Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

PT. Suzuki Indomobil Motor Plant Cakung merupakan perusahaan

yang bergerak dalam bidang manufaktur otomotif, dan merupakan salah satu

cabang dari PT. Suzuki Indomobil Motor yang ada sekarang. Pada PT. SIM

Plant Cakung ini bergerak dalam bidang perakitan mesin, yaitu mesin 4w dan

mesin 2w. Perusahaan ini adalah salah satu perusahaan manufaktur

terbesar di Indonesia, ini terlihat dari asset yang dimiliki serta cakupan

konsumen yang menjangkau ke seluruh wilayah Indonesia, bahkan

internasional.

Industri otomotif merupakan jenis industri yang sangat dinamis

perkembangannya karena dipengaruhi oleh selera pasar yang cenderung

dinamis. Tingkat persaingan pasar pun selalu berkembang pesat terlebih

menyangkut masalah teknologi yang ikut terlibat di dalamnya. Mengenai

masalah mesin, pada umumnya pelanggan menginginkan mesin dengan

kapasitas umur yang panjang, memiliki ketahanan fisik yang memadai,

hemat, dan sebagainya. Demi memenuhi persaingan pasar yang begitu

kompetitif, PT. SIM selalu berusaha menjaga kualitas produknya dalam segi

apapun, tertutama masalah waktu sekalipun dalam keadaan kapasitas

produksi yang tinggi.

Tak ayal terjadi kesulitan pemenuhan permintaan jika pada saat

bersamaan perusahaan memilki kebutuhan pasar akan produk dalam jumlah

1
besar dari berbagai pelanggan terutama pada saat di mana permintaan

akan produk sedang meningkat. Untuk dapat memenuhi kebutuhan

pelanggan sesuai waktunya, PT. SIM Plant Cakung perlu memiliki suatu

perancangan kerja yang baik. Oleh karena itu perusahaan harus

mengetahui kapasitas produksi guna menentukan target produksi,

penjadwalan produksi, agar produksi dapat berjalan dengan baik guna

memenuhi kebutuhan pasar.

Untuk itu diperlukan suatu kajian mendasar untuk menerapkan itu

semua, agar dapat terbentuk suatu system kerja yang diinginkan. Salah

satunya dengan melakukan pengukuran waktu standar pada proses

perakitan mesin, sehingga dapat diketahui waktu penyelesaian yang

dibutuhkan perusahaan dalam memproduksi mesin.

B. Perumusan Masalah

Pokok permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah

perhitungan waktu baku dalam proses perakitan mesin 4w di PT. Suzuki

Indomobil Motor pada bagian Assy. 4w line 1, maka dari itu perlu suatu

penganalisaan sistem kerja yang terkait dengan waktu yang digunakan oleh

para pekerja dalam menyelesaikan proses perakitan mesin 4w.

Penganalisaan tersebut dengan cara melakukan pengukuran-pengukuran

waktu kerja terhadap operator-operator yang terlibat langsung dalam proses

perakitan mesin 4w tersebut. Pengukuran waktu kerja yang penulis lakukan

adalah dengan menggunakan metode jam henti (stop watch).

2
C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya kerja praktek di PT. Suzuki Indomobil Motor

pada Bagian Assy. 4w line 1 ini adalah:

1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama di bangku

kuliah pada situasi nyata di PT. Suzuki Indomobil Motor pada Bagian

Assy. 4w line 1.

2. Mengetahui dan memahami dunia kerja yang sesungguhnya.

3. Untuk meningkatkan wawasan dan pengalaman penulis yang akan

sangat berguna dalam menunjang displin ilmu yang penulis miliki di

dalam penerapan kesehariannya.

4. Mengetahui dan memahami proses perakitan produk mesin 4w di PT.

Suzuki Indomobil Motor pada Bagian Assy. 4w line 1.

5. Mengetahui waktu baku dalam proses perakitan produk mesin 4w di

PT. Suzuki Indomobil Motor pada Bagian Assy. 4w line 1.

D. Sistematika Penulisan

Penyusunan dalam laporan kerja praktek bertujuan untuk

memudahkan pembahasan dan penyampaian dari informasi yang ada dalam

pelaksanaan kerja praktek yang telah berlangsung.

Penyusunan laporan kerja praktek ini dilakukan dengan sistematika

penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

3
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang dilaksanakan

kerja praktek dan materi yang akan dibahas dalam laporan ini.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini menjelaskan mengenai sejarah perusahaan PT. Suzuki

Indomobil Motor, alamat dan lokasi perusahaan, struktur

organisasi perusahaan, sumber daya manusia, waktu kerja dan

kegiatan produksi.

BAB III PENEMPATAN

Bab ini berisi uraian tentang penempatan (pada divisi apa)

mahasiswa melakukan kerja praktek, mulai hari pertama

sampai hari terakhir pelaksanaan kerja praktek.

BAB IV KONSEP DAN TEORI

Bab ini berisi uraian tentang konsep dan teori tentang materi

kerja praktek yang diambil jika ditinjau secara teoritis yang telah

diperoleh dari bangku kuliah.

BAB V TANGGAPAN DAN SARAN

Bab ini berisi tanggapan penulis tentang konsep kerja yang ada

di perusahaan jika dibandingkan dengan teori yang telah

dipelajari. Serta berisi saran perbaikan.

4
BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya Perusahaan

PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) merupakan sebuah perusahaan

penanaman modal asing (PMA) yang berdiri dengan kekuatan 5 (LIMA) buah

perusahaan. Perusahaan tersebut adalah sebagai berikut :

1. PT. Indohero Steel & Engineering Co.


2. PT. Indomobil Utama.
3. PT. Suzuki Indonesia Manufacturing.
4. PT. Suzuki Engine Industry.
5. PT. First Chemical Industry.

Lima perusahaan tersebut bergabung (merger) dengan persetujuan

dari Presiden Republik Indonesia melalui surat pemberitahuan tentang

persetujuan Presiden dari Ketua Badan Koordinsai Penanaman Modal

(BKPN) nomor 05/I/PMA/90 tertanggal 1 Januari 1990, dan diperingati

sebagai tanggal berdirinya PT. Suzuki Indomobil Motor, yang bergerak dalam

bidang usaha Industri Komponen dan Perakitan kendaraan bermotor Merk

SUZUKI roda dua (Sepeda Motor) dan roda empat (Mobil).

Lokasi kantor puast PT. Suzuki Indomobil Motor berada di Wisma

Indomobil di Jalan MT. Haryono, Kav. 8, Jakarta Timur. Kantor pusat ini

didukung oleh 314 karyawan, sedangkan untuk lokasi pabriknya tersebar

dibeberapa tempat, antara lain di Pulogadung, Cakung, dan di Tambun.

B. Lokasi Perusahaan

Pusat perakitan kendaraan merk SUZUKI dengan jumlah karyawan +

5000 orang berkapasitas produksi 100.000 unit mobil dan 1.200.000 unit

5
sepeda motor pertahunnya. Pusat perakitannya terbesar di lima penjuru kota,

dan terbagi menjadi 6 (Enam) lokasi :

1. Plant Cakung ( Perakitan Engine )


2. Plant Pulogadung ( Service & Sales )
3. Plant Tambun I ( Perakitan Motor )
4. Plant Tambun II ( Perakitan Mobil )
5. Plant Spare part ( Penjualan Suku Cadang / Spare Part )
6. Kantor Pusat ( Wisma Indomobil MT. Haryono )

a. Plant Cakung
Plant Cakung sebelumnya dikenal dengan nama PT. Suzuki

Indonesia Manufacturing, PT Suzuki Engine Industri dan PT. First

Chemical Industry berada di Jalan Raya Penggilingan, Cakung,

Jakarta Timur. Berdiri di areal tanah seluas 80.540 m 2 dan didukung

oleh + 1388 karyawan. Di sini di produksi berbagai macam Komponen

dan Part sepeda motor dan mobil melaui proses : shearing, pressing,

welding, assembling engine bending, buffing, machining die casting,

dan lain-lain dengan menggunakan Teknologi Canggih. Di sini pula

dirakit berbagai macam peralatan Transmisi dan Kemudi baik sepeda

motor maupun mobil.


b. Plant Pulogadung
Plant Pulogadung sebelumnya dikenal dengan nama PT.

Indomobil Utama, berada di Jalan Raya Bekasi Km. 19, Jakarta Timur,

berdiri di areal tanah seluas 39.555 m 2, didukung oleh 98 karyawan.

Di sini pernah dirakit berbagai macam kendaraan bermotor roda

empat seperti : Carry Extra, Carrry Futura, Katan, dan sedan Forsa.

Saat ini di Plant Pulogadung hanya ada beberapa bagian saja, karena

6
assembling untuk kendaraan roda empat sebagian besar telah pindah

ke Plant Tambun II.


PT. Indomobil Utama pada awal berdirinya menggunakan nama

PT. Suzuki Indonesia yang didirikan berdasarkan Akte Notaris No. 38

tertanggal 26 Maret 1973 dihadapan Notaris Khairul Bakhri dan

disyahkan oleh Menteri kehakiman tanggal 9 Juni 1973, NO.

YA/5/1973, serta diumumkan dalam berita Negara RI tanggal 7

September 1976 NO. 72. Saat ini Plant Pulogadung dipergunakan

sebagai tempat Service dan Sales untuk kendaraan Suzuki R4.


c. Plant Tambun I
Plant Tambun I sebelumnya dikenal dengan nama PT. Indohero

Steel & Enineering Co. Plant Tambun I mampu menyerap tenaga kerja

sebanyak + 1128 orang. Berada di Jalan Raya. Diponegoro Km. 38,2

Bekasi. Di sini diproses, diproduksi, dan dirakit berbagai komponen

kendaraan roda dua (sepeda motor) merk Suzuki, dan di sinilah lahir

berbagai sepeda motor Suzuki Type mutakhir.


d. Plant Tambun
Plant Tambun II merupakan proyek baru khusus untuk

kendaraan roda empat Suzuki. Di sini dilakukan pressing, welding,

painting, serta perakitan kendaraan roda empat dalam jajaran Suzuki,

dengan menggunakan berbagai peralatan tekhnologi Tinggi, dan yang

terbesar di Asia Tenggara untuk saat ini.


Plant Tambun II berdiri di area tanah seluas 353.665 m 2,

dengan luas bangunan seluas 89.100 m2, dan mampu menyerap

tenaga tenaga kerja sebanyak + 2500 orang. Plant Tambun II

7
diresmikan pada tanggal 14 Mei 1991 oleh Menteri perindustrian RI

(pada saat itu) Bp. Ir. Hartanto.


e. Plant Spare Part
Guna memberikan pelayanan purna jual bagi pemilik

kendaraan bermotor merk Suzuki Roda 4 maupun Roda 2, PT. Suzuki

Indomobil Motor memindahkan tempat penyediaan suku cadang dari

Plant Sunter ke Spare Part yang berlokasi di Jl. P. Diponegoro Km.

38,2 Tambun Bekasi (Jl. Toyo Giri). Di sana tersedia berbagai suku

cadang asli untuk kendaraan bermotor merk Suzuki, serta menjual

berbagai souvenir Suzuki. Hal ini dilakukan demi menjaga kepuasan

konsumen yang selalu diutamakan.

C. Produk Yang Dihasilkan


Saat ini PT. Suzuki Indomobil Motor sudah menghasilkan kendaraan

R4 (Mobil) antara lain : Suzuki Forsa Esteem 1300 cc, Forsa Esteem 1600

cc, Suzuki Carry 100 cc, Suzuki Carry Futura 1500 cc, Suzuki Vitara, Suzuki

Side Kick, Suzuki Escudo, Suzuki Katana, Suzuki Baleno, Suzuki Karimun,

Suzuki Aerio, Suzuki Grand Escudo 1.6, Suzuki Grand Escudo 2.0, Suzuki

APV, APV Arena, Grand Vitara dan yang terbaru Neo Baleno dan SX4

(Cross Over).
Sedangkan untuk kendaraan R2 (Motor) antara lain : Sepepda Motor

Suzuki RGR 150, Suzuki RC 100 Bravo, Tornado 110, Shogun 110, Satria

120, Thunder 120, Thunder 125 & Thunder 250, Smash 110, Shogun 125,

Satria 150, Spin R, Spin SR, dll.

D. Fungsi Sosial Dan Ekonomi Perusahaan

8
Dengan berdirinya PT. Suzuki Indomobil Motor tidak hanya membantu

mesyarakat dalam mendapatkan kendaraan bermotor roda 4 (empat)

maupun roda 2 (dua) yang baik, akan tetapi juga berpengaruh terhadap

lapangan sosial baik terhadap masyarakat di sekitarnya ataupun yang

berada jauh dari perusahaan. Secara tidak langsung, hal ini telah membantu

perekonomian Negara, serta membantu pemerintah dalam program

pengentasan kemiskinan. Berbagai dampak positif yang muncul pun

menyebabkan PT. Suzuki Indomobil Motor dapat diterima oleh masyarakat

dan negara.
PT. Suzuki Indomobil Motor dapat digolongkan dalam fungsi sosial

maupun ekonomi, hal ini dapat diterangkan sebagai berikut :


1. Fungsi Sosial Perusahaan
a. Hidup layak
Membantu karyawan dalam menghidupi istri dan anak-anaknya

agar mendapat kehidupan yang layak.


b. Bantuan-bantuan
Bantuan ini diberikan kepada instansi-instansi pemerintah

maupun swasta baik yang bersifat rutin atau tidak rutin,

misalnya bantuan pengambilan mobil untuk karnaval atau

acara resmi lainnya.


Bantuan lain juga diberikan kepada kegiatan-kegiatan yang

bersifat spiritual. Apabila terjadi bencana alam di suatu daerah

maka perusahaan akan memberikan bantuan yang sesuai

dengan kemampuan perusahaan dan kebutuhan yang

diperlukan pada saat itu.


c. Program Training
Suatu program yang sedang giat-giatnya dikembangkan oleh

PT. Suzuki Indomobil Motor dan dilaksanakan setiap 6 (enam)

9
bulan sekali dengan mencari lulusan STM yang berbakat dan

masih muda tetapi tidak mampu melanjutkan sekolah ke

jenjang yang lebih tinggi untuk dilatih menjadi ahli mekanik

mobil. Setiap kesempatan disaring sebanyak 30 orang dan 5

(lima) terbaik akan dikirim ke Jepang dan setelah lulus

langsung disalurkan bekerja.


2. Fungsi Ekonomi Perusahaan
a. Pengadaan Kendaraan
Membantu Pemerintah serta masyarakat dalam pengadaan

roda dua atau roda empat sesuai dengan kegunaan dalam

rangka turut serta melaksanakan pembangunan Nasional yang

berkesinambungan.
b. Membuka Kesempatan Kerja
Pada saat seperti ini kesempatan kerja merupakan suatu

problema bagi Pemerintah yang sulit untuk dipecahkan karena

jumlah pengangguran yang setiap tahun semakin meningkat.


c. Pembayar Pajak
Membayar pajak kepada Pemerintah, di mana secara tidak

langsung ikut melaksanakn pembangunan.


Laju perusahaan ini semakin lancer dan hubungan antar

pemimipin dengan para karyawan dirasakan semakin harmonis. Hal

ini juga tidak lepas dari peran serta satu-satunya organisasi karyawan

yang berada di lingkungan karyawan yaitu Serikat Pekerja Metal

Indonesia (SPMI). Perusahaan bersama-sama dengan SPMI secara

sadar dan nyata ikut membudayakan Hubungan Industrial Pancasila

di lingkungan PT. Suzuki Indomobil Motor.

10
Demikianlah secara singkat Fungsi Sosial dan Ekonomi PT.

Suzuki Indomobil Motor sebagai Perusahaan yang tidak semata-mata

mencari profit / keuntungan.

E. Struktur Organisasi Perusahaan


Dalam suatu perusahaan, pembentukan suatu organisasi sangat

diperlukan dalam usaha untuk menjagakelancaran dan mencapai tujuan

Perusahaan. Struktur organisasi dibentuuk dengan maksud agar setiap

anggota organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien. Unsur-unsur

dasar dari organisasi adalah :


a. Adanya 2 orang atau lebih
b. Adanya pengaturan hubungan
c. Adanya maksud untuk kerja sama
d. Adanya tujuan yang hendak dicapai
e. Adanya pembagian peranan untuk mencapai suatu tujuan

tertentu secara bersama-sama


Adapun cara atau atribut dapat diperinci sebagai berikut :
a. Organisasi adalah suatu lembaga sosial yang terdiri dari

sekumpulan orang dengan berbagai pola interaksi yang

diterpakan.
b. Organisasi dikembangkan untuk mencapai tujuan-tujuan

tertentu. Oleh karena itu organisasi adalah kreasi social

yang memerlukan aturan dan koordinasi.


Organisai dapat dibagi menjadi :
1. Organisasi garis (line Organisation).
2. Organisasi Staff (Staff Organisation).
3. Organisasi Gari san Staff (Line And Staff Organisation).
4. Organisasi Fungsional.
5. Organisasi Panitia.

F. Visi & Misi Perusahaan

a. To be the most outstanding company within Suzuki global

operation.

11
Menjadi Perusahaan yang terkemuka di dalam Suzuki global

operation.

b. To be the most reliable and admirable automotive company in

Indonesia.

Menjadi Perusahaan otomotif yang dihagai dan terkemuka di

Indonesia.

G. Motto Suzuki Group

5S 5P

1. SEIRI = PEMILAHAN 1. PERSATUAN/KESATUAN


2. SEITON = PENATAAN 2. PERBAIKAN/IMPROVEMENT
3. SEISOU = PEMBERSIHAN 3. PATUH
4. SEIKETSU = PEMANTAPAN 4. PERJUANGAN
5. SHITSUKE = PEMBIASAAN 5. PENGHEMATAN

H. Program-Program Perusahaan
1. 5S

2. 5P
3. GDS (Gerakan Disiplin Suzuki)
4. GKM (Gugus Kendali Mutu)
5. K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
6. Usulan
7. Kaizen
8. CS (Customer Satisfaction)

I. Proses Perakitan Kendaraan R4 Merk Zuzuki Di Tambun II

1. Pressing
Merupakan suatu proses pembentukan komponen-komponen mobil

dari plat material yang telah ditentukan, seperti : Panel Door, Panel

Roof dan lain-lain.


2. Welding

12
Merupakan suatu proses penyambungan komponen-komponen mobil

menjadi unit white body yang telah ditentukan hingga menjadi satu

kesatuan.
3. Painting
Proses pelapisan dan pengecatan unit white body menjadi unit paint

body.
4. Assembling
Proses pemasangan komponen roda, electric, seat, glass, engine, dll

menjadi unit mobil yang siap pakai.


5. Final Inspection
Proses pengujian / pengesetan unit mobil yang telah selesai dirakit.

J. Gambaran Umum Proses Pembuatan Mobil

Pada tahap dasar proses pembuatan mobil / kendaraan berotor roda 4

(empat) melalui beberapa tahapan yang saling berhubungan antara proses

yang satu dengan proses selanjutnya. Proses ini saling berurutan di mana

setiap proses harus menghasilkan produk yang siap pakai dan mampu

bersaing di pasaran.
Secara garis besar proses pembuatan mobiil yang ada di PT. Suzuki

Indomobil Motor pembentukan komponen / part dari material Steel Sheet

menjadi komponen atau part yang sudah terbentuk dengan bantuan mesin

press. Setelah komponen terbentuk komponen tersebut masuk ke proses

welding yaitu proses penyatuan komponen dengan jalan pengelasan sampai

terbentuk komponen white body (body kosong), dari white body masuk ke

proses painting (pengecatan) sehingga body mobil sudah mempunyai warna

sesuai yang diinginkan. Dari proses painting dilanjutkan ke proses

sssembling, yaitu proses penggabungan roda, engine, kaca seat (jok) dan

13
komponen lainnya sampai menjadi mobil yang siap pakai. Proses terakhir

pada pembuatan mobil adalah proses Final Inspection di mana mobil yang

sudah jadi harus melalui tahap pemeriksaan dan test sehingga mobil benar-

benar lulus uji dan siapp dipasarkan ke konsumen.


Berikut ini gambaran proses pembuatan mobil dari bagian pressing

sampai bagian Final Inspection :

1. Proses Pressing

Proses pressing adalah proses pembentukan komponen/part

dari material steel sheet menjadi bentuk part/komponen dengan

menggunakan mesin press. Secara garis besar proses pressing

meliputi beberapa proses, yaitu :

a. Drawing
Proses drawing adalah proses pembentukan material steel

sheet mengikuti dies/cetakan, di mana material steel sheet

(lembaran baja) dipasang pada dies (cetakan) yang

selanjutnya dengan bantuan mesin press diadakan

penekanan sehingga terbentuk komponen yang kita

inginkan.
b. Trimming
Adalah proses pemotongan tepi material yang sudah

mengalami proses drawing.


c. Piercing (PC)
Adalah proses pembuatan lubang pada material, di mana

proses ini dilakukan setelah material mengalami proses

drawing.
d. Bending

14
Adalah proses pembengkokan material sesuai bentuk yang

telah ditentukan.
e. Resriking
Adalah proses merapikan bentuk material menjadi lebih

sempurna (proses pembentukan lekukan yang lebih

sempurna).
2. Proses Welding
Proses welding adalah proses pembuatan white body (mobil

kosong) dengan cara menggabungkan komponen/part melalui proses

pengelasan. Proses ini meliputi :


a. Proses Front Floor
Adalah proses pembentukan (penyatuan) komponen mobil bagian

depan.
b. Proses Rear Floor
Adalah proses yang dilakukan dalam pembentukan komponen

bagian belakang.
c. Proses Side Body
Proses proses yang dilakukan untuk pembentukan mobil bagian

samping.
d. Proses Main Body
Proses penyambungan dari masing-masing inti di atas menjadi

satu kesatuan (white body).


3. Proses Painting
Proses Painting adalah proses pemberian warna pada unit

mobil, dan tujuan dari proses pewarnaan adalah untuk melindungi

permukaan unit mobil dari elemen-elemen yang bias merusak mobil,

untuk memberikan keindahan pada mobil dan juga memberikan

petunjuk khusus. Pengecatan dapat memberikan proteksi terhadap

karat, sinar ultraviolet, pasir, dan udara yang mengandung garam,

15
juga dari penampilan dapat memberikan dimensi efek, kehalusan,

kilauan (luster) dan efek dari sebuah warna.


Dalam industry otomotif pengecatan dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Cat Stoving
Yaitu cat yang digunakan untuk pengecatan material dari

logam,dan untuk cat ini pengeringan harus pada suhu tertentu dan

biasanya pengeringan menggunakan oven.


b. Cat Poliurethane
Yaitu cat yang dipergunakan dalam pengecatan material dari

bahan plastik, di mana dalam proses pengeringannya tidak

memerlukan suhu tinggi.


Secara garis besar proses painting pada industri otomotif meliputi :
a. Pre Treatment System
Yaitu proses perlakuan terhadap permukaan material untuk

menghindari karat dan permbersihan permukaan untuk persiapan

proses painting.
b. CED Coat (cat dasar)
Yaitu proses pemberian cat dasar dengan menggunakan system

elektrodeposition, fungsi dari CED ini yang utama adalah sebagai

anti karat.
c. Intermediate Coat
Yaitu proses pemberian warna kedua sebelum body dilapisi cat

uatama, agar dalam proses pemberian warna utama didapatkan

hasil yang bagus.


d. Top Coat (cat utama)
cat ini yang biasa kita sebut cat utama dan secara visual warna

yang sebenarnya telah terlihat dengan sempurna.

4. Proses Assembling Engine (Proses ini berlangsung di Plant

Cakung)
Proses Assembling Engine adalah proses penggabungan

komponen-komponen engine menjadi satu unit engine, dan proses ini

16
terpisah dari proses di atas karena proses ini berjalan pada line

sendiri dan berjalan secara paralel dengan proses lain. Proses

Assembling engine terdiri dari beberapa tahap proses, yaitu sebagai

berikut :
1. Proses Casting
Yaitu proses pengecoran atau penuangan dari komponen-

komponen melalui proses casting.


2. Proses Machining
Yaitu proses pengerjaan mesin dari material yang dicasting untuk

mendapatkan ukuran sesuai yang diinginkan.


3. Sub Assembling
Yaitu proses assembling dari komponen-komponen engine

sebelum masuk ke line assembling.


4. Assembling
Yaitu proses penggabungan komponen-komponen dari proses

machining dan proses sub-assembling menjadi satu unit engine.


5. Quality
Yaitu proses pengecekan dari hasil assembling, dan di sini dapat

ditentukan apakah engine layak diteruskan ke proses assembling

body.

5. Assembling
Adalah suatu proses penggabungan unit body yang telah

selesai dilakukannya proses painting dengan engine dan komponen-

komponen lain, seperti roda, jok, dashboard, interior dalam dan juga

interior luar menjadi satu unit mobil. Proses assembling terdiri dari

beberapa tahap yang meliputi :


1. Chasis
Yaitu proses assembling pada bagian-bagian mobil yang

berhubungan dengan chasis.


2. Trimming

17
Yaitu proses assembling pada bagian atas mobil atau pemasangan

interior dan eksterior mobil.


3. Sub Assembling
Yaitu proses assembling komponen-komponen mobil sebelum

proses assembling ke unit mobil.


4. Final
Yaitu proses assembling untuk kelengkapan mobil sesudah proses

trimming dan chasis.

6. Inspection
Yaitu proses pemeriksaan unit mobil sesudah proses

assembling, dan proses ini memeriksa semua komponen dan part

apakah unit mobil layak untuk dijual. Final Inspection Line adalah

tempat untuk menguji kendaraan setelah melewati semua proses

assembly. Semua kendaraan yang dihasilkan oleh assy shop diuji di

sini. Dalam pengujian ini terdapat beberapa tahapan sebelum dilepas

ke bagian marketing, sesuai dengan urutannya adalah TOE IN

tester, Turning Radius & Headlight tester, Drum tester, Side Slip,

Brake Tester Inspection, Engine Room & Under Pit, Appearance.

Selain itu masih ada satu lagi pengujian yang harus dilalui di luar Final

Inspection Line ini, yakni Shower test.


Proses tahapan pengujian tersebut di atas dapa dijelaskan sebagai

berikut :
1. Toe-In Tester
Test yang pertama adalah toe-in tester. Di bagian ini dilakukan

test terhadap kelurusan roda. Setelah kendaraan berada di atas toe

tester maka layar monitor akan menampilkan besarnya penyimpangan

roda terhadap kelurusannya. Untuk penyetelan, operator akan

18
mengatur kekencanagan buat pada tie-rod, sambil terus mengamati

layar monitor. Tester ini dilengkapi dengan switch khusus yang bisa

diatur untuk menyesuaikan model yang akan ditest. Untuk ST-100

dipakai kode huruf A, Baleno memakai huruf C, Carry/Futura/FPB

memakai huruf D, Katan memakai huruf E dan Escudo memakai

huruf G. Bagian yang harus diamati saat melalui toe-in tester adalah

roda depan. Untuk Baleno harus roda depan dan belakang.

2. Turning Radius & Headlight Tester


Besarnya standar sudut belokan untuk masing-masing model

berbeda, sehingga perlu dipakai switch seperti pada toe-in tester.

Kode huruf yang dipakai adalah A untuk Futura (CHS, FD, WD,

FPB).

19
BAB III

PENEMPATAN

Dalam melaksanakan kerja praktek di PT. Suzuki Indomobil Motor,

penulis ditempatkan pada bagian perakitan komponen mesin 4w. Kerja

praktek yang dilakukan penulis lebih kurang satu bulan terhitung sejak

tanggal 1 Desember 2010 hingga 31 Desember 2010. Banyak pengalaman

yang diperoleh penulis dalam melaksanakan kerja praktek di PT. Suzuki

Indomobil Motor. Berikut rincian kegiatan penulis dari awal hingga akhir

selama kerja praktek :

Tabel 3.1 Uraian Kegiatan Kerja Praktek

No Tanggal Penempatan Kegiatan


1 1 Desember 2010 Assy. 4w line 1 Penulis mengunjungi tempat

kerja praktek di PT. Suzuki

Indomobil Motor, pada pada

tanggal 1 Desember 2010 ini,

penulis ditetapkan mengenai

penempatan kerja praktek,

yaitu di Assy 4W line 1.


2 2 Desember 2010 Assy. 4w line 1 Pada hari ini penulis mulai

melaksanakan kerja praktek,

penulis diperkenalkan
(Bersambung ke halaman berikutnya..)
mengenai segala hal yang

mencakup tentang lini 1 4W,

mengenai proses perakitan,

20
mesin, jumlah operator, dan

sebagainya.
3 3 Desember 2010 Assy. 4w line 1 Izin Ujian Tengah Semester.
4 4 Desember 2010 Assy. 4w line 1 Hari libur.
5 5 Desember 2010 Assy. 4w line 1 Hari libur.
6 6 Desember 2010 Assy. 4w line 1 Hari ini penulis didampingi

oleh seorang pembimbing

untuk mempelajari kegiatan

operator-operator beserta

tanggung jawab pekerjaanya

dalam proses perakitan di

BAGIAN Assy. 4w line 1.

Pembimbing menjelaskan

secara mendalam tentang

proses-proses yang

dilakukan operator yang

bersangkutan.
7 7 Desember 2010 Assy. 4w line 1 Hari libur.
8 8 Desember 2010 Assy. 4w line 1 Hari ini penulis kembali

didampingi oleh Bapak

Esman keselaku
Bersambung halaman pembimbing
berikutnya..

lapangan untuk mempelajari

proses perakitan yang telah

dijelaskan sebelumnya,

namun pada hari ini penulis

lebih membahas mengenai

21
berbagai hal yang

berhubungan dengan pokok

bahasan yang ingin

dimengerti oleh penulis.


9 9 Desember 2010 Assy. 4w line 1 Pada hari ini penulis mulai

sedikit demi sedikit

memahami makna proses

yang dikerjakan oleh

operator, dan melihat secara

jelas tiap-tiap bagian proses

perakitan yang dilakukan

oleh operator-operator.
10 10 Desember 2010 Assy. 4w line 1 Penulis mulai melakukan

observasi, mengumpulkan

data waktu operator-operator

yang dibutuhkan.
11 11 Desember 2010 Assy. 4w line 1 Hari libur.
12 12 Desember 2010 Assy. 4w line 1 Hari libur.
13 13 Desember 2010 Assy. 4w line 1Bersambung
Penuliske halaman meneruskan
berikutnya..

observasi pengumpulan data

waktu operator yang

sebelumnya telah dilakukan,

namun pada hari ini juga

pembimbing lapangan

menjelaskan komponen-

komponen mesin yang dirakit

22
secara umum.
14 14 Desember 2010 Assy. 4w line 1 Penulis kembali melakukan

observasi penumpulan data

waktu operator-operator. Dan

pada hari ini juga penulis

mendapat penjelasan

penting mengenai transmisi.


15 15 Desember 2010 Assy. 4w line 1 Penulis melakukan observasi

pengumpulan data waktu

operator. Dan pada hari ini

juga penulis dijelaskan oleh

pembimbing lapangan

mengenai mesin dan

peralatan yang digunakan

dalam ke halaman
Bersambung proses berikutnya..
perakitan

mesin di lini 1 4W.


16 16 Desember 2010 Assy. 4w line 1 Penulis melakukan observasi

data waktu operator. Selain

itu juga, penulis dijelaskan

mengenai proses seting

valve oleh operator yang

bersangkutan.
17 17 Desember 2010 Assy. 4w line 1 Penulis melakukan observasi

data waktu operator. Selain

itu juga penulis mempelajari

23
proses penomoran blok

mesin oleh operator yang

bersangkutan.
18 18 Desember 2010 Assy. 4w line 1 Hari libur.
19 19 Desember 2010 Assy. 4w line 1 Hari libur.
20 20 Desember 2010 Assy. 4w line 1 Penulis masih melakukan

proses pengambilan data

waktu penyelesaian dari

proses perakitan mesin di lini

1 4W.
21 21 Desember 2010 Assy. 4w line 1 Penulis masih melakukan

proses pengambilan data

waktu kepenyelesaian
Bersambung dari
halaman berikutnya..

proses perakitan mesin di lini

1 4W.
22 22 Desember 2010 Assy. 4w line 1 Penulis melaporkan hasil

pengambilan data waktu

penyelesaian dari proses

perakitan mesin di lini 14W

kepada pembimbing

lapangan yaitu Bapak

Esman. Dan setelah

diperiksa, penulis dimintai

untuk menampilkan data

waktu operator-operator

tersebut ke dalam grafik.

24
23 23 Desember 2010 Assy. 4w line 1 Penulis dijelaskan oleh

pembimbing mengenai

fungsi-fungsi penting yang

dilakukan oleh operator

dalam proses perakitan

mesin. Serta pembimbing

juga menjelaskan tentang

cara perhitungan waktu

standar kerja operator.


24 24 Desember 2010 Assy. 4w line 1 Cuti bersama.
25 25 Desember 2010 Assy. 4w line 1Bersambung ke halaman berikutnya..
Hari libur.
26 26 Desember 2010 Assy. 4w line 1 Hari libur.
27 27 Desember 2010 Assy. 4w line 1 Izin libur dikarenakan sakit.
28 28 Desember 2010 Assy. 4w line 1 Melengkapi data yang

kurang, seperti pengambilan

gambar, menghitung ulang

data yang salah. Dan pada

hari ini juga penulis diajak

melihat-lihat kegiatan pabrik

yang lainnya, seperti proses

machining, proses perakitan

transmisi, proses perakitan

mesin di lini lain, dan proses

firing test.
29 29 Desember 2010 Assy. 4w line 1 Penulis kembali diajak

melihat-lihat kegiatan pabrik

25
lainnya, serta dijelaskan

berbagai wawasan tentang

pabrik, khususnya PT. Suzuki

Indomobil Motor.
30 30 Desember 2010 Assy. 4w line 1 Pemberian wawasan oleh

pembimbing lapangan, yaitu

Bapak Esman
Bersambung Guiltom.
ke halaman berikutnya..
31 31 Desember 2010 Assy. 4w line 1 Hari libur.

26
BAB IV

KONSEP DAN TEORI

A. Konsep Pelaksanaan Produksi yang Diterapkan di PT. Suzuki

Indomobil Motor pada Bagian Assy. 4w Line 1

Konsep pelaksanaan produksi di PT. Suzuki Indomobil Motor pada

menggunakan strategi make to order. Maksudnya perusahaan dalam

memproduksi suatu produk hanya dilakukan sesuai dengan adanya

kepastian penyerapan pasar terhadap produk yang diproduksi oleh

perusahaan. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan pemborosan yang

mungkin akan terjadi misalnya pada bagian penyimpanan dan pembelian

bahan baku.

Dalam menjalankan kegiatan produksinya, PT. Suzuki Indomobil

Motor memproduksi produk berdasarkan target harian atau yang biasa

disebut (daily plan). Namun hal ini tetap lebih menyesuaikan dengan

keadaan aktual di lapangan, seperti salah satunya faktor jumlah operator,

serta lamanya waktu jam kerja.

27
B. Teori Pengukuran Waktu

Dalam menganalisa suatu sistem kerja, biasanya akan timbul

sejumlah alternatif metode kerja. Proses pemilihan alternatif metode kerja ini

memiliki beberapa kriteria, yaitu waktu, ongkos, beban fisiologis-sosiologis,

dan sebagainya. Karena waktu sebagai salah satu kriteria yang memiliki

sejumlah kelebihan bila dibandingkan dengan kriteria lainnya, maka

pengukuran waktu kerja dan pembakuan waktu kerja lebih sering digunakan

dalam pemilihan beberapa alternatif yang ada.

Pengukuran waktu digunakan untuk mendapatkan waktu baku

penyelesaian suatu pekerjaan, yaitu waktu yang dibutuhkan secara wajar

oleh seorang pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang

dijalankan dalam system kerja terbaik.(3,h.133)

Pengukuran waktu ini mencakup uji keseragaman, uji kecukupan dan

kenormalan data. Biasanya pengukuran kerja dilakukan untuk perbaikan atau

perancangan sistem kerja sehingga dapat menghasilkan produktifitas yang

tinggi dengan sistem kerja yang lebih baik.

Hasil pengukuran waktu dalam satuan waktu seperti menit dari

seorang pekerja yang terlatih dan metode yang ditetapkan dengan tempo

yang normal disebut waktu baku proses operasi.

Terdapat beberapa macam cara pengukuran, pembakuan waktu kerja

dan alat pengukuran kerja yang dapat digunakan yaitu sebagai berikut :

a Pengukuran waktu, data didapatkan dengan cara:


1) Pengukuran waktu dengan jam henti (stop watch)

28
2) Foto gambar hidup, untuk kecepatan rendah 50 atau 100 foto

per menit, kecepatan normal 960 foto per menit, kecepatan

normal dimodifikasi 1000 foto per menit, kecepatan cepat 1440

foto per menit, kecepatan tinggi 64 sampai 128 foto per detik,

kecepatan sangat tinggi 1000 sampai 3000 foto per detik.


3) Menggunakan mesin penggerak pita, mesin pengukur waktu,

kymograph/ alat perekam operasi, layanan perekam.


4) Pencatat waktu elektronik, informasi dan data waktu direkam

dipita.
b Data yang berkenan dengan unsur, semua informasi yang

didapatkan dari pengukuran waktu dan gerakan data waktu


c Gerakan waktu data, biasanya sebagian orang menggunakan

suatu system diurutkan sesuai waktu pertama diterbitkan seperti

analisis waktu gerakan, faktor pekerjaan, data wawktu gerakan

untuk operasi perakitan, metode pengukuran waktu, dasar gerakan

dan pengukuran waktu, dimensi waktu gerakan.


d Work sampling, pengukuran dengan metode sampling,

memperoleh pengamatan dan catatan data dan informasi dari foto

gambar hidup.(1,h.342-343)

Secara garis besar pengukuran waktu dapat dibagi dua yaitu:

1. Secara langsung
a. Jam berhenti
b. Sampling pekerjaan
2. Tidak langsung
a. Data waktu baku
b. Data waktu gerakan

Metode pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran waktu

menggunakan jam henti (stop watch), merupakan cara pengukuran waktu

29
yang menggunakan jam henti sebagai alat utamanya, metode ini paling

banyak dikenal dan dipakai. Hal tersebut dikarenakan kesederhanaan aturan

penggunaannya yang dipakai namun tetap dapat menghasilkan pengukuran

waktu yang cukup baik.

Ada beberapa aturan pengukuran yang perlu dijalankan untuk

mendapatkan hasil yang baik, yaitu :

1. Langkah-langkah sebelum melakukan pengukuran waktu

Untuk mendapatkan hasil yang baik, yaitu dapat dipertanggung

jawabkan. Maka terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti

kondisi kerja, cara pengukuran, jumlah pengukuran, dan lain-lain.

Adapun sebagian langkah yang perlu diikuti agar maksud dan

tujuan dapat tercapai adalah sebagai berikut :

a. Menetapkan tujuan pengukuran

Dalam pengukuran waktu, hendaknya ditentukan terlebih dahulu

tujuan dari hasil pengukuran tersebut, beberapa tingkat ketelitian dan

tingkat keyakinan yang diinginkan dari hasil pengukuran tersebut.

Agar dapat tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan seoptimal

mungkin.

b. Melakukan penelitian pendahuluan

Hal ini bertujuan untuk mengetahui tujuan yang ingin dicapai dari

pengukuran waktu yang pantas untuk operator menyelesaikan suatu

pekerjaan. Waktu kerja yang pantas hendaknya merupakan waktu

kerja pada saat kondisi kerja yang baik.

30
c. Memilih operator

Kriteria seorang operator adalah yang memenuhi persyaratan tertentu

agar pengukuran dapat berjalan dengan baik dan dapat diandalkan

hasilnya. Syarat-syarat tersebut adalah berkemampuan normal dan

dapat diajak bekerja sama. Dengan begitu operator yang dipilih

mempunyai kemampuan standar dan bekerja secara wajar.

d. Melatih operator

Dalam suatu proses produksi terdapat beberapa operator. Namun

tidak semua operator mempunyai kemampuan yang sama, ada

operator yang sudah menguasai pekerjaannya, ada juga operator

yang masih baru menguasai pekerjaannya. Kembali kepada tujuan

penelitian, maka operator yang dicari bukanlah operator dengan

kemampuan tinggi, melainkan operator dengan kemampuan standar

dan dapat bekerja secara wajar. Dalam hal ini operator harus terbiasa

dengan kondisi dan cara kerja yang sesuai dengan pekerjaannya.

e. Menyiapkan alat-alat pengukuran

Dalam melakukkan pengukuran, diperlukan beberapa peralatan

penting dalam menjalankan prosesnya. Peralatan ini dinilai sangat

membantu dalam melakukan prses pengambilan data waktu. Adapun

alat-alat yang dibutuhkan dalam pengukuran atau penelitian adalah:

1) Jam henti

2) Lembaran pengamatan

3) Pena dan pensil

31
4) Papan pengamatan

(2,h.125-131)

Metode ini diaplikasikan untuk pekerjaan-pekerjaan yang

berlangsung singkat dan berulang-ulang. Dari hasil pengukuran akan

dihasilkan waktu baku untuk menyelesaikan satu siklus pekerjaan, di

mana waktu ini akan dipergunakan sebagai suatu standar penyelesaian

pekerjaan untuk melaksanakan pekerjaan yang serupa. Dengan demikian

dapat dicapai suatu kinerja yang seoptimal mugkin.

2. Melakukan Pengukuran Waktu

Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati pekerja dan

mencatat waktu-waktu kerjanya baik setiap elemen maupun siklus

dengan menggunakan alat-alat yang telah disiapkan. Apabila operator

telah siap depan mesin atau tempat kerja lain yang waktu kerjanya akan

diukur. Maka orang yang melakukan pengukuran memilih posisi tempat ia

berdiri, mengamati dan mencatat. Dalam posisi ini dilakukan sedemikian

rupa agar operator tidak terganggu gerakan-gerakannya ataupun rasa

canggung karena merasa diamati, misalnya berdiri di depan operator.

Umumnya posisi agak menyimpang di belakang operator sejauh 1,5

meter merupakan tempat yang baik. Diusahakan pencatatan waktu

proses pengerjaan pada kondisi normal. Hal utama yang harus dilakukan

adalah pengukuran pendahuluan yaitu untuk mengetahui berapa kali

pengukuran harus dilakukan untuk tingkat ketelitian dan keyakinan yang

diinginkan.

32
Pengukuran pendahuluan tahap pertama dilakukan dengan

melakukan beberapa buah pengukuran yang banyak ditentukan oleh

pengukur. Setelah melakukan pengukuran tahap pertama kemudian

melakukan tiga hal yang mendukung pengukuran pendahuluan pertama

yaitu menguji keseragaman data, menghitung jumlah pengukuran yang

diperlukan dan bila jumlah belum mencukupi dilanjutkan dengan

pengukuran pendahuluan kedua, sampai jumlah keseluruhan mencukupi

untuk tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang dikehendaki.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengukuran pendahuluan

adalah sebagai berikut:

a. Pengambilan data pengamatan

Contoh data yang diambil sebanyak 16 data, adalah:

Tabel 4.1 Lembar Data Pengamatan

Pengukuran ke 1 2 3 . 16
Waktu (dt) x1 x2 x3 . xn
(Sumber: Buku Teknik Tata Cara Kerja, Iftikar Z. S, Hal 139)

b. Mengelompokkan data ke dalam sub-sub grup

Hal ini bertujuan agar mempermudah proses perhitungan.

Tabel 4.2 Pengelompokkan Data

Nama sub-sub grup Waktu Penyelesaian Rata-rata sub grup


1 x11 x12 x13 . x1n x1
2 x11 x12 x13 . x1n x2
3 x11 x12 x13 . x1n x3
4 x11 x12 x13 . x1n x4
Jumlah x i
(Sumber: Buku Teknik Tata Cara Kerja, Iftikar Z. S, Hal 140)

33
Pengelompokkan data ini dilakukan ke dalam sub grup yang

beranggotakan sama dan dilakukan berurutan.

Dimana: xi = Waktu penyelesaian berturut-turut ( I = 1,2,3,.k)

k = Banyaknya harga sub grup yang terbentuk

x = Rata-rata dari sub grup ke-n

r = Jumlah sub grup

n = Jumlah pengamatan

c. Menghitung rata-rata sub grup

x=
x i
...(4.1)
k

Dimana: x = Harga rata-rata dari sub grup ke-1

k = Harga banyaknya sub grup yang terbentuk

d. Menghitung waktu penyelesaian yang teramati selama pengukuran

pendahuluan yang telah dilakukan.

x=
x i
...(4.2)
N

e. Menghitung standar deviasi sebenarnya dari waktu penyelesaian

=
(xj-x) 2
.(4.3)
N-1

Dimana: = Standar deviasi

N = Jumlah pengamatan pendahuluan yang telah

dilakukan

Xj = Waktu penyelesaian yang teramati selama

pengukuran pendahuluan yang telah dilakukan

34
f. Menghitung standar deviasi dari distribusi harga rata-rata sub grup


x = ...(4.4)
n

Dimana: x = Standar deviasi dari distribusi harga rata-rata sub

grup

n = Besarnya sub grup

g. Menentukan batas kontrol atas (BKA) dan batas kontrol bawah

(BKB)

BKA = x + 3 (x) ..(4.5)

BKA = x + 3 (x) ..(4.6)

Besarnya k dalam batas kontrol tergantung pada tingkat

kepercayaan dan tingkat ketelitian yang dipakai.

h. Menghitung kecukupan data


k Nx 2 -(x )2
N'= s
j i



xi
(4.7)

Dimana: N = Jumlah pengamatan yang telah dilakukan

N = Jumlah pengukuran yang telah dilakukan secara

teoritis

K = Konstanta tingkat keyakinan

S = Tingkat ketelitian

Jika hasil N > N maka data telah mencukupi

Untuk tingkat kepercayaan 95% ketelitian 5%

=1- , = 1 - 95% = 0,05


2
35
= 1 - 0,05
2
= 0,975
Harga Z

0,975 dilihat pada tabel distribusi normal harga Z tabel = 1,96

Jadi nilai k s = 2 0,05 = 40

(2,h.138-141)

3. Teori Perhitungan Waktu Baku

Sebelum dilakukan proses penghitungan waktu baku, terlebih

dahulu harus diketahui apakah data-data hasil pengukuran sudah

seragam dan sesuai, dan jumlahnya telah memenuhi tingkat ketelitian

dan keyakinan maka selesailah kegiatan pengukuran waktu, namun bila

belum memenuhi, maka harus dilakukan proses pengukuran tahap

selanjutnya hingga data mencukupi.

Langkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut sehingga

memberikan hasil waktu baku, cara mendapatkan waktu baku dari data

yang terkumpul itu adalah sebagai berikut:

a. Menghitung waktu siklus rata-rata

Ws=
x i
.....(4.8)
N

Dimana: Ws = Waktu siklus

Xi = Harga rata-rata sub grup

N = Jumlah pengamatan yang telah dilakukan

b. Menghitung waktu normal

36
Wn = Ws x p ....(4.9)

Dimana: p = Faktor penyesuaian

Dimana p adalah faktor penyesuaian yang diperhitungkan jika pada

saat dilakukan pengukuran pengukuran, pengamat berpendapat

bahwa operator bekerja dengan kecepatan yang tidak wajar, sehingga

perhitungan waktu perlu diperhitungkan kembali, sehingga

mendapatkan perhitungan waktu siklus rata-rata sudah normal. Jika

pekerjaanya terlalu lambat maka untuk menormalkannya pengukur

harus member harga p > 1 dan sebaliknya p < 1 jika bekerja terlalu

cepat.

c. Menghitung waktu baku

Wb = Wn + 1 .(4.10)

Dimana: Wb = Waktu baku

1 = absolute

Dimana 1 adalah kelonggaran atau allowance yang diberikan kepada

operator untuk menyelesaikan pekerjaannya disamping waktu normal.

Kelonggaran ini diberikan untuk hal-hal seperti kebutuhan pribadi,

menghilangkan fatique, dan gangguan-gangguan yang mungkin

terjadi yang tidak dapat dihindari oleh operator. Umumnya

kelonggaran dinyatakan dalam % (persen) dari waktu normal.

(2,h.144-145)

4. Teori Faktor Penyesuaian dan Faktor Kelonggaran

a. Faktor Penyesuaian

37
Faktor penyesuaian ditentukan oleh orang yang melakukan

pengukuran melalui pengamatan selama kegiatan pengukuran

berlangsung. Faktor penyesuaian diberikan karena tingkat kewajaran

yang ditunjukan operator. Karena ketidakwajaran dapat saja terjadi

misalnya bekerja tanpa kesungguhan, sangat cepat seolah-olah diburu

waktu.

Adapun cara untuk menentukan faktor penyesuaian adalah

dengan menggunakan cara Westinghouse. Westinghouse mengarahkan

penilaian pada 4 faktor yang dianggap bisa menentukan tingkat

kewajaran dan ketidakwajaran operator dalam bekerja, yaitu

keterampilan, usaha, kondisi kerja dan konsisten.

(2,h.138-139)

b. Faktor Kelonggaran

Kelonggaran diberikan pada tiga hal yaitu kebutuhan pribadi

menghilangkan rasa fatique dan hambatan yang tidak dapat dihindarkan.

Ketiga hal tersebut merupakan hal nyata yang dibutuhkan oleh pekerja.

Cara menentukan kelonggaran yaitu dengan melakukan pengamatan

sepanjang hari kerja dan mencatat dimana hasil kerjanya menurun.

Adapun beberapa contoh yang termasuk dalam hambatan yang

tidak dapat dihindarkan adalah:

1. Melakukan penyesuaian-penyesuaian mesin (set-up)

2. Perbaikan pada mesin menerima atau meminta petunjuk dari

pengawas.

38
3. Mengobrol dengan sesama teman dll.

(2,h.149-150)

5. Peta Kerja

Pada dasarnya peta kerja yang digunakan sekarang dibagi dalam

dua kelompok besar berdasarkan kegiatannya, yaitu:

a. Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisa kegiatan kerja

keseluruhan seperti Peta Proses Operasi, Peta Aliran Proses, Peta

Proses Kelompok Kerja dan Diagram Aliran.

b. Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisa kegiatan kerja

setempat seperti Peta Pekerja dan Mesin, dan Peta Tangan Kanan

Tangan Kiri. (3,h.21-22)

Peta Proses Operasi

Suatu peta proses operasi menggambarkan langkah-langkah

operasi dan pemeriksaan yang dialami bahan (atau bahan-bahan) dalam

urut-urutannya sejak awal sampai menjadi produk jadi utuh maupun

sebagai setengah jadi.

Kegunaan peta proses operasi yaitu:

Bisa mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya.

Bisa memperkirakan kebutuhan akan bahan baku.

Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik.

Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang

dipakai.

39
Sebagai alat untuk pelatihan kerja.

dan lain-lain.

Prinsip pembuatan peta proses operasi yaitu:

Pertama, pada baris paling atas, pada bagian kepala ditulis jelas

jenis peta, yaitu Peta Proses Operasi yang diikuti oleh identifikasi lain

seperti: nama objek, nama pembuat peta, tanggal dipetakan, apakah

itu memetakan keadaan sekarang atau yang diusulkan, nomor peta

dan nomor gambar.

Material yang akan diproses dinyatakan tepat di atas garis horizontal

yang sesuai, yang menunjukkan ke dalam urut-urutan tempat material

tersebut kemudian diproses.

Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, dari atas ke

bawah sesuai urut-urutan prosesnya.

Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara

berurutan sesuai dengan urutan operasi terkait.

Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara

tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan

operasi. (3,h.23)

Contoh Peta Proses Operasi terlampir (Lampiran 1)

40
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengalaman penulis di PT. Suzuki Indomobil Motor pada

Bagian Assy. 4w line 1 dan hasil dari pengolahan data pada BAB IV

mengenai perhitungan waktu baku dapat diperoleh beberapa kesimpulan

yang berhubungan dengan tujuan kerja praktek yaitu:

1. Perusahaan telah memiliki suatu standar waktu dalam

menghasilkan produk-produknya terutama pada proses perakitan

produk mesin 4w pada bagian Assy. 4w line 1 yaitu 2,9 menit.

2. Waktu penyelesaian yang digunakan untuk mencapai target

produksi harian saat ini pada perusahaan hanya pencatatan waktu

mulai bekerja hingga selesai bekerja.

3. Proses perakitan mesin 4w di awali dengan proses numbering

pada blok mesin dengan bantuan mesin kemudian dirakit hingga

finishing secara manual oleh operator. Setiap operator yang

bekerja memiliki tanggung jawab pada proses pemeriksaan

terhadap produk selama proses perakitan demi menjaga kualitas.

4. Berdasarkan hasil pengolahan data terhadap produk mesin setelah

memperhitungkan faktor kelonggaran dan faktor penyesuaian

diperoleh maka diperoleh

a. Waktu normal sebesar 2.14 menit/unit mesin

b. Waktu siklus sebesar 2.24 menit/unit mesin

41
c. waktu baku sebesar 2.87 menit/unit mesin.

B. Saran

1. Perusahaan perlu melakukan standar waktu bagi produk utama

lainnya sehingga perusahaan dapat menggunakan data tersebut

dalam hal seperti perencanaan kebutuhan tenaga kerja dan

penjadwalan produksi.

2. Perhitungan standar waktu yang dilakukan penulis dapat digunakan

oleh perusahaan.

3. Pekerja hendaknya bekerja berdasarkan Standart Operating

Procedure (SOP) yang ada, sehingga lebih efektif dalam menjaga

kualitas.

4. Menumbuhkan tingkat pemahaman akan pentingnya sikap kesadaran

terhadap kedisiplinan dalam bekerja.

5. Penataan perbaikan tanggung jawab kerja (job desk) terhadap

operator-operator yang terlibat dalam satu lini produksi menjadi lebih

seimbang agar dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam lini

produksi.

42
43
44

Anda mungkin juga menyukai