(MAL)
@TAUFIQ ROCHMAN, STP. MT.
TEKNIK INDUSTRI-UNS
11/18/16
11/18/16
Audio eguipment
Automobiles
Cameras
Electric motor
Microwave oven
Refrigerator
Washing machines
dll
11/18/16
Prinsip-prinsip MAL
Specialization
Disebut division of labor, prinsip ini menerangkan bahwa
pekerjaan yang lebih besar dapat dibagi ke dalam elemen
yang lebih kecil yang ditangani oleh satu pekerja.
Pekerja mempunyai keahlian yang tinggi dalam melakukan
aktivitas kerja (terspesialisasi).
Interchangable parts
Part mempunyai ukuran tertentu dengan part
pasangannya sehingga mempermudah dalam proses
perakitan.
Tanpa interchangable parts, perakitan membutuhkan
pengikiran dan pengepasan terhadap komponen
pasangannya sehingga model perakitan menjadi tidak
praktis.
11/18/16
Manual Assembly Line
Lanjutan
Work principle dalam material handling
Prinsip ini menjadikan tiap unit kerja berlangsung
lancar (smooth) melalui lintasan produksi dan
dapat meminimisasi jarak pengiriman antar
stasiun.
Line pacing
Pekerja membutuhkan waktu siklus yang pasti
untuk menyelesaikan tugas dimana dilakukan
dengan mempertahankan tahapan proses dengan
tingkatan produksi tertentu. Line pacing
diimplemetasikan dalam bentuk konveyor
mekanik.
11/18/16
11/18/16
Assembly Workstation
Workstation pada MAL berupa lokasi yang
dirancang sepajang jalur aliran dimana satu atau
beberapa elemen kerja ditangani oleh satu atau
beberapa pekerja.
Elemen kerja menunjukkan bagian terkecil dari
total kerja yang harus dikerjakan untuk merakit
produk.
Macam aktivitas perakitan yang dilakukan pada
MAL :
Application of adhesive
Arc welding
Cotter pin application
Press fitting
Soldering
11/18/16
Manual Assembly Line
DLL
Manning level
Dalam MAL manning level dari stasiun kerja i
disimbolkan Mi.
Stasiun dengan satu pekerja, Mi = 1
Beberapa pekerja pada 1 stasiun kerja, Mi > 1
Manning level dirumuskan :
w
M
n
11/18/16
lanjutan
Atau menggunakan rumus yang lain :
n
M w u wi
i 1
Dimana :
Wu = jumlah utility worker yang ditugaskan
pada sistem
Wi = jumlah pekerja yang ditugaskan
secara khusus pada stasiun i untuk nilai i
= 1,2,3,,n
Wi = integer
11/18/16
10
11
lanjutan
Untuk mengurangi dampak dari permasalahan
ini, storage buffer digunakan diantara stasiun
kerja.
Unit kerja dibuat ditiap stasiun dan dikumpulkan
dalam bacth dan dipindah pada stasiun
berikutnya.
Unit kerja dipindah secara individual pada meja
datar atau unpowered manual.
11/18/16
12
13
Synchronous transport
Asynchronous transport
11/18/16
lanjutan
Continuous tansport system
Menggunakan konveyor yang bergerak secara
kontinyu yang beroperasi pada kecepatan konstan.
Sistem ini sering digunakan pada perakitan manual
(MAL)
Jika lintasan sangat panjang, seperti pabrik perakitan
mobil, sistem dibagi kedalam segmen-segmen dengan
konveyor terpisah untuk tiap segmen.
Sistem ini diiplementasikan melalui dua cara :
a. Unit kerja tetap
Produk yang besar dan berat seperti mobil, mesin cuci
dan peralatan berat tidak digerakkan oleh konveyor,
pekerja bergerak disekeliling produk tersebut.
11/18/16
15
Lanjutan
b. unit kerja bergerak
Untuk produk kecil dan ringan dapat digerakkan
oleh konveyor dimana operator tetap berada di
tiap stasiun. Pekerja lebih fleksibel dalam
menyesuaikan tugas perakitan.
Lanjutan
Asynchronous transport system
Unit kerja meninggalkan stasiun kerja ketika
pekerjaan telah selesai dan pekerja
melepas unit kerja tersebut
Pada sistem ini, unit kerja bergerak secara
independen dibandingkan dengan sistem
synchronous
Antrian kecil dari unit kerja kadang terjadi
ditiap stasiun
Waktu kerja ditiap unit kerja bervariasi
11/18/16
17
Line Pacing
Manual assembly line beroperasi pada
waktu siklus kerja tetap
Pacing of workers merupakan salah satu
alasan mengapa MAL berhasil
diimplementasikan
Pacing menyediakan disiplin pekerja untuk
menjamin keberhasilan tingkat produksi.
MAL dirancang berdasarkan 3 alternatif
tingkatan pacing :
Rigid pacing
Pacing with margin
No pacing
11/18/16
18
Rigid pacing
Tiap pekerja diberikan waktu yang tetap
pada tiap siklus kerja
Toleransi waktu (tolerance time) diatur
menyesuaikan siklus waktu lintasan
Menggunakan sistem synchronous work
transport
Jika pekerjaan tidak dapat diselesaikan
dengan waktu siklus yang telah ditetapkan
maka unit kerja keluar dari stasiun dalam
keadaan tidak lengkap.
11/18/16
19
20
No pacing
Tidak ada batasan waktu ditiap stasiun
dalam menyelesaiakan kerja.
Operator perakitan bekerja pada
pacingnya sendiri
Hal ini terjadi jika :
Sistem transport manual digunakan
pada sistem
Unit kerja dapat dipindahkan dari
konveyor
Asynchronous conveyor digunakan dan
11/18/16 pekerja mengendalikan
Manual Assembly Line
21
keluaran
tiap
11/18/16
22
lanjutan
Mixed model line
11/18/16
23
11/18/16
Hard variety
Soft variety
No variety
Product variety
24
Alternative Assembly
Systems
Pada MAL, pekerja sering mengeluh
berkaitan dengan pekerjaan yang
monoton dan berulang
Kualitas kecakapan kerja rendah,
gangguan pada lintasan produksi
Usaha mengurangi kegiatan yang bersifat
monoton dan repetitif dengan
menngunakan alternatif MAL :
Single-station manual assembly cell
Assembly cells based on worker teams
11/18/16
Assembly Line
AutomatedManual
assembly
system 25
Single-station manual
assembly cell
Pekerjaan dilakukan pada perakitan
produk dan sub perakitan produk
Model ini digunakan pada produk yang
komplek dan produksi dalam jumlah kecil
Workplace menggunakan satu atau
beberapa pekerja tergantung ukuran
produk dan tingkat produksi yang
dibutuhkan
Custom-engineered product (aircraft,
peralatan, mobil) menggunakan single
manual station untuk aktivitas perakitan.
11/18/16
26
Automated assembly
system
Menggunakan teknologi terotomasi
pada stasiun kerja
Dalam klasifikasi sistem manufaktur
termasuk tipe IA atau IIIA
Tergantung pada satu atau beberapa
stasiun kerja (workstation) dalam
sistem kerja
11/18/16
28
29
Prinsip DFA
Beberapa prinsip yang diterapkan dalam
perancangan produk di fasilitas perakitan :
Use the fewest number of parts possible to
reduce the amount of assembly required
Melalui kombinasi fungsi yang sama dari
part, menggunakan komponen part
berlainan misal menggunakan part plastik
untuk menggantikan sheet metal
Reduce the number of threaded fasteners
required
Menghindari penggunaan pengunci secara
terpisah, disain komponen dirakit
menggunakan kunci pas (snap fits), ring
penguat (retaining rings), dan integral
11/18/16
Manual Assembly Line
30
fasteners
lanjutan
Standardize fasteners
Untuk mengurangi jumlah ukuran dan macam
pengunci komponen part yang dibutuhkan untuk
merakit produk
Reduce part orientation difficulties
Problem orientasi dikurangi dengan disain part
yang simetris, mengurangi bentuk part yang
tidak simetris
Avoid parts that tangle
Ketepatan bentuk part menjadi ukuran terhadap
part bins, ukuran part yang tidak teratur
membuat frustasi pekerja , mengganggu
kelancaran produksi, misal menyumbat pengisi
otomatis.
11/18/16
Manual Assembly Line
31
Referensi
Groover, Mikell P, 2001, Automation,
Production system, and Computer
Integrated Manufacturing, Prentice
hall, New Jersey, USA.
Groover, Mikell P, 2008, Automation,
Production system, and Computer
Integrated Manufacturing, Prentice
hall, New Jersey, USA.
11/18/16
32