Anda di halaman 1dari 6

1.

Job Shop

Job shop scheduling secara umum lebih dikenal sebagai shop floor control, yang
merupakan kegiatan penyusunan input (memasang yang diperlukan) menjadi
output (produk). Penjadwalan job shop adalah pengurutan pekerjaan untuk lintas
produk yang tidak beraturan (tata letak pabrik berdasarkan proses).
Penjadwalan pada proses produksi tipe job shop lebih sulit dibandingkan
penjadwalan flow shop. Hal ini disebabkan oleh 3 alasan, yaitu:
1. Job shop menangani variasi produk yang sangat banyak, dengan pola aliran
yang berbeda-bedamelalui work center.
2.
Peralatan pada job shop digunakan secara bersama-sama oleh bermacammacam order dalam prosesnya, sedangkan peralatan pada flow shop digunakan
khususnya hanya untuk satu jenis produk.
3. Job-job yang berbeda mungkin ditentukan oleh prioritas yang berbeda pula,
hal ini mengakibatkan order tertentu yang dipilih harus diproses seketika pada
saat order tertentu yang dipilih harus diproses seketika pada saat order tersebut
ditugaskan pada suatu work center. Sedangkan pada flow shop tidak terjadi
permasalahan seperti diatas karena keseragaman output yang diproduksi untuk
persediaan. Prioritas order pada flow shop dipengaruhi terutama pada
pengirimannya dibandingkan tanggalpemerosesan.
Priority Rules
Untuk menyelesaikan permasalahan job shop banyak cara yang dapat ditempuh
diantaranya dengan metode matematis, heuristic dan simulasi. Salah satunya
adanya priority rules.
Biasaanya priority rules ini dipakai baik untuk menentukkan prioritas adalah:
1.

Random ( R)

Job yang akan dikerjakan diurutkan secara random (tiap job mempunyai
kemungkinan yang sama untuk terpilih)
2.

First Come First Serve (FCFS)

Urutan pengerjaan job ditetapka berdasarkan urutan kedatangan


3.

Shortest Processing Time (SPT)

Urutkan job berdasarkan waktu proses yang terkecil pada urutan pertama.
(aturan ini akan menghasilkan WIP, Flow Time dan lateness yang terkecil)
4.

Earliest Due Date (EDD)

Urutkan job berdasarkan due date terkecil / paling cepat. (aturan ini akan
mengurangi lateness dan tardiness)
5.

Critical Ratio (CR)

Urutkan job berdasarkan CR terkecil (mengurangi lateness)


.(2.7)
6.

Least Work Remaining (LWKR)

Variasi dari SPT. Urutkan job berdasarkan sisa waktu proses paling kecil. (aturan
ini mengurangi flow time)
7.

Fewest Operation Remaining

Variasi dari SPT. Urutkan job berdasarkan jumlah operasi sisa paling kecil. (aturan
ini mengurangi flow time)
8.

Slack Time (ST)

Variasi dari EDD


ST = Remaining Time Setup Run time.(2.8)
9.

Slack per Remaining Operation (S/ OPN)

Variasi dari ST urutkan job berdasarkan S / OPN terkecil. (Aturan ini mengurangi
lateness)
(2.9)

10.

Least Setup (LSU)

Urutkan job berdasarkan waktu setup terkecil (aturan ini mengurangi makespan)
Priority Dispatcing Rule
Dalam penyelesaian masalah job shop digunakan prosedur yangada dalam
Priority Dispatcing Rule.Dalam model terdapat beberapa prosedur, antara lain:
SPT( Shortest Processing Time )
FCFS ( First Come First Cerved )
MWKR ( Most work Remaining )
MOPNR ( Most Operations Remaining )
LWKR ( Least Work Remaining )
Dari model-model tersebut, SPT dan MWKR paling sering digunakan.
2.

Flow Shop Scheduling

Penjadwalan flow shop adalah proses penentuan urutan pengarjaan untuk suatu
lintas produksi yang dapat digunakan beberapa jenis produk.Dalam banyak
situasi, ada lebih dari satu pemrosesan ada satu pekerjaan terdiri atas beberapa

operasi yang harus dilaksanakan dalam urutan tertentu. Beralih dari kerja
pesanan pemrosesan kerja pesan pemrosesan banyak merupakan tantangan
yang berat. Pertama-tama kita mengamati kasus kerja pesanan khusus dimana
arus pekerjaan adalah searah (unidirectional).Kerja (bengkel) arus adalah jenis
kerja pesanan khusus dimana m mesin diberi nomor 1, 2, , m dan satu
pekerjaan mungkin membutuhkan maksimum m operasi- satu operasi dimasingmasing mesin. Selanjutnya, untuk setiap pekerjaan, jika operasi j mendahului
operasi k, maka mesin yang dibutuhkan untuk operasi j mempunyai nomor yang
lebih kecil dari pada mesin yang dibutuhkan untuk operaasi k.
Untuk mendemontrasikan prosedur penjadwalan bagi bengkel arus (flow shop),
contoh bagi bengkel arus adalah sebuah lini perakitan yang pekerjaanya
bergerak dari satu tahap ketahap berikutnya dengan arah yang sama.
Di dalam penyusunan kondisi-kondisi baru yang mana mengkarakterisasikan
problem flow shop adalah sama terhadap kondisi-kondisi pada basic singlemachine model.
Salah satu perbedaan dari kasus basic single-machine adalah bahwa waktu tidak
aktif yang dipasang mungkin akan menjadi keuntungan. Di dalam model mesin
tunggal
dengan kehadirannya secara bersamaan memungkinkan untuk
mengasumsikan bahwa tidak ada waktu untuk bersantai ketika sedang bekerja.
Akan tetapi di dalam kasus flow shop, ini mungkin sangat diperlukan sekali untuk
memberikan waktu tidak aktif yang dipasang guna mencapai optimalisasi.
Persoalan penjadwalan pada flow shop sangat banyak, diantaranya adalah:
1.

Simple Plow Shop


Continous

1 job di 1 set mesin kontinu tidak ada masalah scheduling

Repertitice
n job di 1 set mesin (intermitten) tanpa waktu set up perlu sequencing

Batch Flow
n job di 1 set mesin dengan waktu set uo tertentu perlu sequencing

Variasi Flow Shop


Skin Shop

N job di 1 set mesin diman proses pengerjaannya melalui Flow yang


sama tetapi beberapa mesin dilewat

Re Entrant Flow Shop

N job di 1set mesin, urutan pengerjaan ke- n job melalui urutan yang sama
tetapi ada mesin yang memproses dua kali.

Compoundd Flow Shop

N job di 1 set mesin , tetapi salah satu bagian mesinya bisa diganti dengan
satu group mesin (parallel)

Finite Queue Flow Shop


N job di satu set mesin, tetapi kapasitas storage disetiap mesin berbeda.

Pada Simple Flow Shop:

Persoalan sederhana

Bisa diselesaikan dengan priority rule / johshon

Pada variasi Flow Shop

Persoalan lebih rumit

Biasanya diselesaikan dengan heuristik (palmer, Gupta, Branch and Bound)

Sistem penjadwalan dalam flow shop adalah penjadwalan dari seluruh job dalam
urutan proses yang sama dan masing-masing job menuju kemasing-masing
mesin dalam satu waktu tertentu [1,hlm 437].Sistem ini dapat digambarkan
seperti urutan linear pada mesin-mesin seperti pada lini perakitan. Setiap job
diproses sesuai dengan urutan prosesnya dan dari satu mesin ke mesin lainnya.
Penjadwalan yang memiliki urutan yang sama atas penggunaan masing- masing
mesin disebut dengan permutation schedules. Dalam kriteria pengukuran
diperlukan penjadwalan harus dipertimbangkan ketika didapatkan solusi yang
optimal dengan meningkatkan jumlah job atau mesin.

Pada umumnya, setiap operasi berikutnya berasal dari satu operasi yang
mendahuluinya dan operasi kedua dari terakhir mempunyai satu operasi yang
mengikutinya. Oleh karena itu,setiap job memiliki urutan operasi yang spesifik
untuk menyelesaikan job tersebut .Tipe struktur ini sering disebut sebagai linear
predence structure.
Lantai produksi terdiri dari m mesin berbeda, dan setiap job terdiri dari m operasi
yang memerlukan mesin yang berbeda. Karakteristik flow shop dinyatakan
dengan aliran pekerjaan yang terarah. Pada pekerjaan flow shop, penomoran
mesin dimungkinkan sehingga jika operasike-j dari suatu job mendahului operasi
ke-k, maka mesin yang diperlukan dari operasi ke-j mempunyai nomor yang lebih
kecil dibandingkan dengan mesin yang dibutuhkan oleh operasi ke-k, mesinmesin dalam flow shop diberinomor 1,2,3,..,m;dan operasi job ke-I ditandai
dengan (i,1), (i,2),.,(i,m).
Setiap job dapat diperlakukan seolah-olah job tersebut memiliki m operasi yang
tetap .Aliran pekerjaan flow shop terbagi menjadi dua,yaitu pure flow shop dan
general flow shop. Pada aliran pekerjaan pure flow shop, setiap job memiliki satu

operasi pada setiap mesin.Sedangkan pada general flow shop ,suatu pekerjaan
dimungkinkan terdiri kurang dari m operasi dengan operasi-operasi pada mesinmesin yang tidak berdekatan (bersebelahan), dan operasi terakhir tidak selalu
dimulai pada mesin 1 dan diakhiri pada mesin m.

Karakteristik dasar penjadwalan flow shop adalah sebagai berikut:


a. Terdapat n job yang tersedia dan siap diproses pada waktut= 0
b. Waktu set up independent terhadap urutan pengerjaan.
c. Terdapat mmesin berbeda, yang tersediasecarakontinu.
d. Operasi-operasiindividual tidak dapat dipecah-pecah.
(Sumber: Unikom (2012). Penjadwalan. From http://elib.unikom.ac.id/download.
php?id=7885, 30 September 2013)

3.

Bacth

Batch merupakan open shop, yang dimaksudkan untuk mengambil keuntungan


dari skala ekonomis dalam pemrosesan part-part yangserupa secara
bersamaan.Batch shop juga bersifat diskret(mannfaktur), bisa pula bersifat
kontinu (garmen, penyulingan minyak, proses kimia).Aliran produksi jelas tidak
sekompleks jobshop, dengan banyak digunakannya part yang repetitif dan
mulitiguna. Pada sistem ini, pengelompokkan dan penentuan lot sangat krusial.
Untuk Batch atau Job Shop Production Kepentingan penjadwalan bisa menjadi
sangat kompleks, dalam kaitannya dengan penjadwalan produksi, batch flow, job
shop dancellular process telah banyak ditemui. Dalam tiap kasus jenis produkproduknya dibuat secara normal dan banyak diantaranya maketoorder. Waktu
yang dibutuhkan untuk memproses masing-masing pekerjaan atau produk
bervariasi dari pekerjaan satu kepekerjaan lain karena perbedasan dalam waktu
setup dan kebutuhan pemrosesan yang lainserta juga perbedaan ukuran order
pelanggan. Lingkungan batch production merupakann lingkungan yang dinamis
karena order-order dari pelanggan datang secara berkesinambungan dan
produk-produk yang telah jadi diproses serta kemudian diantarkan kepelanggan
tepat waktu.
Penjadwalan produksi memiliki beberapa fungsi dalam sistem produksi, aktivitasaktivitas terssebut adalah (TeguhBaroto,2002, hal167):
1. Loading (pembebanan) bertujuan mengkompromikan antara kebutuhan yang
diminta dengan kapasitas yang ada. Loading ini untuk menentukan fasilitas,
operator,dan peralatan.
2.
Sequencing (penentuan urutan) bertujuan membuat prioritas pengerjaan
dalam pemrosesan order-order yangmasuk.

3. Dispatching. Pemberian perintah-perintah kerja ke tiap mesin atau fasilitas


lainnya.
4. Pengendalian kinerja penjadwalan dengancara:
a.
sector.

Memonitor perkembangan pencapaian pemnuhan order dalam semua

b.
Merancang ulang sequencing bila ada kesalahan atau ada prioritas utama
baru.
5. Updating Schedules
Pelaksanaan jadwal biasanya selalu ada masalah baru yang berbeda dari saat
pembuatan jadwal, maka jadwal harus segera di update bila ada permasalahan
baru yang memang perlu diakomodasi.

Anda mungkin juga menyukai