Anda di halaman 1dari 13

NAMA : DEDEK KURNIADI

NIM : 132021047

KELAS : V. B

MATA KULIAH : SISTEM KENDALI

SOAL

1. Deskripsikan (Pengertian, Manfaat, Jenis, Kelebihan dan Kekurangan) Jenis Controller


dibawah ini:

A. PLC
B. Pneumatic
C. DCS
D. Op-Amp

JAWAB

A. PLC

➢ Pengertian PLC
Programmable Logic Controller adalah suatu peralatan kontrol yang dapat diprogram
untuk mengontrol proses atau operasi mesin. Kontrol program PLC untuk menganalisa sinyal
input kemudian mengatur keadaan output sesuai dengan keinginan pemakai. Keadaan input
PLC digunakan dan disimpan didalam memory dimana PLC melakukan instruksi logika yang
di program pada keadaan inputnya. Peralatan input dapat berupa sensor photo elektrik, push
button pada panel kontrol, limit switch atau peralatan lainnya dimana dapat menghasilkan
suatu sinyal yang dapat masuk ke dalam PLC.

1
➢ Manfaat PLC
1) Meningkatkan produktivitas industri Sesuai dengan tujuan dari Revolusi Industri 4.0,
adanya PLC sebagai otak dari otomasi industri akan membawa manfaat besar bagi
produktivitas suatu perusahaan.
2) Memungkinkan adanya peningkatan kualitas produksi Tidak hanya kuantitas
produksi saja yang bertambah dengan penerapan PLC. Kualitas produksi pun bisa
ditingkatkan dengan adanya sistem otomasi industri. Hal ini disebabkan karena faktor
human error dapat diminimalkan.
3) Menurunkan biaya produksi Biaya tenaga kerja merupakan salah satu pos yang harus
dipenuhi dalam sebuah kegiatan produksi.
4) Meningkatkan keamanan dari kecelakaan di lingkungan kerja Keamanan di
lingkungan kerja merupakan salah satu hal penting yang perlu diperhatikan selama
proses produksi.
5) Meningkatkan fleksibilitas produksi Dalam proses produksi, bukan tidak mungkin
tugas tambahan atau tugas baru akan ditambahkan supaya kualitas produksi makin
meningkat.

6) Jenis-jenis PLC
1) PLC Modular. Adalah jenis PLC yang paling umum digunakan dalam aplikasi
industri. PLC Modular memiliki kemampuan untuk mengontrol berbagai jenis sinyal
output dan input termasuk sinyal analog. Jenis ini memiliki fleksibilitas dan
kemampuan untuk diprogram dan dikonfigurasi sesuai dengan kebutuhan aplikasi.
2) PLC Compact. Adalah jenis PLC yang dirancang untuk aplikasi yang memerlukan
pengontrolan yang sederhana dan kecil. PLC Jenis ini memiliki ukuran yang lebih
kecil dibandingkan dengan PLC Modular dan umumnya memiliki jumlah sinyal
input/output yang lebih sedikit.

2
➢ Kelebihan PLC
1) Memungkinkan otomatisasi berbagai jenis proses industri. Ini mengurangi
ketergantungan pada pekerja manusia untuk tugas-tugas rutin dan berulang,
sehingga menghemat waktu dan tenaga manusia serta mengurangi kesalahan
manusia.
2) Dapat memproses informasi input dengan akurasi tinggi, sehingga mengurangi
kesalahan pengukuran atau pengendalian.
3) Dapat dengan mudah diubah dan diprogram ulang untuk mengakomodasi
perubahan dalam proses produksi atau kebutuhan aplikasi. Ini memungkinkan
produsen untuk mengadaptasi sistem kontrol tanpa harus mengganti perangkat
keras fisik.
4) Menyediakan informasi monitoring real-time tentang status proses dan kondisi
peralatan. Hal ini memungkinkan operator untuk secara cepat mengidentifikasi
masalah atau gangguan dalam proses produksi dan mengambil tindakan perbaikan
dengan cepat.
5) Menjaga konsistensi dalam proses produksi, memastikan bahwa setiap siklus
produksi mengikuti parameter yang telah ditentukan dengan presisi.

➢ Kekurangan PLC
1) Biaya perolehan PLC dan perangkat pendukungnya seperti modul input/output,
perangkat pemrograman, dan perangkat komunikasi dapat cukup tinggi, terutama
untuk aplikasi yang memerlukan PLC berkinerja tinggi atau fitur khusus.
2) Memerlukan pemeliharaan dan perawatan yang teratur. Ini termasuk pemantauan,
penggantian modul yang rusak, dan pembaruan perangkat lunak. Ini dapat
menambah biaya dan waktu pemeliharaan.
3) Kegagalan pasokan listrik atau gangguan listrik dapat mempengaruhi operasi PLC.
Meskipun ada perangkat pelindung seperti UPS (Uninterruptible Power Supply)
yang dapat digunakan, gangguan listrik tetap menjadi masalah potensial.

3
4) Memiliki batasan pada jumlah input dan output yang dapat ditangani. Jika aplikasi
membutuhkan jumlah I/O yang sangat besar, ini dapat memerlukan penggunaan
PLC yang lebih mahal atau perancangan sistem yang lebih kompleks.
5) PLC tidak selalu memiliki fitur keamanan yang kuat secara bawaan. Oleh karena
itu, harus dilakukan upaya tambahan untuk memastikan keamanan sistem otomasi
industri.

4
B. Pneumatic

➢ Pengertian Pneumatic
Pneumatik adalah suatu sistem yang menggunakan udara terkompresi (biasanya dalam
bentuk gas) untuk menggerakkan komponen-komponen mekanis atau peralatan. Sistem
pneumatik sering digunakan dalam berbagai aplikasi industri dan otomatisasi untuk
melakukan tugas-tugas seperti mengangkat, menggerakkan, atau memegang objek,
membuka dan menutup katup, atau menjalankan mesin. Penggunaan udara terkompresi
dalam sistem ini memiliki beberapa keuntungan, seperti keamanan, kebersihan, dan
kemudahan penggunaan.

➢ Manfaat Pneumatic
Pneumatic adalah sistem yang menggunakan udara atau gas sebagai media untuk
mentransmisikan daya dan energi. Sistem pneumatic sangat umum digunakan dalam berbagai
bidang industri, seperti otomotif, elektronik, farmasi, tekstil, dan lain-lain. Kebutuhan akan
sistem pneumatic sangatlah tinggi dalam industri-industri tersebut dikarenakan manfaat yang
ditawarkannya. Manfaat utama dari sistem pneumatic adalah kemampuannya untuk
memberikan usaha (tenaga kerja) dengan efisiensi yang tinggi. Selain itu, sistem pneumatic
juga mampu bekerja secara cepat dan akurat serta sangat handal dan tahan lama. Karena
itulah sistem pneumatic sering kali digunakan untuk aplikasi-aplikasi yang menuntut presisi
tinggi seperti mesin CNC (Computer Numerical Control) dan robot industri.

➢ Jenis-jenis pneumatic
1) Pneumatik Industri: Jenis ini adalah yang paling umum dan luas penggunaannya.
Pneumatik industri digunakan dalam berbagai aplikasi manufaktur dan otomatisasi
pabrik, termasuk menggerakkan mesin, mengangkat dan memindahkan beban
berat, mengendalikan peralatan, dan banyak lagi.
2) Pneumatik Mobil: Sistem pneumatik juga digunakan dalam dunia otomotif. Salah
satu contoh yang paling umum adalah suspensi udara pada truk dan kendaraan
mewah. Suspensi udara memungkinkan pengemudi untuk mengatur ketinggian

5
kendaraan sesuai dengan kebutuhan, yang dapat meningkatkan kenyamanan dan
kinerja.
3) Pneumatik Medis: Sistem pneumatik digunakan dalam peralatan medis seperti
ventilator dan perangkat penggantian jantung sementara. Penggunaan udara
bertekanan dalam aplikasi medis ini membantu dalam mengontrol pernapasan dan
sirkulasi darah pasien.
4) Pneumatik Pembangunan: Dalam konstruksi, sistem pneumatik digunakan untuk
menggerakkan alat berat seperti palu pneumatik dan bor angin. Alat-alat ini
memungkinkan pekerja konstruksi untuk melakukan tugas-tugas seperti
pengeboran dan pemecahan batu dengan efisien.
5) Pneumatik Robotik: Robot industri sering menggunakan sistem pneumatik untuk
menggerakkan tangan, lengan, dan komponen lainnya. Ini memberikan
fleksibilitas dalam pergerakan dan kemampuan robot untuk menangani berbagai
tugas.
6) Pneumatik Otomasi Rumah Tangga: Meskipun kurang umum daripada jenis
lainnya, ada beberapa aplikasi pneumatik dalam otomatisasi rumah tangga.
Contohnya termasuk sistem pintu otomatis, kunci pintu pneumatik, dan alat-alat
rumah tangga lainnya yang menggunakan udara bertekanan untuk menggerakkan
komponen.
7) Pneumatik Industri Makanan dan Minuman: Pneumatik juga digunakan dalam
industri makanan dan minuman untuk mengendalikan proses seperti pengisian,
pembungkusan, dan transportasi produk makanan dengan aman dan higienis.
8) Pneumatik Kontrol Proses: Sistem pneumatik kadang-kadang digunakan dalam
aplikasi kontrol proses di industri kimia dan petrokimia. Mereka dapat digunakan
untuk mengatur aliran bahan kimia dan mengoperasikan katup-katup dengan
akurasi.
9) Pneumatik Pengujian dan Instrumen: Dalam pengujian dan peralatan pengukuran,
sistem pneumatik dapat digunakan untuk menggerakkan sensor atau instrumen
pengukuran secara presisi.

6
➢ Kelebihan Pneumatic
1) Respons cepat dari sistem pneumatik memberikan respons yang sangat cepat
terhadap perintah kontrol. Udara dapat dengan cepat dikompresi atau
didekompresi, sehingga memungkinkan pergerakan atau tindakan yang segera
terjadi.
2) Kekuatan dan daya angkat dari sistem pneumatik mampu menghasilkan gaya
angkat dan tekanan yang besar, bahkan untuk menggerakkan beban yang sangat
berat.
3) Kemudahan pemeliharaan komponen pneumatik umumnya tahan lama dan
memerlukan pemeliharaan minimal. Sistem pneumatik biasanya memiliki struktur
sederhana, sehingga lebih mudah untuk mengganti atau memperbaiki komponen
yang rusak.
4) Kualitas udara terkompresi yang mudah diperoleh digunakan dalam sistem
pneumatik dapat diperoleh dengan mudah dan relatif murah.
5) Kemampuan beroperasi di lingkungan yang kotor dari sistem pneumatik dapat
beroperasi dengan baik dalam lingkungan yang kotor atau berdebu tanpa risiko
kerusakan yang serius.

➢ Kekurangan Pneumatic
1) Tingkat keakuratan terbatas Pneumatik cenderung memiliki tingkat akurasi yang
lebih rendah dibandingkan dengan teknologi elektrik atau hidrolik. Ini dapat
menjadi masalah dalam aplikasi yang memerlukan posisi atau pergerakan yang
sangat presisi.
2) Kebisingan dari sistem pneumatik seringkali menghasilkan suara yang cukup
bising saat beroperasi, terutama ketika udara terkompresi dilepaskan melalui
katup atau sistem pemisahan.
3) Perubahan suhu dapat mempengaruhi tekanan udara dalam sistem pneumatik,
yang dapat mengakibatkan perubahan perilaku atau kinerja sistem.
4) Konsumsi energi yang tinggi sistem pneumatik cenderung menggunakan lebih
banyak energi daripada beberapa alternatif, terutama sistem hidrolik dan elektrik.

7
5) Perawatan dan pemeliharaan komponen pneumatik relatif mudah, sistem
pneumatik memerlukan perawatan yang teratur. Komponen seperti filter,
regulator, dan pelumas harus diperiksa dan diganti secara berkala.

8
C. DCS

➢ Pengertian DCS (Distributed Control System)


DCS merupakan suatu sistem kontrol terdistribusi yang digunakan untuk
mengendalikan, monitoring, optimasi berbagai proses variabel serta unit-unit proses
lainya menjadi suatu sistem kontrol yang terpusat (control room).
DCS ini biasanya digunakan sebagai alat kontrol pada skala industri menengah sampai
industri besar dan sebuah DCS menggunakan mikroprosesor sebagai controller dan
menggunakanan jaringan dan protokol TCP/IP sebagai sistem komunikasinya.

➢ Manfaat Distributed Control System (DCS)


Beberapa jenis sistem kendali distribusi (DCS) dirancang untuk aplikasi dan industri
tertentu. Berikut adalah beberapa jenis DCS yang umum:
1) Sistem kontrol pengawasan dan akuisisi data (SCADA): Sistem SCADA banyak
digunakan di industri seperti pembangkit listrik, minyak dan gas, pengolahan air,
dan transportasi. Mereka memantau dan mengendalikan proses dan peralatan dari
jarak jauh, biasanya di wilayah geografis yang luas. Sistem SCADA sering kali
melibatkan ruang kendali pusat yang berkomunikasi dengan perangkat lapangan
jarak jauh dan mengumpulkan data untuk analisis dan pengambilan keputusan.
2) Sistem pengontrol logika yang dapat diprogram (PLC): PLC biasanya digunakan
di bidang manufaktur dan otomasi industri. Sistem PLC terdiri dari beberapa
pengontrol terdistribusi yang terhubung ke sensor, aktuator, dan perangkat lain di
lantai pabrik. Mereka menjalankan logika terprogram untuk mengontrol dan
mengoordinasikan berbagai proses, seperti jalur perakitan, sistem robotik, dan
sistem penanganan material.
3) Jaringan kendali terdistribusi (DCN): Sistem DCN digunakan dalam industri
proses seperti pabrik kimia, kilang, dan fasilitas produksi farmasi . Mereka
melibatkan beberapa unit kendali yang tersebar di seluruh pabrik, berkolaborasi
untuk mengendalikan dan memantau berbagai bagian proses. Sistem DCN

9
memungkinkan pengambilan keputusan yang terdesentralisasi dan memberikan
redundansi untuk meningkatkan keandalan.
4) Industrial internet of things (IIoT): Sistem IIoT memanfaatkan konektivitas
internet dan analitik tingkat lanjut untuk mengumpulkan dan menganalisis data
dari perangkat dan sensor yang terdistribusi secara real-time. Mereka digunakan
di berbagai industri, termasuk manufaktur , energi , dan transportasi , untuk
memungkinkan pemantauan jarak jauh, pemeliharaan prediktif , dan optimalisasi
proses. Sistem IIoT sering kali menggabungkan platform berbasis cloud dan
kemampuan komputasi edge untuk pemrosesan data dan pengambilan keputusan.

➢ Kelebihan DCS
1) Peningkatan keandalan pada DCS memberikan keandalan dan toleransi
kesalahan yang lebih tinggi dibandingkan sistem kontrol terpusat. Dengan
mendistribusikan fungsi kontrol dan pemantauan ke beberapa pengontrol,
kegagalan pada satu bagian sistem tidak serta merta mempengaruhi keseluruhan
proses.
2) Kontrol dan pemantauan yang ditingkatkan DCS memberikan kemampuan
manajemen dan pemantauan yang lebih baik, terutama dalam proses yang
kompleks. Dengan unit kontrol terdistribusi yang ditempatkan lebih dekat ke
perangkat lapangan, operator dapat mengakses data real-time dari berbagai
bagian proses.
3) DCS menawarkan fleksibilitas dalam integrasi dengan sistem dan perangkat lain.
Mereka dapat berkomunikasi dengan berbagai protokol dan antarmuka,
memungkinkan integrasi tanpa batas dengan sensor, aktuator, antarmuka
manusia-mesin (HMIs), dan komponen lainnya.
4) Peningkatan pemeliharaan dan diagnostik sistem kontrol distribusi memfasilitasi
pemeliharaan dan diagnostik yang lebih mudah dikelola. Dengan unit kontrol
terdistribusi, pemecahan masalah dapat dilakukan secara lokal, sehingga
mengurangi kebutuhan akan kunjungan lapangan yang ekstensif.

10
➢ Kekurangan DCS
1) Implementasi DCS membutuhkan investasi awal yang signifikan dalam perangkat
keras, perangkat lunak, dan instalasi.
2) Personel perlu dilatih secara khusus untuk mengoperasikan dan memelihara sistem
DCS.
3) DCS membutuhkan pasokan daya yang dapat diandalkan. Gangguan daya atau
pemadaman listrik dapat mempengaruhi operasi sistem.
4) Konfigurasi DCS yang tepat memerlukan pemahaman mendalam tentang proses dan
teknologi terkait. Konfigurasi yang tidak tepat dapat mengganggu operasi sistem.
5) Gangguan elektromagnetik dapat mempengaruhi kinerja sistem DCS jika tidak
diatasi dengan benar.

11
D. Op-Amp

➢ Pengertian Op-Amp (Operational Amplifier)


Operational Amplifier adalah merupakan salah satu komponen yang paling penting di
dalam suatu sistim pengukuran dan instrumentasi. Amplifier digunakan pada hampir seluruh
sistim untuk meningkatkan sinyal dengan level rendah (kecil) yang dihasilkan dari suatu
transduser agar dapat mencapai suatu level yang sesuai untuk dimanfaatkan oleh instrument
perekam.

➢ Manfaat Op-Amp
1) Op-amp dapat digunakan untuk memperkuat atau memperbesar sinyal listrik. Ini
sangat berguna dalam aplikasi seperti penguatan sinyal dari sensor atau transduser.
2) Op-amp dapat membantu mengurangi noise atau gangguan yang terjadi dalam sinyal,
sehingga memungkinkan deteksi atau pengukuran yang lebih akurat.
3) Op-amp dapat digunakan sebagai pembanding untuk membandingkan dua sinyal
input dan memberikan output yang sesuai tergantung pada perbandingan tersebut.

➢ Jenis-jenis Op-Amp
1) Penguat linier merupakan penguat yang tetap mempertahankan bentuk sinyal
masukan, yang termasuk dalam penguat ini antara lain penguat non inverting, penguat
inverting, penjumlah diferensial dan penguat instrumentasi.
2) Penguat tidak linier merupakan penguat yang bentuk sinyal keluarannya tidak sama
dengan bentuk sinyal masukannya, diantaranya komparator, integrator, diferensiator,
pengubah bentuk gelombang dan pembangkit gelombang.

➢ Kelebihan Op-Amp
1) Impedansi masukan op - amp sangat tinggi , sehingga menyebabkan pembebanan arus
pada sumber sinyal masukan menjadi rendah.
2) Impedansi keluaran op-amp sangat rendah, sehingga cocok untuk menggerakan beban
berat

12
3) Laju perubahan tegangan op-amp sangat tinggi, sehingga memungkinkan op-amp
bereaksi terhadap perubahan sinyal masukan dengan cepat
4) Penguat op-amp sanggat tinggi, sehingga cocok untuk aplikasi seperti amplifikasi,
filter, dan osillator
5) Mereka relatif mudah dioperasikan dan dapat dikonfigurasi dengan menggunakan
komponen eksternal yang sederhana.

➢ Kekurangan Op-Amp
1) Op-amp memiliki batasan pada tegangan dan arus input-output, dan melebihi batas
ini dapat menyebabkan distorsi atau bahkan kerusakan.
2) Beberapa jenis op-amp dapat sensitif terhadap perubahan suhu, yang dapat
mempengaruhi kinerja mereka.
3) Dalam beberapa konfigurasi atau jika tidak dirancang dengan benar, op-amp dapat
cenderung mengalami osilasi atau kestabilan yang buruk.
4) Beberapa op-amp khusus atau presisi dapat memiliki biaya yang tinggi, terutama jika
membutuhkan karakteristik spesifik yang lebih tinggi.
5) Op-amp biasa tidak cocok untuk aplikasi yang memerlukan operasi dengan kecepatan
sangat tinggi, seperti dalam rangkaian digital cepat.

13

Anda mungkin juga menyukai