Anda di halaman 1dari 9

[FE.

09] INTERFERENSI GELOMBANG MIKRO

Putri Wulan Dari (K1C020028)


Asisten: Fian Achfizal Achmad
Tanggal Percobaan: 28/10/2022
PAF15313 - Praktikum Fisika Eksperimen II
Laboratorium Fisika Inti dan Material – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unsoed

Abstrak sumber gelombang elektromagnetik (Giancolli,


2001).
Gelombang mikro merupakan gelombang elektromagnetik
yang bersifat transversal. Gelombang mikro atau microwave
merupakan salah satu dari gelombang elektromagnetik yang
mempunyai daerah frekuensi antara 109 Hz sampai 3x1011
Hz (300 GHz) atau daerah panjang gelombang dari 30 cm
sampai dengan 1 mm serta memiliki beberapa sifat
diantaranya yaitu refleksi (pemantulan), refraksi (pembiasan),
interferensi, difraksi, dan polarisasi. Adapun tujuan dari
praktikum interferensi gelombang mikro ini yaitu untuk
menentukan panjang dari sebuah pemancar gelombang mikro
(microwave transmitter) menggunakan metode interferensi Gambar 1.1 Gelombang Elektromagnetik
Febry-Perot dan Cermin-Llyod’s serta mengamati terjadinya (Suprianto, 2017)
interferensi dua buah gelombang berdasar perubahan Radiasi gelombang elektromagnetik terdiri
amplitudo. Alat dan bahan yang digunakan antara lain gun dari beberapa gelombang dengan frekuensi dan
diode microwave transmitter, microwave receiver, goniometer, Panjang gelombang yang berbeda, tetapi
component holders, reflector and reflector partial microwave, mempunyai laju yang sama yaitu kira-kira 3x108
polatisator, prisma ethafoam, dan styrene pallet. Nilai jarak m/s. Gelombang-gelombang elektromagnetik
pada interferensi Febry-Perot untuk Reflektor-I mendekati dengan frekeunsi dan panjang gelombang yang
Reflektor-II atau maju, menghasilkan nilai jarak interferensi berbeda tersebut disebut dengan spektrum, yang
30 cm, 29 cm, 28 cm, 26 cm, 25 cm, 23 c m, 22 cm, 21,5 teridiri dari gelombang radio, gelombang TV,
cm, dan 21 cm. Sedangkan pada Reflektor-I menjauhi gelombang mikro, inframerah, cahaya tampak,
Reflektor-II atau mundur, menghasilkan jarak interferensi 21 ultraviolet, sinar-X, dan sinar gamma (Suprianto,
cm, 21,5 cm, 22 cm, 23 cm, 25 cm, 26 cm, 28 cm, 29 cm, 2017).
dan 30 cm. Nilai panjang gelombang yang dihasilkan pada
percobaan cermin Llyod dengan jarak 100 cm sebesar 3,214
cm; 6,65 cm; dan 13,25 cm. Sedangkan nilai panjang
gelombang yang dihasilkan pada jarak 110 cm sebesar
22,036 cm; 23,606 cm; dan 26,530 cm.
Kata kunci: Gelombang mikro, pemantulan, pembiasan,
polarisasi, interferensi, difraksi

1. PENDAHULUAN
Gambar 1.2 Spektrum Gelombang
Gelombang mikro atau dikenal sebagai Elektromagnetik (Suprianto, 2017)
microwave ialah gelombang elekromagnet yang
Adapun sifat-sifat gelombang mikro sebagai
mempunyai daerah frekuensi antara 109 sampai
berikut:
3x1011 Hz (300 Ghz) atau derah panjang gelombang
dari 30 cm sampai dengan 1 mm. Daerah frekuensi 1. Pemantulan (Refleksi)
antara 1 Ghz sampai 3 Ghz disebut daerah UHF
Ketika gelombang memenuhi batas antara dua
(Ultra High Frequency). Gelombang mikro banyak
media, bagian dari gelombang kembali ke media
digunakan dalam radar, sistem komunikasi, dan
asal. Fenomena ini disebut sebagai refleksi.
juga untuk mempelajari struktur molekul dalam
Pemantulan adalah pembelokkan arah rambat
bahan. Sumber gelombang mikro adalah alat
gelombang karena mengenai bidang batas medium
khusus yang bekerja secara elektronik, seperti
yang berbeda, gelombang pantul adalah
klistron, magnetron, dan Travelling Wave Tube
gelombang yang berbeda pada medium yang sama
(TWT). Salah satunya yang dipergunakan dalam
dengan gelombang datang.
eksperimen ini adalah gunn oscillator sebagai
Laporan Praktikum – Laboratorium Fisika Inti dan Material – FMIPA Unsoed 1
pada gelombang elektromagnetik yang
terpolarisasi bidang diambil sebagai arah vector
medan listrik. Gambar 1.5 menujukkan
penempatan pelat pemolarisasi kedua P2. Jika P2
dirotasikan terhadap arah penjalaran, maka ada
dua kedudukan yang terpisah sebesar 180° dengan
intensitas gelombang yang ditransmisikan hampir
sama dengan nol (Mikrajuddin, 2017).
Gambar 1.3 Pemantulan (Mikrajuddin, 2017)
Hukum pemantulan menyatakan bahwa sudut
datang sama dengan sudut pantul atau 𝜃𝑑 = 𝜃𝑝
dengan:
• Arah normal, yaitu adalah arah yang tegak lurus
bidang pantul.
Gambar 1.5 Gelombang Tak Terpolarisasi Tidak
• Sudut datang (𝜃𝑑) adalah sudut yang dibentuk Ditransmisikan Oleh Pelat Pemolarisasi Yang
oleh arah gelombang datang dan arah normal. Bersilangan (Mikrajuddin, 2017)
• Sudut pantul (𝜃𝑝) adalah sudut yang dibentuk 4. Interferensi dan Difraksi
oleh arah gelombang pantul dan arah normal
(Mikrajuddin, 2017). Interfrensi dan difraksi merupakan fenomena
penting yang membedakan gelombang dari
2. Pembiasan (Refraksi) partikel. Interferensi ialah penggabungan secara
Pembiasan terjadi karena gelombang memasuki superposisi dua gelombang atau lebih yang
medium yang berbeda dan kecepatan gelombang bertemu dalam satu titik di ruang. Sedangkan
pada medium awal dan medium yang dimasuki difraksi adalah pembelokan gelombang di sekitar
berbeda. Jika arah datang gelombang tidak sejajar sudut yang terjadi apabila sebagian muka
dengan garis normal maka pembiasaan gelombang dipotong oleh halangan atau rintangan.
menyebabkan pembelokkan arah rambat Apabila dua gelombang yang berfrekuensi dan
gelombang. Misalkan kecepatan gelombang pada berpanjang gelombang sama tapi berbeda fase
medium pertama adalah v1 dan kecepatan bergabung, maka gelombang yang dihasilkan
gelombang pada medium kedua adalah v2, merupakan gelombang yang amplitudonya
misakan gelombang datang dari medium pertama tergantung pada perbedaan fasenya. Jika
ke medium kedua, maka hubungan antara sudut perbedaan fasenya 0 atau bilangan bulat kelipatan
datang dan sudut bias memenuhi sin 𝜃𝑑/𝑣1 = sin 360°, maka gelombang akan sefase dan
𝜃𝑏/𝑣2 (Mikrajuddin, 2017). berinterferensi secara saling menguatkan
(interferensi konstruktif). Sedangkan
amplitudonya sama dengan penjumlahan
amplitudo masing-masing gelombang. Jika
perbedaan fasenya 180° atau bilangan ganjil kali
180°, maka gelombang yang dihasilkan akan
berbeda fase dan berinterferensi secara saling
melemahkan (interferensi destruktif). Amplitudo
yang dihasilkan merupakan perbedaan amplitudo
masing-masing gelombang (Tipler, 1991).
Jika dua gelombang bergabung maka akan
Gambar 1.4 Pembiasan (Mikrajuddin, 2017) terjadi interferensi gelombang. Interferensi yang
3. Polarisasi (Pengkutuban) terjadi akan bersifat saling menguatkan atau saling
melemahkan. Hal ini berlaku untuk gelombang
Polarisasi hanya dapat terjadi untuk gelombang mikro. Gelombang-gelombang menyebar sewaktu
transversal dan tidak untuk gelombang merambat dan ketika menemui penghalang,
longitudinal. Polarisasi adalah peristiwa gelombang ini berbelok mengitarinya dan
tercapainya sebagian arah getar gelombang memasuki daerah berikutnya. Fenomena ini
sehingga hanya tinggal memiliki satu arah getar disebut difraksi. Besarnya difraksi bergantung
saja. Gelombang mikro diramalkan oleh teori pada panjang gelombang dan ukuran penghalang.
elektromagnet sebagai gelombang transversal, Sebagai aturan praktis, hanya jika panjang
yaitu vektor listrik dan magnet bergetar adalah gelombang lebih kecil dari ukuran benda, akan ada
tegak lurus kepada arah penjalaran. Arah polarisasi bayangan yang cukup besar (Resnick, 1984).
Laporan Praktikum – Laboratorium Fisika Inti dan Material – FMIPA Unsoed 2
2. METODOLOGI

2.1 ALAT DAN BAHAN


Pengujian interferensi gelombang mikro
dilakukan dengan melakukan beberapa tahapan Mengatur dan mengkalibrasi transmitter-receiver
dengan menggunakan alat dan bahan seperti yang dengan intensity sebesar 10
ditunjukan oleh Tabel 2.1 di bawah ini:

TABEL 2-1 ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


Meletakkan papan kayu (reflektor) pada component
NO ALAT BAHAN holders yang terletak di antara transmitter dan
receiver
1. Gun diode Prisma ethafoam
microwave
transmitter
Mengubah kedudukan receiver dengan reflektor
2. Microwave Styrene pallet sampai receiver mendeteksi isyarat maksimum
receiver

3. Goniometer - Sudut datang

4. Component -
holders
Selesai
5. Reflector and -
reflector partial
B. Pembiasan
microwave
Mulai
6. Polatisator -

2.2 DIAGRAM ALIR


A. Pemantulan
Alat dan Bahan:
Mulai 1. Gun diode microwave
transmitter
2. Microwave receiver
3. Goniometer
4. Component holders
Alat dan Bahan: 5. Papan kayu
1. Gun diode microwave 6. Prisma ethafoam
transmitter 7. Styrene pallet
2. Microwave receiver
3. Goniometer
4. Component holders
5. Papan kayu
Mengatur dan mengkalibrasi transmitter-receiver
dengan intensity sebesar 10

Menghidupkan gun diode microwave transmiter Meletakkan prisma ethafoam kosong pada
component holders yang terletak di antara
transmitter dan receiver

Mengatur jarak antara transmitter-receiver sebesar


60 cm

Laporan Praktikum – Laboratorium Fisika Inti dan Material – FMIPA Unsoed 3


Mengatur kedudukan transmitter agar tegak lurus
Mengendurkan sekrup di belakang receiver dan
dengan sisi tegak prisma
memutar receiver sebesar 15°, 30°, 45°, 60°, 75°, dan
90°

Memutar prisma sampai memperoleh intensitas


maksimum dari 0°-90°
Mengukur tiap intensitas

Sudut bias
Sudut datang
Melakukan pengulangan
dengan mengubah jarak Melakukan
Selesai menjadi 110 cm serta
Selesai pengulangan dengan
menambahkan styrene mengubah celah
pallet polarisator menjadi
45° dan 90°
C. Polarisasi
D. Interferensi Febry-Perot
Mulai
Mulai

Alat dan Bahan:


1. Gun diode microwave
Alat dan Bahan:
transmitter
1. Gun diode microwave
2. Microwave receiver
transmitter
3. Goniometer
2. Microwave receiver
4. Component holders
3. Goniometer
5. Pelat besi
4. Component holders
5. Reflektor & reflector parsial
microwave

Mengatur dan mengkalibrasi transmitter-receiver


dengan intensity sebesar 10
Mengatur dan mengkalibrasi transmitter-receiver
dengan intensity sebesar 10
Mengendurkan sekrup di belakang receiver dan
memutar receiver sebesar 15°, 30°, 45°, 60°, 75°, dan
90° Meletakkan dua reflektor di antara transmitter dan
receiver dengan bagian reflektor saling berhadapan

Mengamati perubahan intensitas pada receiver


Menggeser perlahan reflektor parsial I mendekati
reflektor parsial II sampai sinyal amplitudo signal-
meter menunjukkan harga maksimum
Meletakkan pelat besi (polarisator) pada component
holders dengan celah polarisator

Laporan Praktikum – Laboratorium Fisika Inti dan Material – FMIPA Unsoed 4


h Mencari kedudukan reflektor dari pusat goniometer
yang menghasilkan isyarat minimum

Melakukan sampai amplitudo signal-meter tidak


menunjukkan lagi harga maksimum h

Melakukan pengulangan
dengan membalikkan
Selesai arah reflektor parsial I Melakukan sampai tidak menghasilkan isyarat
menjauhi reflektor parsial minimum
II
Melakukan
E. Cermin Lloyd pengulangan dengan
Selesai
mengubah jarak
Mulai transmitter-receiver
sebesar 110 cm

3. HASIL DAN ANALISIS

3.1 DATA PRAKTIKUM


Alat dan Bahan:
TABEL 3-1 PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Gun diode microwave
transmitter Lokasi Laboratorium Fisika Inti dan
2. Microwave receiver Material
3. Goniometer
4. Component holders hari/tgl: Jumat jam: 09.00-10.30
5. Reflektor (papan kayu) WIB
28 Oktober
2022

TABEL 3-2 DATA HASIL PRAKTIKUM PEMANTULAN (REFLEKSI)


Mengatur dan mengkalibrasi transmitter-receiver
dengan intensity sebesar 10 Sudut Sudut Ipantul
I (mA)
Datang Pantul (mA)

Mengatur jarak antara transmitter-receiver sebesar 45° 15° 10 0


100 cm
45° 30° 10 0

45° 45° 10 0
Meletakkan reflektor di pusat goniometer dengan
bagian reflector tidak menghadap transmitter dan 45° 60° 10 0
receiver
45° 75° 10 0,4

45° 90° 10 1
Menjauhkan reflektor dari pusat goniometer

Laporan Praktikum – Laboratorium Fisika Inti dan Material – FMIPA Unsoed 5


TABEL 3-3 DATA HASIL PRAKTIKUM PEMBIASAN (REFRAKSI) TABEL 3-6 DATA HASIL PRAKTIKUM POLARISASI
(PENGKUTUBAN) 45°
Indeks Bias
Sudut Datang Sudut Bias Bahan I0 θ I’
(Udara)
10 15° 0,4
15° 5° 1
10 30° 0,6
30° 10° 1
10 45° 0,7
45° 12° 1
10 60° 0,66
60° 15° 1
10 75° 0,6
75° 18° 1
10 90° 0,3
90° 20° 1
TABEL 3-7 DATA HASIL PRAKTIKUM POLARISASI
TABEL 3-4 DATA HASIL PRAKTIKUM PEMBIASAN (REFRAKSI) (PENGKUTUBAN) 90°

Indeks Bias I0 θ I’
Sudut Datang Sudut Bias Bahan
(Styrene) 10 15° 0,98

15° 20° 1,57 10 30° 0,8

30° 22° 1,57 10 45° 0,5

45° 23° 1,57 10 60° 0,1

60° 25° 1,57 10 75° 0

75° 28° 1,57 10 90° 0

TABEL 3-8 DATA HASIL PRAKTIKUM INTERFERENSI FEBRY-


90° 32° 1,57
PEROT

TABEL 3-5 DATA HASIL PRAKTIKUM POLARISASI


(PENGKUTUBAN) POLISATOR HORIZONTAL Reflektor-I Reflektor-I
Mendekati Menjauhi
I0 θ I’ n Reflektor-II Reflektor-II

10 15° 0,9 h (cm) 2h (cm) h (cm) 2h (cm)

10 30° 0,7 1 30 60 21 42

10 45° 0,4 2 29 58 21,5 43

10 60° 0,08 3 28 56 22 44

10 75° 0 4 26 52 23 46

10 90° 0 5 25 50 25 50

6 23 46 26 52

7 22 44 28 56

Laporan Praktikum – Laboratorium Fisika Inti dan Material – FMIPA Unsoed 6


Gelombang mikro diramalkan oleh teori
8 21,5 43 29 58
elektromagnet sebagai gelombang transversal,
yaitu vektor listrik dan magnet bergetar adalah
9 21 42 30 60
tegak lurus kepada arah penjalaran. Arah polarisasi
TABEL 3-9 DATA HASIL PRAKTIKUM CERMIN LLOYD
pada gelombang elektromagnetik yang
terpolarisasi bidang diambil sebagai arah vektor
d = 100 cm d = 110 cm medan listrik.
Jika dua gelombang bergabung maka akan
n terjadi interferensi gelombang. Interferensi yang
h 𝟐(√𝒉𝟐 + 𝒅𝟐 − h 𝟐(√𝒉𝟐 + 𝒅𝟐 −
terjadi akan bersifat saling menguatkan atau saling
(cm) 𝒅) (cm) (cm) 𝒅) (cm)
melemahkan. Hal ini berlaku untuk gelombang
mikro. Gelombang-gelombang menyebar sewaktu
1 18 3,214 15 22,036 merambat dan ketika menemui penghalang,
gelombang ini berbelok mengitarinya dan
2 26 6,65 20 23,606 memasuki daerah berikutnya. Fenomena ini
disebut difraksi. Besarnya difraksi bergantung
3 37 13,25 27 26,530 pada panjang gelombang dan ukuran penghalang.
Sebagai aturan praktis, hanya jika panjang
3.2 PEMBAHASAN gelombang lebih kecil dari ukuran benda, akan ada
Gelombang mikro (microwave) adalah bayangan yang cukup besar.
gelombang elektromagnetik yang mempunyai Berdasarkan percobaan mengenai gelombang
frekuensi anatara 109 Hz sampai 3x1011 Hz dengan mikro didapatkan hasil seperti yang tertera pada
panjang gelombang dari 30 cm sampai 1 mm. Tabel 3-2, Tabel 3-3, Tabel 3-4, Tabel 3-5, Tabel 3-
Sebenarnya gelombang ini merupakan gelombang 6, Tabel 3-7, Tabel 3-8, dan Tabel 3-9. Percobaan
radio, tetapi panjang gelombangnya lebih kecil dari pertama mengenai pemantulan (refleksi)
gelombang radio biasa. Panjang gelombangnya dilakukan dengan beberapa variasi sudut. Hukum
termasuk ultra-short (sangat pendek) sehingga pemantulan pada suatu percobaan pemantulan
disebut juga mikro. Dari sinilah lahir istilah gelombang mikro adalah sudut datang sama
microwave. Jika gelombang mikro diserap oleh dengan sudut pantul (𝜃𝑟 = 𝜃𝑖). Sesuai dengan
sebuah benda, maka molekul dan atom pada benda percobaan pemantulan gelombang mikro dan data
tersebut akan bergetar sehingga muncul efek yang didapat pada Tabel 3-2 menunjukkan pada
pemanasan.. Sifat- sifat gelombang mikro tediri sudut datang dan pantul 45° menghasilkan nilai
dari refraksi, refleksi, polarisasi, interferensi, dan intensitas pantul sama dengan 0. Hal ini
difraksi. dikarenakan tidak adanya gelombang mikro yang
Pemantulan (refleksi) adalah pembelokkan tertangkap atau diterima oleh receiver karena
arah rambat gelombang karena mengenai bidang gelombang memantul kembali ke arah transmitter.
batas medium yang berbeda. Pemantulan ini Hasil tersebut didapatkan karena posisi atau pada
mengacu pada suatu hukum yang disebut hukum sudut tersebut gelombang mikro yang dipancarkan
pemantulan. Sudut antara arah gerak gelombang oleh transmitter mengalami pembelokan, sehingga
yang datang dan tegak lurus terhadap permukaan sisi logam lain yang berada tepat di depan
yang memantulkan (sudut datang) sama dengan transmitter memantulkan kembali gelombang
sudut antara arah gerak gelombang yang mikro yang datang ke arah datangnya sumber
dipantulkan dan tegak lurus. Pembiasan (refraksi) gelombang. Gelombang pemancaran yang
merupakan peristiwa pembelokan arah lintasan mengarah kembali menyebabkan tidak ada
gelombang karena melalui dua medium yang gelombang yang tertangkap oleh penerima
berbeda. Jika medium yang dilalui berbeda, maka sehingga nilai intensitasnya 0 mA. Tetapi, jika pada
indeks bias medium juga berbeda. Pembiasan sudut datang dan bias menghasilkan nilai
terjadi ketika gelombang tersebut melewati bidang intensitas yang tidak sama dengan 0, artinya
batas dua medium yang memiliki indeks bias yang terdapat gelombang mikro yang dipantulkan
berbeda. Sinar cahaya berpindah dari udara ke sehingga menghasilkan sebuah intensitas pantul
kaca dan kembali ke udara. Pembengkokan tidak sama dengan 0. Pada sudut ini, sisi logam di
disebabkan oleh perbedaan kepadatan antara dua depan transmitter dapat menangkap gelombang
zat. mikro yang dipancarkan oleh transmitter.
Polarisasi adalah peristiwa tercapainya Percobaan kedua yaitu mengenai pembiasan.
sebagian arah getar gelombang sehingga hanya Media yang digunakan berupa prisma kosong dan
tinggal memiliki satu arah getar saja. Polarisasi prisma yang berisi styrene pellet. Sama seperti
hanya dapat terjadi untuk gelombang transversal percobaan pemantulan, pada percobaan ini juga
dan tidak untuk gelombang longitudinal. dilakukan variasi sudut. Hasil percobaan tertera
Laporan Praktikum – Laboratorium Fisika Inti dan Material – FMIPA Unsoed 7
pada Tabel 3-3 dan Tabel 3-4. Percobaan Pola intensitas naik turun tersebut membuktikan
pembiasan gelombang mikro dilakukan dengan sifat interferensi yaitu saling menguatkan dan
menggunakan styrene pallet dan tanpa melemahkan. Sehingga output dari percobaan ini
menggunakan styrene pallet dengan sudut datang berupa jarak antar reflektor ketika interferensi yang
yaitu 15°, 30°, 45°, 60°, 75°, dan 90°. Pada percobaan terjadi saling menguatkan.
pembiasan ketika tidak menggunakan styrene Percobaan yang terakhir yaitu percobaan
pallet masing-masing sudut menghasilkan sudut cermin Lloyd. Tabel 3-9 merupakan hasil dari
bias sebesar 5°, 10°, 12°, 15°, 18°, dan 20° serta untuk percobaan mengenai percobaan cermin Lloyd.
percobaan pembiasan ketika menggunakan styrene Percobaan cermin Lloyd dilakukan dengan
pallet masing- masing sudut menghasilkan sudut menambahkan goniometer tambahan untuk
bias sebesar20°, 22°, 23°, 25°, 28°, dan 32°. menempatkan reflektor. Jarak antara transmitter
Sedangkan untuk indeks bias bahan tanpa styrene dan receiver diperpanjang. Penambahan
pallet bernilai sama pada semua sudut bias yaitu 1 goniometer bertujuan supaya gelombang mikro
serta untuk indeks bias bahan dengan styrene yang dipancarkan oleh transmitter dapat mengenai
pallet bernilai sama juga pada semua sudut bias reflektor. Semakin dekat reflektor dengan pusat
yaitu 1,57. Ada dan tidaknya styrene pallet dapat goniometer, semakin sedikit gelombang mikro
mempengaruhi nilai indeks bias bahan yang yang diterima oleh reflektor. Hal tersebut
dihasilkan. Dengan adanya styrene pallet membuat dibuktikan dari hasil pengamatan yang
kepadatan suatu zat menjadi lebih meningkat. menunjukkan bahwa semakin dekat reflektor
Peningkatan kepadatan zat tersebut selaras dengan terhadap pusat goniometer, semakin kecil nilai
peningkatan nilai indeks bias bahan yang intensitas yang ditangkap oleh receiver. Penentuan
dihasilkan karena pembiasan sendiri merupakan panjang gelombang (λ) dengan metode cermin
pembelokkan yang disebabkan karena kepadatan Lloyd digunakan persamaan:
suatu zat. Atau terjadi karena pada prisma berkas 𝜆 = 2 (√ℎ2 + 𝑑 2 − 𝑑)
cahaya mengalami deviasi atau penyimpangan
Jarak antara transmitter dengan titik pusat
dengan besar sudut deviasi yang bergantung pada
goniometer (d) adalah 100 cm dan 110 cm. Dari
sudut dari berkas cahaya.
kedua jarak tersebut, menghasilkan nilai panjang
Percobaan berikutnya yaitu polarisasi.
gelombang yang tertera pada Tabel 3-9. Rata-rata
Percobaan polarisasi dilakukan dengan memutar
panjang gelombang mikro dapat dihitung dengan
posisi receiver untuk beberapa variasi sudut. Hasil
menjumlahkan seluruh hasil perhitungan panjang
yang diperoleh menunjukkan bahwa perubahan
gelombang dibagi dengan jumlah data panjang
posisi sensor pada receiver mempengaruhi
gelombang yang diambil sehingga diperoleh rata-
besarnya intensitas yang diterima oleh receiver
rata panjang gelombangnya yaitu 7,704 cm untuk
seperti yang tertera pada Tabel 3-5, Tabel 3-6, dan
d= 100 cm dan 24,057 cm untuk d=110 cm.
Tabel 3-7. Pada Tabel 3-5 dan Tabel 3-7 dengan
sudut sebesar 75° dan 90° tidak ada intensitas 4. KESIMPULAN
gelombang mikro yang terbaca oleh receiver.
Peristiwa tersebut terjadi karena gelombang mikro Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan
merupakan gelombang elektromagnet dimana dapat disimpulkan bahwa:
dalam penjalarannya medan listrik selalu tegak 1. Metode interferensi Febry-Perot dan
lurus dengan medan magnet, sedangkan sensor Cermin Llyods dapat digunakan untuk
yang berada pada receiver hanya dapat menentukan panjang gelombang. Nilai
menangkap gelombang elektromagnet dengan satu jarak pada interferensi Febry-Perot untuk
arah penjalaran, dan ketika sensor berubah posisi, Reflektor-I mendekati Reflektor-II atau
maka sensor tidak dapat membaca gelombang maju, menghasilkan nilai jarak
elektromagnet yang datang. interferensi 30 cm, 29 cm, 28 cm, 26 cm, 25
Selanjutnya yaitu percobaan interferensi cm, 23 c m, 22 cm, 21,5 cm, dan 21 cm.
Febry-Perot. Hasil dari percobaan Febry-Perot Sedangkan pada Reflektor-I menjauhi
terdapat pada Tabel 3-8. Pada percobaan ini Reflektor-II atau mundur, menghasilkan
dilakukan dengan dua perlakuan, yaitu Reflektor-I jarak interferensi 21 cm, 21,5 cm, 22 cm, 23
mendekati Reflektor-II dan Reflektor-I menjauhi cm, 25 cm, 26 cm, 28 cm, 29 cm, dan 30 cm.
Reflektor-II. Dalam percobaan interferensi Febry- Nilai panjang gelombang yang dihasilkan
Perot yang diukur bukan intensitas yang ditangkap pada percobaan cermin Llyod dengan
oleh receiver, melainkan jarak antar reflektor saat jarak 100 cm sebesar 3,214 cm; 6,65 cm;
Reflektor-I menjauhi atau mendekati Reflektor-II dan 13,25 cm. Sedangkan nilai panjang
dan menghasilkan intensitas tertinggi. Pergerakan gelombang yang dihasilkan pada jarak
Reflektor-I menjauhi atau mendekati Reflektor-II
akan menghasilkan pola intensitas yang naik turun.
Laporan Praktikum – Laboratorium Fisika Inti dan Material – FMIPA Unsoed 8
110 cm sebesar 22,036 cm; 23,606 cm; dan (No. 9)
26,530 cm.
Cara menentukan indeks bias udara yaitu dengan
2. Peristiwa interferensi dua buah menggunakan rumus yang dapat dilihat pada soal No.
gelombang terjadi ketika dua buah 8, yaitu dengan cara mencari n2 lalu memasukkan nilai
reflektor digeser secara perlahan yang n1 yang telah ditentukan pada perhitungan soal No.8.
menyebabkan adanya perubahan Dari perhitungan dengan menggunakan rumus
amplitudo. tersebut, maka akan menghasilkan nilai indeks bias
udara hampir mendekati sama dengan 1, atau bisa
DAFTAR PUSTAKA dibulatkan menjadi 1.
[1] A. Mikrajuddin. (2017). Fisika Dasar II.
Bandung: ITB.
[2] Giancolli. (2001). Fisika Dasar 2 Edisi Kelima.
Jakarta: Erlangga.
[3] H. D. Resnick. (1984). Fisika Jilid 2 Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga.
[4] P. A. Tipler. (1991). Fisika Untuk Sains dan
Tehnik Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
[5] Suprianto. (2017). Gelombang Elektromagnetik.
Semarang: UNNES.

LAMPIRAN

Lampiran 1 Pengambilan Data Praktikum


Perhitungan Halaman 54
(No. 8)
sin 𝜃𝑖 𝑛2
=
sin 𝜃 𝑛1
sin 45 1
Data 1  sin 15 = 𝑛 , maka n1 = 0,76
1
sin 45 1
Data 2  sin 30 = 𝑛 , maka n1 = 0,7
1

sin 45 1
Data 3  sin 45
= 𝑛1
, maka n1 = 1
sin 45 1
Data 4  sin 60 = 𝑛 , maka n1 = 1,22
1

sin 45 1
Data 5  sin 75 = 𝑛 , maka n1 = 1,36
1

sin 45 1
Data 6  = , maka n1 = 1,41
sin 90 𝑛1

Laporan Praktikum – Laboratorium Fisika Inti dan Material – FMIPA Unsoed 9

Anda mungkin juga menyukai