1. a. PENGERTIAN BATERAI/ACCU
Baterai adalah alat elektro kimia yang dibuat untuk mensuplai listrik ke sistem
starter mesin, sistem pengapian, lampu-lampu dan komponen kelistrikan lainnya. Alat
ini menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia, yang dikeluarkannya bila
diperlukan dan mensuplainya ke masing-masing sistem kelistrikan atau alat yang
memerlukannya. Karena di dalam proses baterai kehilangan energi kimia, maka
alternator mensuplainya kembali ke dalam baterai (yang disebut pengisian). Baterai
menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia. Siklus pengisian dan pengeluaran ini
terjadi berulang kali dan terus menerus.
ACCU(mulator) atau sering disebut aki, adalah salah satu komponen utama
dalam kendaraan bermotor, baik mobil atau motor, semua memerlukan aki untuk
dapat menghidupkan mesin mobil (mencatu arus pada dinamo stater kendaraan). Aki
mampu mengubah tenaga kimia menjadi tenaga listrik. Di pasaran saat ini sangat
beragam jumlah dan jenis aki yang dapat ditemui. Aki untuk mobil biasanya
mempunyai tegangan sebesar 12 Volt, sedangkan untuk motor ada tiga jenis yaitu,
dengan tegangan 12 Volt, 9 volt dan ada juga yang bertegangan 6 Volt. Selain itu juga
dapat ditemukan pula aki yang khusus untuk menyalakan tape atau radio dengan
tegangan juga yang dapat diatur dengan rentang 3, 6, 9, dan 12 Volt. Tentu saja aki
jenis ini dapat dimuati kembali (recharge) apabila muatannya telah berkurang atau
habis.
b. FUNGSI BATERAI
Baterai atau accu berfungsi untuk menyimpan energi listrik dalam bentuk
energi kimia, yang akan digunakan untuk mensuplai (menyediakan) listik ke sistem
starter, sistem pengapian, lampu-lampu dan komponen komponen kelistrikan lainnya.
Selain itu baterai atau accu bisa digunakan untuk menstabilkan tegangan (stabilisator).
Bila kita amati lebih detail maka fungsi baterai adalah:
1. Saat mesin mati sebagai sumber energi untuk menghidupkan asessoris, penerangan,
radio, dsb.
2. Saat starter untuk menghidupkan sistem starter
3. Saat mesin hidup sebagai stabiliser suplai listrik pada kendaraan, dimana pada saat
hidup energi listrik bersumber dari alternator.
Gambar 1. Konstruksi Aki
3. Penyekat (separator)
Penyekat digunakan sebagai pemisah antara elektroda positif dan negatif guna
mencegah hubungan arus pendek di antara kedua lempengan tersebut.
Penyekat harus mampu menyerap dan tidak menghantarkan arus. Karena
elektroda mempunyai sifat yang bias melebur dengan sendirinya, maka penyekat
harus tahan lama secara mekanis dan tahan atas asam serta tidak mencair dan
mempengaruhi elektroda. Untuk memenuhi kondisi tersebut, diperlukan bahan yang
kuat terbuat dari plastik banyak digunakan sebagai penyekat dalam accu.
Beragam bentuk penyekat ditemukan seperti tipe kantong dan tipe lempengan
mendatar. Tipe kantong memiliki kredibilitas yang tinggi, hal ini disebabkan karena
kemampuannya mencegah hubungan arus pendek yang mungkin ditimbulkan di dasar
dan di luar lempengan.
4. Susunan lempengan (kelompok sel)
Susunan lempengan adalah satu barisan dari lempengan elektroda positif/negatif
dan pemisah, yang dilas ke pengikat yang terletak pada kutub elektroda.
Satu Sel (satuan accu) terdiri dari satu susunan lempengan, tanpa memperhatikan
jumlah lempengan dan ukuran sakelar voltase yang terbuka menghasilkan 2.1V setiap
sel, accu 12V terdiri dari 6 sel yang dihubungkan dalam rangkaian seri.
5. Kemasan Accu
Kemasan accu terbuat dari plastik, accu 12V berisi 6 sel didalamnya. Pada accu
konvensional, di dasar setiap sel terdapat dudukan lempengan positif dan negatif yang
diletakkan terpisah pada masing-masing dudukan. Peran dari dudukan ini adalah
untuk menyangga susunan lempengan dan untuk mencegah hubungan arus pendek
yang disebabkan oleh kumpulan endapan bahan-bahan aktif yang keluar dari
elektroda. Baru-baru ini, penyekat jenis kantong digunakan sebagai metode
pencegahan hubungan arus pendek.
Dengan tipe pemisah seperti ini endapan bahan aktif yang keluar dari elektroda
akan ditahan di dalam penyekat sehingga saat ini beberapa kemasan aki tidak
mempunyai dudukan.
6. Tutup atas dan sumbat
Tutup atas adalah selembar plastik yang digunakan menjaga kekedapan udara di
dalam kemasan accu. Lembaran ini direkatkan dengan kuat pada bagian atas kemasan
dengan menggunakan bahan perekat khusus atau dipanaskan. Pada tutup atas juga
terdapat lubang bersumbat yang dipergunakan untuk menambahkan air, larutan asam
belerang atau untuk mengukur berat jenis elektrolit dan temperatur di dalam kemasan
accu.
Sumbat lubang juga dipergunakan untuk mencegah kotoran masuk dan kebocoran
elektrolit. Gas hidrogen dan gas oksigen yang dihasilkan dari reaksi kimia yang terjadi
di dalam kemasan accu juga disalurkan melalui bagian atas dan samping sumbat
lubang.
7. Pemisah sel/terminal
Setiap sel terhubung satu baris oleh lempengan timah. Penghubung besar
dirancang dengan tujuan untuk mencegah turunnya voltase ketika arus tegangan tinggi
sedang mengalir pada tahap pertama. Terminal di accu mobil terbuat dari lempengan
timah yang dipakai untuk menghubungkan sakelar eksternal.
Prinsip kerja
Aki bekerja atas dasar pengisian dan pengosongan energi listrik yang terdapat
di dalamnya.Pada saat aki dipakai, maka terjadi pengosongan, dimana kedua
elektrodenya akan menjadi timbal sulfat. Hal ini disebabkan kedua elektrode ber
reaksi terhadap larutan asam sulfat. Pada reaksi tersebut electrode timbal melepaskan
banyak elektron, akibatnya terjadi aliran listrik dari timbal dioksidanya..Dalam aki
terdapat sel untuk menyimpan arus yang mengandung asam sulfat.Tiap sel berisikan
pelat positip dan pelat negatip.Pada pelat positip mengandung mengandung oksid
timah coklat (PbO2), sedangkan pelat negatif mengan-dung timah (Pb).Pelat-pelat di
tempatkan pada batang penghubung. Pemisah atau separator menjadi isolasi diantara
pelat itu, dibuat agar baterai acid mudah beredar di seliling pelat.( Faqih, 2015).
4. PENDEKATAN PEMELIHARAAN YANG DIPERLUKAN
Metode monitoring yang dilakukan pada parameter fisik dan kinerja yaitu :
1. Untuk parameter fisik accumulator kering seperti kotak baterai yang rusak akibat
terbentur atau over charging, terminal baterai yang mengalami kerusakan paling
banyak adalah korosi yang disebabkan oleh uap elektrolit baterai maupun panas akibat
kenektor kendor atau kotor.
Pemeliharaan Mingguan
1. Sel Baterai
a. Bersihkan sel baterai dan klemnya
b. Ukur tegangan dan berat jenisnya dari beberapa sel untuk sampel
c. Ukur tegangan total baterai
2. Ruang Baterai
a. Periksa kipas ventilasi
b. Periksa temperature ruang
3. Elektrolit
a. Periksa level dari suhu elektrolit
Pemeliharaan Bulanan
1. Sel Baterai
a. Bersihkan sel baterai dan klemnya
b. Ukur tegangan dan berat jenis seluruh sel baterai
c. Ukur tegangan total baterai pada saat charger off.
d. Periksa lapisan terminal protector baterai (vaseline netral).
2. Ruang Baterai
a. Periksa dan bersihkan kipas ventilasi
b. Bersihkan ruang baterai.
Pemeliharaan Tahunan
1. Sel Baterai
a. Periksa kekencangan klem baterai.
b. Ukur tegangan dan berat jenis seluruh sel
c. Baterai (saat charger on dan off).
d. Ukur tegangan total baterai pada saat charger on dan off.
e. Bersihkan terminal baterai dan lapisi kembali dengan terminal protector baterai
(vaseline netral).
f. Lakukan pengujian kapasitas
2. Ruang Baterai
a. Periksa dan bersihkan kipas ventilasi.
b. Bersihkan ruang baterai.
c. Periksa temperature ruang baterai, jika perlu lakukan sesuatu untuk menjadikan
suhu ruang baterai sesuai standar.
Posisi hidrometer harus tegak lurus untuk dapat dibaca hasil pengukuran
dengan benar.
Jangan mengangkat hydrometer yang terisi elektrolit dari lubang sel untuk
menghindari tumpahnya elektrolit.
Pembacaan dilakukan dengan posisi seperti pada gambar dibawah ini
1. Jika diperlukan, menggunakan sekrup pengatur posisi jarum (preset), atur posisi
jarum pada papan skala sehingga berada pada posisi angka nol.
2. Saklar jangkauan ukur diletakkan pada posisi DcmA, batas ukur (range) pada angka
500.
3. Kabel penyidik (probes) warna merah (+) diletakkan pada kutub positip baterai.
4. Kabel penyidik (probes) warna hitam (-) diletakkan pada kutub negatip baterai
5. Jarum penunjuk pada papan skala akan bergerak ke kanan menunjuk angka antara
0-250 DCV, (pada beberapa alat ukur pada papan skala tertulis DCV, A artinya
skala tersebut untuk DCV, DCA dan DcmA, atau VmA artinya skala tersebut
untuk DCV, ACV dan DcmA).
6. Jika pada pada batas ukur (range) 500, hasil pengukuran kurang terbaca, batas ukur
(range) dapat dipindahkan posisinya pada angka 25 atau 0,25.
1. Jika diperlukan, menggunakan sekrup pengatur posisi jarum (preset), atur posisi
jarum pada papan skala sehingga berada pada posisi angka nol.
2. Saklar jangkauan ukur diletakkan pada posisi DcmA, batas ukur (range) pada angka
500.
3. Perhatikan gambar 32. Kabel penyidik (probes) warna merah (+) diletakkan pada
titik uji (test point/TP) rangkaian yang ter-koneksi dengan titik positip catu
daya/baterai.
4. Kabel penyidik (probes) warna hitam (-) diletakkan pada titik uji (test point/TP)
rangkaian yang ter-koneksi dengan titik negatip catu daya/baterai.
5. Jarum penunjuk pada papan skala akan bergerak ke kanan menunjuk angka antara
0-250 DCV, A (pada beberapa alat ukur, pada papan skala tertulis DCV, A artinya
skala tersebut untuk DCV, DCA dan DCmA, atau VmA artinya skala tersebut untuk
DCV, ACV dan DcmA).
6. Jika pada pada batas ukur (range) 500, hasil pengukuran kurang terbaca, batas ukur
(range) dapat dipindahkan posisinya pada angka 25 atau 0,25.
Ada dua cara membaca hasil pengukuran kuat arus pada papan skala, Pertama,
enggunakan rumus :
Untuk cara pertama, misalkan batas ukur (range) diletakkan pada posisi angka 25,
skala yang digunakan adalah penunjukan skala penuh (0-250). Jarum menunjuk angka
175, kuat arus yang mengalir adalah : I = 175 x 25/250 = 17,5 mA.
Cara kedua,
1. Untuk batas ukur (range) 0,25, hasil pengukuran dibaca pada skala 0-250. Jarum
pada papan skala menunjuk angka 250, hasil pengukuran = 0,25 mA. Jarum pada
papan skala menunjuk angka 200, hasil pengukuran = 0,20 mA dan seterusnya.
2. Untuk batas ukur (range) 25, hasil pengukuran dibaca pada skala 0-250. Jarum pada
papan skala menunjuk angka 250, hasil pengukuran = 25 mA. Jarum pada papan skala
menunjuk angka 200, hasil pengukuran = 20 mA dan seterusnya.
http://repositori.kemdikbud.go.id/12420/1/Merger_OTO.SM02.026.01_Menguji%2C%
20Memelihara%2C%20dan%20Mengganti%20Baterai.pdf