Flexible Manufacturing System (FMS) pertama kali didesain pada pertengahan 1960-an
oleh perusahan Inggris, dan diberi nama system 24. Sehubungan dengan kurangnya kontrol
teknologi, sistem tersebut tidak pernah selesai diinstal. Instalasi awal Flexible Manufacturing
System (FMS) di US yang paling terkenal terdapat di Caterpillar Inc. oleh Kearney & Trecker.
Tujuan dari FMS sangat spesifik dan menuntut penerapan yang spesial. FMS tidak mempunyai
fleksibilitas seperti yang telah didefinisikan di atas, tetapi bagaimanapun Kearney & Trecker
merasa cukup puas.
Persaingan pasar pada awal 1980-an menuntut adanya efisiensi produksi yang tinggi,
biaya rendah, respon yang cepat; sebagai hasilnya para usahawan menginstall FMSs untuk
produksi berskala kecil dan menengah. FMS sendiri didefinisikan oleh Automation
Encyclopedia (Graham 1988), sebagai berikut:
"Flexible manufacturing system adalah satu atau lebih mesin produksi yang
diintegrasikan dengan pemindahan material secara otomatis, dimana operasinya diatur dengan
komputer".
Untuk mencapai fleksibilitas dan respon yang cepat yang dibutuhkan kustomer maka
diberlakukanlah Flexible manufacturing system (FMS). 5 level teknologi yang dibuat
bedasarkan FMS contohnya : Enterprise, system, sel, mesin dan peralatan . Sebuah bangunan
blok dari FMS disebut dengan FlexibleManufacturing Cell (FMC). FMC adalah suatu kelompok
atau grup mesin yang saling berhubungan.
Dalam suatu automated SMF, salah satu komputer atau operator atau keduanya
melakukan fungsi-fungsi yang dibutuhkan sebagai berikut:
1.Komputer mengendalikan peralatan mesin, peralatan penanganan material, integrasi dari
aktivitas-aktivitas peralatan mesin dan peralatan penanganan material.
2.Operator melaksanakan perawatan preventif dan tindakan-tindakan darurat, memasukkan data
sepertin nomor-nomor parts, dan memasukkan program-program baru atau program yang
diperbaiki ke dalam komputer.
3.Salah satu operator atau komputer dengan peralatan otomatis dapat memuat material ke dalam
sistem penanganan material, memindahkan atau menambah peralatan pada mesin-mesin yang
berbeda, dan lain-lain.
Para pakar fleksibilitas manufaktur juga telah berhasil merumuskan integrasi dimensi
fleksibilitas (Rakesh N et al (2000), dan Upton, (1995). Rakesh N et al (2000) membagi dimensi
fleksibilitas berdasarkan lamanya orientasi waktu fleksibilitas dari jangka panjang sampai jangka
pendek. Dimensi fleksibilitas dibagi 3 yaitu: (1)competitive flexibility yang berorientasi jangka
panjang dan memfokuskan pada strategi perusahaan, (2) sufficient flexibility yang berorientasi
Seperti telah didefiniskan di atas, FMS adalah kumpulan hardware yang dihubungkan
dengan Software komputer. Proses hardware sering termasuk NC (numerical control) dan CNC
mesin. Sebagai tambahan, FMS memproduksi perkakas dan sistem setup part, pembersihan,
penyimpanan bahan mentah dan bahan jadi dan retrieval systems, dan coordinat measuring
machines (CMM). Sistem-sistem tersebut berhubungan dengan automated material handling,
dari konveyor yang kurang rumit sampai ke robot yang rumit dan mesin-mesin pemandu yang
otomatis.
Software komputer yang rumit juga membutuhkan FMS dengan banyak tingkatan kontrol
untuk mengatasi variabilitas yang tinggi sehubungan dengan produksi banyak jenis part. Lima
tingkatan teknologi yang ada di FMS antara lain :
1. Enterprise level: Penjadwalan produksi untuk FMS, persiapan program komputer dan
kode untuk sistem produksi dan mesin, membuat order untuk bahan mentah, dan membuat
dokumen instruksi untuk barang jadi.
2. System level : centralized coolant dan sistem pengumpulan chip, kontrol dan penjadwalan
dari komputer kontrol cart, pemutusan kode komputer untuk mesin produksi, sinkronisasi semua
Tingkat kompleksitas diperjelas oleh banyaknya hardware dan software yang diperlukan
untuk merakit FMS. Beberapa FMS yang paling sukses telah dibangun dan digabungkan oleh
peralatan mesin manufaktur. Beberapa kasus pengoperasian dari sistem tipikal menunjukkan
bahwa kompleksitas FMS merupakan kelemahan utama dan masalah serius dalam proses
implementasi. Tetapi, bila sistem manufaktur yang fleksibel dapat diimplementasikan dengan
sukses, maka keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut:
barang dalam proses dan penyimpanan barang jadi berkurang hingga 80 %. Jika FMS
memungkinkan produksi suatu bagian dalam jumla
1. Inventory Reduction.
Dalam beberapa implementasi, penyimpanan besar, operasi just in timedapat dilakukan dan
penyimpanan barang jadi dalam operasi ini mendekati nol.
2. Direct labor cost reduction.
Otomasi yang berhubungan dengan implementasi FMS memungkinkan sistem produksi yang
dapat dijalankan oleh lebih dari 3 shift dengan jumlah pekerja jauh lebih sedikit dari pekerjaan
manual. Selain itu, pengangkutan raw materials menuju mesin produksi menjadi lebih praktis.
Prosentase biaya tenaga kerja langsung hanya 10 % dari harga jual sehingga pengurangan tenaga
kerja langsung bukan merupakan keunggulan yang signifikan.
3. Machine utilization increase.
Keunggulan lain dari otomasi adalah kemampuan untuk mengoperasikan mesin produksi
(termasuk yang berbiaya tinggi) lebih dari 3 shift selama 7 hari seminggu. Hal ini menyebabkan
peningkatan utilitas dari kapital dan peningkatan kapasitas tanpa ada kenaikan biaya tenaga kerja
Keuntungan dari FMS sangat mengesankan dan sejumlah sistem telah diinstal di seluruh
dunia, yang membuktikan bahwa teknologi FMS dapat berfungsi. Bagaimanapun, biaya,
kompleksitas, dan tingkat teknologi yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan FMS
membatasi penggunaannya pada proses manufaktur yang sangat besar. Akibatnya, sejumlah
tekanan dalam desain otomasi dialihkan pada FMCs (flexible manufacturing cells).
Sistem manufakturing fleksibel (FMS = Flexible Manufacturing Systems) juga
merupakan paduan dari mesinmesin berangka standard, pengolah bahan baku otomatis dan
pengendalian dengan komputer dalam bentuk pengendalian dengan kode angka langsung (direct
numerical control) untuk memperbesar manfaat mesin berkode angkaangka untuk kegiatan
manufakturing bervolume sedang. Peralatan berkode angka dan terutama pusat mesin digunakan
untuk melayani permintaan bervolume rendah, sementara perhatian tidak terlalu banyak
diberikan untuk memperbaiki pendekatan manufakturing untuk produk bervolume sedang dan
beragam sedang.
FMS dirancang untuk suku cadang. Volume meningkat karena banyaknya ragam produk
yang menuntut penanaman modal di satu pihak dan fleksibelitas peralatan NC di pihak lain,
bersama menjadi dasar untuk menggunakan FMS dalam membuat produk dengan volume
permintaan tingkat menengah ini. Kelompok produk klasik adalah :
Rangkaian kegiatan dalam proses suku cadang oleh FMS sebagai berikut :
1. Sistem DNC meluncurkan sebuah kereta yang membawa kotak kosong ke stasiun muat dan
juga memberi tahu kereta pemuat suku cadang mana yang harus dimuat.
2. Setelah selesai kereta memuat memberi tanda sudah selesai dan komputer mengarahkan
suku cadang pada operasi yang pertama, dan memilih jika ada pekerjaan yang tidak akan
menyebabkan pekerjaan menjadi bertumpuk.
3. Suku cadang secara otomatis diangkat, program NC yang sesuai dipilih dan pekerjaan itu
selesai.
4. Prosedur ini telah diikuti sampai ke bagian yang dirakit itu selesai dan sesudah itu kereta
bertolak ke tempat bongkar dan keluar dari sistem.
Filosofi FMS sama dengan filosofi pusat mesin, yaitu mencapai hasil sebesar besarnya dari
paduan operasi yang dapat diselesaikan di satu tempat. Penanaman modal tambahan, seperti
dengan bentuk pilihan proses seperti teknologi kelompok dan ban transfer dan juga line,
menurunkan biaya dan memperkecil sediaan barang yang sedang dikerjakan.
3. Pemasaran ( marketing)
Keuntungan dalam pemasaran untuk produk yang diproduksi dengan FMS adalah:
Waktu distribusi lebih cepat .
Mampu untuk mengelola produksi dalam volume kecil.
Mampu untuk membuat perubahan yang sangat cepat dalam bauran produk dan volume produk
untuk mengakomodasi perubahan pasar.
4. Kualitas
Banyak fasilitas FMS, dalam sekali produksi dapat beroperasi dengan kualitas tinggi dan dapat
menjaga tetap konsisten dalam level kualitas produk tersebut pada bagian yang diproduksi.
5. Teknologi
Penggunaan teknologi tingkat tinggi dapat mendatangkan atau mempertahankan keunggulan
bersaing. Alasan lain yang berhubungan untuk mengadopsi FMS termasuk keinginan untuk
bereksperimen dengan teknologi yang baru dan keinginan untuk menjadi perintis teknologi.
Dari uraian di atas, dapat kita lihat beberapa keuntungan dari konsep FMS, adalah:
Mempermudah untuk menambah line produksi baru dan mengurangi kecelakaan kerja yang biasa
terjadi pada line produksi.
Mempermudah penanganan jika terjadi perubahan jumlah produksi, baik terjadi penambahan
ataupun pengurangan kapasitas produksi.
Perubahan desain dapat dilakukan dengan mudah dengan kontrol komputer.
Meningkatkan efisiensi dalam penggunaan peralatan/mesin.
Meningkatkan kualitas produk dan menjaga konsistensi kualitas produk.
Mengurangi biaya ongkos pekerja (men power).
Mengurangi luas lantai produksi (pada industri modern hal ini merupakan keuntungan yang dapat
diperhitungkan).
Faktor kunci dalam perencanaan sebuah FMS adalah gabungan antara internal development dan
external vendor. Akan ada internal development yang minimum. External vendor akan menyediakan
turnkey system di mana semua aspect AGVs, mesin, hardware, software, dan training personel
disediakan oleh pihak external. Keahlian teknis vendor, pengalaman masa lalu, dan perbandingan
biaya merupakan factor kunci dalam memutuskan mix antara Internal Development dan External
Vendor.
Faktor penting lainnya yang dilaporkan oleh 4 perusahaan adalah kebijakan akuntansi yang
berhubungan dengan biaya pengembangan internal system, yang langsung dibebankan kepada
cost. Kebijakan ini menciptakan bias terhadap pemanfaatan vendor eksternal melalui
pengembangan internal. Biaya external vendor semua dikapitalisasi, sehingga beban menjadi lebih
rendah.
Ketika teknologi baru muncul, ada beberapa pertimbangan dalam memutuskan perlu atau tidaknya
penerapan FMS pada perusahaan. Perusahaan harus mengetahui jenis produk dan jumlah
produksi. Satu hal penting lagi, perusahaan harus memiliki informasi akuntansi biaya yang akurat
untuk setiap lini produk yang di produksi. Karena informasi ini memiliki berpengaruh besar dalam
pengambilan keputusan.
Variabel non keuangan yang paramount dalam keputusan penjadwalan. Sebagai contoh, waktu
itu sangat penting untuk beberapa pekerjaan pada sebuah bagian permesinan dalam sebuah
penerbangan pekerjaan AOG( aircraft on ground) diberikan prioritas terbesar.
Variabel non keuangan termasuk dalam penjadwalan algoritma diasumsikan menjadi proxy yang
bagus untuk faktor yang terkait dengan biaya. Beberapa manajer manufaktur melaporkan bahwa
pemaksimalan penggunaan mesin dan meminimalisir pergantian alat merupakan cara operasional
untuk meminimalisir biaya operasional. Mereka itu, untuk menggunakan istilah baru, pencetus biaya
operasinya pada FMS.
Kepercayaan bahwa biaya operasi relatif tidak sensitif terhadap perubahan dalam penjadwalan
algoritma. Sebagai contoh, pada beberapa perakitan yang fleksibel, semua unit membuat
penggunaan garis bagian perakitan yang sama. Jika biaya set-up untuk setiap produksi minimal,
biaya operasi akan sedikit dipengaruhi oleh beberapa variasi dalam jadwal operasi.
Kepercayaan bahwa sistem akuntansi biaya yang ada mengukur biaya operasi secara tidak
sempurna. Komentar yang dibuat disini terfokus pada biaya depresiasi sebagai alat ukur tidak
sempurna untuk biaya penggunaan mesin.
Terdapat sejumlah algoritma individual yang bisa digunakan untuk menjadwalkan pekerjaan di FMS.
Sebagai permasalahan penting yang belum terselesaikan adalah mengevaluasi pilihan algoritma.
Interview mengumumkan bahwa tidak ada kasus perusahaan yang melakukan analisa sistematis
dari implikasi biaya dari penjadwalan algoritma yang dipilih vis--vis algoritma alternatif.
Database komputer yang menjelaskan banyak FMS membantu perencanaan biaya yang detail.
Contohnya adalah biaya alat potong. Dengan bar-coding masing-masing alat potong, pencatatan
a) Ukuran biaya
Biaya material adalah komponen biaya utama dalam banyak bagian FMS. Varians penggunaan
material sering digunakan sebagai ukuran kinerja. Sebuah perusahaan Jepang dengan pabrik
Jepang, di Inggris, dan Amerika Serikat menggunakan material sebenarnya pada pabrik yang paling
efektif di Jepang sebagai tolak ukur pabrik yang tidak berada di Jepang untuk menghitung rasio
inventory turnover yang juga digunakan secara luas penggunaannya konsisten dengan
pengurangan inventory yang menjadi alasan utama pengadopsian FMS oleh perusahaan.
Banyak perusahaan(secara tidak sengaja) melaporkan kurangnya penekanan pada ukuran kinerja
berbasis pekerja. Sebuah alasan adalah pengurangan dalam persentase relatif dari biaya pekerja
menjadi biaya total pada kebanyakan pabrik. Yang pasti, dalam beberapa kasus FMS bisa
beroperasi dalam situasi yang sama sekali tanpa pekerja. Permasalahannya sebagai berikut:
b) Ukuran waktu
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kriteria waktu termasuk dalam banyak penjadwalan
algoritma. Variabel yang berhubungan dengan waktu termasuk dalam ukuran kinerja yang
digunakan dalam beberapa bagian FMS (seperti: jadwal attainment dan waktu throught).
c) Ukuran kualitas
Dua kunci utama ukuran kinerja kualitas dalam beberapa FMS adalah:
1. Persentase kualitas first-time-through
2. Persentase pengerjaan ulang dan kerusakan dan tren dollar.
Dalam beberapa bagian, ada peningkatan fokus pada pengukuran kinerja kualitas dari
subkomponen dan pada bagian kuartal dari garis produksi. Keuntungan pada fokus ini adalah
jumlah dollar pada work in process terikat pada pengujian kualitas bisa dikurangi. Tidak ada lagi
hingga tahap akhir produksi sebelum pengujian kualitas.
e) Ukuran Fleksibilitas
Ukuran kinerja yang digunakan pada tiga bagian yang terkait dengan fleksibilitas terhadap produk
switch-over-time pada mesin dan jumlah produk berbeda dalam manufaktur. Pada beberapa pabrik
yang menggunakan FMS di AS, ada sedikit atau tidak sama sekali penekanan pada memproduksi
produk berbeda dalam jumlah besar. Yang pasti, ada dua perusahaan yang melaporkan
penggunaan FMS mereka pada tahuh-tahun sebelumnya untuk memanufaktur volume produk
Jaringan komputer yang merupakan bagian penting dari bantuan FMS dalam pembebanan biaya
menjadi produk individu. Dalam beberapa toko mesin tradisional, alat-alat pemotong diklasifikasikan
sebagai biaya tidak langsung dan dialokasikan menjadi produk individu melalui single overhead rate
( tingkat beban tunggal ). Ketika FMS diadopsi , biaya alat-alat potong digunakan hanya untuk
permesinan produk individu agar lebih mudah membebankan produk tersebut. Dua toko mesin
dilaporkan membalikkan klasifikasi alat pemotong ini dari kategori biaya tidak langsung menjadi
biaya langsung.
Komponen tenaga kerja yang terdiri dari total biaya operasi sering berkurang ketika perusahaan
beralih dari fasilitas yang sering digunakan ke FMS. Sebenarnya , beberapa fasilitas yang kita amati
dapat menjalankan fungsinya dalam sebuah fungsi yang tidak beraturan. Perubahan-perubahan
yang diamati pada tenaga kerja langsung menunjukkan semua arah menuju penyederhanaan atau
eliminasi.
Penyederhanaan dilakukan dengan cara :
(active vouchering adalah ketika tiap-tiap jam dari tenaga kerja langsung dicatat pada sistem
akuntansi internal. Sedangkan passive vouchering adalah ketika yang hanya dicatat dari tiap
Fasilitas fasilitas tersebut menghapuskan atau mengeliminasi kategori tenaga kerja langsung baik
yang termasuk dalam biaya tenaga kerja sebagai bagian dari beban manufakturing atau beban
biaya tenaga kerja pada periode sekarang.
Penghapusan (setidaknya pengurangan) dari skema tingkat insentif tenaga kerja pada saat FMS
diimplemetasikan atau diterapkan, yang menunjukkan pengurangan pada kategori tenaga kerja
pada beberapa pabrik. Pada sebuah pabrik sebagai contoh, sebuah perubahan dari tingkat rata-rata
insentif individu ke tingkat rata-rata insentif kelompok. Digabungkan dengan pengurangan dari
kategori tingkat tenaga kerja yang beralih dari 28-25%. Pengurangan ini dianggap mengurangi biaya
pemeliharaan tenaga kerja yang dicatat pada sistem akuntansi internal.
Terdapat perbedaan di fasilitas FMS yang digunakan untuk mengalokasikan biaya tidak langsung ke
produk. Fasilitas penerimaan yang fleksibel biasanya menggunakan jam tenaga kerja langsung yang
dibayar dalam dollar atau jam mesin sebagai dasar pengalokasian. Perbandingan ini sering
menunjukkan jam tenaga kerja langsung sebagai dasar pengalokasian yang merupakan tradisi dan
keinginan perusahaan untuk memiliki sebuah sistem pembiayaan produk tunggal. Tidak ada
perusahaan yang membuat perubahan-perubahan pada dasar pengalokasian yang beralih dari non-
labor ke labor. Perubahan yang paling umum terjadi adalah perubahan ke jam mesin sebagai dasar
alokasi. Poin penting dalam pengalokasian jam mesin adalah dalam mengartikan jam mesin pada
saat beroperasi. Mesin tunggal dapat berbeda dari segi biaya dan pemotongan waktu operasi.
Walaupun tidak ada perusahaan telah menjadikan pool beban terpisah untuk tiap-tiap jenis mesin
pemotong yang berbeda. Beberapa diantaranya digunakan untuk mengukur pengaruh pada biaya
produk yang dilaporkan.
DLH / Direct Labor Hours (dollar) paling sering digunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan
biaya manufaktur tidak langsung pada fasilitas yang fleksibel. Perpindahan dari basis ini dilaporkan
oleh beberapa toko perakitan PC. Pada satu sisi bagian perakitan terbagi ke dalam sebelas beban
biaya terpisah da basis yang terpisah digunakan untuk tiap-tiap pool biaya.
Sebagai contoh :
(1) Untuk memberitahukan kepada pembuat produk PC biaya relatif dari pilihan-pilihan desain yang
tersedia.
(2) Untuk menentukan harga yng benar-benar menggambarkan perbedaan biaya perakitan PC yang
berbeda untuk konsumen eksternal dan internal.
Dua fasilitas perakitan fleksibel yang langsung membebankan direct material kepada tiap-tiap
produk pada sisi bahwa fasilitas-fasilitas yang relatif baru dan sistem pembiayaan produk yang
diterapkan menunjukkan perubahan dari fasilitas-fasilitas lain yang digunakan oleh kedua
perusahaan ini.
Contoh 1 :
Perusahaan R menjalankan lini perakitan untuk perlengkapan elektrik. Diperkirakan terdapat sekitar
700 jenis produk rakit yang berbeda (walaupun hanya terdapat 2 fasilitas produk yang berbeda).
Waktu produksi yang digunakan untuk tiap tiap unit adalah kurang dari 1 jam. Alasan-alasan
berikut diberikan untuk membebankan semua biaya-biaya periode kecuali direct material :
Cost tidak berperan dalam pembiayaan, mereka hanya menerima harga pasar dunia yang
diberikan.
Produk-produk individu sangat kurang beragam pada beban manufaktur. Pembebanan biaya
overhead secara detail pada produk yang berbeda dianggap tidak menghasilkan pengetahuan baru.
Perusahaan R tidak memiliki inventory. Perusahaan menggunakan sistem pembelian Just In Time
(JIT) sehingga bahan-bahan pematerial dikirim tiap hari. Ini menimbulkan permintaan. Ketika barang
barang tersebut telah terpenuhi mereka akan segera dikirim ke distributor.
Perusahaan R memiliki kapasitas berlebih pada pabrik dan belum membuat keputusan mengenai
alokasi pengurangan fasilitas pada produk-produk individu.
Alasan alasan untuk tidak membuat perubahan pada sistem pembiayaan produk.
Responden tidak membuat perubahan pada sistem pembiayaan mereka terkait dengan pengenalan
FMS yang memberikan satu atau lebih alasan.
1) Tempat FMS relatif kecil dibandingkan dengan total operasi manufaktur dan perusahaan
berharap memiliki sebuah sistem biaya tunggal yang digunakan pada semua fasilitas.
2) Halangan-halangan eksternal ada untuk membuat perubahan pada sistem pembiayan produk
Departemen Pertahanan AS merupakan yang paling sering medapatkan halangan-halangan
eksternal. Sebuah respon yang sama dilaporkan pada suatu survey apakah kontraktor Departemen
Pertahanan merubah sitem pembiayaan mereka ketika teknologi manufaktur baru dipakai.
3) Akuntansi biaya tidak terlihat sebagai area investasi dengan prioritas utama.
4) Sistem pembiayaan produk yang ada dianggap memberikan keputusan tanpa indikasi bahwa ia
menghasilkan sinyal-sinyal yang salah. Terdapat 2 penjelasan untuk situasi yang tidak memiliki
feedback ini :
1). Sistem tersedia menunjukan informasi biaya produk yang cukup atau
2). Tidak terdapat mekanisme feedback yang efektif tentang informasi biaya produk yang tidak
cukup potensial.
Kesimpulan
Terdapat perbedaan pada tipe pabrik manufaktur yang menggunakan FMS dan ukuran dari FMS
yang relatif terhadap pabrik perusahaan lainnya. Seperti yang diharapkan tidak terdapat blue print
tentang bagaimana praktek Manajemen Biaya dan akuntansi biaya terpengaruh oleh penggunaan
FMS. Kesimpulan ini sama dengan yang ditemukan pada penelitian sebelumnya tentang sistem
pembelian Just In Time atau pendekatan produksi Just In Time.
Alasan dari penggunaan FMS ini sangatlah beragam diantaranya : biaya, waktu, pemasaran, dan
kualitas. Banyak menajer yang ditanya memberikan jawaban pada konsistensi yang besar antara
motivasi penerapan FMS dan metode manajemen operasi (termasuk penunjukan kinerja yang
digunakan untuk mengevaluasi aktivitas dan manajer dari aktivitas-aktivitas itu).
Perusahaan menerapkan sistem mesin fleksibel yang memiliki respon yang paling sama terhadap
manajemen biaya dan akuntansi biaya. Kebanyakan perubahan termasuk didalamnya:
Perusahaan menerapkan sistem perakitan fleksibel yang relatif beragam yang berdampak pada
manajemen biaya atau akuntansi biaya. Perubahan yang paling terlihat pada perusahaan perakitan
circuit boards. Perubahan-perubahan ini melibatkan peningkatan kategori biaya tidak langsung dan
peningkatan fokus costs driver terhadap aktivitas-aktivitas berbeda dalam perakitan circuit boards.