikitnya 20 minimum relatif ( = 20).
lintasan salah satu gelombang akan berubah yang berarti
6. Lakukan langkah 3, 4, dan 5 pada reflektor B,
merubah fasenyapada receiver. Jika kedua gelombang
dengan mengembalikan reflector A pada posisi x1!
melintas masing-masing dua kali (bolak balik)antara
reflector dan partial reflector, maka dengan
menggerakkan reflector Asejauh λ/2 akan menyebabkan C. Identifikasi variabel
perubahan fase salah satu gelombang sebesar 360º. Hasil 1. Variabel manipulasi : perubahan posisi
dari perubahan ini akan terbaca oleh detector sebagai 2. Variabel respon : perubahan pergeseran
minimum ke maksimum kembali. 3. Variabel kontrol : transmitter
Dengan melakukan pengukuran posisi maksimum
relatif pergeseran reflector A menjauhi partial reflector, D. Gambar alat
maka panjang gelombang dari gelombang mikro dapat
ditentukan.

III. METODE EKSPERIMEN


A. Alat dan Bahan
Tabel 1.

No Alat dan Bahan Keterangan


1 Transmitter 1 buah
2 Receiver 1 buah
.
3 Galvanometer 1 buah
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4 Meteran 2 buah
𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑢𝑘𝑢𝑟 1
5 Partial Reflector 1 buah Nst Mistar = = = 0,1 cm = 0,001 m
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 0
6 Reflector 2 buah (A dan B) 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑢𝑘𝑢𝑟 10 µA
Nst Galvanometer = = = 2 µA
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 50
Tabel : Hubungan antara jumlah frinji (n) dengan sumbu 𝑐 3 𝑥 108 𝑚/𝑠
𝑓= = = 16,67 𝐺𝐻𝑧
(x) dengan posisi reflektor, x (sumbu y) 𝜆 1,800𝑥10−2 𝑚

Grafik 1. Hubungan antara posisi reflector A dengan


Posisi Posisi
jumlah pergeseran:
N refektor A reflektor B

1 0,3000 m 0,3000 m
0.6
2 0,3100 m 0,3120 m y = 0.0087x + 0.298
0.5
R² = 0.9935

Posisi Reflector A (m)


3 0,3270 m 0,3280 m 0.4

4 0,3270 m 0,3390 m 0.3

0.2
5 0,3420 m 0,3460 m
0.1
6 0,3530 m 0,3590 m
0
7 0,3600 m 0,3680 m 0 5 10 15 20 25
Jumlah Pergeseran (n)
8 0,3700 m 0,3770 m
9 0,3810 m 0,3830 m
10 0,3900 m 0,3930 m
Grafik 2. Hubungan antara posisi reflector B dengan
11 0,3990 m 0,4000 m jumlah pergeseran
12 0,4030 m 0,4040 m
13 0,4090 m 0,4100 m 0.6
0.5
posisi Reflector B (m)

14 0,4140 m 0,4200 m
0.4
15 0,4230 m 0,4280 m 0.3 y = 0.0084x + 0.3032
R² = 0.9923
16 0,4300 m 0,4360 m 0.2
0.1
17 0,4420 m 0,4430 m
0
18 0,4560 m 0,4520 m 0 5 10 15 20 25
Jumlah Pergeseran (n)
19 0,4610 m 0,4600 m
20 0,4720 m 0,4700 m
Grafik 3. Hubungan antara jumlah pergeseran (n) dan
21 0,4880 m 0,4800 m posisi reflector A dan B

0.6000
Berdasarkan data hasil eksperimen, maka data
tersebut dianalisis sehingga menghasilkan hasil sebagai 0.5000

berikut :
Posisi Reflector A dan B (m)

0.4000

Dimana panjang gelombang dan frekuensi untuk 0.3000

reflector A adalah : S…
0.2000

2 𝑥 ̅Δ𝑥
̅̅̅ 2 𝑥 9400𝑥10−3
𝜆= = = 1,880𝑥10−2 𝑚 0.1000
̅̅̅̅
Δ𝑛 1
0.0000
0 5 10 15 20 25
𝑐 3 𝑥 108 𝑚/𝑠 Jumlah pergeseran
𝑓= = = 15,96 𝐺𝐻𝑧
𝜆 1,880𝑥10−2 𝑚

Dan untuk reflector B panjang gelombang dan


Dari percobaan yang telah dilakukan tentang
frekuens gelombangnya adalah :
interferometer Michelson yaitu memahami prinsip dasar
2 𝑥 ̅Δ𝑥
̅̅̅ 2 𝑥 9000𝑥10−3 interferometer micehlson dan menetukan panjang
𝜆= = = 1,800𝑥10−2 𝑚
̅̅̅̅
Δ𝑛 1 gelombang dan frekuensi gelombang mikro. Prinsip dasar
interferometer Michelson yaitu transmitter memancarkan
sinyal kearah partikel reflektor yang menyebabkan sinyal dua yaitu sebagian diteruskanke reflektor A dan sebagian
akan tebagi dua yaitu sebagian diteruskanke reflektor A dipantulkan ke reflektor B. Dipantulkan dari masing-
dan sebagian dipantulkan ke reflektor B. Dipantulkan dari masing reflektor A dan B akan bersatu kembali pada
masing-masing reflektor A dan B akan bersatu kembali pembagi berka (partial reflektor) dan diteruskan sehingga
pada pembagi berka (partial reflektor) dan diteruskan galvanometer merespon sebagan bentuk adanya sinyal
sehingga galvanometer merespon sebagan bentuk adanya yang diterima. Untuk panjang gelombang pada reflektor
sinyal yang diterima . A adalah 1,88 x 10-2 m. Hampir sama pada analisis grafik
Berdasarkan hasil percobaan yang diperoleh prinsip nya yaitu 1,74 x 10-2 m . Sedangkan untuk reflektr B
dasar interferometer michelson dengan mencari hubungan panjang gelombang pada analisis perhitungan adalah 1,80
abtara jumlah pergeseran dengan mencari hubungan antar x 10-2 m. Sedangkan pad analisis grafikmya yaitu 1,68 x
jumlah pergeseran dengan posisi refktor dimana semakin 10-2 m. Frekuensi gelombag mikro pada analisis
banyak jumlah pergeseran maka semakin jauh pula posisi perhitungan untuk reflektor A yaitu 15,96 GHz dan pada
reflektor A begitupun data pada reflektor B. Pengambilan analisis grafik yitu17,2 GHz. Sedangkan untuk frekuensi
data dimulai dari posisi reflektor A dan B 30 cm. gelombang mikro untuk reflektor B hasil analisis
Perhitungan arah reflektor ersebut dengan melihat perhitungan yaitu 16,67 GHz dan pada analisis grafik
penunjukkan jarum pada galvanometer dengan arah diperoleh 17,8 GHz.
simpangan maksimum ktitik nola atau dengan arah maju Ketelitian dan kehati-hatan dalam pengambilan
mundur. Dari hasil percobaan yang diperoleh melihat data sangat diperlukan, Kondisi alat yang lama sebaiknya
posisi reflektor A dn B untuk setiap pergeseran tidak jauh diganti dengan alat yang baru, kalau bias dengan laser
berbeda. Hal ini sesuai dengan prinsip dasar dan cahaya langsung dan Suasana praktikum yang tenang
interferometer michelson yaitu gelombang yang sangat baik dalam pengamblan data agar lebih akurat
dipabcarkan dari transmitter akan dibagi dan melalui serta waktu yang digunakan lebiih efisien.
partial reflektor 50% dipantulkan dan 50% diteruskan
menuju receiver. Sehigga pada receiver akan terjadi pola VI. UCAPAN TERIMA KASIH
interferensi yang diunjukkan pada jarum galvanometer
yang menyimpang dengan arah maksimum kearah Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
munimum. terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
Dari hasil analisis diperoleh nilai panjang dalam pelakasanaan dan penyusunan laporan praktikum
gelombang rata-rata (λ) berdasarkan hasil analisis Eksperimen 1, kami ucapkan kepada
perhitungan sebesar 1,84 x 10-2 m. Nilai tersebut sesuai 1. Allah SWT, Atas segala rahmat dan Hidaya-Nya
dengan nilai panjang gelombangyang diperoleh pada sehingga segala sesuatunya bisa berjalan dengan
analisis grafik yaitu sebesar 1,74 x 10-2 m. Nilai yang lanjar.
diperoleh dari analisis grafik dan analisis perhitungan 2. Bapak Akbar Ramadhan Asrar, S.Pd. selaku dosen
masuk dalam rentang nilai panjang gelombang mikro mata kuliah Eksperiment 1 atas semua ilmu yang
yaitu 1 mm-1 m, beliau berikan.
Sementara itu nilai frekuensi gelombang yang diperoleh 3. Koordinator dan Asisten Labolatorium yang
dari analisis perhitungan dan analisis grafik berbeda. Pada membantu serta telah mengatur persiapak
analisis perhitungan diperoleh frekuensi sebesar 16,32 praktikum yang tidak bosan-bosannya
GHz sedangkan pada analisis grafik diperoleh frekuensi memberikan bimbingan pada saat praktikum.
17,2 GHz. Kedua data yang diperoleh masuk dalam 4. Rekan kerja kelompok praktikum Eksperimen 1.
retang frekuensi gelombang mikro secara 3 GHz – 300
GHz.
Adanya perbedaan nilai yang diperoleh dari
analisis perhitungan dan analisis grafik serta teori
disebabkan adanya beberapa kesalahan ketidaktelitian
praktikan dalam praktikum adanya kesalahan paralaks
dari praktikan itu sendiri.

V. PENUTUP
Berdasarkan hasil eksperimen maka dapat
disimpulkan bahwa Prinsip dasar interferometer
Michelson yaitu transmitter memancarkan sinyal kearah
partikel reflektor yang menyebabkan sinyal akan tebagi
PUSTAKA

Buku :

[1] Arthur, Beiser. 1992. Konsep Fisika Modern.Jakarta :


Erlangga
[2] Kenneth, Krane. 1992. Fisika Modern. Jakarta :
Erlangga
[3] Ma’ruf.2015.Penuntun Eksperimen FisikaMakassar :
unismuh

Internet :
[4] http//eprints.undip.ac.id/ Analisis pola interferensi
pada interferometer Michelson untuk menentukan
panjang gelombang sumber cahaya.pdf

Anda mungkin juga menyukai