1. PENDAHULUAN
Gambar 1.2 Spektrum Gelombang
Gelombang mikro atau dikenal sebagai Elektromagnetik (Suprianto, 2017)
microwave ialah gelombang elekromagnet yang
Adapun sifat-sifat gelombang mikro sebagai
mempunyai daerah frekuensi antara 109 sampai
berikut:
3x1011 Hz (300 Ghz) atau derah panjang gelombang
dari 30 cm sampai dengan 1 mm. Daerah frekuensi 1. Pemantulan (Refleksi)
antara 1 Ghz sampai 3 Ghz disebut daerah UHF
Ketika gelombang memenuhi batas antara dua
(Ultra High Frequency). Gelombang mikro banyak
media, bagian dari gelombang kembali ke media
digunakan dalam radar, sistem komunikasi, dan
asal. Fenomena ini disebut sebagai refleksi.
juga untuk mempelajari struktur molekul dalam
Pemantulan adalah pembelokkan arah rambat
bahan. Sumber gelombang mikro adalah alat
gelombang karena mengenai bidang batas medium
khusus yang bekerja secara elektronik, seperti
yang berbeda, gelombang pantul adalah
klistron, magnetron, dan Travelling Wave Tube
gelombang yang berbeda pada medium yang sama
(TWT). Salah satunya yang dipergunakan dalam
dengan gelombang datang.
eksperimen ini adalah gunn oscillator sebagai
Laporan Praktikum – Laboratorium Fisika Inti dan Material – FMIPA Unsoed 1
pada gelombang elektromagnetik yang
terpolarisasi bidang diambil sebagai arah vector
medan listrik. Gambar 1.5 menujukkan
penempatan pelat pemolarisasi kedua P2. Jika P2
dirotasikan terhadap arah penjalaran, maka ada
dua kedudukan yang terpisah sebesar 180° dengan
intensitas gelombang yang ditransmisikan hampir
sama dengan nol (Mikrajuddin, 2017).
Gambar 1.3 Pemantulan (Mikrajuddin, 2017)
Hukum pemantulan menyatakan bahwa sudut
datang sama dengan sudut pantul atau 𝜃𝑑 = 𝜃𝑝
dengan:
• Arah normal, yaitu adalah arah yang tegak lurus
bidang pantul.
Gambar 1.5 Gelombang Tak Terpolarisasi Tidak
• Sudut datang (𝜃𝑑) adalah sudut yang dibentuk Ditransmisikan Oleh Pelat Pemolarisasi Yang
oleh arah gelombang datang dan arah normal. Bersilangan (Mikrajuddin, 2017)
• Sudut pantul (𝜃𝑝) adalah sudut yang dibentuk 4. Interferensi dan Difraksi
oleh arah gelombang pantul dan arah normal
(Mikrajuddin, 2017). Interfrensi dan difraksi merupakan fenomena
penting yang membedakan gelombang dari
2. Pembiasan (Refraksi) partikel. Interferensi ialah penggabungan secara
Pembiasan terjadi karena gelombang memasuki superposisi dua gelombang atau lebih yang
medium yang berbeda dan kecepatan gelombang bertemu dalam satu titik di ruang. Sedangkan
pada medium awal dan medium yang dimasuki difraksi adalah pembelokan gelombang di sekitar
berbeda. Jika arah datang gelombang tidak sejajar sudut yang terjadi apabila sebagian muka
dengan garis normal maka pembiasaan gelombang dipotong oleh halangan atau rintangan.
menyebabkan pembelokkan arah rambat Apabila dua gelombang yang berfrekuensi dan
gelombang. Misalkan kecepatan gelombang pada berpanjang gelombang sama tapi berbeda fase
medium pertama adalah v1 dan kecepatan bergabung, maka gelombang yang dihasilkan
gelombang pada medium kedua adalah v2, merupakan gelombang yang amplitudonya
misakan gelombang datang dari medium pertama tergantung pada perbedaan fasenya. Jika
ke medium kedua, maka hubungan antara sudut perbedaan fasenya 0 atau bilangan bulat kelipatan
datang dan sudut bias memenuhi sin 𝜃𝑑/𝑣1 = sin 360°, maka gelombang akan sefase dan
𝜃𝑏/𝑣2 (Mikrajuddin, 2017). berinterferensi secara saling menguatkan
(interferensi konstruktif). Sedangkan
amplitudonya sama dengan penjumlahan
amplitudo masing-masing gelombang. Jika
perbedaan fasenya 180° atau bilangan ganjil kali
180°, maka gelombang yang dihasilkan akan
berbeda fase dan berinterferensi secara saling
melemahkan (interferensi destruktif). Amplitudo
yang dihasilkan merupakan perbedaan amplitudo
masing-masing gelombang (Tipler, 1991).
Jika dua gelombang bergabung maka akan
Gambar 1.4 Pembiasan (Mikrajuddin, 2017) terjadi interferensi gelombang. Interferensi yang
3. Polarisasi (Pengkutuban) terjadi akan bersifat saling menguatkan atau saling
melemahkan. Hal ini berlaku untuk gelombang
Polarisasi hanya dapat terjadi untuk gelombang mikro. Gelombang-gelombang menyebar sewaktu
transversal dan tidak untuk gelombang merambat dan ketika menemui penghalang,
longitudinal. Polarisasi adalah peristiwa gelombang ini berbelok mengitarinya dan
tercapainya sebagian arah getar gelombang memasuki daerah berikutnya. Fenomena ini
sehingga hanya tinggal memiliki satu arah getar disebut difraksi. Besarnya difraksi bergantung
saja. Gelombang mikro diramalkan oleh teori pada panjang gelombang dan ukuran penghalang.
elektromagnet sebagai gelombang transversal, Sebagai aturan praktis, hanya jika panjang
yaitu vektor listrik dan magnet bergetar adalah gelombang lebih kecil dari ukuran benda, akan ada
tegak lurus kepada arah penjalaran. Arah polarisasi bayangan yang cukup besar (Resnick, 1984).
Laporan Praktikum – Laboratorium Fisika Inti dan Material – FMIPA Unsoed 2
2. METODOLOGI
4. Component -
holders
Selesai
5. Reflector and -
reflector partial
B. Pembiasan
microwave
Mulai
6. Polatisator -
Menghidupkan gun diode microwave transmiter Meletakkan prisma ethafoam kosong pada
component holders yang terletak di antara
transmitter dan receiver
Sudut bias
Sudut datang
Melakukan pengulangan
dengan mengubah jarak Melakukan
Selesai menjadi 110 cm serta
Selesai pengulangan dengan
menambahkan styrene mengubah celah
pallet polarisator menjadi
45° dan 90°
C. Polarisasi
D. Interferensi Febry-Perot
Mulai
Mulai
Melakukan pengulangan
dengan membalikkan
Selesai arah reflektor parsial I Melakukan sampai tidak menghasilkan isyarat
menjauhi reflektor parsial minimum
II
Melakukan
E. Cermin Lloyd pengulangan dengan
Selesai
mengubah jarak
Mulai transmitter-receiver
sebesar 110 cm
45° 45° 10 0
Meletakkan reflektor di pusat goniometer dengan
bagian reflector tidak menghadap transmitter dan 45° 60° 10 0
receiver
45° 75° 10 0,4
45° 90° 10 1
Menjauhkan reflektor dari pusat goniometer
Indeks Bias I0 θ I’
Sudut Datang Sudut Bias Bahan
(Styrene) 10 15° 0,98
10 30° 0,7 1 30 60 21 42
10 60° 0,08 3 28 56 22 44
10 75° 0 4 26 52 23 46
10 90° 0 5 25 50 25 50
6 23 46 26 52
7 22 44 28 56
LAMPIRAN
sin 45 1
Data 3 sin 45
= 𝑛1
, maka n1 = 1
sin 45 1
Data 4 sin 60 = 𝑛 , maka n1 = 1,22
1
sin 45 1
Data 5 sin 75 = 𝑛 , maka n1 = 1,36
1
sin 45 1
Data 6 = , maka n1 = 1,41
sin 90 𝑛1