Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan sistem produksi saat ini mulai menjadi prioritas utama setelah

kepuasan kastamer khususnya pada perusahaan berbasis perakitan komponen,

perkembangan tersebut bertujuan untuk membuat profit atau keuntungan perusahaan

lebih meningkat karena dapat meminimalisir biaya produksi melalui pengurangan

karyawan yang di gantikan dengan sistem robotik ataupun sistem automatisasi.

PT.Indosafety Sentosa Industry yang bergerak pada bidang automotive parts juga

tak luput dari perkembangan industri tersebut yang menggunakan sistem pneumatik pada

mesin perakitannya menurut A.Antoni (2009:1) mengatakan “Sistem pneumatik cukup

sederhana dan membuat pekerja lebih terhindar dari kecelakaan kerja. Pengaplikasian

sistem pneumatik ini sering di jumpai pada perusahaan perakitan karena lebih

sederhana.”[1].

Penggunaan sistem pneumatik di PT.Indosafety Sentosa Industry tak lain untuk

mempermudah para pekerja dalam menyatukan satu komponen dengan komponen

lainnya, akan tetapi mesin produksi di PT.Indosafety Sentosa Industry pada LINE ASSY

LB 15 sering mengalami kerusakan pada katup selenoid yang sering tertabrak oleh

pekerja pada saat berlangsungnya proses produksi.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, masalah yang teridentifikasi yaitu sebagai berikut :

1. Kelancaran produksi yang terganggu

2. Diperlukan gagasan perbaikan untuk LINE ASSY LB 15

3. Keselamatan pekerja yang kurang terjamin

1
1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah teridentifikasi, penulis membatasi data dan

informasi yang di kutip hanya berdasarkan masalah sebagai berikut :

1. Apa yang menyebabkan sistem pneumatik mengalami kerusakan?

2. Bagaimana cara mengatasi masalah pada sistem pneumatik?

1.4. Tujuan dan Manfaat

1.4.1. Tujuan

Tujuan umum dilakukannya penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apa yang menyebabkan sistem pneumatik pada mesin di

Line LB Assy 15.

2. Membuat usulan perbaikan dengan metode penambahan komponen mesin.

1.4.2. Manfaat

Manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Perusahaan

Mesin yang digunakan sebagai bahan penelitian menjadi terhindar dari kerusakan

yang disebabkan oleh pekerja.

2. Penulis

Mendapatkan pengetahuan baru mengenai sistem pneumatik di perusahaan yang

telah didapatkan setelah melakukan penelitian dan mendapatkan pengetahuan

tentang rancangan kerja yang telah dibuat.

3. Pembaca

Diharapkan penelitian ini dapat berguna untuk menambah pengetahuan tentang

sistem pneumatik disuatu perusahaan dan menjadi bahan referensi.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Sistem Pneumatik

Menurut Anggun.A(2006:18-19) Mengatakan “Pneumatik adalah semua sistem

yang menggunakan tenaga yang disimpan dakam bentuk udara dimampatkan serta

dimanfaatkan untuk menghasilkan suatu kerja. Udara mampat ini diperoleh dari atmosfer

bumi yang diserap oleh kompresor dengan tekanan udara normal (0,98 bar) sampai

mencapai tekanan yang lebih tinggi (antara 4-8 bar).

Sistem pneumatik merupakan suatu bentuk perubahan atau pemindahan daya

dengan menggunakan media penghantar berupa fluida udara untuk memperoleh daya

yang lebih besar dari daya awal yang di keluarkan. Dimana fluida penghantar ini (Udara)

dinaikan tekanannya oleh pompa pembangkit tekanan kemudian di teruskan ke silinder

kerja melalui selang-selang saluran dan katup-katup yang biasa di sebut selenoid.

Gerakan translasi batang piston dari silinder kerja yang dibangkitkan oleh tekanan fluida

pada ruang silinder dimanfaatkan untuk gerak maju dan mundur.[2].

Sedangkan menurut S.Marthen dan A.Noor (2012:969-977) mengatakan bahwa

“Pneumatik merupakan ilmu yang mempelajari teknik pemakaian udara bertekanan

(Udara Kempa). Sistem udara bertekanan merupakan upaya mengendalikan aktuator baik

berupa silinder maupun motor pneumatik, agar dapat bekerja sebagaimana yang

diharapkan.

Masukan (input) diperoleh dari katup yang memproses sinyal, selanjutnya diproses

melalui katup memproses sinyal ke katup pengendali sinyal (selenoid). Bagian kontrol

pengendali sinyal (selenoid) akan mengatur gerakan aktuator (output) agar sesuai dengan

3
kebutuhan. Sistem kontrol pneumatik merupakan bagian pokok sistem pengendalian

pneumatik dapat bekerja secara otomatis.

Adanya sistem kontrol pneumatik ini akan mengatur hasil kerja baik gerakan,

kecepatan, urutan gerak, arah gerakan maupun kekuatannya. Dengan sistem kontrol

pneumatik ini sistem pneumatik dapat didisain untuk berbagai tujuan otomatisasi dalam

suatu mesin industri.”[3].

2.2. Definisi Katup-Katup Pneumatik (Selenoid)

Selenoid berfungsi untuk mengatur tekanan udara yang keluar (output) dari

penyimpanan udara seperti kompresor agar tekanan udara yang keluar bisa di atur atau di

setting dengan sedemikian rupa, seperti yang di katakan oleh S.Marthen dan A.Noor

(2012:969-977) bahwa “ Katup (selenoid) berfungi untuk mengatur atau mengendalikan

arah udara kempa yang akan bekerja menggerakan aktuator. Output yang dihasilkan oleh

katup kontrol sinyal akan diproses melalui katup pemroses sinyal (prosesor). Sebagai

pengolah input dari katup sinyal, maka hasil pengolahan sinyal akan di kirim ke katup

kendali yang akan diteruskan ke aktuator agar dapat menghasilkan gerakan yang sesuai

dengan pengaturan. Katup pemroses sinyal terdiri dari beberapa jenis, antara lain KATUP

DUA TEKAN (AND), KATUP SATU TEKAN (OR), Katup NOT dan lain-lain.”[3].

2.3. Definisi Tutup Pelindung Mesin (Cover)

Tutup pelindung mesin adalah suatu komponen mesin tambahan untuk melindungi

bagian mesin yang vital atau mudah rusak dan untuk melindungi para pekerja dari bahaya

kecelakaan kerja sehingga faktor penyebab kerusakan mesin akibat kelalayan kerja dapat

terhindari, selain itu cover juga bisa menghindarkan pekerja secara tidak langsung.

2.4. Definisi Flowcharts

4
Menurut S.Hanum (2017:1)”Flowchats adalah penyajian yang sistematis tentang

proses dan logika dari kegiatan penanganan informasi atau penggambaran secara grafik

dari langkah-langkah dan urutan-urutan prosedur dari suatu program. Flowchart

menolong analis dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen

yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif lain dalam

pengoprasian.”[4]

5
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Profil Perusahaan

PT.Indosafety Sentosa Industry merupakan sebuah perusahaan PMA salah satu

grup HSIN CONG Corp yang bergerak di bidang automotive parts dengan berbagai

kustamer seperti PT.Astra Daihatsu Motor, PT.HINO Mfg, PT.Suzuki Indomobil, dan

lain-lain

PT.Indosafety Sentosa Industry pada awalnya terletak di Tangerang, karena

tuntutan dari kustamer yang mengeluhkan biaya pengiriman terlalu membengkak dan

untuk mendapatkan kustamer yang baru PT.Indosafety Sentosa Industry berpindah lokasi,

tepatnya di Kawasan Industri Mitra Karawang (KIM).

3.2. Alamat Perusahaan

PT.Indosafety Sentosa Industry beralamat di Kawasan Industri Mitra Karawang

(KIM) Jl.Mitra Barat 1 Blok.F 11-12 Desa. Parung Mulya Kecamatan. Ciampel

Kabupaten. Karawang 41363

3.3. Waktu dan Tempat PKL

Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan dilakukan di PT.Indosafety Sentosa Industry

yang di laksanakan pada tanggal 15 Oktober 2018 sampai dengan 09 November 2018

dengan jam kerja normal 8 Jam kerja.

Jam kerja pelaksanaan praktek kerja lapangan mengikuti standar waktu di

perusahaan yaitu pukul 07.15 WIB sampai dengan pukul 16.15 WIB

6
3.4. Tahapan Penelitian

3.4.1. Pengumpulan Data

Data praktek kerja lapangan ini diambil dari jadwal perbaikan mesin produksi

khususnya pada Line assy LB 15 dari perusahaan dan gambar perbaikan mesin sebagai

bahan pertanggung jawaban, data jam kerja praktek kerja lapangan serta jadwal kegiatan

praktek kerja lapangan.

3.4.2. Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian ini menghasilkan gambar kerja serta rangkaian komponen

tambahan untuk mesin Line Assy LB 15 agar terhindar dari kerusakan karena tertabrak

oleh pekerja saat beroperasi. Selain itu hasil dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan

pengetahuan baru tentang bagaimana sistem pneumatik berjalan serta analisa pengukuran

yang akurat.

7
3.5. Flowchart Penelitian

Perjanjian Praktek Kerja


Mulai Pengisian KRS
Lapangan

Identifikasi Masalah,
Tujuan Penelitian Rumusan Masalah, dan
Batasan Masalah

Pengumpulan Pembuatan Gambar


Data Kerja

Analisa Gambar Kerja

Pembuatan Komponen
Mesin

Analisa
Pembuatan Laporan
Hasil
Praktek Kerja Lapangan
Kerja

Selesai

8
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Dari penelitian ini di peroleh beberapa data yang relevan dari perusahaan dan hasil

analisa di lapangan (Tempat PKL) yaitu data kerusakan mesin, data hasil gambar kerja,

dan bukti hasil perbaikan dan data kegiatan selama berlangsungnya praktek kerja

lapangan.

4.1.1. Data Sebelum Perbaikan

Data yang diperoleh sebelum perbaikan sebagai berikut :

Data Aktivitas Dan Kerusakan Mesin Produksi


5
4.5 4.5
4
3.5
3 3 3
2.5
2 2 2
1.5
11 1
0.5
00
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Normal Produksi Kerusakan Mesin

Gambar 4.1 Grafik Aktivitas dan kerusakan mesin pada Line Assy LB 15

Terlihat dari gambar 1 tingkat kerusakan di minggu ke 2 dan minggu ke 3 sistem

pneumatik pada Line Assy LB 15 cukup signifikan sehingga mengganggu kelancaran

proses produksi karena terhambat oleh kerusakan dan perbaikan mesin dan

9
mengakibatkan target produksi tidak tercapai sehingga mengakibatkan pembengkakan

biaya produski yang mengharuskan pekerjanya untuk kerja lembur.

Gambar 4.2 Instalasi Pneumatik di Mesin Line Assy LB 15 PT.Indosafety Sentosa


Industry

10
Gambar 4.3 Mesin Line Assy LB 15 sebelum dilakukan perbaikan

4.1.2. Data Sesudah Perbaikan

11
Gambar 4.4 Mesin Line assy LB 15 setelah dilakukan perbaikan

12
4.2. Log Sheet Praktek Kerja Lapangan

Tabel 1. Log Sheet Praktek Kerja Lapangan

13
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Setelah dilakukannya penelitian dan pengumpulan data, dapat di peroleh

kesimpulan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja di suatu perusahaan harus di

utamakan baik untuk mesin maupun para pekerjanya sendiri, dengan di lakukannya

perbaikan dengan metode penambahan komponen pada mesin produksi secara tidak

langsung menjauhkan pekerja dari potensi kecelakaan kerja.

Penggunaan tutup pelindung/COVER ini juga menjauhkan selenoid atau katup

kontrol dari kerusakan aklibat tertabrak oleh pekerja pada saat beroperasi, sehingga

masalah yang di timbukan akibat tertabrak oleh pekerja bisa terhindar. Selain itu biaya

perawatan mesin dan kerugian waktu akibat dari proses perbaikan mesin yang cukup

memakan waktumenjadi terhindar sehingga proses produksi berjalan dengan lancar dan

mencapai target produksi yang sudah di tentukan.

5.2. Saran

Semoga dengan dibuatnya karya tulis ini bisa memberi pengetahuan yang lebih

tentang sistem pneumatik pada mesin perakitan serta keselamatan pekerja dan mesin.

Perlu dilakukan perbaikan-perbaikan secara menyeluruh agar sistem pneumatik di

PT.Indosafety Sentosa Industry tidak sering mengalami kerusakan seperti kasus di atas.

14
DAFTAR PUSTAKA

[1] Al Antoni Akhmad. (2009)”Perancangan Simulasi Sistem Pergerakan Dengan

Pengontrolan Pneumatik Untuk Mesin Pengamplas Kayu Otomatis” JURNAL

REKAYASA SRIWIJAYA No.3,Vol.18, November 2009

[2] Anggun Achmad S. (2006)”Troubleshooting Sistem Pneumatik Pada Mesin Bor

Dengan Kontrol Elektro Pneumatik” UNIVERSITAS NEGRI SEMARANG

[3] Semuel Marthen Taribuka, Azmain Noor Hatuwe (2012)”Perencanaan Instalasi

Kontrol Pneumatik Menggunakan Metode Cascade Pada Alat Pelumatan Tanah

Liat Sebagai Bahan Dasar Batu Bata Merah”Jurnal TEKNOLOGI, Vol.9, No.1,

2012

[4] Seprida Hanum. (2017)”Pemanfaatan Aplikasi Penggambar Diagram Alir (Flowchart)

Sebagai Bahan Ajar Untuk Mata Kuliah Asistem Akuntansi Di Fakultas Ekonomi

Pada Perguruan Tinggi Swasta Di Kota Medan”KITABAH Vol.1, No. 1, Januari

2017

15

Anda mungkin juga menyukai