BELITUNG
BAB I
PENDAHULUAN
1
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG
2
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG
3
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG
g. Hyundai
Luar negeri :
a. Suzuki,Jepang
b. Toyota,Jepang
c. Perodua, Malaysia
4
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG
15. Dilarang memasuki area produksi tanpa ijin pemandu Plant tour
5
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG
BAB II
PEMBAHASAN
6
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG
time hasil proses produksi velg OK dan NG pada mesin casting LINI 4
menggunakan Programmable Logic Controller (PLC) Allen Bredley,
Programmable Logic Controller (PLC) Siemens, dan tampilah Human Machine
Interface (HMI).
2.4 LandasanTeori
2.4.1 Pengertian Programmable Logic Controller (PLC)
Menurut National Electrical Manufacturing Assosiation (NEMA),
PLC didefinisikan sebagasi suatu perangkat elektronik digital dengan memori
yang dapat diprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi yang menjalankan
fungsi-fungsi spesifik seperti: logika, sequence, timing, counting, dan aritmatika
untuk mengontrol suatu mesin industri atau proses industri sesuai dengan yang
7
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG
diinginkan. PLC mampu mengerjakan suatu proses terus menerus sesuai variabel
masukan dan memberikan keputusan sesuai keinginan pemrogramman sehingga
nilai keluaran tetap terkontrol.
Dalam istilah lain PLC adalah suatu alat pemrogramman elektronik yang
beroperasi secara digital dan didisain untuk mengontrol mesin atau proses melalui
modul input-Output(I/O)digital maupun analog di lingkungan industri, dimana
sistemini menggunakan memori yang dapat diprogram untuk penyimpanan secara
internal, instruksi-instruksi yang mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik
seperti logika, urutan, perwaktuan, pencacahan dan operasi aritmatik.
Secara garis besar PLC bekerja dengan 3 langkah, yaitu Input, Process dan
Output, seperti pada gambar 3.1 :
1) Input
2) Process
3) Output
a. Flexibility
Pada awal nya, setiap mesin produksi yang dikendalikan secara
elektronik memerlukan masing-masing kendali, misalnya 12 mesin
memerlukan 12 kontroler. Sekarang dengan menggunakan satu model
dari PLC dapat mengendalikan 12 mesin tersebut. Tiap mesin
dikendalikan dengan masing-masing program sendiri.
10
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG
e. Memonitor Hasil
Rangkaian program PLC dapat dicoba dahulu, diuji, diteliti dan
dimodifikasi pada kantor atau laboratorium, sehingga efisiensi waktu
dapat dicapai. Untuk menguji program PLC tidak harus diinstalasikan
dahulu kealat yang hendak dijalankan, tetapi dapat dilihat langsung pada
Central processing Unit (CPU) PLC atau dilihat pada software
pendukungnya.
f. Pengamatan Visual
Operasi dari rangkaian PLC dapat dilihat selama dioperasikan secara
langsung melalui layar/display. Jika ada kesalahan operasi maupun
kesalahan yang lain dapat langsung diketahui. Jalur logika akan menyala
pada layar sehingga perbaikan dapat lebih cepat dilakukan melalui
observasi visual. Bahkan beberapa PLC dapat memberikan pesan jika
terjadi kesalahan.
g. Kecepatan Operasi
Kecepatan operasi dari PLC melebihi kecepatan operasi pada relai pada
saat bekerja yaitu dalam beberapa mikrodetik. Sehingga dapat menentukan
kecepatan output dari alat yang digunakan.
11
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG
i. Kehandalan/Reliability
Peralatan solidstate umumnya lebih tahan dibandingkan dengan relai atau
timer mekanik. PLC mampu bekerja pada kondisi lingkungan yang
berat, misalnya goncangan, debu, suhu yang tinggi, dan sebagainya.
k. Dokumentasi
Mencetak rangkaian PLC dapat dilakukan segera secara nyata sebagian
atau keseluruhan rangkaian tanpa perlume lihat pada blue print yang
belum tentu up to date, dan juga tidak perlu memeriksa jalur kabel
dengan rangkaian.
l. Keamanan
Program PLC tidak dapat diubah oleh sembarang orang dan dapat
dibuatkan password. Sedangkan panel relai biasa memungkinkan terjadi
nya perubahan yang sulit untuk dideteksi.
12
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG
a. Teknologi baru
Sulit untuk mengubah pola piker beberapa personal yang telah lama
menggunakan konsep relai untuk berubah ke konsep PLC komputer.
c. Kondisi lingkungan
Lingkungan proses tertentu seperti panas yang tinggi dan getaran,
interferensi dengan peralatan listrik lain membuat keterbatasan
pemakaian PLC.
13
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG
Sedangkan untuk PLC bentuk modular terdiri dari modul CPU dan modul
I/O (merupakan bagian yang terpisah-pisah).
14
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG
g. Intruksi-Intruksi Pemrograman
Intruksi-intruksi pemrograman PLC tipe ini ditampilkan pada Tabel 3.2 :
Dimana :
1. Examine If Close (XIC)
16
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG
4. Pewaktu (Timer)
Timer pada jenis ini terdiri dari Timer On Delay (TON) dan Timer Off
Delay (TOD). Alamat dari timer dimulai dari T4:00 sampai 39. Timer
ini dilengkapi dengan bits yang terdiri dari EN (Timer Enable Bit), TT
(Timer Timing Bit) dan DN (Timer Done Bit).
Simbol dari TON :
17
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG
5. Pencacah (Counter)
Counter terdiri dari 2 bagian yaitu CTU (Counter Up) dan CTD
(Counter Down). Simbol dari CTU :
6. Reset (RES)
18
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG
Digunakan untuk mereset nilai accum dari suatu counter hingga nilai
menjadi nol (untuk CTU).
Contoh :
7. Add (ADD)
Nilai pada source A ditambahkan dengan nilai pada source B dan
disimpan pada Destination.
8. Move (MOV)
Processor meng-copy nilai pada source ke alamat tujuan destination
19
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG
Contoh :
a. Alamat Input
Input pada PLC dimulai dari alamat I0.0 sampai I65535.7. Akan tetapi
20
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG
b. Alamat Output
Sedangkan outputnya dimulai dari alamat Q0.0 sampai dengan Q65535.7.
Dan yang terhubung langsung dengan peripheral (ditampilkan di di
modul training) dimulai dari alamat Q124.0 sampai dengan Q124.5.
c. Alamat Memory
Selain alamat input dan output, S7-300 PLC Siemens ini menyediakan
lokasi memori yang berbeda – beda, dengan pengalamatan yang sangat
unik. Kita dapat memilih memori mana yang akan kita pakai dengan
terlebih dahulu memilih spesifikasi alamat, yang meliputi Memory area,
address Byte-nya dan Bit numbernya. Memory area pada PLC ada 5
macam yaitu : I, Q V dan M yang semuanya itu dapat diakses sebagai
Byte, Word ataupun Double Word.
21
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG
22
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG
23
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG
Instruksi reset digunakan bila kita ingin mereset status sebuah bit, baik
keluaran (output) maupun timer ataupun counter.
2. Timer
Timer merupakan instruksi yang berfungsi memberikan waktu tunda
(delay). Dengan adanya timer, kita dapat mengatur kapan suatu output
harus aktif setelah kita berikan input. Selain itu kita juga dapat mengatur
seberapa lama output tersebut harus aktif. Berdasarkan cara kerjanya,
24
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG
S Q
TV BI
R BCD
T no = no indikasi timer
S = input awal
TV = nilai timer
R = reset
BI = nilai timer dengan formatinterger
BCD = nilai timer dengan formatBCD
Q = status keluarantimer
Timer akan bekerja ketika input awal (S) bernilai ”1”, dan lamanya
menghitung (delay time) sesuai dengan nilai pada TV . Ketika timer
menghitung dan nilai input awal (S) berubah menjadi “0“ maka
hitungan timer akan berhenti dan hitungannya akan kembali ke awal
saat nilai S menjadi “1“. Nilai sinyal output (Q) akan bernilai “1“
selama timer menghitung, ketika timer selesai menghitung nilai Q
akan berubahmenjadi “0“. Timer akan di-reset (timer bernilai ”0”)
ketika nilai Reset (R) bernilai ”1”.
Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan
BCD yaitu kode BCD.
Contoh aplikasi :
25
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG
Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai
hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik selama nilai
input (I124.0) bernilai ”1”. Jika nilai nilai input (I124.0) berubah dari
“1“ ke “0“ maka hitungan timer akan berhenti. Jika nilai input
(I124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan
berhenti dan timer T5 bernilai “0“ (di-reset). Nilai output (Q124.0)
benilai “1“ ketika timer menghitung, jika telah selesai menghitung
nilai output akan menjadi “0“ seperti saatdi-reset.
3. Counter
Counter mempunyai area memory cadangan dalam CPU. Memory
cadangan ini terdiri dari 16 bit word di tiap-tiap counter. Di diagram
ladder di sini memungkinkan insruksi ini sebanyak 256 counter,
instruksi counter hanya merupakan fungsi yang dapat diakses dari
memory area.
a. Counter Up Down
26
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG
27
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG
28
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG
Pada HMI juga terdapat visualisasi pengendali mesin berupa tombol, slider
dan sebagainya yang dapat difungsikan untuk mengontrol atau mengendalikan
mesin. Selain itu dalam HMI juga ditampilkan alarm jika terjadi kondisi
emergency dalam sistem. Beriku fungsi lain dari HMI :
1. Mengawasi, dimana kita dapa mengawasi kondisi plant secara real
time tanpa perlu keluar dari ruang kontrol.
2. Pengaturan (berdasarkan level keamanan) dimana kita dapat merubah
pengaturan misal pengaturan alarm untuk high priority dan low priority.
3. Alarm, disediakan Alarm History dan Summary. Sehingga nantinya kita
bisa memilih alarm-alarm aa saja yang aktif dan bisa mendapatkan alasan
atau pesan kenapa suatu sistem tiba-tiba mengalami trip atau mati.
4. Menampilkan grafik dari sebuah proses, misal temperatur dari sistem yang
bersangkutan.
29
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG
Plan Aktual
30
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG
Input data
PIC &
NO FAKTOR AKTUAL IDEAL WAKTU JUDGE
AREA
Informasi
hasil produksi Informasi Ade
1 Methode
baru diketahui diketahui Fitri
08-Okt-19 √
setelah input secara real Casting
data pada time Line 4
komputer
Item pada Item pada
checksheet di checksheet di
Ade Fitri
2 Methode
isi secara isi secara
Casting 23-Okt-19 x
manual ke manual ke
Line 4
sistem sistem
komputer komputer
Bekerja Bekerja
Ade Fitri
13 Nov
x
3 Methode Casting
sesuai SOP sesuai SOP 2019
Line 4
Pengisian Pengisian
Ade Fitri
5 Man
checksheet checksheet
Casting
15 Nov x
dilakukan dilakukan 2019
Line 4
dengan benar dengan benar
BAB II
32
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
33
F.34
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG