Anda di halaman 1dari 17

BATERAI/ACCU

1. a. PENGERTIAN BATERAI/ACCU
Baterai adalah alat elektro kimia yang dibuat untuk mensuplai listrik ke sistem
starter mesin, sistem pengapian, lampu-lampu dan komponen kelistrikan lainnya. Alat
ini menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia, yang dikeluarkannya bila
diperlukan dan mensuplainya ke masing-masing sistem kelistrikan atau alat yang
memerlukannya. Karena di dalam proses baterai kehilangan energi kimia, maka
alternator mensuplainya kembali ke dalam baterai (yang disebut pengisian). Baterai
menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia. Siklus pengisian dan pengeluaran ini
terjadi berulang kali dan terus menerus.
ACCU(mulator) atau sering disebut aki, adalah salah satu komponen utama
dalam kendaraan bermotor, baik mobil atau motor, semua memerlukan aki untuk
dapat menghidupkan mesin mobil (mencatu arus pada dinamo stater kendaraan). Aki
mampu mengubah tenaga kimia menjadi tenaga listrik. Di pasaran saat ini sangat
beragam jumlah dan jenis aki yang dapat ditemui. Aki untuk mobil biasanya
mempunyai tegangan sebesar 12 Volt, sedangkan untuk motor ada tiga jenis yaitu,
dengan tegangan 12 Volt, 9 volt dan ada juga yang bertegangan 6 Volt. Selain itu juga
dapat ditemukan pula aki yang khusus untuk menyalakan tape atau radio dengan
tegangan juga yang dapat diatur dengan rentang 3, 6, 9, dan 12 Volt. Tentu saja aki
jenis ini dapat dimuati kembali (recharge) apabila muatannya telah berkurang atau
habis.
b. FUNGSI BATERAI
Baterai atau accu berfungsi untuk menyimpan energi listrik dalam bentuk
energi kimia, yang akan digunakan untuk mensuplai (menyediakan) listik ke sistem
starter, sistem pengapian, lampu-lampu dan komponen komponen kelistrikan lainnya.
Selain itu baterai atau accu bisa digunakan untuk menstabilkan tegangan (stabilisator).
Bila kita amati lebih detail maka fungsi baterai adalah:
1. Saat mesin mati sebagai sumber energi untuk menghidupkan asessoris, penerangan,
radio, dsb.
2. Saat starter untuk menghidupkan sistem starter
3. Saat mesin hidup sebagai stabiliser suplai listrik pada kendaraan, dimana pada saat
hidup energi listrik bersumber dari alternator.
Gambar 1. Konstruksi Aki

2. KOMPONEN UTAMA PADA BATERAI/ACCU


1. Kotak Baterai
Wadah yang menampung elektrolit dan elemen baterai disebut kotak baterai.
Ruangan didalamnya dibagi menjadi ruangan sesuai dengan jumlah selnya. Pada
kotak baterai terdapat garis tanda upper level dan lower level , sebagai indicator
jumlah elektrolit. Dibuat dari ebonit atau plastik, wadah untuk accu 6 volt terbagi atas
3 sel, dan untuk accu 12 volt terbagi atas 6 sel. Pada kotak baterai terdapat garis tanda
permukaan atas dan bawah (Upper dan Lower). Pelat-pelat posisinya ditinggikan dari
dasar dan diberi penyekat, tujuannya agar tidak terjadi hubungan singkat apabila ada
bahan aktif (timah dan lain-lain) terjatuh dari pelat. Tutup baterai dibuat dari bahan
yang sama seperti bak/wadah.
2. Elektrolit Baterai
Elektrolit baterai merupakan campuran antara air suling (H2O) dengan asam
sulfat (SO4), komposisi campuran adalah 64 % H2O dan dan 36 % SO4. Dari
campuran tersebut diperoleh elektrolit baterai dengan berat jenis 1,270. Berat jenis
elektrolit pada baterai saat ini dalam keadaan terisi penuh ialah 1,260 atau 1,280 (pada
temperatur 200C). Perbedaan ini disebabkan perbandingan antara air sulingan dengan
asam sulfat pada masing-masing tipe berbeda. Elektrolit yang berat jenisnya 1,260
mengandung 65% air sulingan dan 35% asam sulfat, sedangkan elektrolit yang berat
jenisnya 1,280 mengandung 63% air sulingan dan 37% asam sulfat.
3. Sumbat Ventilasi
Sumbat ventilasi ialah tutup untuk lubang pengisian elektrolit. Sumbat ini juga
berfungsi untuk memisahkan gas hidrogen (yang terbentuk saat pengisian) dan uap
asam sulfat di dalam baterai dengan cara membiarkan gas hidrogen keluar lewat
lubang ventilasi, sedangkan uap asam sulfat mengembun pada tepian ventilasi dan
menetes kembali ke bawah.
4. Pelat negatif dan positif
Pelat positif dan negatif merupakan komponen utama suatu baterai. Kualitas pelat
sangat menentukan kualitas baterai tersebut, pelat-pelat tersebut terdiri dari paduan
timbal-antimon, yang diisi dengan suatu bahan aktif. Bahan aktif pada pelat positif
adalah Timbal Peroksida yang berwarna cokelat, sedang pada pelat negatif adalah
spons-timbal yang berwarna abu-abu.
Plat Positif
a. Lead grid
b. Lead peroxida (grid filling)
Plat Negatif
a. Lead grid
b. Lead sulfat (grid filling)
Hal hal tentang plat
 Plat positif terbuat dari lead peroxida
 Plat negatif terbuat dari spongy lead
 Biasanya plat negatif satu lebih banyak dari plat positif, meskipun beberapa baterai
memiliki jumlah kedua plat yang sama.
 Plat pembatas, terbat dari bahan isolasi dipasang antara plat positif dan negatif.
Kemasan baterai dibuat dari bahan plastik atau bahan lain yang tahan terhadap
asam.
 Cairan didalam baterai disebut sebagai elektrolit. Cairan mengandung kira-kira
60% air dan 40% asam sulfat.
5. Separator dan Lapisan Serat Gelas (fiber glass )
Antara pelat positif dan negatif disisipkan lembaran separator yang terbuat dari
serat cellulosa yang diperkuat dengan resin. Lembaran lapisan serat gelas dipakai
untuk melindungi bahan aktif dari pelat positif, karena timbal peroksida mempunyai
daya kohesi yang lebih rendah dan mudah rontok jika dibandingkan dengan bahan
aktif dari pelat negatif. Selain itu lapisan serat gelas juga berfungsi melindungi
separator.
6. Penghubung Sel
Untuk menghubungkan tiap-tiap sel dari sel-sel baterai pada sel baterai (-) dan
(+).Suatu baterai 12 volt mempunyai 6 sel, sedang baterai 6 volt mempunyai 3 sel. Sel
merupakan unit dasar suatu baterai dan mempunyai voltase sebesar 2 volt.
Penghubung sel ini terbuat dari paduan timbal-antimon. Ada dua cara
menghubungkan sel-sel tersebut. Yang pertama melalui atas dinding penyekat (Over
The Partition) dan yang kedua melalui dinding penyekat (Through The Partition).
Terminal terdapat pada kedua sel ujung, satu bertanda positif (+) dan yang lain negatif
(-). Melalui kedua terminal ini listrik dialirkan.
Referensi lain:
1. Grid
Peran grid adalah untuk menjaga bahan-bahan aktif dan konduksi/penghantaran
energi listrik. Jadi grid harus tahan lama secara mekanis dan sangat tahan terhadap
kerusakan yang disebabkan oleh larutan asam belerang (sulfuric acid) dan
berkemampuan baik dalam menghantarkan arus listrik. Dalam accu konvensional
lempengan grid memakai bahan lead-antimony alloy, tetapi kemudian ditemukan
bahwa lead-antimony alloy tersebut menjadi penyebab utama dari self-discharge dan
penurunan arus listrik.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, kalsium dipergunakan untuk
menggantikan lead-antimony alloy, dan teknik produksi expand-grid diperkenalkan
kemudian. Teknik ini menggunakan kalsium jenis baru yang diproses secara khusus,
yang terdiri dari campuran timah, kalsium, timah putih, dsb.
2. Lempengan (elektroda)
Elektroda positif dan elektroda negatif diisi oleh campuran serbuk timah yang
dipadatkan, oksidasi timah, asam belerang yang dicampur air, yang direkatkan. Lalu
menjalani proses pengawetan, pengeringan, perubahan wujud, dsb.
Elektroda positif menggunakan timah dioksida sementara elektroda negatif
menggunakan timah spon sebagai bahan aktifnya.

3. Penyekat (separator)
Penyekat digunakan sebagai pemisah antara elektroda positif dan negatif guna
mencegah hubungan arus pendek di antara kedua lempengan tersebut.
Penyekat harus mampu menyerap dan tidak menghantarkan arus. Karena
elektroda mempunyai sifat yang bias melebur dengan sendirinya, maka penyekat
harus tahan lama secara mekanis dan tahan atas asam serta tidak mencair dan
mempengaruhi elektroda. Untuk memenuhi kondisi tersebut, diperlukan bahan yang
kuat terbuat dari plastik banyak digunakan sebagai penyekat dalam accu.
Beragam bentuk penyekat ditemukan seperti tipe kantong dan tipe lempengan
mendatar. Tipe kantong memiliki kredibilitas yang tinggi, hal ini disebabkan karena
kemampuannya mencegah hubungan arus pendek yang mungkin ditimbulkan di dasar
dan di luar lempengan.
4. Susunan lempengan (kelompok sel)
Susunan lempengan adalah satu barisan dari lempengan elektroda positif/negatif
dan pemisah, yang dilas ke pengikat yang terletak pada kutub elektroda.
Satu Sel (satuan accu) terdiri dari satu susunan lempengan, tanpa memperhatikan
jumlah lempengan dan ukuran sakelar voltase yang terbuka menghasilkan 2.1V setiap
sel, accu 12V terdiri dari 6 sel yang dihubungkan dalam rangkaian seri.

5. Kemasan Accu
Kemasan accu terbuat dari plastik, accu 12V berisi 6 sel didalamnya. Pada accu
konvensional, di dasar setiap sel terdapat dudukan lempengan positif dan negatif yang
diletakkan terpisah pada masing-masing dudukan. Peran dari dudukan ini adalah
untuk menyangga susunan lempengan dan untuk mencegah hubungan arus pendek
yang disebabkan oleh kumpulan endapan bahan-bahan aktif yang keluar dari
elektroda. Baru-baru ini, penyekat jenis kantong digunakan sebagai metode
pencegahan hubungan arus pendek.
Dengan tipe pemisah seperti ini endapan bahan aktif yang keluar dari elektroda
akan ditahan di dalam penyekat sehingga saat ini beberapa kemasan aki tidak
mempunyai dudukan.
6. Tutup atas dan sumbat
Tutup atas adalah selembar plastik yang digunakan menjaga kekedapan udara di
dalam kemasan accu. Lembaran ini direkatkan dengan kuat pada bagian atas kemasan
dengan menggunakan bahan perekat khusus atau dipanaskan. Pada tutup atas juga
terdapat lubang bersumbat yang dipergunakan untuk menambahkan air, larutan asam
belerang atau untuk mengukur berat jenis elektrolit dan temperatur di dalam kemasan
accu.
Sumbat lubang juga dipergunakan untuk mencegah kotoran masuk dan kebocoran
elektrolit. Gas hidrogen dan gas oksigen yang dihasilkan dari reaksi kimia yang terjadi
di dalam kemasan accu juga disalurkan melalui bagian atas dan samping sumbat
lubang.

7. Pemisah sel/terminal
Setiap sel terhubung satu baris oleh lempengan timah. Penghubung besar
dirancang dengan tujuan untuk mencegah turunnya voltase ketika arus tegangan tinggi
sedang mengalir pada tahap pertama. Terminal di accu mobil terbuat dari lempengan
timah yang dipakai untuk menghubungkan sakelar eksternal.

Bagian-bagian utama aki adalah :


1. Kutub positip(anode), ternuat dari timbal dioksida (Pb O2)
2. Kutub negative, (katode), terbuat dari timbal murni ( Pb)
3. Larutan elektrolit, terbuat dari asam sulfat (H2SO4)
Lempeng timbal dioksida dan timbal murni disusun saling bersisipan dan membentuk
satu pasang sel akumulator yang salingberdekatan dan dipisahkan oleh bahan
penyekat berupa isolator dan dimasukan ke kotak dari bahan isolator. (Maulana
Alfian, 2013). Beda potensil setiap sel aki adalah 2 volt. Kemampuan aki dalam
mengalirkan arus listrik disebut : kapasitas aki, yang dinyatakan dengan satuan amper
jam (amper hour = Ah).

Gambar Konstruksi aki ( Wijaya Kusuma, 2014)

3. DIAGRAM DAN MEKANISME OPERASI


Diagram

Prinsip kerja
Aki bekerja atas dasar pengisian dan pengosongan energi listrik yang terdapat
di dalamnya.Pada saat aki dipakai, maka terjadi pengosongan, dimana kedua
elektrodenya akan menjadi timbal sulfat. Hal ini disebabkan kedua elektrode ber
reaksi terhadap larutan asam sulfat. Pada reaksi tersebut electrode timbal melepaskan
banyak elektron, akibatnya terjadi aliran listrik dari timbal dioksidanya..Dalam aki
terdapat sel untuk menyimpan arus yang mengandung asam sulfat.Tiap sel berisikan
pelat positip dan pelat negatip.Pada pelat positip mengandung mengandung oksid
timah coklat (PbO2), sedangkan pelat negatif mengan-dung timah (Pb).Pelat-pelat di
tempatkan pada batang penghubung. Pemisah atau separator menjadi isolasi diantara
pelat itu, dibuat agar baterai acid mudah beredar di seliling pelat.( Faqih, 2015).
4. PENDEKATAN PEMELIHARAAN YANG DIPERLUKAN

Pendekatan yang dilakukan untuk accumulator ini dengan pemeliharaan


preventif maintenance dengan pelaksanaan nya ditempuh atas dasar rencana yang
telah ditetapkan pada selang waktu yang telah ditentukan dan bersifat pencegahan
terhadap kemungkinan terjadinya gangguan atau kerusakan. Tindakan yang dilakukan
sesuai jadwal yang dibuat berdasarkan waktu atau operasi mesin yang aktivitasnya
adalah mendeteksi, menghindari, atau mengurangi degradasi komponen atau sistem
dengan tujuan memperpanjang umur.

5. PARAMETER FISIK DAN KINERJA SISTEM YANG PERLU


DITANGANI
Fisik visual :
1. Kotak baterai : Kotak baterai sering mengalami kerusakan yang dapat
didentifikasi secara visual, jenis kerusakan kotak baterai antara lain: kotak retak
akibat benturan, mengembang akibat over charging, bocor akibat keretakan atau
mengembang.
2. Terminal baterai dan konektor kabel: Terminal baterai dan konektor merupakan
bagian baterai yang sering mengalami kerusakan, bentuk kerusakan paling banyak
adalah korosi yang disebabkan oleh uap elektrolit baterai maupun panas akibat
kenektor kendor atau kotor
3. Sel-sel baterai : Sel baterai sering mengalami gannguan yaitu sell yang
mengembang akibat over charging maupun mengkristal dan sel yang rontok
karena getaran, kualitas yang kurang baik maupun usia baterai
4. Kabel Baterai Kabel baterai dialiri arus yang sangat besar, saat mesin distarter
besar arus dapat mencapai 250 – 500 A, tergantung dari daya motor starter,
dengan arus sebesar itu kabel akan panas. Panas pada kabel menyebabkan elasitas
kabel menurun, isolator muda pecah dan terkupas, hal ini terjadi terutama pada
isolator dekat dengan terminal baterai.
5. Pemeriksaan korosi pada terminal baterai karena uap elektrolit atau panas akibat
konektor kendor atau kotor.
Kinerja :

1. Tegangan sealed baterai


2. Elektrolit sealed baterai
3. Kebocoran arus
6. METODA MONITORING

Metode monitoring yang dilakukan pada parameter fisik dan kinerja yaitu :
1. Untuk parameter fisik accumulator kering seperti kotak baterai yang rusak akibat
terbentur atau over charging, terminal baterai yang mengalami kerusakan paling
banyak adalah korosi yang disebabkan oleh uap elektrolit baterai maupun panas akibat
kenektor kendor atau kotor.

2. Untuk parameter kinerja dilakukan monitoring yaitu


1) Pada parameter tegangan dan arus baterai dilakukan monitoring dengan cara
mengukur tegangan dan arus baterai tersebut kemudian membandingkan dengan
nameplate nya itu sendiri
2) Pada parameter elektrolit dilakukan monitoring dengan cara mengukur berat
jenis elektrolit baterai itu sendiri
7. PENJADWALAN PEMELIHARAAN

Pemeliharaan Mingguan
1. Sel Baterai
a. Bersihkan sel baterai dan klemnya
b. Ukur tegangan dan berat jenisnya dari beberapa sel untuk sampel
c. Ukur tegangan total baterai
2. Ruang Baterai
a. Periksa kipas ventilasi
b. Periksa temperature ruang
3. Elektrolit
a. Periksa level dari suhu elektrolit
Pemeliharaan Bulanan
1. Sel Baterai
a. Bersihkan sel baterai dan klemnya
b. Ukur tegangan dan berat jenis seluruh sel baterai
c. Ukur tegangan total baterai pada saat charger off.
d. Periksa lapisan terminal protector baterai (vaseline netral).
2. Ruang Baterai
a. Periksa dan bersihkan kipas ventilasi
b. Bersihkan ruang baterai.
Pemeliharaan Tahunan
1. Sel Baterai
a. Periksa kekencangan klem baterai.
b. Ukur tegangan dan berat jenis seluruh sel
c. Baterai (saat charger on dan off).
d. Ukur tegangan total baterai pada saat charger on dan off.
e. Bersihkan terminal baterai dan lapisi kembali dengan terminal protector baterai
(vaseline netral).
f. Lakukan pengujian kapasitas

2. Ruang Baterai
a. Periksa dan bersihkan kipas ventilasi.
b. Bersihkan ruang baterai.
c. Periksa temperature ruang baterai, jika perlu lakukan sesuatu untuk menjadikan
suhu ruang baterai sesuai standar.

8. ALAT BANTU UKUR YANG DIPERLUKAN


1. Hydrometer
2. Volt meter
3. Ampere meter
9. TEKNIK PENGGUNAAN ALAT UKUR
1. Teknik penggunaan hydrometer
Hydrometer berfungsi untuk mengukur berat jenis larutan elektrolit aki.
Hydrometer bekerja dengan menerapkan hukum archimedes yaitu benda yang
tercelup dalam sebuah fluida akan mengalami gaya keatas seberat fluida yang
dipindahkan. Gaya keatas ini kemudian dikonversikan dalam bentuk massa
jenis dengan skala ukur yang telah tertera dalam tabung hydrometer.
Cara Mengukur Berat Jenis Elektrolit :

 Pastikan kondisi hydrometer dalam keadaan bersih.

 Masukan ujung hydrometer kedalam lubang sel aki


 Lalu tekan bola karet penghisap pelan-pelan kemudian lepas pelan-pelan hingga
elektrolit terhisap kedalam hydrometer dan gelas pengukur berat jenis
mengapung.

 Posisi hidrometer harus tegak lurus untuk dapat dibaca hasil pengukuran
dengan benar.
 Jangan mengangkat hydrometer yang terisi elektrolit dari lubang sel untuk
menghindari tumpahnya elektrolit.
 Pembacaan dilakukan dengan posisi seperti pada gambar dibawah ini

 Catat hasil pembacaan pemeriksaan berat jenis elektrolit setiap sel.


 Pemeriksaan dilakukan berulang ulang kemudian hasilnya di rata-rata
 Catat hasil pembacaan berat jenis pada kertas pemeriksaan kemudian hasilnya
dirata-rata untuk menentukan kondisi isian baterai.

2. Teknik penggunaan voltmeter


Pemeriksaan ini menggunakan alat yaitu Avometer caranya : Terminal (+)
pada baterai dihubungkan dengan kabel + avo meter dan terminal (-) pada
baterai dihubungkan dengan kabel (-) Avometer. Ingat waktu menempelkan
kabel ini juga tidak boleh terlalu lama, sekitar 3-4 detik saja.

Gambar pengukuran menggunakan voltmeter


Tegangan baterai yang baik 12,81 Volt dan yang lemah dibawah 12 Volt.

3. Teknik penggunaan amperemeter

Salah satu fungsi Multimeter adalah kegunaannya sebagai Amperemeter


dalam mengukur kuat arus listrik antara 0 – 1000 mili-Ampere (mA) atau
lebih tergantung spesifikasi Multimeter. Saklar jangkauan ukur berada pada
posisi DcmA, batas ukur (range) pada angka 0,25, 25, atau 500 DcmA, sesuai
kebutuhan. Hasil pengukuran dibaca pada papan skala 0-250 DCV, A.
Pada posisi mengukur kuat arus, Multimeter diletakkan secara seri/deret
dengan baterai kering (dry cell) dan/atau rangkaian elektronik (electronics
circuit) yang akan diukur. Perhatikan gambar

Gambar Pengukuran Arus pada Baterai Kering


(Baterai di dalam multimeter dihubung seri dengan baterai yang diukur)
Langkah-langkah pengukuran dan hasil pengukuran

1. Jika diperlukan, menggunakan sekrup pengatur posisi jarum (preset), atur posisi
jarum pada papan skala sehingga berada pada posisi angka nol.

2. Saklar jangkauan ukur diletakkan pada posisi DcmA, batas ukur (range) pada angka
500.

3. Kabel penyidik (probes) warna merah (+) diletakkan pada kutub positip baterai.

4. Kabel penyidik (probes) warna hitam (-) diletakkan pada kutub negatip baterai

5. Jarum penunjuk pada papan skala akan bergerak ke kanan menunjuk angka antara
0-250 DCV, (pada beberapa alat ukur pada papan skala tertulis DCV, A artinya
skala tersebut untuk DCV, DCA dan DcmA, atau VmA artinya skala tersebut
untuk DCV, ACV dan DcmA).

6. Jika pada pada batas ukur (range) 500, hasil pengukuran kurang terbaca, batas ukur
(range) dapat dipindahkan posisinya pada angka 25 atau 0,25.

Mengukur Arus Pada Rangkaian

1. Jika diperlukan, menggunakan sekrup pengatur posisi jarum (preset), atur posisi
jarum pada papan skala sehingga berada pada posisi angka nol.

2. Saklar jangkauan ukur diletakkan pada posisi DcmA, batas ukur (range) pada angka
500.
3. Perhatikan gambar 32. Kabel penyidik (probes) warna merah (+) diletakkan pada
titik uji (test point/TP) rangkaian yang ter-koneksi dengan titik positip catu
daya/baterai.

4. Kabel penyidik (probes) warna hitam (-) diletakkan pada titik uji (test point/TP)
rangkaian yang ter-koneksi dengan titik negatip catu daya/baterai.

5. Jarum penunjuk pada papan skala akan bergerak ke kanan menunjuk angka antara
0-250 DCV, A (pada beberapa alat ukur, pada papan skala tertulis DCV, A artinya
skala tersebut untuk DCV, DCA dan DCmA, atau VmA artinya skala tersebut untuk
DCV, ACV dan DcmA).

6. Jika pada pada batas ukur (range) 500, hasil pengukuran kurang terbaca, batas ukur
(range) dapat dipindahkan posisinya pada angka 25 atau 0,25.

Membaca Hasil Pengukuran

Ada dua cara membaca hasil pengukuran kuat arus pada papan skala, Pertama,
enggunakan rumus :

dan Kedua, membacanya secara langsung.

Untuk cara pertama, misalkan batas ukur (range) diletakkan pada posisi angka 25,
skala yang digunakan adalah penunjukan skala penuh (0-250). Jarum menunjuk angka
175, kuat arus yang mengalir adalah : I = 175 x 25/250 = 17,5 mA.

Cara kedua,

1. Untuk batas ukur (range) 0,25, hasil pengukuran dibaca pada skala 0-250. Jarum
pada papan skala menunjuk angka 250, hasil pengukuran = 0,25 mA. Jarum pada
papan skala menunjuk angka 200, hasil pengukuran = 0,20 mA dan seterusnya.

2. Untuk batas ukur (range) 25, hasil pengukuran dibaca pada skala 0-250. Jarum pada
papan skala menunjuk angka 250, hasil pengukuran = 25 mA. Jarum pada papan skala
menunjuk angka 200, hasil pengukuran = 20 mA dan seterusnya.

10. PERENCANAAN KARTU PEMELIHARAAN

11. DIAGRAM ALIR PEMELIHARAAN

12. HASIL MONITORING DAN CATATAN PEMELIHARAAN

13. ANALISIS DATA


14. MANUAL PEMELIHARAAN

http://repositori.kemdikbud.go.id/12420/1/Merger_OTO.SM02.026.01_Menguji%2C%
20Memelihara%2C%20dan%20Mengganti%20Baterai.pdf

Anda mungkin juga menyukai