Anda di halaman 1dari 15

EKSPERIMEN INTERFEROMETER FEBRY-PEROT

JURNAL EKSPERIMEN FISIKA II

Oleh
Nama/NIM : Fathurrohman / 151810201021
Kelompok : B-2
Tanggal Eksperimen : …April 2018
Nama Asisten :

LABORATORIUM FISIKA MODERN


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2018
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Interferometer adalah suatu alat yang digunakan untuk menghasilkan suatu
pola interferensi dengan tujuan mencari Panjang gelombang dengan ketelitian yang
sangat tinggi. Interferometer merupakan alat yang paling umum digunakan dalam
mengukur pola interferensi untuk bidang optik yang ditemukan oleh Albert
Abraham Michelson pada tahun 1881. Interferometer adalah alat yang
dipergunakan untuk mengetahui pola-pola interferensi suatu gelombang. Salah satu
jenis interferometer tersebut adalah Interferometer Febry-Perot. Percobaan
Interferometer Febry-Perot pertama kali dilakukan pada akhir abad ke-19 oleh C.
Febry dan A. Perot untuk menggambarkan perbaikan yang signifikan dari Interferometer
Michelson. Eksperimen Interferensi Febry-Perot menggunakan bidang permukaan
yang keduanya membiaskan hanya sebagian cahaya sehingga memungkinkan adanya banyak
sinar yang akan menciptakan pola interferensi. Dengan demikian,interferensi yang
dihasilkan pada penampakan frinji lebih smooth(Bahrudin,2006).
Eksperimen interferometer michelson bertujuan untuk menentukan tetapan
kalibrasi interferometer Febry-Perot menggunakan laser HeNe. Percobaan
interferometer michelson ini dilakukan di ruang gelap agar mendukung ketika
pengamatan menggunakan laser. Langkah pertama yang dilakukan yaitu
meletakkan beam spliter lurus dengan laser, lensa, compensator dan movale mirror
sejajar, lalu layar dan mirror M2 diatur tegak lurus pada beam spliter. Langkah
selanjutnya yaitu menutup M2 sehinggga terihat berkas sinarnya terlihat pada
screen. Putar scrup pada M2 dan atur sesuai kebutuhan. Memuat batas garis pada
pada lingkaran frinji, lalu catat posisi awal micrometer dan posisi d25. Ulangi
percobaan untuk jumlah frinji yang berbeda dengan kelipatan 25 dengan 10 pasang
data yang diambil. .
Penerapan interferometer Febry-Perot dapat dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Penerapannya. Penerapan interferometer Febry-Perot paling banyak
ditemukan dalam bidang optic. Interferometer Febry-Perot telah digunakan untuk
mendeteksi gelombang gravitasi. Aplikasi lain dari interferometer Febry-Perot
adalah pada kabel fiber optic yaitu untuk menjaga stabilitas frekuensi ketika suhu
bervariasi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang eksperimen interferometer Febry-Perot diatas,
maka dapat dituliskan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pola interferensi pada interferometer Febry-Perot?
2. Bagaimana menentukan panjang gelombang sumber cahaya dengan pola
interferensi?
3. Bagaimana menentukan tetapan kalibrasi interferometer michelson
menggunakan interferometer Febry-Perot?

1.3 Tujuan
Tujuan yang dapat dituliskan berdasarkan rumusan masalah eksperimen
Interferometer Febry-Perot diatas adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pola interferensi pada interferometer Febry-Perot.
2. Mengetahui panjang gelombang sumber cahaya dengan pola
interferensi.
3. Mengetahui tetapan kalibrasi interferometer Febry-Perot menggunakan
interferometer Febry-Perot.
BAB 2. DASAR TEORI

Interferensi gelombang merupakan perpaduan antara dua gelombang atau


lebih pada suatu daerah tertentu pada saat yang bersamaan. Interferensi dua
gelombang yang mempunyai frekuensi, amplitude, dan arah getaran sama yang
merambat menurut garis lurus dengan kecepatan yang sama tetapi berlawanan
arahnya, menghasilkan gelombang stasioner atau gelombang diam Interferensi
desdruktif (saling meniadakan) terjadi bila gelombang-gelombang yang mengambil
bagian dalam interferensi memiliki fase berlawanan. Sedangkan interferensi
konstruktif(saling menguatkan) terjadi jika gelombang-gelombang yang
mengambil bagian dalam interferensi memiliki fase yang sama. Interferensi
konstruktif biasa disebut juga dengan superposisi gelombang(Bahrudin, 2006).

2.1 Sejarah Interferometer Febry-Perot


Penemuan Interferometer Michelson ditemukan pada tahun 1881 , 78 tahun
setelah percobaan young tentang celah ganda. Michelson mendisain dan membuat
seuah interferometer dengan prinsip kerja yang sama. Michelson membuat alat ini
pertama yaitu bertujuan untuk mengetahui ether. Bersamaan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, interferometer mengalami perkembangan pesat seperti
percobaan yang dilakukan oleh Marie Paul Auguste Charles Fabry (1867-1945) dan
Jean Baptiste Gaspard Gustave Alfred Perot (1863-1925). Dimana kedua tokoh
tersebut melakukan penelitian mengenai interferometer dengan mendesain ulang
dari interferometer Michelson secara signifikan berupa interferometer Fabry-Perot.
Rancangan dasar dari desain ini adalah terdapat dua plat dengan permukan sejajar
dan jarak kedua plat dapat diubah serta memiliki permukaan yang memantulkan
sebagian sinar(Soedojo, 1992).

Salah satu alat yang dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi pola


interferensi tersebut adalah interferometer. Alat ini dapat dipergunakan
untuk mengukur panjang gelombang atau perubahan panjang gelombang dengan ketelitian
sangat tinggi berdasarkan penentuan garis-garis interferensi. Walaupun pada awal
mula dibuatnya alat ini dipergunakan untuk membuktikan ada tidaknya eter.
(Halliday.1997).

2.2 Interferensi
Interferensi adalah penggabungan superposisi dua gelombang atau lebih yang
bertemu pada satu titik ruang. Hasil interfrensi yang berupa pola-pola cincin dapat
digunakan untuk menentukan beberapa besaran fisis yang berkaitan dengan
interferensi, misalnya panjang gelombang suatu sumber cahaya, indeks bias, dan
ketebalan bahan. Untuk memahami fenomena interferensi harus berdasar pada
prinsip optika fisis, yaitu cahaya dipandang sebagai perambatan gelombang yang
tiba pada suatu titik yang bergantung pada fase dan amplitude gelombang tersebut.

Gambar 2.1 Pola Interferensi Cahaya pada Interferometer


(Sumber : Fallah, 2008)

Untuk memperoleh pola-pola interferensi cahaya haruslah bersifat koheren, yaitu


gelombang-gelombang harus bersalah dari satu sumber cahaya yang sama.
Koherensi dalam optika sering dicapai dengan membagi cahaya dari sumber celah
tunggal menjadi dua berkas atau lebih, yang kemudian dapat digabungkan untuk
menghasilkan pola interferensi. Satu berkas cahaya dapat dipandang sebuah
gelombang dari medan listrik magnetic yang berosilasi. Ketika dua berkas cahaya
atau lebih bertemu dalam maka medan-medan tersebut akan saling menambahkan
dengan mengikuti prinsip superposisi(Setyaningsih, 2009).
Gambar 2.2 Skema Percobaan Interferometer Febry-Perot
(Sumber : Fallah, 2008)

Gambar di atas menggambarkan skema alat yang digunakan dalam


percobaan Interferometer Febry-Perot. Alat tersebut terdiri atas laser HeNe seagai
sumber cahaya yang dilengkapi dengan lensa. Component holder, component
holder pada alat ini terdapat dua, pada bagian depan dilengkapi dengan lensa.
Adjust mirror dan movable mirror, dimana adjust mirror sebagai mirror tetap dan
movable mirror adalah mirror yang digeser-geser. Percobaan Interferometer Febry-
Perot dilakukan dengan meletakkan secara paralel (sejajar) posisi movable
mirror dan adjustable mirror. Dengan posisi demikian, akan terjadi perbedaan
lintasan dari cahaya yang masuk melewati lensa 1,8 nm tersebut yang diakibatkan
oleh pola reflektansi dan tranmisivitas cahaya yang melewati kedua mirror tersebut.
Selanjutnya, perbedaan lintasan iniakan menyebabkan adanya beda fase dan
penguatan fase (yang biasa disebut sebagai interferensi) yang selanjutnya
menyebabkan munculnya pola-pola pada frinji(Fallah, 2008).
2.3 Interferometer Febry-Perot
Instrumen optik lain yang dikenal dengan baik dalam penggunaannya
adalah interferometer Fabry-Perot. Alat ini memanfaatkan interferensi dari banyak
gelombang. Interferometer Fabry-Perot(IFP) didesain pada tahun 1899 oleh C.
Fabry dan A. Perot, menggambarkan perbaikan yang signifikan dari interferometer
Michelson(IM). Dibandingkan dengan IM, maka desain IFP menggunakan bidang
permukaan yang keduanya membiaskan hanya sebagian cahaya sehingga
memungkinkan adanya banyak sinar yang akan menciptakan pola interferensi.
Teori umum yang mendasari interferometri IM masih dapat diterapkan untuk IFP,
namun dengan adanya pemantulan berulang ini maka akan memperkuat area
dimana efek interferensi konstruktif dan destruktif terjadi sehingga frinji-frinji yang
terbentuk sebagai hasil interferensi dapat didefinisikan dengan lebih jelas. Oleh
karena itu, penggunaan IFP memberikan hasil yang lebih teliti untuk pengukuran
panjang gelombang. Interferometer Febry-Pero menghasilkan lingkaran-lingkaran
gelap terang yang amat kontras, yakni menampilkan pola interferensi yang sangat
tajam dan banyak dipakai untuk menyelidiki panjang gelombang warna-warna
suatu sumber cahaya. Garis-garis gelap terang pola interferensi yang sejajar itu
terutama disebabkan oleh variasi ketebalan celah udara diantara kedua lempeng
kaca tersebut(Halliday,1997).

Prinsip reflektansi dan transmisivitas pada eksperimen Interferometer Febry-


Perot ini dapat dijelaskan sebagai sinar yang dikirim mundur maju melalui gas
beberapa kali oleh sepasang cermin sejajar, sehingga seperti merangsang emisi
berdasarkan sebanyak mungkin atom yang tereksitasi. Salah satu cermin itu adalah
tembus cahaya sebagian, sehingga sebagian dari berkas sinar itu muncul sebagai
berkas sinar ke luar. Dengan menggerakkan micrometer secara perlahan-lahan
sehingga pada jarak dm tertentu serta menghitung jumlah lingkaran N, berapa kali
pola frinji kembali pada pola awal, maka panjang gelombang cahaya (λ) akan dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan:
2.𝑑𝑚
λ= (2.1)
𝑁

𝑙 = 𝑘𝑑𝑚 (2.2)
Dimana k adalah tetapan kalibrasi dengan persamaan sebagai berikut:
𝑁λ
k = 2.𝑑 (2.3)
𝑚

Dengan kalibrasi ini maka interferometer dapat digunakan untuk mengukur panjang
gelombang(Hariharan,2007).

2.4 Aplikasi Interferensi Febry-Perot


Detektor adalah alat untuk mengubah besaran fisik dalam hal ini fluks
intensitas cahaya menjadi besaran listrik. Pemilihan detektor didasarkan pada
akurasi, presisi, linieritas dan kestabilan temperatur. Detektor yang sering
digunakan dalam interferometer adalah foto detektor. Jika detektor ini ditembus
oleh sinar laser maka akan terjadi ionisasi. Hal ini menyebabkan timbulnya arus
listrik. Karena arus listrik yang ditimbulkan oleh detektor sangat kecil, maka perlu
diperkuat dan diubah menjadi tegangan oleh sistem pengkondisi sinyal. Selain
memperkuat, sistem pengkondisi sinyal juga melakukan filtering yaitu mereduksi
noise dan sinyal sinyal yang tidak dikehendaki. Sinyal tersebut lalu diubah menjadi
sinyal digital oleh ADC dan dimasukkan ke komputer melalui interface input.
Untuk mengatasi kesulitan analisa kuantitatif dari pola interferensi, maka
digunakan komputer. Interferometer juga digunakan pada jaringan telekomunikasi fiber
optik, supaya menjaga kestabilan frekuensi ketika suhu bervariasi.Dalam deteksi gelombang
gravitasi, rongga Fabry-Perot digunakan untuk menyimpan foton selama hampir mili detik, ketika
foton bergerak naik turun antara cermin. Ini meningkatkan waktu gelombang gravitasi dapat
berinteraksi dengan cahaya, yang menghasilkan sensitivitas yang lebih baik pada
frekuensi rendah(Soedojo, 1992).
BAB 3. METODE EKSPERIMEN

Eksperimen yang dilakukan adalah untuk menentukan tetapan kalibrasi.


Sebelum memulai eksperimen, diberikan beberapa metode sebagai pendukung agar
eksperimen dapat dilakukan secara terstruktur dan sistematis. Percobaan ini
dilakukan dengan beberapa metode eksperimen, yaitu :

3.1 Rancangan Penelitian


Berdasarkan eksperimen interferometer michelson yang akan dilakukan,
maka rancangan penelitian akan dirangkai sebagai berikut :

Identifikasi Permasalahan

Kajian Pustaka

Variabel Penelitian

Kegiatan Eksperimen

Data

Analisis Data

Kesimpulan

Gambar 3.1 Diagram Alir Eksperimen Interferometer Febry-Perot.

Permasalahan dalam percobaan eksperimen interferometer Febry-Perot


adalah untuk mengetahui tetapan kalibrasi. Menunjang percobaan yang akan
dilakukan untuk mengetahui rasio perbandingannya maka kajian pustaka sangat
diperlukan untuk mengetahui dasar percobaan. Variabel percobaan kemudian
ditentukan untuk mengetahui jenisnya baik itu terikat, bebas, dan kontrol. Setelah
mengetahui variabelnya, maka alat dan bahan disiapkan untuk melakukan kegiatan
eksperimen. Kegiatan eksperimen yang telah dilakukan akan menghasilkan data
yang kemudian dapat diolah. Analisis data digunakan sebagai bantuan untuk
mengolah data untuk dibaca kembali. Setelah data di analisis, maka hasil yang
didapatkan dapat dijadikan kesimpulan. Sehingga tujuan akhir dari percobaan ini
dapat dijelaskan dengan kesimpulan yang didapatkan.

3.2 Jenis dan Sumber Data Eksperimen


Data yang akan diambil berupa data kuantitatif yaitu jumlah frinji dengan
variasi relative transmission yang digunakan. Penggunaan eam spliter ini digunakan
untuk melihat pola interferensi frinji. Sehingga dapat diketahui bagaimana
pengaruh posisi micrometer terhadap jumlah frinji. Sumber diperoleh dari data hasil
eksperimen dan perhitungan dengan ralat.

3.3 Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran


Variabel dan Pengukuran yang dilakukan dalam eksperimen interferometer
febry-perot adalah sebagai berikut :
3.3.1 Variabel Eksperimen
Variabel yang digunakan dalam eksperimen interferometer febry-perot
adalah sebagai berikut :
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam eksperimen interferometer febry-perot adalah posisi
micrometer. posisi micrometer sebagai variable bebas karena dm ini tidak
dipengaruhi oleh apapun justru berpengaruh terhadap hasil percobaan. Posisi
micrometer yang digunakan ada sepuluh variasi.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam eksperimen interferometer febry-perot adalah jumlah
cincin. jumlah cincin sebagai variable terikat karena tergantung variasi posisi
micrometer yang digunakan ketika praktikum.
3. Variabel Kontrol
Variabel kontrol dalam eksperimen interferometer febry-perot adalah panjang
gelombang. panjang gelombang sebagai variable control dikarenakan
panjang gelombang mempengaruhi yang lainnya.

3.3.2 Skala Pengukuran


Berdasarkan eksperimen interferometer febry-perot yang akan dilakukan,
maka dapat dituliskan skala pengukuran yang digunakan, yaitu sebagai berikut :
1. Menghitung perubahan lintasan optis
𝛴𝑑𝑚
𝑑𝑚 =
𝑛
2. Ralat hitung

(𝛴𝑑𝑚𝑖 − 𝑑𝑚)2
∆𝑑𝑚 = √
𝑛(𝑛 − 1)

𝑁𝜆
𝑘 =
(2)𝑑𝑚

𝑁 𝑁 𝑁
1
∆𝑦 = √ (∑ 𝑦𝑖 2 − 𝐴 ∑ 𝑥𝑖 𝑦𝑖 − 𝐵 ∑ 𝑦𝑖 )
𝑁−2
𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1

3.4 Metode Analisis Data


Metode analisis data yang digunakan dalam eksperimen interferometer febry-
perot adalah bersifat interval atau melalui pengukuran. Metode pengukuran ini
berupa pengukuran jumlah frinji. Pengukuran secara langsung dilakukan untuk
mengetahui panjang gelomang. Sehingga data yang diperoleh berupa nilai pengaruh
panjang gelombang terhadap jumlah frinji.

Tabel 3.1 Pengaruh filter transmisi terhadap potensial penghenti


No Jumlah frinji Posisi micrometer
1
2
Penyajian data dalam bentuk grafik digambarkan sebagai berikut :

2 dm/λ
Gambar 3.2 grafik hubungan pergeseran cermin terhadap jumlah frinji

3.5 Kerangka Pemecahan Masalah


Eksperimen dilaksanakan di Laboratorium Fisika Modern, Jurusan Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember pada hari
Senin, April 2018 pukul 13.00 – 15.00 WIB. Berikut ini kerangka pemecahan
masalah pada eksperimen interferometer michelson :
Eksperimen dilakukan dengan digambarkan oleh skema percobaan seperti
berikut :
Mulai

Peralatan eksperimen dihidupkan

Variasi panjang gelombang

Pergeseran cermin Jumlah frinji

Pola interferensi

Selesai
Gambar 3.3 Skema Percobaan Interferometer febry-perot
3.5 Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan dalam eksperimen Interferometer febry-perot
adalah sebagai berikut:
3.5.1 Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam eksperimen Interferometer Febry-Perot
adalah sebagai berikut :

1. Meja interferometer (precision interferometer, OS-9255A), sebagai


penahan.
2. Sumber laser He-Ne (OS-9171), sebagai sumber cahaya
3. Bangku laser (OS-9172), sebagai penahan laser
4. Perlengkapan interferometer Febry-Perot: Beam Splitter, Compensator,
Movable Mirror, Adjustable Mirror, Convex Lens 18 nm, sebagai alat utama
ketika praktikum.

3.5.2 DesainPercobaan
Langkah kerja dalam eksperimen Interferometer Febry-Perot adalah sebagai
berikut :

1. Susunlah peralatan eksperimen seperti pada Gambar 2.2.


2. Posisikan laser He-Ne pada kedudukan di depan lensa sejajar bangku
interferometer Michelson.
3. Dengan menggunakan laser, carilah sedemikian rupa frinji interferensi
seperti pada percobaan interferometer Michelson.
4. Lakukan pengambilan data seperti pada percobaan interferometer
Michelson.
Gambar 3.4 Susunan alat eksperimen interferometer febry-perot.
(Sumber : Tim Penyusun, 2018).
DAFTAR PUSTAKA
Bahrudin, Drs. MM. 2006. Kamus Fisika Plus. Epsilon Group: Bandung

Fallah, M. 2008. Analisis Pola Interferensi pada Interferometer Michelson


Untuk Menentukan Panjang Gelombang Sumber Cahaya.
Semarang : Skripsi S1 FMIPA UNDIP.

Halliday. 1978. Fisika Edisi 3 Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Hariharan, P. 2007. Basic Of Interferometry. Academic Press: Sydney, Australia

Setyaningsih, Agustina. 2009. Penentuan Nilai Panjang Koherensi Laser


Menggunakan Interferometer Michelson. Semarang : Skripsi S1
FMIPA UNDIP.

Soedojo, P. 1992. Azas-azas Ilmu Fisika Jilid 3 Optika. Gadjah Mada


UniversityPress: Yogyakarta

Tim Penyusun. 2018. Buku Panduan Praktikum Eksperimen Fisika I. Jember :


Universitas Jember.

Anda mungkin juga menyukai