Anda di halaman 1dari 34

POLMAN NEGERI BANGKA

BELITUNG

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Sejarah Perusahaan


Pakoakuina Group berdiri sejak tahun 1974. Nama perusahaan pada saat
itu adalah PT Inkoasku yang memproduksi pelek mobil dengan bahan baku besi.
Pada tahun 1981, PT Inkoasku melebarkan sayapnya dengan membuat anak
perusahaan yang memproduksi pelek untuk kendaraan besar seperti Bis dan Truk.
Anak perusahaan ini di beri nama PT Palingda Nasional. Seiring berkembangnya
dunia otomotif dan pangsa pasar yang membutuhkan pelek dengan bahan dasar
alumunium, kemudian pada tahun 1988, PT Inkoasku membuka anak perusahaan
yang khusus membuat pelek mobil berbahan alumunium yang diberi nama PT
Pakoakuina. Atas kebijakan pemilik perusahaan, maka perusahaan yang semula
bernama PT Inkoasku diganti menjadi PT Pakoakuina atau lebih dikenal sebagai
Pakoakuina Group.
Semula, tiga perusahaan ini berada satu area di daerah Sunter, Jakarta
utara. Namun seiring dengan banyaknya permintaan konsumen khususnya pelek
mobil yang berbahan dasar alumunium, maka Pakoakuina Group membangun
perusahaan yang khusus membuat pelek alumunium yang berada didaerah
kawasan industri Karawang – Bekasi, sedangkan di Sunter-Jakarta utara di
fokuskan untuk memproduksi pelek motor dari bahan alumunium.
Dalam eksistensinya di bidang otomotif, Pakoakuina Group sudah
mendapatkan beberapa sertifikat dan pengakuan dari konsumennya, antara lain :
1. QS 9000/ISO 9001 dari tahun 2001 sampai sekarang,
2. Sertifikat dari VIA dan KBA.
3. TUV, dari Jerman pada tahun 2000.
4. TOYOTA award for excellence (2002).
5. TOYOTA Quality and Delivery Target Achievement Year (2002).
6. SUZUKI Best Vendor 2002.

1
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG

7. ISO 14001 pada tahun 2005.


Dengan adanya sertifikat yang didapat dari beberapa lembaga dan
pengakuan dari konsumen membuat Pakoakuina Group harus bisa
mempertahankan kinerjanya, sehingga kualitas dan servis yang diberikan dapat
tetap terjaga. Hal ini sangat membutuhkan kerja keras, tidak hanya tugas Manajer
tetapi tugas seluruh karyawan Pakoakuina Group.

1.2 Visi Dan Misi Perusahaan


PT Pakoakuina Group memiliki visi, misi dan budaya perusahaan dalam
mencapai sasaran dan tujuan perusahaannya. Adapun visi, misi dan budaya
perusahaan adalah sebagai berikut:
Visi :
To Be The Best Wheels Manufacturer in ASEAN
Misi :
1. To be Manufacturer The Best Wheels In Terms Of SQCD in ASEAN
2. To Build Conductive Environment To Grow Competence
3. To Be The Best Place To Contribute

1.3 Budaya Perusahaan


Budaya Perusahaan PT. Pakoakuina car wheel Karawang sebagai berikut :
1. Menjadi pribadi yang handal dan terpecaya yang menjunjung tinggi etika
dan integritas
2.

1.4 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas


Sistem organisasi yang ada di PT. Pakoakuina car wheel Karawang adalah
sistem organisasi pyramid dimana perusahaan dipimpin oleh 1 orang presiden
direktur yang membawahi 2 orang direktur, direktur membawahi beberapa kepala
divisi, dan kepala divisi membawahi beberapa kepala departemen. Setiap Kepala
Departemen dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh para staff dan membernya.

2
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG

1.5 Produk Perusahaan


Produk yang dihasilkan Pakoakuina Grup, khususnya PT. Pakoakuina car
wheel Karawang adalah :
1. Alumunium Car Wheel
Alumunium Car Wheel Adalah pelek mobil yang terbuat dari alumunium.
2. Alumunium Motor Cycle Wheel
Alumunium Motor Cycle Wheel Adalah pelek motor racing yang terbuat
dari alumunium, untuk pelek motor ini PT. Pakoakuina car wheel
Karawang hanya memproduksi untuk menyuplai PT Astra Honda Motor.
Adapun jenis pelek motor yang di produksi adalah :
a) KTMK, pelek racing untuk motor Honda dengan jenis Honda supra -
125 cc
b) KVRA, pelek racing untuk motor Honda revo.
3. Cilynder Head
Cilynder Head Adalah blok mesin terbuat dari bahan alumunium. Untuk
Cilynder Head ini sama seperti pelek di suplai untuk PT Astra Honda
motor.
4. Hub Front Brake
Hub Front Brake Adalah piringan disc yang terbuat dari alumunim. Hub
front brake di suplai untuk PT Astra Honda motor.

Produk - produk tersebut tidak hanya dipasarkan dipasar domestik saja


tetapi juga dipasarkan keluar negeri. Berikut beberapa customer PT Pakoakuina
untuk alumunium Car Wheel :
Domestic :
a. Daihatsu
b. Mitsubishi
c. Isuzu
d. Suzuki
e. Toyota
f. Honda

3
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG

g. Hyundai

Luar negeri :
a. Suzuki,Jepang
b. Toyota,Jepang

c. Perodua, Malaysia

1.6 Kebijakan Perusahaan Tentang Safety dan Lingkungan


Safety Protocol :
1. Hati-hati terhadap semua jenis peralatan yang bergerak terutama
kendaraan yang sedang berjalan
2. Berilah kesempatan lebih dahulu kepada kendaraan pabrik (handlift dan
forklift) yang lalu lalang
3. Hati-hati terhadap situasi bahaya yang dapat terjadi setiap saat
4. Tetaplah pada satu sisi jalan untuk mengurangi resiko tertabrak kendaraan
dan berjalanlah pada jalur pejalan kaki bila tersedia
5. Patuhilah tanda-tanda peringatan/rambu-rambu yang ada
6. Buanglah sampah pada tempat sesuai dengan jenisnya bahan berbau dan
berbahaya (B3), logam dan non logam
7. Dilarang memasuki daerah terbatas (seperti daerah sedang dalam
konstruksi/pekerjaan Maintenance / daerah berbahaya
8. Dilarang merokok di area PAKO Group
9. Tanda peringatan adanya kondisi darurat ditandai dengan bunyi sirine
terus menerus & konfirmasi dari petugas/team TKTD
10. Bila terjadi keadaan darurat segera mengikuti petunjuk evakuasi yang ada
& menuju Safe Area atau mengikuti petunjuk petugas TKTD
11. Dilarang membawa senjata api dan senjata tajam di area pabrik
12. Semua orang yang memasuki area pabrik harus menggunakan sepatu
tertutup
13. Dilarang mengambil foto dan video di area plant

4
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG

14. Selama berada dilingkungan pabrik pengunjung harus menggunakan


peralatan keselamatan seperti : topi / helm & masker.

15. Dilarang memasuki area produksi tanpa ijin pemandu Plant tour

1.7 Kebijakan Mutu


PT. Pakoakuina car wheel Karawang bertekad menyediakan produk
bermutu untuk kepuasan pelanggan dengan :
1. Model produk yang terbaru dan trendi
2. Produktivitas dalam produksi
3. Prima dalam mutu, safety, team work, dan pelayanan
4. Efisiensi di segala bidang
5. Pengiriman tepat waktu

5
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang


Peran teknologi dewasa ini dalam dunia industri berkembang dengan
pesat.Otomasi merupakan salah satu realisasi dari perkembangan teknologi dan
merupakan satu-satunya alternatif yang tidak dapat dielakan lagi untuk
mendapatkan sistem kerja yang sederhana, praktis dan efisien. Sistem control
mesin di industri saat ini sudah menggunakan Programmable Logic Controller
(PLC). PLC merupakan sebuah alat yang dapat diprogram yang dirancang untuk
menggantikan rangkaian relay pada sistem kontrol konvensional untuk
mengontrol suatu proses permesinan. Selama penulis melakukan kerja praktek
yang dilaksanakan pada tanggal 2 September 2019 s/d 27 Desember 2019 di PT.
Pakoakuinacar wheel Karawang, penulis banyak mempelajari kinerja mesin,
sistem perawatan dan perbaikan mesin pada departemen Machining dan
Maintenance.
Departemen Machining merupakan departemen yang aktif dalam kegiatan
produksi sedangkan pada Maintenance merupakan departemen yang aktif dalam
merespon keluhan produksi berkaitan dengan kinerja mesin maupun dalam
kegiatan impruvement. Salah satu keluhan produksi mengenai keterlambatannya
informasi material velg OK dan NG. Hal ini terjadi karena informasi hasil
produksi material velg OK dan NG mengalami delay informasi selama 12 jam
dimana 8 jam proses produksi dan 4 jam proses input data. Berdasarkan urain data
tersebut penulis mengusulkan impruvement yaitu penyampain informasi material
velg OK dan NG yang dapat diketahui dengan cepat bahkan secara real time.
Atas dasar tersebut penulis melakukan kegiatan impruvement yaitu real

6
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG

time hasil proses produksi velg OK dan NG pada mesin casting LINI 4
menggunakan Programmable Logic Controller (PLC) Allen Bredley,
Programmable Logic Controller (PLC) Siemens, dan tampilah Human Machine
Interface (HMI).

2.2 Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan


Selama melakukan proses praktek kerja lapangan di PT. Pakoakuina car
wheel Karawang tepatnya pada departemen Maintenance khususnya di lini
Melting-Casting (MECA) penulis semakin mengerti mengenai peran teknologi
dalam dunia industri, salah satu peran teknologi di industri dibidang
pemrograman, yang akan dibahas dalam laporan praktek kerja lapangan ini yaitu
real time hasil proses produksi velg OK dan NG pada mesin casting lini 4
menggunakan Programmable Logic Controller (PLC) Allen Bredley,
Programmable Logic Controller (PLC) Siemens, dan tampilah Human Machine
Interface (HMI).

2.3 Tujuan Dan Manfaat Praktek Kerja Lapangan


Tujuan dari improvement adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui penyebab terjadinya keterlambatan informasi.
2. Mencari solusi untuk menanggulangi keterlambatan informasi.
Manfaat dari improvement adalah sebagai berikut :
1. Mempercepat dalam penyampaian informasi material velg OK dan NG
secara real time.

2.4 LandasanTeori
2.4.1 Pengertian Programmable Logic Controller (PLC)
Menurut National Electrical Manufacturing Assosiation (NEMA),
PLC didefinisikan sebagasi suatu perangkat elektronik digital dengan memori
yang dapat diprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi yang menjalankan
fungsi-fungsi spesifik seperti: logika, sequence, timing, counting, dan aritmatika
untuk mengontrol suatu mesin industri atau proses industri sesuai dengan yang

7
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG

diinginkan. PLC mampu mengerjakan suatu proses terus menerus sesuai variabel
masukan dan memberikan keputusan sesuai keinginan pemrogramman sehingga
nilai keluaran tetap terkontrol.

Dalam istilah lain PLC adalah suatu alat pemrogramman elektronik yang
beroperasi secara digital dan didisain untuk mengontrol mesin atau proses melalui
modul input-Output(I/O)digital maupun analog di lingkungan industri, dimana
sistemini menggunakan memori yang dapat diprogram untuk penyimpanan secara
internal, instruksi-instruksi yang mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik
seperti logika, urutan, perwaktuan, pencacahan dan operasi aritmatik.
Secara garis besar PLC bekerja dengan 3 langkah, yaitu Input, Process dan
Output, seperti pada gambar 3.1 :

Gambar 2.1 Proses kerja PLC

1) Input

Menurut buku Mitsubishi programmable logic control beginner


manual,(2004;17) the input stage passes control signal from switches,
buttons or sensor on to the processing stage,the signals from these
components are generated as part of the control process and are fed to the
input as logical states. the input stage passes them on to the processing
stage in a pre-processing format.
8
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG

Komponen sinyal input dapat berupa saklar, tombol atau sensor


yang akan di proses, semua sinyal dari komponen tersebut dihasilkan dari
suatu proses control yang dijadikan input logika sebagai suatu sinyal
pengkondisian, semua input tersebut sebelum diproses disebut juga dengan
pre-processed format (format sebelum diproses).

2) Process

Menurut buku Mitsubishi programmable logic control beginner


manual,(2004;17),” in the processing stage the pre-processed signals from
the input stage are processed and combined with help of logical
operationand other function”.

Didalam langkah proses, pre-processing signal dari suatu input


akan di proses dan digabungkan dengan operasi logika atau dengan fungsi
lain instruksi pemrogramman, hal ini bertujuan untuk mendapatkan suatu
sinyal pengkondisian output sesuai dengan kebutuhan berdasarkan input
sinyal.

3) Output

Menurut buku Mitsubishi programmable logic control beginner


manual,(2004;17),”the result of the processing of the input signal by the
program are fed to the output stage where they control connected
switchable elements such as contactor, signal lamps, solenoid valves and
so on.”

Hasil dari suatu process sinyal inputs ebuah program akan


dijadikan suatu output, dimana suatu output dapat dihubungkan dengan
elemen seperti kontaktor, lampu, selenoiddan lain sebagainya.

2.4.2 Kelebihan Programmable Logic Controller (PLC)


Menurut Abdul Fattah Dalam Skripsi Rancang Bangun Sistem Kendali
Suhu Furnace Kalsinasi Zirkonium Dengan Menggunakan PLC T100md1616+
9
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada


Yogyakarta (2011) Kelebihan Programmable Logic Controller (PLC) sebagai
berikut :

a. Flexibility
Pada awal nya, setiap mesin produksi yang dikendalikan secara
elektronik memerlukan masing-masing kendali, misalnya 12 mesin
memerlukan 12 kontroler. Sekarang dengan menggunakan satu model
dari PLC dapat mengendalikan 12 mesin tersebut. Tiap mesin
dikendalikan dengan masing-masing program sendiri.

b. Perubahan Implementasi Dan Koreksi Kesalahan (Error)


Dengan menggunakan tipe relai yang terhubung pada panel, perubahan
program akan memerlukan waktu untuk menghubungkan kembali panel
dan peralatan. Sedangkan dengan menggunakan Programmable Logic
Controller (PLC) untuk melakukan perubahan program, tidak
memerlukan waktu yang lama yaitu dengan menggunakan software. Dan
jika kesalahan program terjadi, maka kesalahan dapat langsung dideteksi
keberadaan nya dengan memonitor secara langsung.

c. Harga Yang Rendah


PLC lebih sederhana dalam bentuk, ukuran dan peralatan lain yang
mendukung nya, sehingga harga dapat dijangkau. Saat ini dapat dibeli
PLC berikuttimer, counter, dan input analog dalam satu kemasan
Central- Processing Unit (CPU). PLC mudah di dapat dan kini sudah
banyak beredar di pasaran dengan bermacam-macam merek dan tipe.

d. Jumlah Kontak Yang Banyak


PLC memiliki jumlah kontak yang banyak untuk tiap koil yang tersedia.
Misalnya panel yang menghubungkan relai mempunyai 5 kontak dan
semua digunakan sementara pada perubahan desain diperlukan 4 kontak
lagi yang berarti diperlukan penambahan satu buah relai lagi. Ini berarti

10
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG

diperlukan waktu untuk melakukan instalasinya. Dengan menggunakan


PLC, hanya diperlukan pengetikan untuk membuat 4 buah kontak lagi.
Ratusan kontak dapat digunakan dari satu buah relai, jika memori pada
computer masih memungkinkan.

e. Memonitor Hasil
Rangkaian program PLC dapat dicoba dahulu, diuji, diteliti dan
dimodifikasi pada kantor atau laboratorium, sehingga efisiensi waktu
dapat dicapai. Untuk menguji program PLC tidak harus diinstalasikan
dahulu kealat yang hendak dijalankan, tetapi dapat dilihat langsung pada
Central processing Unit (CPU) PLC atau dilihat pada software
pendukungnya.

f. Pengamatan Visual
Operasi dari rangkaian PLC dapat dilihat selama dioperasikan secara
langsung melalui layar/display. Jika ada kesalahan operasi maupun
kesalahan yang lain dapat langsung diketahui. Jalur logika akan menyala
pada layar sehingga perbaikan dapat lebih cepat dilakukan melalui
observasi visual. Bahkan beberapa PLC dapat memberikan pesan jika
terjadi kesalahan.

g. Kecepatan Operasi
Kecepatan operasi dari PLC melebihi kecepatan operasi pada relai pada
saat bekerja yaitu dalam beberapa mikrodetik. Sehingga dapat menentukan
kecepatan output dari alat yang digunakan.

h. Metode Bolean atau Ladder


Program PLC dapat dilakukan dengan ladder diagram oleh para teknisi
atau juga menggunakan system bolean atau digital bagi para pemrogram
PLC yang lebih mudah dan dapat disimulasikan pada software
pendukungnya.

11
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG

i. Kehandalan/Reliability
Peralatan solidstate umumnya lebih tahan dibandingkan dengan relai atau
timer mekanik. PLC mampu bekerja pada kondisi lingkungan yang
berat, misalnya goncangan, debu, suhu yang tinggi, dan sebagainya.

j. Penyederhanaan Pemesanan Komponen


PLC adalah satu peralatan dengan satu waktu pengiriman. Jikasatu PLC
tiba, maka semua relai, counter, dan komponen lainnya juga tiba. Jika
mendesain panel relai sebanyak 10 relai, maka diperlukan 10 penyalur
yang berbeda pula waktu pengirimannya, sehingga jika lupa memesan satu
relaia akan berakibat tertundanya pengerjaan suatu panel.

k. Dokumentasi
Mencetak rangkaian PLC dapat dilakukan segera secara nyata sebagian
atau keseluruhan rangkaian tanpa perlume lihat pada blue print yang
belum tentu up to date, dan juga tidak perlu memeriksa jalur kabel
dengan rangkaian.

l. Keamanan
Program PLC tidak dapat diubah oleh sembarang orang dan dapat
dibuatkan password. Sedangkan panel relai biasa memungkinkan terjadi
nya perubahan yang sulit untuk dideteksi.

m. Memudahkan Perubahan Dengan Pemrograman Ulang


PLC dapat dengan cepat diprogram ulang, hal ini memungkinkan untuk
mencampur proses produksi, sementara produksi lain nya sedang
berjalan.

2.4.3 Kekurangan Programmable Logic Controller (PLC)


Menurut Abdul Fattah Dalam Skripsi Rancang Bangun Sistem Kendali
Suhu Furnace Kalsinasi Zirkonium Dengan Menggunakan PLC T100md1616+
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada

12
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG

Yogyakarta (2011) kekurangan Programmable Logic Controller (PLC) sebagai


berikut :

a. Teknologi baru
Sulit untuk mengubah pola piker beberapa personal yang telah lama
menggunakan konsep relai untuk berubah ke konsep PLC komputer.

b. Aplikasi program yang tetap


Beberapa aplikasi dari proses produksi merupakan aplikasi yang tidak
akan berubah selamanya sehingga keunggulan dari pada PLC untuk
mengubah program menjadi tidak berguna.

c. Kondisi lingkungan
Lingkungan proses tertentu seperti panas yang tinggi dan getaran,
interferensi dengan peralatan listrik lain membuat keterbatasan
pemakaian PLC.

d. Operasi pada rangkaian yang tetap


Jika suatu rangkaian operasi tidak pernah diubah, seperti misalnya drum
mekanik, lebih murah jika tetap menggunakan konsep relai dari pada
menggunakan PLC.

2.4.4 Beberapa Istilah Didalam PLC Allen Bradley


Programmable Logic Controler (PLC) Allen Bradley merupakan salah
satu jenis PLC yang banyak digunakan untuk keperluan otomasi di insudtri. Ada 2
macam bentuk PLC Allen Bradley yaitu bentuk compact dan bentuk modular.
Untuk bentuk compact, PLC nya menggunakan sistem rak (CPU dan I/O jadi satu
kesatuan) dengan kapasitas memori yang terbatas.

13
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG

Gambar 2.2 Bentuk PLC Compact

Sedangkan untuk PLC bentuk modular terdiri dari modul CPU dan modul
I/O (merupakan bagian yang terpisah-pisah).

Gambar 2.3 Bentuk PLC Modular

a. Modul PLC Allen Bradley Bentuk Modular


Didalam 1 backplane ada yang bisa untuk 4, 7, 10 dan 13 modul.
Pemilihan backplane disesuaikan dengan kebutuhan, semakin komplek
sistem yang dibuat maka semakin banyak backplane yang diguakan.
Apabila modul yang dibutuhkan lebih dari 13, maka harus menggunakan
tambahan backplane karena tiap backplane maksimal untuk 13 modul
saja.

b. Prosesor SLC 5/05


Kecerdasan PLC ditentukan oleh tipe prosesor (mikroprosesor) yang
digunakan. Prosesor bertugas untuk memerintah dan mengontrol
kegiatan-kegiatan di seluruh sistem. Prosesor tipe SLC 5/05(1747-L552C

14
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG

5/05 CPU – 32K Men) mempunyai kapasitas maksimal 28,672


instruction words.

c. Analog Input (1746-N14)


Modul analog input ini terdiri dari 4 channel, input tiap channel dapat
berupa tegangan dc maupun arus ac. Untuk merubah input tegangan atau
arus digunakan dip switch yang letaknya berada pada sisi modul. Pada
modul tipe ini range tegangan +/- 10 V sedangkan range arus +/- 20 mA.

d. Analog Output (1746-NO41)


Seperti modul analog input, modil ini juga terdiri dari 4 channel namun
output tiap cahanelnya hanya berupa arus dc dengan range 4mA – 21mA.

e. Digital Input (746-IB16


Modul digital input mempunyai 16 terminal. Inputnya berupa tegangan dc
dengan range 10-30 V.

f. Digital Output (1746-OW16


Modul digital output mempunyai 2 channel dengan 8 terminal output tiap
channelnya. Outputnya dapatt berupa tegangan dc dengan range 5-125 V
atau berupa tegangan ac dengan range 5-265 V.

g. Intruksi-Intruksi Pemrograman
Intruksi-intruksi pemrograman PLC tipe ini ditampilkan pada Tabel 3.2 :

Tabel 2.1 Intruksi-intruksi pemrograman PLC

Type Nama Mnemonic


Relay Normally Close XIC
Logic Bit Normally Open XIO
Output Energize OTE
Output Latch OTL
Output Unlatch OTU
15
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG

One Shot Rising OSR

Dimana :
1. Examine If Close (XIC)

Gambar 2.4 Instruksi XIC


Menentukan status bit B sebagai kondisi eksekusai untuk operasi
selanjutnya di dalam suatu baris intruksi.
Contoh :

Gambar 2.5 Contoh Penggunaan Instruksi XIC

2. Examine If Open (XIO)

Gambar 2.6 Intruksi XIO


Menentukan status dari invers bit B sebagai kondisi eksekusi untuk
operasi selanjutnya di dalam suatu baris intuksi.
Contoh :

16
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG

Gambar 2.7 Contoh Penggunaan Instruksi XIO

3. Open Energize (OTE)

Gambar 2.8 Instruksi OTE


Status bit B ON untuk suatu kondisi eksekusi ON dan status bit B OFF
untuk suatu kondisi eksekusi OFF.
Contoh :

Gambar 2.9 Contoh Penggunaan OTE

4. Pewaktu (Timer)
Timer pada jenis ini terdiri dari Timer On Delay (TON) dan Timer Off
Delay (TOD). Alamat dari timer dimulai dari T4:00 sampai 39. Timer
ini dilengkapi dengan bits yang terdiri dari EN (Timer Enable Bit), TT
(Timer Timing Bit) dan DN (Timer Done Bit).
Simbol dari TON :

17
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG

Gambar 2.10 Simbol TON

Time Base = satuan waktu yang digunakan


Preset = waktu untuk mengaktifkan DN setelah EN aktif
Accum = nilai timer, ketika Accum sama dengan Preset, DN akan
aktif

Gambar 2.11 Contoh Penggunaan TON

5. Pencacah (Counter)
Counter terdiri dari 2 bagian yaitu CTU (Counter Up) dan CTD
(Counter Down). Simbol dari CTU :

Gambar 2.12 Simbol CTU


Preset = hitungan dimana DN akan aktif
Accum = nilai counter, ketika accum sama dengan preset, DN akan
aktif.
Contoh :

Gambar 2.13 Contoh Penggunaan CTU

6. Reset (RES)

18
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG

Digunakan untuk mereset nilai accum dari suatu counter hingga nilai
menjadi nol (untuk CTU).
Contoh :

Gambar 2.14 Contoh Penggunaan RES

7. Add (ADD)
Nilai pada source A ditambahkan dengan nilai pada source B dan
disimpan pada Destination.

Gambar 2.15 Simbol ADD


Contoh :

Gambar 2.16 Contoh Penggunaan ADD

8. Move (MOV)
Processor meng-copy nilai pada source ke alamat tujuan destination

19
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG

Gambar 2.17 Simbol MOV

Contoh :

Gambar 2.18 Contoh Penggunaan MOV

9. Jump to Subroutine (JSR)


Jika kondisi pada rung untuk intruksi JSR adalah true, maka processor
akan jump ke subroutine dengan nomor yang bersesuaian.

Gambar 2.19 Simbol JSR


Contoh :

Gambar 2.20 Contoh Penggunaan JSR

2.4.5 Beberapa Istilah Didalam S7-300 PLC Siemens

a. Alamat Input
Input pada PLC dimulai dari alamat I0.0 sampai I65535.7. Akan tetapi
20
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG

pada PLC Siemens S7-300, alamat yang berhubungan langsung dengan


peripheral (ditampilkan di modul training) dimulai dari I124.0 sampai
I124.7 dan I125.0 sampai dengan I125.1. Alamat-alamat yang tidak
berhubungan dengan peripheral tersebut dapat digunakan sebagai alamat
perantara.

b. Alamat Output
Sedangkan outputnya dimulai dari alamat Q0.0 sampai dengan Q65535.7.
Dan yang terhubung langsung dengan peripheral (ditampilkan di di
modul training) dimulai dari alamat Q124.0 sampai dengan Q124.5.

c. Alamat Memory
Selain alamat input dan output, S7-300 PLC Siemens ini menyediakan
lokasi memori yang berbeda – beda, dengan pengalamatan yang sangat
unik. Kita dapat memilih memori mana yang akan kita pakai dengan
terlebih dahulu memilih spesifikasi alamat, yang meliputi Memory area,
address Byte-nya dan Bit numbernya. Memory area pada PLC ada 5
macam yaitu : I, Q V dan M yang semuanya itu dapat diakses sebagai
Byte, Word ataupun Double Word.

2.4.5.1 Pemrograman PLC Siemens


Dalam PLC Siemens, terdapat beberapa instruksi fungsi yang dapat kita
gunakan untuk membantu kita dalam membuat suatu program, antara lain :
1. Bit Logic
Instruksi Bit logic bekerja dengan dua keadaan, yaitu 1 atau 0. Logic 1
menandakan aktif dan logic 0 menandakan tidak aktif. Berikut ini macam
– macam fungsi instruksi bit logic :
a. (-| |-)Normally Open Contact
Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin memasukkan input yang
keadaan normalnya adalah terbuka.

21
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG

Gambar 2.21 Normally Open Contact


Nilai akhir pengoperasian bernilai “1“ jika sinyal input I124.0 dan
I124.1 bernilai “1“ atau hanya sinyal dari input I124.2 saja yang
bernilai “1’.

b. (-| / |-) Normally Closed Contact


Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin memasukkan input yang
keadaan normalnya adalah tertutup.

Gambar 2.22 Normally Closed Contact


Nilai akhir pengoperasian bernilai “1“ jika sinyal input I 124.0 dan
I124.1 bernilai “1“ atau hanya sinyal dari input I124.2 saja yang
bernilai “0“.

c. (-| NOT |-) Invert Power Flow


Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin membalik suatu keadaan,
misalnya dari 0 menjadi 1 atau dari 1 menjadi 0.

22
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG

Gambar 2.23 Invert Power Flow


Nilai sinyal output Q124.0 bernilai “0“ saat kondisi input I124.0
bernilai “1“ atau input I124.1 dan I124.2 bernilai “1“, sedangkan
Nilai sinyal output Q124.0 bernilai “1“ saat kondisi input I124.0
bernilai “0“ atau input I124.1 dan I124.2 bernilai“0“

d. (-( )-) Output Coil


Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin memberikan sebuah
output.

Gambar 2.24 Output Coil


Nilai sinyal output Q124.0 bernilai “1“ jika sinyal input I 124.0 dan
I124.1 bernilai “1“ atau hanya sinyal inoput I 124.2 bernilai “0“.
Sedangkan untuk sinyal output Q124.1 akan bernilai “1“ jika sinyal
input I124.0 dan I124.1 bernilai “0“ atau hanya sinyal input I124.2
bernilai “1“.

e. --( # )-- Midline Output


Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin membuat
output yang terletak ditengah.

Gambar 2.25 Midline Output


Pada ladder di atas, status output M0.0 akan aktif bila kedua saklar
I1.0 dan I1.1 aktif. Sedangkan status output Q4.0 akan akan aktif bila
ketiga saklar I1.0, I1.1 dan I1.2 aktif.

f. --( R ) Reset Coil

23
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG

Instruksi reset digunakan bila kita ingin mereset status sebuah bit, baik
keluaran (output) maupun timer ataupun counter.

Gambar 2.26 Reset Coil


Output Q124.0 akan aktif dan bernilai “1“ jika nilai input I124.0
bernilai “1“. Jika inputan I124.1 aktif atau bernilai “1“ maka reset
akan aktif dan akan mereset alamat Q124.0 sehingga nilainya
berubah menjadi “0“ meskipun input I124.0 yang mengaktifkannya
masih aktif.

g. --( S ) Set Coil


Instruksi reset digunakan bila kita ingin mengeset status sebuah bit,
baik keluaran (output) maupun timer ataupun counter.

Gambar 2.27 Set Coil


Pada contoh di atas, output Q4.0 akan di set bila saklar I0.0 dan I0.1
berlogic atau saklar I0.2 berlogic 0. Output Q4.0 tersebut akan aktif
walaupun saklar yang ada di depannya masih terbuka.

2. Timer
Timer merupakan instruksi yang berfungsi memberikan waktu tunda
(delay). Dengan adanya timer, kita dapat mengatur kapan suatu output
harus aktif setelah kita berikan input. Selain itu kita juga dapat mengatur
seberapa lama output tersebut harus aktif. Berdasarkan cara kerjanya,
24
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG

timer dibagi menjadi beberapa macam, antara lain:


a. Pulse Timer
T no
S_PULSE

S Q
TV BI
R BCD

Gamabar 2.28 Pulse Timer

T no = no indikasi timer
S = input awal
TV = nilai timer
R = reset
BI = nilai timer dengan formatinterger
BCD = nilai timer dengan formatBCD
Q = status keluarantimer
Timer akan bekerja ketika input awal (S) bernilai ”1”, dan lamanya
menghitung (delay time) sesuai dengan nilai pada TV . Ketika timer
menghitung dan nilai input awal (S) berubah menjadi “0“ maka
hitungan timer akan berhenti dan hitungannya akan kembali ke awal
saat nilai S menjadi “1“. Nilai sinyal output (Q) akan bernilai “1“
selama timer menghitung, ketika timer selesai menghitung nilai Q
akan berubahmenjadi “0“. Timer akan di-reset (timer bernilai ”0”)
ketika nilai Reset (R) bernilai ”1”.
Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan
BCD yaitu kode BCD.
Contoh aplikasi :

Gambar 2.29 Pulse Timer

25
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG

Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai
hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik selama nilai
input (I124.0) bernilai ”1”. Jika nilai nilai input (I124.0) berubah dari
“1“ ke “0“ maka hitungan timer akan berhenti. Jika nilai input
(I124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan
berhenti dan timer T5 bernilai “0“ (di-reset). Nilai output (Q124.0)
benilai “1“ ketika timer menghitung, jika telah selesai menghitung
nilai output akan menjadi “0“ seperti saatdi-reset.

3. Counter
Counter mempunyai area memory cadangan dalam CPU. Memory
cadangan ini terdiri dari 16 bit word di tiap-tiap counter. Di diagram
ladder di sini memungkinkan insruksi ini sebanyak 256 counter,
instruksi counter hanya merupakan fungsi yang dapat diakses dari
memory area.
a. Counter Up Down

Gambar 2.30 Counter UP Down


Cno = Namacounter
CU = Input Count up
CD = Input Count down
S = Set input untuk menjalankan counter
PV = Nilai banyaknya menghitung
R = Reset input
Q = Status dari counter
Counter Up Down mengeset jika nilai S adalah 1. Dan nilai input

26
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG

untuk CU semisal berubah dari 0 ke 1 dan nilai tersebut tidak lebih


dari ”999“. Namun untuk CD, counter akan mengurangi penghitungan
satu per satu dan nilai input counter-nya harus lebih dari satu. Signal
state pada output Q adalah 1 jika menghitung lebih dari nol dan 0 jika
menghitung sehingga menjadi nol.

Gambar 2.31 Pengaplikasian Counter Up Down


Pada instruksi counter C1, jika set counter bernilai 1 maka dapat
dijalankan Counter Up atau Counter Down jika input diset. Nilai
counter dicontohkan dengan format binary coded decimal ( C#995)
jika count up maka Q124.0 akan bernilai 1, sebaliknya jika count
down maka diakhir perhitungan akan bernilai 0.

2.4.6 Beberapa Istilah Didalam HMI


Human Machine Interface adalah suatu sistem yang menghubungkan
antara manusia dan teknologi mesin. Sistem HMI sebenarnya sudah cukup
populer di kalangan industri. Pada umumnya HMI berupa komputer
dengan display di Monitor CRT/LCD dimana kita bisa melihat keseluruhan
sistem dari layar tersebut. Layaknya sebuah komputer, HMI biasanya dilengkapi
dengan keyboard dan mouse dan juga bisa berupa touch screen. Tujuan dari HMI
adalah untuk meningkatkan interaksi antara mesin dan operator melalui tampilan
layar komputer serta memenuhi kebutuhan pengguna terhadap informasi sistem
yang sedang berlangsung. Contoh tampilan HMI ditunjukkan pada gambar 3.5 :

27
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG

Gambar 2.32 Contoh tampilan HMI

Terdapat banyak cara untuk membuat sebuah tampilan HMI seperti


dengan aplikasi visual Studio hingga dengan hardware touch screen panel. HMI
akan memberikan suatu gambaran kondisi mesin yang berupa video, grafik, lampu
dan lain-lain. Dimana pada tampilan tersebut operator dapat melihat parameter
suatu system yang sedang beroperasi. HMI dalam industri berupa sebuah tampilan
layar komputer yang akan dihadapi oleh operator mesin maupun pengguna yang
ingin mendapatkan data kerja mesin. Dalam penerapannya di industri touch
screen panel HMI lebih umum digunakan, karena kemudahan dalam
pemrograman dan ketahanannya di lingkungan kerja industri. Contoh HMI yang
lazim digunakan di industri ditunjukkan pada gambar 3.6 :

Gambar 2.33 Contoh tampilan HMI yang lazim digunakan di industri

28
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG

Pada HMI juga terdapat visualisasi pengendali mesin berupa tombol, slider
dan sebagainya yang dapat difungsikan untuk mengontrol atau mengendalikan
mesin. Selain itu dalam HMI juga ditampilkan alarm jika terjadi kondisi
emergency dalam sistem. Beriku fungsi lain dari HMI :
1. Mengawasi, dimana kita dapa mengawasi kondisi plant secara real
time tanpa perlu keluar dari ruang kontrol.
2. Pengaturan (berdasarkan level keamanan) dimana kita dapat merubah
pengaturan misal pengaturan alarm untuk high priority dan low priority.
3. Alarm, disediakan Alarm History  dan Summary. Sehingga nantinya kita
bisa memilih alarm-alarm aa saja yang aktif dan bisa mendapatkan alasan
atau pesan kenapa suatu sistem tiba-tiba mengalami trip  atau mati.
4. Menampilkan grafik dari sebuah proses, misal temperatur dari sistem yang
bersangkutan.

2.5 Sistem Penugasan Kerja


Selama melaksanakan praktik kerja lapangan di PT. Pakoakuina car
wheel Karawang mulai dari tanggal 02 September 2019 sampai dengan 27
Desember 2019. Penulis ditempatkan pada bagian Machining dan Maintenance,
dimana pada bagian machining penulis ditempatkan selama 6 minggu sedangkan
pada bagian maintenance penulis ditempatkan selama 11 minggu. Setelah pindah
pada bagian maintenance penulis diarahkan agar fokus pada kegiatan
impruvement, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk tetap turut serta dalam
kegiatan perawatan mesin lainnya yaitu membantu kegiatan maintenance. Penulis
juga diharapkan memberikan ide yang bersifat membangun dalam kegiatan
improvement.

2.6 Rangkuman Kegiatan


Tabel 2.2 Aktivitas Kegiatan
Sep Okt Nov Des
No ITEM I I I I
I II III I II III I II III I II III
V V V V
Mempelajari QCC                                
1
(Dept Machining)                                

29
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG

Pengenalan Proses Produksi                                


2
(Dept Maintenance)                                
Pengenalan Project                                
3
(Dept Maintenance)                                
Target Impruvement                                
4
(Dept Maintenance)                                
Analisa Sebab Akibat                                
5
(Dept Maintenance)                                
Program Allen Bradley                                
6
(Dept Maintenance)                                
Tampilan HMI                                
7
(Dept Maintenance)                                
Program PLC Siemens                                
8
(Dept Maintenance)                                
Instalasi project 4A s.d 4D                                
9
(Dept Maintenance)                                
Pembuatan WI                                
10
(Dept Maintenance)                                
Tampilan HMI                                
11
(Dept Maintenance)                                
Program PLC Siemens                                
12
(Dept Maintenance)                                
                               
13 Monitoring dan Final Review
                               

Plan Aktual

2.6.1 Pengenalan Proses Produksi

Gambar 2.34 Proses Produksi


2.6.2 Pengenalan Project
Selama 4 bulan melaksanakan praktik kerja lapangan di PT. Pakoakuina
car wheel Karawang area casting merupakan ruang lingkup pekerjaan atau
area kerja penulis.

30
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG

Gambar 2.35 Area Casting

Input data

Gambar 2.36 Proses Casting


Dimana pada bagian input data merupakan hasil inputan data yang masih
dilakukan secara manual sehingga hal ini lah yang menyebabkan delay informasi
hasil produksi velg OK dan NG yang tertunda selama 12 jam. Pada bagian input
data merupakan kegiatan improvement penulis selama melakukan praktek kerja
lapangan pada PT. Pakoakuina car wheel Karawang.

2.6.3 Analisa Sebab Akibat


Dari hasil analisa sebab akibat penulis menemukan beberapa temuan
yang berkaitan dengan kegiatan impruvement yaitu sebagai berikut :

Tabel 2.3 Analisa Sebab Akibat


31
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG

PIC &
NO FAKTOR AKTUAL IDEAL WAKTU JUDGE
AREA
Informasi
hasil produksi Informasi Ade
1 Methode
baru diketahui diketahui Fitri
08-Okt-19 √
setelah input secara real Casting
data pada time Line 4
komputer
Item pada Item pada
checksheet di checksheet di
Ade Fitri
2 Methode
isi secara isi secara
Casting 23-Okt-19 x
manual ke manual ke
Line 4
sistem sistem
komputer komputer

Bekerja Bekerja
Ade Fitri
13 Nov
x
3 Methode Casting
sesuai SOP sesuai SOP 2019
Line 4

Pengisian Pengisian
Ade Fitri
5 Man
checksheet checksheet
Casting
15 Nov x
dilakukan dilakukan 2019
Line 4
dengan benar dengan benar

Berkolerasi terhadap impruvment =√


Tidak berkolerasi terhadap impruvment = x

2.6.4 Program Allen Bradley


Sistem andon yang penulis buat menggunakan PLC allen bradley adapun detail
program terdapat dalam lampiran.
2.6.5 Program PLC Siemens
Sistem andon yang penulis buat menggunakan PLC Siemens adapun detail
program terdapat dalam lampiran.
2.6.6 Tampilan HMI
Sistem andon yang penulis buat menggunakan Tampilan HMI adapun detail
program terdapat dalam lampiran.

BAB II

32
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah pelaksanaan praktek kerja lapangan yang bertempat pada PT.


Pakoakuina car wheel Karawang penulis dapat membandingkan materi yang
diperoleh dari kampus maupun dari tempat industri. Pada dasarnya di kampus
maupun di industri mempunyai persamaan dan perbedaan yang tidak jauh
berbeda. Perbedaan yang dimiliki hanya terletak pada penyesuaian suasana
terutama pada saat proses menangani konsumen di tempat industri dan peralatan
serta mesin-mesin yang digunakan.
Dengan pelaksanaan praktek kerja lapangan ini penulis dilatih untuk
mandiri dalam bekerja serta menjadi seseorang yang professional. Selain itu juga
praktik ini memberikan pengalaman yang belum pernah penulis rasakan
sebelumnya, sehingga pengalaman ini dapat dijadikan sebagai panutan untuk
masa yang akan datang. Dimana selama penulis melaksanakan praktek kerja
lapangan pada PT. Pakoakuina car wheel Karawang penulis melakukan kegitan
impruvement yaitu real time hasil proses produksi velg OK dan NG pada mesin
casting LINE 4 menggunakan Programmable Logic Controller (PLC) Allen
Bredley, Programmable Logic Controller (PLC) Siemens, dan tampilah Human
Machine Interface (HMI).

3.2 Saran

Dengan adanya hasil impruvement penulis berharap agar Salah satu


keluhan produksi mengenai keterlambatannya informasi material velg OK dan
NG dapat diketahui menjadi lebih cepat bahkan dapat diketahui dengan sistem
real time pada mesin casting LINI 4.

33
F.34
POLMAN NEGERI BANGKA
BELITUNG

Form Praktek Kerja


Lapangan

Anda mungkin juga menyukai