Anda di halaman 1dari 15

GELOMBANG TRANSVERSAL DAN

GELOMBANG LONGITUDINAL
ANGGOTA

M. Roja Nabil Hadizar 2315051002


Dwi Apriyanti Lestari 2315051005
Ahmad Naufal Al Gifari 2315051006
Aulia Tantri Martazzah 2315051020
Aksela Dian Fista 2315051026
Rahma Aulia Putri 2315051027
Andini Salsabila 2315051030
TIMELINE

Sifat-sifat Prinsip Aplikasi Dalam


Gelombang
Gelombang Superposisi dan Teknik Kesimpulan
Transversal Interferensi
Trasversal Geofisika
PERBEDAAN GELOMBANG TRANSVERSAL DAN GELOMBANG
LONGITUDINAL

Gelombang transversal adalah gelombang yang arah


rambatannya tegak lurus dengan getaran dan Gelombang Longitudinal gelombang yang
mediumnya. Didalam gelombang ini terdapat bukit dan arah getarannya sejajar dengan arah
lembah. Contoh dari gelombang ini yaitu getaran tali perambatan dan mediumnya. Contohnya
yang digoyang-goyangkan pada salah satu ujungnya.
adalah gelombang longitudinal pada pegas.

(Yasid, dkk., 2016)


KARAKTERISTIK GELOMBANG

Karakteristik dari gelombang tranversal


Gelombang transversal memiliki arah getar dan arah rambat yang saling tegak lurus.
Jarak antara garis normal dan puncak atau lembah disebut amplitude
Panjang satu gelombang adalah jarak antara dua titik yang memiliki fase gelombang yang sama.
dimana panjang satu gelombang dapat dihitung dari puncak gelombang menuju puncak gelombang.

Karakteristik dari gelombang longitudinal


Gelombang yang memiliki arah getar dan arah rambatnya sama
Panjang satu gelombang adalah 1 rapatan dan 1 renggangan.

(Muniarti, dkk., 2015)


PROSES DAN MEKANISME
Proses dan mekanisme terbentuknya gelombang transversal pada tali yaitu, penggangguan awal,
penggerak molekuler, elastisitas tali, perambatan gelombang, sifat transversal, refleksi dan interferensi,
dan Propagasi terus-menerus.

Faktor-faktor yang mempengaruhi gelombang pada 2. Ketegangan, mempengaruhi kecepatan gelombang


tali secara linear.
1. Pengaruh panjang tali, semakin panjang tali yang 3. Massa per satuan panjang tali, kecepatan
digunakan maka cepat rambat gelombang yang gelombang berbanding terbalik dengan akar massa
dihasilkan semakin kecil karena massa pada tali per satuan panjang tali (secara invers).
juga akan bertambah (massa tali berbanding
terbalik dengan cepat rambat gelombang).

(Jumini, 2015)
SIFAT SIFAT GELOMBANG TRANSVERSAL

Amplitudo, adalah besarnya simpangan maksimum


dari posisi keseimbangan gelombang, yang dapat
diukur dengan mengukur jarak antara puncak dan
lembah gelombang. Amplitudo dinyatakan dalam
meter (m).
Frekuensi, adalah jumlah lengkap getaran yang terjadi
dalam satu detik. Frekuensi dinyatakan dalam (Hz).
Periode, adalah waktu yang dibutuhkan untuk
menempuh satu getaran penuh. Periode dinyatakan
dalam sekon (s).
Laju: Gelombang bergerak satu panjang gelombang l
dalam satu perioda T sehingga lajunya v = l / T.
(Rismawan dan Muktamar, 2023)
SIFAT SIFAT GELOMBANG TRANSVERSAL

Kecepatan gelombang transversal


dapat dihitung dengan rumus;

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan dari


gelombang transversal, terdiri dari:
1. Sifat elastisitas
2. Porositas dan saturasi medium perambatan
3. Panjang gelombang
4. Suhu
(Rosyidah, dkk., 2023)
PRINSIP SUPERPOSISI DAN INTERFERENSI

Superposisi Gelombang yang overlapping dijumlahkan untuk menghasilkan gelombang


resultan. Superposisi gelombang merupakan penjumlahan dua gelombang atau lebih
yang dapat melintasi ruang sama tanpa ada ketergantungan satu gelombang dengan
yang lain. Jika dua gelombang atau lebih merambat dalam medium yang sama dan
pada waktu yang sama akan menyebabkan simpangan dari partikel dalam medium.
Simpangan resultan merupakan jumlah aljabar dari simpangan (positif dan negatif)
dari masing masing gelombang yang disebut prinsip superposisi.
INTERFERENSI KONSTRUKTIF
Interferensi adalah interaksi antar gelombang yang merambat di dalam suatu daerah.
Interferensi konstruktif memiliki arti ketika dua
gelombang yang berada dalam satu fase yang
sama atau sefase saling berpadu, maka akan
terjadi interferensi saling menguatkan. Jika L₁ = L₂,
maka akan terjadi interferensi konstruktif. Untuk
interferensi konstruktif, akan berlaku nilai 𝜙 = 0.

untuk rumus interferensi cahaya pada lapisan


d sinθ = m λ atau dp/L = m λ tipis menggunakan
2nd cos r = (m + ½) λ
INTERFERENSI DESTRUKTIF

Interferensi destruktif diartikan ketika dua


gelombang (superposisi gelombang) yang
berada dalam suatu fase yang saling
berlawanan (tidak sefase) maka interaksi antar
gelombang yang terjadi (interferensi) adalah
saling meniadakan atau melemahkan. Untuk
kejadian ini, akan berlaku apabila nilai 𝜙 = 𝜋.

untuk rumus interferensi cahaya pada lapisan


d sinθ = (m - ½) λ atau dp/L = (m - ½) λ
tipis menggunakan
2nd cos r = m . λ
APLIKASI DALAM TEKNIK GEOFISIKA

Kecepatan penjalaran gelombang seismik memegang peranan penting dalam eksplorasi migas
dengan metode seismik, dia adalah faktor yang dapat mengubah data seismik dari skala waktu ke
skala kedalaman. Tanpa informasi tentang kecepatan gelombang seismik di suatu daerah, kita tak
dapat memperkirakan kedalaman maupun ketebalan dari lapisan-lapisan di bawah permukaan dari
daerah yang kita selidiki. (Munadi, 2007)

Aplikasi gelombang seismik refraksi dalam penentuan struktur bawah permukaan berdasarkan
waktu penjalaran gelombang pada tanah/batuan dari posisi sumber ke penerima pada berbagai
jarak tertentu. Gelombang yang terjadi setelah usikan pertama (first break) saja yang dibutuhkan.
Parameter jarak (off-set) dan waktu jalar berhubungan dengan cepat rambat gelombang dalam
medium. Jadi dalam aplikasi seismik refraksi untuk memodelkan struktur bawah permukaan hanya
usikan pertama atau travel time gelombang P saja yang digunakan karena gelombang ini yang
pertama tercatat pada seismograph.(Refrizon, dkk, 2008)
KESIMPULAN

Gelombang transversal adalah gelombang yang arah rambatannya tegak


lurus dengan getaran dan mediumnya. Sedangkan gelombang Longitudinal
adalah gelombang yang arah getarannya sejajar dengan arah perambatan
dan mediumnya. Superposisi gelombang merupakan penjumlahan dua
gelombang atau lebih yang dapat melintasi ruang sama tanpa ada
ketergantungan satu gelombang dengan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Jumini, S. (2015). Pengaruh Cepat Rambat Gelombang Terhadap Frekuensi Pada Tali. Jurnal PPKM III, 2(7): 151-158.

Munadi, S. (2007). Kajian Kecepatan Penjalaran Gelombang Seismik. Lembaran publikasi minyak dan gas bumi, 41(2),
11-19.

Muniarti, A. K., Ferdy, S. R., dan Marmi, S. (2015). Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Snowball Throwing
pada Materi Gelombang Transversal dan Gelombang Longitudinal. Jurnal Radiasi, 6(1): 71-81.

Refrizon, R., Suwarsono, S., dan Yudiansyah, H. (2008). Penentuan Struktur Bawah Permukaan Daerah Pantai Panjang
Kota Bengkulu Dengan Metode Seismik Refraksi. Gradien, 4(2), 337-341.

Rismawan, H., dan Muktamar, C. A. (2023). Menentukan Nilai Periode, Amplitudo, Frekuensi dan Memvisualisasikan
Getaran Harmonik Pada Pegas dalam Bentuk Gelombang. Jurnal Fisika: Fisika Sains dan Aplikasinya, 8(1): 25-29.

Rosyidah, T., Eka, C. P., dan Riandi. (2023). Pemanfaatan Tangki Riak untuk Mengukur Kecepatan Rambat Gelombang
Permukaan Air. Silampari Jurnal Pendidikan Ilmu Fisika, 5(1): 76-87.

Yasid, A., Yushardi, dan Rif’ati, D. H. (2016). Pengaruh Frekuensi Gelombang Bunyi Terhadap Perilaku Lalat Rumah
(Musca domestica). Jurnal Pembelajaran Fisika, 5(2): 190-196.
THANK YOU,
ANY QUESTIONS?

Anda mungkin juga menyukai