Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KIMIA ANALISIS INSTRUMEN


SPEKTROSKOPI INFRA MERAH
(INTERFEROMETER)

Yang Diampuh Oleh Sitti Faika M.Sc. Ph.D. Apt.

Disusun oleh
kelompok 2:
Nurul Kholisah 210105502017
Alfian Sye 210105501009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya
lah kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Interferometer” dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari Dosen Ibu Sitti Faika M.Sc. Ph.D. Apt..
pada Mata Kuliah Kimia Analisis Instrumen di Universitas Negeri Makasssar. Selain
itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Sitti Faika M.Sc.
Ph.D. Apt. selaku Dosen Mata Kuliah Kimia Analisis Instrumen. Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 25 Februari 2024

Penulis,

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Interferomter Michelson adalah sebuah alat yang digagas oleh A.A.
Michelson. yang pada awalnya digunakan untuk mengukur kecepatan eter
sebagai medium. perambatan cahaya. Alat ini memanfaatkan salah satu sifat
cahaya yakni interferensi yang merupakan hasil penggabungan secara
superposisi dua gelombang atau lebih yang bertemu pada satu titik ruang. Untuk
mendapatkan pola interferensi ada berbagai metode yaitu metode interforemeter
Michelson, yang dikembangkan oleh A.A. Michelson pada tahun 1881
menggunakan prinsip membagi amplitudo gelombang cahaya menjadi dua
bagian yang berintensitas sama. Pembelahan amplitudo gelombang menjadi dua
bagian dilakukan dengan menggunakan pemecah sinar (beam splitter).
Pada tahun 1887, Michelson menemukan alat Interferometer yang
digunakan bersama kimiawan Amerika Edward Williams Morley. Eksperimen
Michelson dan Morley menunjukkan bahwa 2 berkas cahaya dalam arah terpisah
dari bumi dipantulkan dalam gelombang dengan kecepatan yang sama. Sesuai
dengan teori eter, berkas cahaya dapat dipantulkan dalam gelombang dengan
kecepatan yang berbeda dalam hubungannya dengan kecepatan bumi. Percobaan
ini membuktikan bahwa ternyata eter itu tidak ada.. Hasil ini selanjutnnya
digunakan untuk perkembangan Teori Relativitas. Sebelumnya telah di lakukan
percobaan oleh Thomas Young yang mendesain metode untuk menghasilkan
pola interferensi. Thomas menggunakan sebuah berkas cahaya tunggal
(monokromatis) dan celah sempit yang memancar menuju dua celah sempit atau
sejajar dan jaraknya herdekatan, celah-celah Young dapat di gunakan untuk
menentukan pola interferensi.
Setelah itu Michelson melakukan percobaan dengan desain dan prinsip
yang sama seperti milik Young berupa percobaan celah ganda, awalnya
percobaan interferometer. Michelson di gunakan untuk membuktikan adanya
eter, namun tidak terbukti, akhirnya interferometer Michelson di gunakan untuk
menentukan panjang gelombang cahaya dan untuk menentukan jarak yang
sangat pendek serta untuk mengamati sifat medium optik, Sebuah berkas cahaya
dari laser di pancarkan menuju beam spliter, sehingga berkas cahaya sebagian di
transmisikan menuju movable mirror (M₁) dan sebagian lagi di refleksikan
menuju adjustable mirror (M2) kemudian kedua berkas cahaya tersebut
merefleksikan cahaya menuju heam spliter, sebagian cahaya dari M 1 di
refleksikan oleh beam spliter menuju layar pengamatan dan sebagian yang lain
cahaya dari Me di transmisikan oleh beam spliter menuju layar pengamatan dan
menghasilkan frinji. Di sini akan di peroleh perbedaan fasa relatif yang
bergantung pada perbedaan panjang lintasan masing-masing berkas sebelum
mencapai titik pertemuan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan interferometer?
2. Apa saja bagian-bagian dari interferometer?
3. Apa saja keuntungan dari interferometer?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian interferometer.


2. Mengetahui bagian-bagian interferometer.
3. Mengetahui keuntungan interferometer.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Interferometer
Spektroskopi FTIR terdiri dari sistem optik yang menggunakan
interferometer dan komputer untuk menyimpan data. Interferometer yang paling
sering digunakan adalah interferometer Michelson. Interferometer merupakan
perangkat ukur yang memanfaatkan gejala interferensi. Interferensi adalah suatu
kejadian dimana dua gelombang atau lebih berjalan melalui bagian yang sama
dari suatu ruangan pada waktu yang bersamaan. Hal ini mengakibatkan
terjadinya superposisi dari gelombang-gelombang tersebut sehingga
menghasilkan pola intensitas baru. Interferometer merupakan perangkat ukur
yang memanfaatkan gejala interferensi. Interferensi adalah suatu kejadian
dimana dua gelombang atau lebih berjalan melalui bagian yang sama dari suatu
ruangan pada waktu yang bersamaan. Hal ini menga- kibatkan terjadinya
superposisi dari gelombang-gelombang tersebut sehingga menghasilkan pola
intensitas baru (Sadimin, 2019).
Menurut Hartono, 2014. Interferometer merupakan suatu alat yang dapat
memisahkan seberkas sinar cahaya menjadi dua bagian kemudia
menggabungkan kembali bagian-bagian itu untuk membentuk pola interferensi.
Alat ini dapat digunakan untuk menghitung berbagai panjang gelombang dengan
ketepatan yang sangat tinggi.
Interferometer banyak digunakan dalam spektroskopi inframerah dan
Raman. Mereka didasarkan pada interferensi diri dari cahaya broadband, yang
dipecah menjadi dua berkas yang sama dan digabungkan kembali setelah jalur
yang berbeda. Prinsipnya mudah diterjemahkan ke dalam sistem pencitraan.
Dasar dari interferometer adalah satu berkas cahaya dibelokkan ke cermin tetap
dan berkas lainnya diorientasikan ke cermin bergerak. Sinar dipantulkan kembali
dan digabungkan kembali, namun perubahan jarak cermin bergerak
menghasilkan perbedaan jalur optik dan, dengan demikian, interferensi, yang
dikumpulkan sebagai interferogram oleh detektor dan diubah menjadi spektrum
melalui transformasi Fourier (Wyant, 2005).
Menurut Warstek 2023. Adapun prinsip kerja dari interferometer
Michelson adalah sebagai berikut:
1. Pembelahan Cahaya: Seberkas cahaya monokromatik (satu warna)
dipisahkan menjadi dua oleh pembagi berkas (beam splitter).
2. Perjalanan Cahaya: Dua berkas cahaya tersebut merambat sepanjang
lintasan yang berbeda, yang kemudian dipantulkan kembali oleh cermin
datar.
3. Pertemuan Kembali: Kedua berkas cahaya ini dipadukan kembali setelah
melalui lintasan yang berbeda.
4. Interferensi: Karena perbedaan panjang lintasan yang ditempuh kedua
berkas, interferensi terjadi, menciptakan pola gelap dan terang pada layar
pengukuran.

B. Bagian-Bagian Interferometer
Sebuah interferometer menyediakan pendekatan alternatif untuk
menyeleksi panjang gelombang. Sebagai pengganti untuk menyaring atau
mendispersikan radiasi elektromagnetik, interferometer mengizinkan radiasi
mencapai detektor secara simultan.
Interferometer terdiri atas beam splitter, cermin diam, dan cermin
bergerak. Beam splitter terbuat dari material khusus yang mentransmisikan
separuh radiasi datang dan merefleksikan separuh yang lain. Radiasi inframerah
dari sumber sinar inframerah dipisahkan menjadi 2 bagian oleh pemecah radiasi
(beam splitter). Satu bagian radiasi ditransmisikan melalui beam splitter ke
cermin diam, dan sebagian lagi direfleksikan dari beam splitter ke cermin
bergerak. Kedua cermin merefleksikan balik radiasi ke beam splitter sehingga

mengalami interefensi dan menghasilkan interferogram (Setianingsih dan


Prananto, 2020)

Gambar 1.1. Bagan Interferometer


Menurut Warstek, 2023. Interferometer Michelson terdiri dari beberapa
bagian komponen yang bekerja bersama-sama untuk menciptakan interferensi
cahaya dan mengukur perbedaan panjang lintasan optis. Berikut adalah
penjelasan mengenai bagian-bagian utama dari interferometer Michelson:
1. Sumber Cahaya (Source): Interferometer Michelson menggunakan sumber
cahaya monokromatik, yang umumnya dihasilkan oleh laser. Cahaya laser
memastikan bahwa gelombang cahaya yang digunakan memiliki panjang
gelombang yang tetap dan konsisten.
2. Pembagi Berkas (Beam Splitter): Cahaya dari sumber (laser) dipancarkan ke
pembagi berkas atau beam splitter. Pembagi berkas adalah suatu komponen
optik yang memecah cahaya menjadi dua lintasan yang bergerak dalam arah
yang berbeda. Sebagian cahaya dipantulkan dan sebagian lagi dibiarkan
lewat.
3. Cermin Datar (Mirrors): Interferometer Michelson biasanya melibatkan dua
cermin datar. Sebuah cermin digunakan untuk memantulkan sebagian cahaya
yang dipisahkan oleh pembagi berkas. Cermin kedua memantulkan cahaya
yang telah dipantulkan oleh cermin pertama. Kedua lintasan cahaya ini
memiliki panjang yang berbeda.
4. Layar Pengukuran (Detector): Layar pengukuran atau layar detektor dipasang
di tempat yang tepat untuk menerima cahaya yang telah mengalami
interferensi. Pada layar ini, pola interferensi yang terdiri dari frinji atau pola
gelap dan terang terbentuk. Perubahan posisi frinji ini digunakan untuk
mengukur perubahan panjang lintasan optis.
5. Perangkat Pemindah Cermin: Beberapa interferometer Michelson dilengkapi
dengan perangkat untuk memindahkan salah satu cermin. Pemindahan cermin
ini memungkinkan penyesuaian panjang lintasan optis, yang dapat digunakan
untuk mengukur perubahan panjang gelombang cahaya.
6. Pelat Kompensator (Compensator): Pelat kompensator digunakan dalam
interferometer Michelson untuk mengontrol dan menyesuaikan perbedaan
fase antara dua berkas cahaya. Hal tersebut penting karena perbedaan fase
inilah yang menciptakan pola interferensi yang digunakan untuk mengukur
sifat-sifat cahaya, seperti panjang gelombang, polarisasi, atau indeks biasnya.
Pelat kompensator memungkinkan pengguna untuk menyempurnakan
perbedaan fase dan mencapai pengukuran yang lebih akurat.
7. Lensa (Opsional): Dalam beberapa konfigurasi interferometer Michelson,
lensa dapat ditambahkan untuk memfokuskan cahaya pada layar detektor,
memperjelas pola interferensi.
8. Filter (Opsional): Filter dapat digunakan untuk menyaring cahaya, terutama
jika interferometer digunakan dengan cahaya polikromatik. Ini membantu
memastikan bahwa hanya cahaya dengan panjang gelombang tertentu yang
digunakan dalam eksperimen.
Gambar 1.2. Bagian-bagian Interferometer
C. Keuntungan Iterferometer
Menurut Setianingsih dan Prananto, 2020. interferometer memiliki 2
macam keuntungan, yaitu:

1) Keuntungan Jacquinot
Sumber radiasi secara keseluruhan lebih tinggi. Karena interferometer
tidak menggunakan celah dan memiliki komponen optik lebih kecil, dari radiasi
yang dapat dihamburkan dan hilang, keseluruhan radiasi yang mencapai detektor
adalah 80-200 kali lebih besar daripada yang menuju monokromator. Hasilnya
kurang noise.
2) Keuntungan Fellgett
Hemat waktu untuk mendapatkan spektrum. Detektor memonitor semua
frekuensi secara simultan sehingga semua spektrum hampir memakan waktu 1
detik untuk perekaman data, dibandingkan 10-15 menit dengan monokromator
pemindai.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Hartono, S. (2014). Kamus dan Rumus Hafalan Fisika untuk Pelajar & Mahasiswa.
Yogyakarta: Quantum Ilmu.

Sadimin. (2019). Mengenal Laser dan Hologram. Semarang: ALPRIN.

Setianingsih, T & Prananto, Y., P. (2020). Spektroskopi Inframerah untuk Karakterisasi


Material Anorganik. Malang: UB Press.
Warstek, M. (2023). Interferometer Michelson: Konsep, Prinsip, dan Cara Kerjanya.
Sumber Sains dan Teknologi.

Whant, JC. (2005). Interferometri.

Anda mungkin juga menyukai