Anda di halaman 1dari 8

Bab 10: Refrigerasi dan Po mpa Kalor hal.: 10.

BAB 10. REFRIGERASI DAN POMPA KALOR

SISTEM PENDINGIN (REFRIGERASI)

Fungsi: mengambil panas dari daerah temperatur rendah dan


membuangnya ke daerah temperatur lebih tinggi.

Jenis-jenis sistem pendingin (yang dibahas):


o Kompresi Uap,
o Absorpsi, dan
o Pendingin Gas.

SIKLUS PENDINGIN UAP CARNOT (2T-2s, Ideal)

Q = Tds Wnetto = Qnetto


= luas di bawah kurva T-s = QH – QC
= luas di dalam loop T-s

Koefisien Kinerja (Coefficient of Performance - COP) Ideal/Carnot


Bab 10: Refrigerasi dan Po mpa Kalor hal.: 10.2

Pengaruh beda temperatur di penukar panas

TH’- TH = beda temperatur refrigeran


dan sekitar di kondenser
TC -TC’ = beda temperatur sekitar dan
refrigeran di evaporator

Koefisien kinerja efektif (akibat ada beda


temperatur):

’ menjadi lebih kecil dibanding  (koefisien kinerja jika tidak ada beda
temperatur di penukar panas).

SIKLUS PENDINGIN KOMPRESI UAP

Sketsa perangkat keras dan diagram proses siklus

Diagram T-s menginformasikan:


o Panas Q secara jelas, dan
o Temperatur secara jelas.

Diagram p-h menginformasikan:


o Panas Q dan kerja W secara
jelas, dan
o Penurunan tekanan secara
jelas.
Bab 10: Refrigerasi dan Po mpa Kalor hal.: 10.3

Bahan untuk didiskusikan


1. Mengapa menggunakan katup?
2. Mengapa TK-1 di daerah superpanas?
3. Mengapa diinginkan TK-3 di daerah subdingin?

Analisa Termodinamika Siklus (kondisi ideal)


1. Evaporator (isobarik)
h1  h4   Kapasitas pendinginan
Qin  m

2. Kompresor (isentropik, atau dengan c)


Wc , s mh2  h1 
 h2  h1   Wc 
Wc  m  
c c

3. Kondenser (isobarik)
h2  h3 
Qout  m

4. Katup (isenthalpik)
h4 = h3

5. COP (koefisien Kinerja)


Q h  h
  in  1 4
Wc h2  h1

Ton Refrigerasi
Daya pendinginan sering kali dinyatakan dalam satuan Ton Refrigerasi.
Definisi: 1 Ton Refrigerasi = 1 TR = 12 000 Btu/h  211 kJ/min
 Daya pendinginan untuk membekukan 1 ton (Inggris: 2000 lb) air
dalam waktu 24 jam.

Jenis-jenis Refrigeran yang umum


a. R-11 = CFC-11  dalam proses penghapusan
b. R-12 = CFC-12  dalam proses penghapusan
c. R-22 = HCFC-22  Tabel A.7 s/d A.9
d. R-134a = HFC-134a  Tabel A.10 s/d A.12
e. Ammonia = NH3  Tabel A.13 s/d A.15
f. Propana = R-290 = C3H8  Tabel A.16 s/d A.18
Bab 10: Refrigerasi dan Po mpa Kalor hal.: 10.4

Variasi Siklus Pendingin Kompresi Uap


1. Siklus Bersusun (Cascade)
Loop Atas:
o Kondensasi pada TH
o P kondensasi tidak terlalu tinggi,
sehingga:
 Sistem tidak berat  murah
 Perlu pemilihan refrigeran
yang sesuai.

Loop Bawah:
o Evaporasi pada TC yang
rendah.
o P evaporasi tidak terlalu
rendah (di atas atmosfer),
sehingga:
 Tidak mudah
terkontaminasi jika ada
kebocoran
 Perlu pemilihan refrigeran
yang sesuai.

Q
COP:   
in
WcA  WcB

2. Siklus Bertahap dengan Pendingin Antara

Kerja kompresor:
Wc  v  P

 W34  W2 a
 Wc berkurang
 COP naik
 (h1 – h8) naik

Tetapi:
 Kapasitas Qin mungkin turun
 Mungkin perlu laju alir m lebih besar
Bab 10: Refrigerasi dan Po mpa Kalor hal.: 10.5

SIKLUS PENDINGIN ABSORPSI

Larutan gas/uap dalam cairan


 Gas dapat larut dalam cairan, contoh: ikan bernafas, Coca-Cola,
dll.
 Kelarutan turun jika T naik, kelarutan naik jika T turun, contoh:
softdrink dingin.
 Sistem pendingin absorpsi:
Sistem Refrigeran Absorben Larutan
NH3-H2O NH3 H2O NH3 dalam H2O
H2O-LiBr H2O LiBr LiBr dalam H2O

Perangkat Keras dan Variasi Sistem

Gambar di atas untuk sistem NH3-H2O; pada


sistem H2O-LiBr weak solution dan strong
solution berlawanan dengan gambar di atas.

Perbedaan dengan Kompresi Uap


1. Tidak menggunakan kompresor yang dapat menyerap daya besar.
 Refrigeran diserap oleh absorben (membentuk larutan cair) yang
dapat dipompakan ke tekanan tinggi.
2. Perlu generator uap dengan sumber panas yang cukup murah.
 Diperlukan untuk memisahkan uap refrigeran dari larutan sebelum
masuk ke kondenser.
Bab 10: Refrigerasi dan Po mpa Kalor hal.: 10.6

Kerugian Sistem Absorpsi dibanding Sistem Kompresi Uap:


1. Komponen lebih banyak: mahal, keandalan terbatas.
2. Perlu sumber panas yang cukup murah, mis: waste heat, geotermal,
dll.

SIKLUS PENDINGIN GAS/UDARA (Brayton)


 Kebalikan siklus pembangkit daya Brayton

Perangkat Keras dan Diagram Proses

Analisis Termodinamika Sistem


1. Kerja Kompresor
Wc
 h2  h1
m

2. Kerja Turbin
Wt
 h3  h4
m

3. Efek Pendinginan
Qin
 h1  h4
m

4. Koefisien Kinerja (COP)


Q (h  h )
   in   1 4

Wc  Wt (h2  h1 )  (h3  h4 )
Bab 10: Refrigerasi dan Po mpa Kalor hal.: 10.7

Untuk Siklus Udara Standar


 Jika panas jenis berubah (sebagai fungsi T):
o Gunakan Tabel A-22
p2 pr 2
o Gunakan persamaan 
p1 p r1
 Jika panas jenis konstan:
o Gunakan persamaan-persamaan dari Bab 6

Perbandingan dengan Pendingin Kompresi Uap


 Umumnya: COPpendingin gas < COPkomp uap
 TC,gas dapat mencapai -150oC << TC,komp. uap

Siklus Pendingin Gas Regeneratif

 T3 dapat dibuat < TH  T4 dapat turun


 Panas Regeneratif QR  Qb1  Qa 3

Sistem AC Pesawat
 Memanfaatkan kompresor yang digunakan
untuk mesin pesawat (lihat Bab 9 – Siklus
Pembangkit Daya Brayton).
 Udara dingin dari turbin dimasukkan ke
dalam kabin pesawat  beban
pendinginan diserap langsung, tanpa
melalui penukar panas.
 Bandingkan dengan Siklus Pembangkit
Daya Brayton terbuka (apa persamaan dan
perbedaannya?)
Bab 10: Refrigerasi dan Po mpa Kalor hal.: 10.8

SISTEM POMPA KALOR (Digunakan sebagai Pemanas)

 Pompa kalor mempunyai prinsip kerja yang sama dengan sistem


pendingin pada umumnya, namun berbeda dalam pemanfaatannya.
 Pada sistem pompa kalor, energi yang dimanfaatkan adalah energi
yang dilepas pada kondenser.
 Kinerja pompa kalor dinyatakan dengan Koefisien Kinerja (COP),
Q h h
 
out
 2 3
WC h2  h1
 Pada pompa kalor, Koefisien Kinerja pasti tidak kurang dari 1.

Anda mungkin juga menyukai