Anda di halaman 1dari 6

ENGINEERING ECONOMY AND SYSTEM ANALYSIS

TUGAS KELOMPOK -3
(Minggu 8/ Sesi 12)
TEAM 1:
Jonathan 2502101324
Reksa Hadi Sumadja 2502120033
Bela Azahra 2502121364
Alesandro Samuel 25021261213
Rizkika Ardi Purnomo 2502120336

Team Project: Design for Usability (Human Factors)

Pilihlah salah satu industri manufaktur dan Jasa berikut, dan tentukan salah satu perusahaan
yang relevan!
a. Industri Manufaktur
b. Industri Otomotif
c. Fast Moving Consumer Good Company (FMCG)
d. Restaurant and Hotel
e. Oil Gas Company
f. Agriculture Company
g. PetroChemical
h. Taman Hiburan
i. Perusahaan tempat tim atau salah satu anggota anda berkerja

Buatlah Perancangan dan Perbaikan Design Ergonomis dengam melakukan identifikasi,


evaluasi dan perbaikan lingkungan kerja anda dengan dilengkapi item berikut:

a. Perancangan ukuran stasiun kerja


b. Perancangan lingkungan kerja
c. Perencanan alat dan mesin
d. Perancangan metode kerja

======GoodLuck=======

Engineering
This study source was downloaded by 100000864197937 from CourseHero.com on 04-29-2023 14:01:15Economy
GMT -05:00 and System Analysis – R2

https://www.coursehero.com/file/189921022/2212-ISYE6187037-LSDA-TK3-W8-S12-R2-TEAM1-1docx/
Jawaban

a. Perancangan ukuran stasiun kerja


Stasiun kerja (work station) merupakan area/tempat aktivitas produksi berjalan
sehingga peran dari perancangan stasiun kerja yang benar akan memberikan dampak
yang besar terkhusus pada poin keselamatan dan kenyamanan kerja bagi operator
lapangan yang bertugas mengawal jalanya aktivitas proses produksi. Dalam
memperhitungkan perancangan sebuah stasiun kerja , yang harus diperhatikan
adalah :
 Karakteristik populasi pemakai produk maupun fasilitas kerja
 Varian populasi pekerja baik bentuk maupun ukuran tubuh.

Operasi Industri yang kebanyakan dilakukan dalam keadaan duduk ditujukan untuk
meningkatkan produktivitas pekerja dengan memberikan maksimasi Gerakan efektif,
meningkatkan stabilitas pekerja, dan mengurangi kelelahan.

Pada perancanganya, informasi yang diberikan adalah dimensi mesin, penggunaan


alat/mesin, fasilitas kerja, peralatan kerja, meja kerja, material yang keluar/masuk
stasiun kerja, ruang operator, dan skala rancangan gambar.

Hal yang perlu diperhatikan berikutnya adalah jangkauan area, dimana ada beberapa
area yang dipersiapkan untuk memberikan efektivitias kerja diantaranya :

o Area dengan dimensi mesin dan cara pengoperasian mesin tersebut


o Area untuk pengguna mesin tersebut
o Area penyimpanan peralatan dan material
o Area untuk aktivitas maintenancc/service mesin dan ruangan
o Jalur evakuasi keadaan darurat.
b. Perancangan lingkungan kerja
Lingkungan kerja dengan penerangan maksimum dibutuhkan manusia untuk bias
melihat secara sehat dan aman. Kondisi ini menimbulkan lingkungan kerja yang enak,
nyaman, aman, sehar dan produktif. Lingkungaan kerja tersebut meliputi beberapa
faktor seperti suhu, pencahayaan, kebisingan, getaran, bau-bauan, dan juga
kelembaban pada area atau lingkungan kerja. Oleh karena itu PT Pertamina
melakukan perencanaan lingkungan kerja sesuai dengan aspek aspek yang tertera
diatas. Perencanaan lingkungan kerja pada PT Pertamina ini sudah diterapkan dengan

Engineering
This study source was downloaded by 100000864197937 from CourseHero.com on 04-29-2023 14:01:15Economy
GMT -05:00 and System Analysis – R2

https://www.coursehero.com/file/189921022/2212-ISYE6187037-LSDA-TK3-W8-S12-R2-TEAM1-1docx/
baik sesuai dengan SOP yang berlaku diperusahaan. Selain perencanaan lingkungan
kerja diatas PT Pertamina juga menerapkan beberapa aspek lain seperti kebersihan
area kerja, kerapihan, dan penempatan dengan baik dan benar. Hal tersebut dilakukan
dan diterapkan agar area lingkungan kerja efektif dan efisien.
c. Perencanaan alat dan mesin

Pada PT PERTAMINA, perencanaan alat dan mesin merupakan salah satu factor
penting dalam mendukung optimalisasi kegiatan operasional yang berlangsung di
Pertamina. Oleh karena itu, perencanaan alat dan mesin dengan perancangan dan
perbaikan design yang ergonomis perlu diterapkan dalam kegiatan operasional
tersebut. Beberapa hal yang dapat diidentifikasi dari perencaan alat dan mesin terkait
design for usability (Human Factor) adalah dimensi dari alat atau mesin yang
dioperasikan berdasarkan data antropometris yang juga dapat mempengaruhi perilaku
individu dan persyaratan kerja dalam menggunakan alat atau mesin tersebut. Dalam
perencaan suatu mesin dan alat, dapat dilakukan pengukuran terkait dimensi mesin
dan alat yang akan digunakan berdasarkan fungsinya, pengukuran rata-rata dari
operator/individu yang akan menggunakan mesin/alat tersebut, dan pengukuran
terhadap lingkungan area kerja serta factor-faktor yang dapat mempengaruhi interaksi
antara mesin/alat dengan manusia/individu dengan pertimbangan-pertimbangan
ergonomis yang dibutuhkan. Salah satu contoh dalam perencanaan suatu alat dan
mesin dari Pertamina adalah penggunaan peralatan pengeboran minyak Rig Cyber
dengan keunggulan sistem control yang terintegrasi satu sama lain dengan sistem
control dan monitoring seluruh peralatan pengeboran yang aman, efisien, akurat, dan

Engineering
This study source was downloaded by 100000864197937 from CourseHero.com on 04-29-2023 14:01:15Economy
GMT -05:00 and System Analysis – R2

https://www.coursehero.com/file/189921022/2212-ISYE6187037-LSDA-TK3-W8-S12-R2-TEAM1-1docx/
ergonomis melalui sistem komputerisasi. Pengoperasiannya dengan menggunakan
sistem layar sentuh atau touchscreen dapat memudahkan seorang individu dalam
melakukan monitoring terhadap semua peralatan yang ada. Posisi penempatan dari
monitor yang digunakan untuk monitoring perlu untuk diperhitungkan secara
ergonomis anthropometri bagi individu yang sedang melakukan kegiatan control dan
monitor agar dapat memudahkan posisi secara visual dan kenyamanan dalam posisi
pengoperasian saat sedang duduk. Dengan memaksimalkan perencanaan alat dan
mesin tersebut, diharapkan dapat mendukung performance secara ergonomis untuk
mendukung safety dan kenyamanan dalam produksi maupun kesinambungan kegiatan
operasional.
d. Perancangan metode kerja
Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (Pertamina)
mengoperasikan beberapa kilang minyak di dalam negeri salah satunya kilang minyak
XYZ. Operasi dan proses di kilang minyak terdapat bahan kimia dalam bensin. Bahan
kimia dianggap dapat menyebabkan masalah kecelakaan kerja. Karena di kilang
minyak memiliki sifat bahan kimia, kemungkinan mempunyai masalah kecelakaan
kerja. Jika sebuah situasi yang berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan kerja
ditemukan, Industrial Hygiene merekomendasikan tindakan korektif yang sesuai.
Maka masalah kecelakaan kerja yaitu bahaya ergonomis dapat dihindari terutama
dengan desain pekerjaan atau lokasi kerja yang efektif dalam hal lingkungan fisik dan
tugas pekerjaan (OSHA, 2020).
Industri distribusi minyak dan gas merupakan sumber utama hidrokarbon
aromatik yang mudah menguap di lingkungan (Edokpolo et al., 2015). Pajanan
pekerjaan terhadap xylene meningkat di antara pekerja di industri distribusi minyak
dan gas bumi (Tompa, 2005). Xylene yang ada dalam bensin secara bersamaan
dilepaskan ke lingkungan dalam bentuk dari tumpahan cairan atau kehilangan uap.
Konsentrasi tinggi xylene dalam bensin menyebabkan paparan tinggi bahan kimiaini
terhadap manusia dan lingkungan yang dapat menyebabkan toksisitas seperti efek
neurologis menginfeksi manusia melalui paparan dermal, oral, dan inhalasi (ATSDR,
2007).
Pajanan xylene pada pekerja di tempat kerja terutama terjadi melalui inhalasi
dibandingkan dengan dermal dan oral (Hosny et al., 2017). Menururt Peretz (2000),
tingkat pajanan xylene terutama dipengaruhi oleh jenis bahan bakar, praktik kerja,
beban kerja, dan tugas kerja. Pekerja kilang minyak terpajan risiko tinggi terhadap

Engineering
This study source was downloaded by 100000864197937 from CourseHero.com on 04-29-2023 14:01:15Economy
GMT -05:00 and System Analysis – R2

https://www.coursehero.com/file/189921022/2212-ISYE6187037-LSDA-TK3-W8-S12-R2-TEAM1-1docx/
efek kesehatan yang merugikan terkait dengan inhalasi xylene yang utama pekerja
bagian Loading operation bensin (Nguema, 2019).
Pengawasan manajerial telah diterapkan untuk mengurangi pajanan xylene.
Batas wajib ini digunakan sampai hari ini. Dari penyebaran kuesioner dan wawancara
sebanyak 169 pekerja kilang minyak XYZ pada bagian loading operation bensin yaitu
pada control room. Terdapat keluhan kesehatan pada pekerja yang diidentifikasikan
sebagai dampak pajanan xylene yang dapat menurunkan peformansi kerja dengan
melihat dari faktor individu.

Menurut Putri (2015), tingkat produktivitas pekerja di kilang minyak XYZ belum
memenuhi target yang diinginkan perusahaan. Maka pekerja dalam penelitian ini penting
untuk dilakukan pengukuran pajanan xylene. Mewujudkan keselamatan dan kesehatan kerja
wajib menentukan tingkat pajanan pekerja terhadap bahaya (OSHA, 2020). Konsentrasi
xylene menunjukkan bahwa pajanan yang terjadi masih berada di bawah dosis referensi IRIS
(2003) dalam US EPA, yaitu sebesar 0.1 mg/ m3. Konsentrasi xylene tersebut juga masih
berada di bawah nilai PEL yang dikeluarkan oleh OSHA (100 ppm atau 435 mg/ m3 untuk
rata-rata pajanan 8 jam) atau REL yang dikeluarakan NIOSH (100 ppm atau 435 mg/ m3
untuk pajanan 10 jam) atau nilai TLV yang dikeluarkan oleh ACGHI (100 ppm atau 435 mg/
m3 sebagai pajanan rata-rata 8 hari kerja atau 40 jam/ minggu). Nilai konsentrasi xylene
menurut SNI (2005) masih jauh di bawah nilai ambang batas zat kimia di udara tempat kerja
yaitu sebesar 100 ppm atau 435 mg/ m3.

Rangkuman perancangan perbaikan untuk mengurangi pajanan xylene dapat dilihat


pada Tabel 4.

Engineering
This study source was downloaded by 100000864197937 from CourseHero.com on 04-29-2023 14:01:15Economy
GMT -05:00 and System Analysis – R2

https://www.coursehero.com/file/189921022/2212-ISYE6187037-LSDA-TK3-W8-S12-R2-TEAM1-1docx/
Hasilnya menyiratkan bahwa tindakan pengendalian teknis dan tindakan pengendalian
praktik kerja adalah penentu paling efektif dari pengurangan pajanan xylene (Nguema, 2019).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan tidak terdapat
pajanan xylene terhadap pekerja di kilang minyak. Karakteristik pekerja yang memiliki
pengaruh terhadap konsentrasi pajanan xylene adalah usia, praktek K3, penggunaan APD,
kebiasaan merokok, kebiasaan cuci tangan, jumlah bensin yang dihadapi dan instalasi.

Perancangan perbaikan yang utama adalah tindakan pengendalian teknik dan tindakan
pengendalian praktik kerja. Perancangan perbaikan yang dapat direalisasikan saat ini adalah
penggunaan APD dan berdiri berlawanan dengan arah angin. Dari masalah yang dipaparkan
dalam Skripsi PERBAIKAN SISTEM KERJA BERDASARKAN ANALISIS PAJANAN
XYLENE PEKERJA KILANG MINYAK XYZ yang ditulis oleh Yusita Attaqwa, Manik
Mahachandra dan Heru Prastawa. Dapat saya simpulkan bahwa hal perbaikan metode kerja
selain mempengaruhi dalam sisi ergonomis tapi juga dapat mempengaruhi kesehatan para
pekerja dalam jangka waktu yang lama. Yang mana hal ini juga menguntungkan perusahaan
baik secara penerapan K3 maupun biaya asuransi kesehatan karyawan dalam jangka panjang
mengingat perusahaan seperti Pertamina menerapkan Full Cover biaya rumah sakit pada
Karyawan mereka.

Engineering
This study source was downloaded by 100000864197937 from CourseHero.com on 04-29-2023 14:01:15Economy
GMT -05:00 and System Analysis – R2

https://www.coursehero.com/file/189921022/2212-ISYE6187037-LSDA-TK3-W8-S12-R2-TEAM1-1docx/
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai