SIGIT KUSMARYANTO
HTTP://sigitkus@ub.ac.id
I. PENDAHULUAN
I.1 UMUM
Informasi dapat dipancarkan secara sederhana
dengan pensaklaran on dan off dari carrier yang sesuai.
Proses pesaklaran ini disebut dengan keying. Sebagai
contoh, pentransmisian pesan dengan menggunakan asap
atau sinyal cahaya dapat diartikan sebagai keying.
Karakteristik dari metode ini adalah penerima pesan
hanya dapat mendecodekan suatu pesan bila memiliki kode
yang tepat. Dalam teknologi pentransmisian elektrik,
keying diartikan secara umum sebagai modulasi carrier
harmonik dengan sinyal digital.
Sebagai catatan, dalam semua metode modulasi yang ada,
carrier selalu digital (pulse chain) dan sinyal
pemodulasi analog (sebagian besar harmonik)
Suatu carrier harmonik terbentuk dari 3 parameter
: Amplitudo A, Frekuensi fT dan Phase T.
I.2 ENCODING
Suatu pesan dapat ditransmisikan melalui keying
bila mempunyai bentuk digital. Pada awalnya keying
digunakan hanya untuk mentransmisikan pesan-pesan
tertulis, yang dikonversikan kedalam sinyal digital
dengan menggunakan kode morse. Konversi karakter
tulisan menjadi kode morse menggambarkan proses
encoding yang dilakukan oleh si pengirim pesan.
Encoding dapat juga dilakukan dengan sinyal data atau
sinyal keluaran PCM atau DM modulator.
oscilator oscilator
pencacah pencacah
noise
pulsa pulsa
n(t)
masukan
modulator saluran Hc(f) demodulator
data biner
Z(t) V(t)
{b k}
{b k}
keluaran
data biner
S [t (k 1)Tb ] Jika bk = 0
Z (t ) 1 (2-1)
S 2 [t (k 1)Tb ] Jika bk = 1
Tabel 1.
Pensinyalan gelombang dari modulasi digital
S1(t) S1(t) Tipe
0 t Tb 0 t Tb Modulasi
A sin [ ( c - A sin [ ( c +
d) t ] d) t ]
S [t (k 1)Tb td ] n(t )
V (t ) 1 (2-4)
S 2 [t (k 1)Tb td ] n(t )
dimana : (k-1)Tb - td t Tb + td
Gambar 2.
Sistem pambangkitan sinyal pada BPSK
Pembalik
saklar
Oscilator TANDA
pembawa
Saklar
Penggeser SPASI
phasa 180 penguat
penjumlah
Gambar 3.
Kepadatan spektrum daya sinyal PSK
0 t
Gambar 4.
Sinyal keluaran Modulator PSK
sPSK(t)/V
0
t/s
II.1 CPSK
Blok diagram CPSK dapat dilihat pada gambar 5 di
bawah ini. Pada modulasi CPSK proses
pendemodulasiannya menggunakan metode pendeteksian
koheren (coherent detection), yaitu mengalikan sinyal
yang datang (sinyal informasi) dengan frekuensi pembawa
yang dibangkitkan secara lokal pada penerima. Oscilator
lokal pada penerima memerlukan sumber gelombang yang
akurat didalam frekuensi dan phasa.
Pengiriman bit urutan (bk) dapat diperoleh dari
sinyal PSK dengan menggunakan hubungan penerima
(correlation receiver) seperti pada gambar 5, dengan
sebuah sinyal referensi S2(t) – S1(t) = 2A cos ct ,
yang sudah disinkronkan dalam bentuk frekuensi dan
phasa dengan sinyal yang datang.
Gambar 5.
Sistem pendemodulasian pada CPSK
keluaran sinyal
2 cos (ct + c) dasar analog
( koheren referensi)
A 2T (2-8)
2
T
E2 [ S 2 (t ) 2 ]dt
0
T
[( A cos c t ) 2 ]dt
0
A 2T (2-9)
2
2 2
T T
S1 (t )dt S 2 (t )dt 2 S1 (t ) S 2 (t )dt
2
0 0
2
( E1 E 2 2 E12 ) (2-10)
Jadi : E1 = E2 = - E12 = Eb
(2-11)
dimana Eb adalah energi sinyal per bit.
Pe Q max
2
A 2T
Q (2-14)
Harga Pe jika dinyatakan dengan nilai energi sinyal per
bit (Eb), maka :
Pe Q 2 Eb (2-15)
No
dimana
= No adalah rapat daya noise.
Q = suatu fungsi yang menyatakan area dibawah
kurva gaussian pdf melalui (x, ), yang
dinyatakan dengan rumus :
1
e
( z2 ) / 2
Q( x ) dz (2-16)
2 x
II.2 DPSK
Untuk mendapatkan suatu referensi sinyal koheren
pada penerima, maka skema pensinyalan DPSK memerlukan
suatu teknik baru. Untuk memodulasi, fasa referensi
dapat diperoleh dari fasa pembawa ketika penerima
membaca informasi digital pada metode pensinyalan DPSK.
Pada DPSK tidak memerlukan referensi lokal pada
penerima, maka perlu menambah daya untuk digunakan pada
metode pensinyalan DPSK. Pendeteksian pada metode DPSK
tidak bisa secara non-koheren, karena pesan informasi
selalu berada dalam bentuk fasa, sehingga transmisi
data terhindar dari transmisi tak sinkron. Blok diagram
dari sistem DPSK dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar 6.
Modulator dan demodulator DPSK
urutan {d k}
0 atau 1 A cos ct
biner rangkaian penggeser
X
{b k} logika amplitudo Z(t)
delay Tb
a.
pencacah
n(t) tiap kTb
+ peralatan
LPF atau
filter X penentu
Z(t) + integrator
(A/D)
delay {b k}
Tb
b. keluaran
Gambar 7.
Rangkaian logika pada modulator DPSK
Rangkaian Pengkode 1
1 1 0 0 1 0 1 1 1
(dk) *
Rangkaian Ouput 1 1 0 1 0 0 0 1 1
1 A2T
Pe exp (2-17)
2 2 No