Oleh:
NPM : 15 06 08371
2018
i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan
penyertaan-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga Laporan Kerja
Praktek di PT. Suzuki Indomobil Motor dapat terselesaikan dengan baik.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah membantu menyelesaikan laporan ini:
iv
Penulis
DAFTAR ISI
v
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... ix
LAMPIRAN ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Profil PT. Suzuki Indomobil Motor .................................................... 4
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Logo dan Motto PT. Suzuki Indomobil Motor.................................. 3
Gambar 3.1. Produk Nex II PT. Suzuki Indomobil Motor.................................. 14
Gambar 3.2. Brosur Suzuki Nex II...................................................................... 15
Gambar 3.3. Pilihan Warna, Tipe dan Spesifikasi Suzuki Nex II........................ 15
Gambar 3.4. Brosur Spesifikasi Nex II Elegant.................................................. 16
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa Teknik
Industri. Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja praktek
mahasiswa bekerja di perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini
mencakup kegiatan perencanaan, perancangan, perbaikan, penerapan dan
pemecahanan masalah. Oleh karena itu, dalam kerja praktek kegiatan yang
dilakukan oleh mahasiswa adalah:
1.2. Tujuan
Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah:
1. Melatih kedisiplinan.
2. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan
dalam perusahaan.
3. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.
4. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan
menjalankan bisnis.
5. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek yang ada di
perusahaan.
6. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.
1
1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek
Kerja Praktek ini akan dilaksanakan terhitung mulai tanggal 25 Junihingga 25 Juli
2018 di PT. Suzuki Indomobil Motor, Jalan Diponegoro km 38,2 Tambun Selatan,
Bekasi, Indonesia. Selama pelaksanaan kerja praktek di PT Suzuki Indomobil
Motor penulis ditempatkan di bagian gudang Complete Build Up (CBU).
2
BAB 2
PT. Suzuki Indomobil Motor merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang
bergerak dalam bidang industri otomotif yang memproduksi kendaraan bermotor
roda empat maupun roda dua. PT. Suzuki Indomobil Motor berdiri pada tahun
1970, dengan nama awal PT. Indohero Steel & Engineering Co. Tahun 1976
dibawah kepemimpinan Soebranto Laras, didapati manajemen baru yang
merupakan awal pengembangan produksi kendaraan roda dua atau sepeda
motor melalui PT. Indohero steel & Engineering Co, dan pengembangan
produksi kendaraan roda empat atau mobil melalui PT. Suzuki Indomobil Utama.
Dengan seiring berkembangnya perusahaan untuk memenuhi program lokalisasi
maka lahirlah PT. Suzuki Indonesia Manufacturing didalam dunia perindustrian
lokal, Indonesia.
Kemudian PT. Indomobil Suzuki Internationlal (ISI) dirubah menjadi PT. Suzuki
Indomobil Motor (SIM) yang merupakan sebuah perusahaan penanaman modal
asing (PMA) yang berdiri dari gabungan atau merger dari 5 perusahaan :
3
1. PT. Indohero Steel & Engineering Co.
2. PT. Indomobil Utama
3. PT. Suzuki Indonesia Manufacturing
4. PT. Suzuki Engine Industry
5. PT. First Chemical Industry
Berikut adalah ringkasan profil perusahaan PT. Suzuki Indomobil Motor dilihat
dari jenis usaha, tahun beroperasi, jumlah karyawan, dan alamat perusahaan.
Keterangan Penjelasan
4
2.1.3. Sertifikasi
PT Suzuki Indomobil Motor ini memiliki sertifikasi ISO 14001:2015. ISO 14001
adalah standar internasional yang menentukan persyaratan untuk pendekatan
manajemen yang terstruktur sebagai perlindungan lingkungan. ISO ini juga
merupakan sistem manjemen perusahaan yang fungsinya adalah untuk
memastikan bahwa proses yang digunakan oleh sebuah pabrik manufaktur
beserta produk yang dihasilan telah memenuhi komitmen terhadap limgkungan,
terutama dalam upaya pemenuhan terhadap peraturan di bidang lingkungan,
pencegahan pencemaran dan komitmen terhadap perbaikan berkelanjutan.
5
mengontrol pencapaian target kerja dari setiap Foreman dan para Staff.
Peran lain dari Senior Foreman pada Divisi Logistic yakni mengontrol
waktu pengiriman dan penerimaan serta melaporkan hasil kerja harian
kepada Asisten Manajer untuk direkap datanya oleh Asisten Manajer.
c. Foreman (F)
Jabatan Foreman (F) pada Divisi Logistic ini dipegang oleh tiga pekerja,
yaitu Bapak Ibnu Widodo, Bapak Tantan Taryono, dan Bapak Aminudin.
Tugas atau peran dari Foreman ini yaitu memberikan arahan atau
membimbing pelaksana atau Staff yang menjadi bawahannya. Foreman
memiliki kewajiban untuk menjaga stabilitas produktivitas kerja dari
pelaksana. Peran lain dari Foreman yaitu melakukan pengamatan secara
langsung di lapangan untuk menjaga dan mengawasi pelaksana agar
selalu bekerja sesuai ISOS (Indomobil Suzuki Operation Standard).
Foreman berhak memberikan pengarahan tentang 5S kepada setiap
pelaksana. Jika pelaksana melakukan kelalaian, maka Foreman akan
memberikan nilai yang sesuai untuk diberikan hasil laporannya kepada
Senior Foreman. Akan tetapi foreman juga dapat membantu pelaksana
jika memang terdapat masalah yang mengharuskan foreman untuk
membantu tugas dari pelaksana.
d. Staff atau pelaksana (P)
Pelaksana atau Staff (P) pada dasarnya memiliki tugas yang diberikan
oleh Foreman. Jabatan pelaksana pada Divisi Logistic ini dipegang oleh
banyak karyawan atau pekerja. Pelaksana disini adalah jabatan paling
rendah dari jabatan-jabatan yang lainnya. Peran lain dari pelaksana yaitu
mengawasi secara langsung kegiatan-kegiatan yang berada didalam
gudang seperti contohnya pemasangan sticker, penataan lokasi, dan
pemasangan asesoris lainnya.
6
b. Misi Perusahaan
Kami menginginkan pertumbuhan dan permkembangan perusahaan
yang berimbang berdasarkan azaz kerja keras, integritas dan
kebersamaan untuk selalu mencapai hasil lebih baik dalam mendahului
pelanggan.
c. Nilai Perusahaan
i. Kreatif dan Inovatif
ii. Inspiratif
iii. Aspiratif
iv. Optimis dan Antusias
2.3.2. Ketenagakerjaan
a. Penerimaan karyawan baru
Penerimaan karyawan baru pada PT. Suzuki dilakukan setiap tahun,
dengan adanya perencanaan untuk mengetahui kebutuhan sumber daya
manusia yang ada di setiap divisi atau departemen yang ada. Ketika
perusahaan membutuhkan karyawan baru maka perusahaan akan
membuka lowongan kerja melalui website lamaran mereka yaitu
http://career.suzuki.co.id. Administrasi yang perlu untuk dipenuhi oleh
pelamar terdapat pada website lamaran perusahaan.
Bagi kandidat yang lolos pada tahap wawancara dengan calon atasan,
proses selanjutnya adalah menjalani psikotest. Proses pisoktest ini
bertujuan untuk menggali potensi yang dimiliki dan kesesuaian dengan
bidang kerja yang dilamar. Kandidat yang telah lolos tahap psikotest
7
maka selanjutnya kan dilakukan tahap tes pemeriksaan kesehatan di
institusi yang ditunjuk oleh perusahaan.
a. Kantin
PT. Suzuki Indomobil Motor memiliki satu buah kantin yang berlokasi di
dekat bagian kantor pabrik yang digunakan untuk tempat makan siang
bagi para pekerja. Terdapat 6 bagian di kantin yang menyediakan menu
makanan yang berbeda-beda dan karyawan bebas untuk memilih menu
makanan sesuai dengan yang diinginkan karyawan. Di area kantin
terdapat meja dan kursi dalam jumlah yang banyak untuk menampung
pekerja ketika jam makan siang, selain itu kantin juga dilengkapi fasilitas
washtafel untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dengan
jumlah yang cukup banyak.
8
b. Koperasi
c. Tempat Parkir
c. Shuttle Car
Pada PT. Suzuki Indomobil Motor ini terdapat shuttle car yang berfungsi
sebagai kendaraan untuk mengantar pekerja maupun tamu dari divisi satu
ke divisi lainnya, mengantarkan ke tempat parkir ataupun ke kantor pusat
yang berada di depan. Rute shuttle car ini mengelilingi perusahaan mulai
dari pos satpam yang berada didepan, hingga ke pos satpam yang
berada dibelakang. Fasilitas shuttle car ini memiliki jumlah armada yang
sedikit, hanya sekitar 5 mobil saja, tetapi dalam menunggu shuttle car
tidak akan memakan waktu yang lama karena shuttle car akan terus
berjalan selama jam kerja. Shuttle car sendiri dapat dipanggil atau
dikontak via telepon yang berada di pos satpam, sehingga tamu atau
9
pekerja yang akan menggunakannya dapat menunggu diruang tunggu
pos satpam.
d. Lapangan Olahraga
Lapangan olahraga yang terdapat di PT. Suzuki Indomobil Motor ini
terbagi 2 bagian, yaitu lapangan bola dan lapangan basket. Kedua
lapangan olahraga tersebut terletak di bagian belakang. Lapangan basket
dan lapangan bola tersebut biasanya digunakan saat perusahaan
mengadakan event–event tertentu seperti lomba dan semacamnya.
Lapangan olahraga tersebut juga biasanya digunakan bagi para pekerja
yang ingin menggunakannya pada saat jam kosong atau tidak memiliki
shift kerja. Biasanya pekerja yang menggunakan lapangan olahraga
tersebut pada hari sabtu atau minggu dimana pada saat itu tidak ada
aktifitas kerja atau aktifitas produksi kecuali adanya jam lembur disaat
weekend.
e. Fasilitas Lainnya
PT. Suzuki Indomobil Motor memberikan fasilitas untuk setiap karyawan
yang berupa BPJS ketenagakerjaan dan Kesehatan, dan juga
memberikan dana pensiun. Selain itu juga ada pemberian tunjangan hari
raya, tunjangan keluarga serta upah lembur bagi pekerja yang melakukan
kerja lembur. Selain tunjangan perusahaan juga memberikan kesempatan
cuti untuk para pekerja. Cuti yang diberikan kepada para pekerja
biasanya memiliki jumlah waktu yang berbeda–beda disesuaikan dengan
jabatan yang dimilikinya. Kesempatan cuti bagi pekerja diberikan secara
tahunan atau dapat disebut hitungan tahunan. Sehingga, pekerja yang
tidak masuk kerja diluar jam cuti tersebut maka akan dihitung alpha.
10
2.3.4. Sistem Pemasaran
PT. Suzuki Indomobil Motor melaukakan pemasaran produk melalui dealer motor
atau dealer mobil Suzuki yang tersebar di seluruh Indonesia. Di beberapa dealer
yang tersebar diseluruh Indonesia terdapat pula tempat pelayanan servis
kendaraan Suzuki sehingga konsumen tidak perlu datang ke PT. Suzuki
Indomobil Motor jika ingin membeli spare parts. Contoh sistem pemesanan motor
pada PT. Suzuki Indomobil Motor yaitu dealer memesan motor ke PT. Suzuki
Indomobil Motor, kemudian jika stok yang diinginkan sudah disetujui maka
produk akan dikirim melalui vendor Logistic yang akan mengantarkan produk ke
dealer. Selain melalui dealer PT. Suzuki Indomobil Motor juga melakukan
pemasaran secara online melaului website mereka. Pembelian secara online ini
biasanya dilakukan bagi produk-produk yang baru akan launching sehingga
memerlukan pre-order sehingga konsumen dapat memesannya pada website
resmi dan memesannya secara online. Pada pembelian secara online ini, produk
yang sudah dibeli dan sudah disepakati metode pembayarannya akan langsung
dikirimkan ke rumah masing-masing konsumen sesuai alamat yang sudah di
inputkan pada saat konsumen memesan pesanannya.
11
BAB 3
Dalam melakukan proses konversi, hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu stok
atau persediaan unit motor tipe Nex II Standard. Apabila stok persediaan
mencukupi untuk dilakukannya konversi, maka proses konversi dapat dilakukan.
Hal ini dilihat berdasarkan jumlah permintaan konsumen terhadap jenis unit
motor Nex II yang sudah di upgrade menjadi Sporty, Fancy, ataupun
Elegant.Penambahan accessories pada unit motor Nex IIStandard ini membuat
peningkatan yang cukup signifikan berdasarkan permintaan konsumen yang
masuk selama ini. Hal ini dikarenakan penambahan beberapa fitur yang menarik
dan tambahan-tambahan accessories yang menempel di bodi kendaraan
membuat karakter dari motor tersebut semakin terlihat, seperti contohnya
penambahan list garnis berwarna silver atau chrome yang membuat unit motor
Nex II semakin terlihat elegan dan mewah. Hal ini dilakukan tentunya agar
menarik minat masyarakat Indonesia agar lebih tertarik dengan produk yang
sudah di konversi dan terdapat tambahan-tambahan accessories yang telah
disebutkan sebelumnya.
12
Sedangkan untuk kegiatan pengiriman unit semua data permintaan diterbitkan
oleh PT. Suzuki Indomobil Motor cabang Pulo Gadung, jiika terdapat permintaan
dari konsumen maka cabang Pulo Gadung akan memasukkan data permintaan
data ke Software Oracle dimana data tersebut juga dapat dilihat dari Software
Oracle milik Departemen Gudang Berikat atau Logistic 2W. Setelah
mendapatkan data permintaan kemudian Staff gudang melakukan ploting motor
yang akan dikirim, dimana motor yang akan di ploting adalah motor yang
asesorisnya telah terpasang dengan lengkap. Asesories motor yang telah
dipasang dengan lengkap biasanya dituliskan “SGA” pada bagian plastik
pembungkus jok. Hal ini dikarenakan agar mempermudah mengidentifikasi pada
saat proses plotting untuk membedakan unit yang belum ditambahkan asesoris
dan unit yang sudah dilengkapi asesoris sesuai ketentuan. Setelah semua unit
sudah di ploting maka langkah selanjutnya adalah mengambil bar code motor
yang telah di ploting, bar code tersebut natinya akan di scan untuk pembuatan
surat jalan untuk truk yang akan mengangkut unit yang akan dikirm. Setelah
surat jalan sudah jadi, kemudian motor yang sudah di ploting dimasukkan atau
dinaikkan ke dalam truk yang kemudian dikirim ke konsumen sesuai data
pesanan.
13
Gambar 3.1. Produk Nex II PT. Suzuki Indomobil Motor
Suzuki Nex II merupakan suatu inovasi atau perkembangan dari Suzuki Nex
yang sebelumnya sudah rilis pada tahun 2011. Dengan hadirnya inovasi atau
perkembangan dari produk yang sudah ada sebelumnya ini, PT. Suzuki
Indomobil Motor memberikan beberapa pilihan jenis atau varian dari Suzuki Nex
II itu sendiri. Diantaranya yaitu Suzuki Nex II Standar, Suzuki Nex II Elegant
Standard, Suzuki Nex II Fancy Dinamic, Suzuki Nex II Sporty, dan Suzuki Nex II
Elegant Premium. Perbedaan varian tersebut dibedakan berdasarkan sticker
motor, jenis cat body (doff/glossy), dan aksesoris yang melekat. Untuk Nex II
Standar memiliki fitur dan sticker dasar yang paling simpel tanpa adanya
aksesoris tambahan, oleh karena itu Nex II Standar dapat dikatakan tipe
terendah dari segala tipe yang ada. Kemudian untuk Nex II Elegant Standard
sama seperti Nex II Standar, perbedaannya hanya di warna yang doff. Untuk sisa
tipe lainnya memiliki aksesoris yang sesuai dengan tipenya, seperti contohnya
lampu depan yang sebelumnya halogen kemudian berubah menjadi lampu LED,
terdapat fitur USB Charginguntuk mengecharge gadget atau lainnya, kemudian
penambahan list-listchrome yang berfungsi untuk mempercantik tampilan, lalu
visor tambahan serta lampu lajur yang terdapat pada sisi samping bodi
kendaraan untuk tipe Nex II Fancy Dinamic.
14
Gambar 3.2. Brosur Suzuki Nex II
15
Gambar 3.4. Brosur Spesifikasi Nex II Elegant
Proses produksi yaitu proses pembuatan suatu produk yang dimulai dari raw
material hingga menjadi suatu produk jadi. Proses produksi yang terdapat di PT.
Suzuki Indomobil Motor untuk membuat suatu kendaraan bermotor yaitu seperti
berikut:
a. Pressing/Stamping
Proses Pressing adalah tahap awal dalam proses produksi kendaraan roda dua
di PT. Suzuki Indomobil Motor. Tahap ini dimulai dari raw material atau
pemilahan material metal (logam) yang akan digunakan. Material metal sendiri
dibagi ke dalam dua jenis material, yaitu steel pipe (pipa logam) dan steel plate
(lempengan logam). Material logam yang berjenis pipa digunakan sebagai bahan
dasar dari pembuatan rangka. Sedangkan material logamyang berjenis plat /
lempengan digunakan sebagai bahan dasar pembuatan tangki bahan bakar.
b. Welding (Pengelasan)
Selain menggunakan tenaga manusia, pada tahap Welding atau proses
pengelasan di PT. Suzuki Indomobil Motor juga sudah menggunakan tenaga
robot atau dapat disebut bahwa sistemnya sudah terotomasi, sehingga semua
16
proses pengelasan yang ada ditahap ini sudah otomatis dengan adanya sistem.
Proses pengelasan ini merupakan tahap dimana bagian yang telah di-press pada
proses sebelumnya selanjutnya di las sehingga menjadi rangka yang utuh dari
sebuah kendaraan roda dua yang biasa disebut dengan frame.
Sementara ketika bagian rangka sedang dibuat, pada waktu yang sama lini
produksi lainnya melakukan proses plastic injection, bahan plastik yang
digunakan adalah ABS dan Polipropilena. Komponen atau part yang dibentuk
meliputi bodi motor secara keseluruhan termasuk spatbor sepeda motor.
c. Welding Ring
Proses ini merupakan proses yang terpisah dari tahap-tahap roses produksi
lainnya. Tahap ini merupakan pengelasan ring dan menggunakan tahap yang
berbeda. Proses ini yaitu penambahan ring pada rangka kendaraan bermotor
roda dua dibagian tertentu yang bertujuan memperkuat sambungan besi yang
sebelumnya sudah dilas.
d. Painting (Pengecatan)
Proses ini merupakan proses pengecatan part-part motor yang telah selesai
proses pengelasan dan proses pembentukan part tersebut. Pada proses
pengecatan ini, objek yang dilakukan pengecatan yaitu seperti rangka dan bodi
kendaraan roda dua atau sepeda motor. Ruang atau gedung dari Painting ini
juga memiliki ruangan yang cukup berbeda dari yang lainnya. Ruangan ini lebih
cenderung tertutup. Namun, pada ruangan ini tentunya memiliki sistem ventilasi
udara yang baik walau ruangan terkesan lebih tertutup. Ruangan yang terkesan
lebih tertutup ini dikarenakan proses Painting atau pengecatan ini membutuhkan
ruangan yang khusus dan tertutup, sehingga bagian-bagian dari part yang sudah
dicat minim terkena debu dan sejenisnya yang dapat merusak tekstur dari cat itu
sendiri yang dikhawatirkan akan terlihat kasar atau tidak rata pada permukaan
part tersebut.
e. Assembling
Proses Assembling adalah proses penyatuan part-part kendaraan mulai dari
yang kecil hingga yang besar hingga menjadi satu unit utuh kendaraan sepeda
motor. Setelah pengecatan part-part motor selesai, kemudian part-part tersebut
disatukan di Departemen Perakitan melewati konveyor yang berjalan secara
otomasi. Pada tahap ini seluruh data yang tersimpan otomatis masuk ke dalam
sistem, sehingga untuk melihat produktivitas kerja pada suatu saat bisa dilakukan
17
dengan cara melihat monitor rekap data motor yang sudah selesai dirakit.
Dikarenakan penulis hanya boleh mengambil data di departemen assembling ini,
maka secara garis besar tahap-tahap yang ada di departemen assembling ini
seperti berikut:
f. Final Inspection
Pada tahap ini unit motor yang sudah jadi diperiksa mesinnya dengan cara
menghdupkan motor tersebut untuk menguji mesin dan komponen kelistrikan dari
motor tersebut. Motor yang diperiksa menggunakan alat seperti dyno test yang
dapat menampilkan data statistik berupa grafik kinerja dari mesin motor tersebut.
Isi dari grafik tersebut berisikan data seperti torsi maksimum, batas RPM dari
kendaraan tersebut, hingga dapat melihat seberapa besar tenaga mesin tersebut
dalam satuan tertentu seperti newton meter persegi dan satuan tenaga kuda
(Horse Power). Dari inspeksi final atau inspeksi akhir ini dapat diketahui apakah
part-part krusial dari kendaraan bekerja dengan baik atau tidak, contohnya yaitu
seperti bagian transmisinya memiliki kinerja yang baik sesuai standar atau tidak,
18
apakah rem berfungsi normal atau tidak, dan apakah suara mesin yang
dihasilkan masih diambang batas normal atau tidak serta uji emisi yang sudah
memiliki data standar pada masing-masing jenis sepeda motor. Jika sudah
memenuhi kriteria dan lolos uji inspeksi akhir, maka motor tersebut selanjutnya
akan di pindahkan ke gudang guna disimpan dan siap dikirim ke konsumen yang
membelinya.
19
AB-OK ini menggunakan teknologi yang canggih sehingga jika terjadi error
atau kesalahan sedikitpun, mesin pasti akan mengeluarkan notifikasi
bahwa terjadi kesalahan atau terdapatnya cacat produksi dari unit
kendaraan yang di scan tersebut.Oleh karena itu, semua unit kendaraan
yang telah lolos dari scan AB-OK sudah dipastikan normal dan sesuai
standar yang ada.
20
BAB 4
21
4.3.1. Tahap Pendahuluan
a. Studi Lapangan
Studi lapangan adalah kegiatan dimana mahasiswa terjun secara langsung
ke lapangan atau perusahaan dimana disana mahasiswa mengidentifikasi
sebuah permasalahan yang ada pada perusahaan. Dengan dilakukannya
studi lapangan mahasiswa dapat mengetahui kondisi nyata yang terjadi di
sebuah perusahaan. Tujuan dari studi lapangan adalah sebagai latar
belakang perlunya dibuat perbaikan sistem kerja agar sistem di sebuah
perusahaan tersebut dapat bekerja lebih maksimal.
b. Penentuan Topik Tinjauan
Penentuan topic yang akan dipilih oleh penulis berdasarkan permasalahan
yang telah diamati atau telah ditinjau oleh penulis. Pada tahap ini hal yang
dilakukan adalah menentukan objek penelitian, dalam kasus ini objek dari
penulis adalah para pekerja di departemen gudang berikat.
c. Perumusan Masalah, Batasan, dan Tujuan Tugas Tinjauan
Setelah penulis menentukan topic yang berkaitan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja untuk para pekerja di departmene gudang berikat penulis
kemudian membuat rumusan masalah, batasan, dan tujuan tugas tinjauan
agar pengamatan dan penelitian sesuai dengan topic yang ditentukan
d. Konsultasi dengan Pembimbing Lapangan
Kemudian penulis berdiskusi dengan pembimbing lapangan untuk disetujui
untuk melakukan pengamatan di lapangan.
e. Tinjauan Pustaka
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah metode atau cara yang
dilakukan oleh penulis sudah sesuai atau belum dan untuk mengetahui
kelebuhan dan kekurangan metode yang digunakan. Tinjauan pustaka
dapat didapat dari jurnal, buku, dan masih banyak lagi.
22
b. Wawancara
Wawancara juga merupakan metode pegumpulan data yang dipakai oleh
penulis. Penulis bertanya secara langsung ke narasumber tentang sebab
dan akibat kurangnya kesadaran terhadap keselamatan dan kesehatan
para pekerja di departemen gudang berikat.
23
4.4.1. Analisis Penyebab Permasalahan
Pada departemen yang penulis ditugaskan hal utama yang dilihat oleh penulis
sebagai masalah utama adalah pada bagian kesehatan dan keselamatan kerja
seorang pekerja yang bekerja di bagian gudang berikat. Karena di gudang
tersebut tidak terdapat pengawasan yang ketat seperti di bagian produksi
dikarenakan posisi gudang berikat yang jauh dari kantor dan terpisah dengan
bangunan gedung lainnya. Sehingga control dari atasan yang ada di kantor
sangat jarang sekali. Hal yang dapat membahayakan kesehatan dan
keselamatan kerja yang dimaksud oleh penulis contohnya seperti tidak
menggunakan alas kaki yang tepat, pekerja di gudang kebanyakan hanya
memakai sepatu biasa bahkan ada beberapa yang hanya memakai sandal saja,
tentunya hal ini sangat membahayakan karena barang atau produk yang
dipindahkan oleh para pekerja adalah sebuah motor yang tentunya memiliki
bobot yang berat dimana dapat mencederai kaki pekerja jika motor tersebut
terjatuh. Selain penggunaan alas kaki yang tidak tepat, pemakaian alat
keselamatan tambahan masker juga tidak digunakan oleh pekerja, hal tersebut
dapat membahayakan pekerja karena dalam gudang tersebut lantai gudang
berikat sangatlah berdebu dan jika dilewati oleh motor yang melintas debu
tersebut bertebaran dan mengingat motor yang lewat atau bergerak sangatlah
sering maka hampir setiap saat debu tersebut bertebaran dengan jumlah yang
sangat banyak. Pada permasalahan ini penulis akan menerapkan teori yang
sudah dipelajari penulis pada mata kuliah Teknik Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
24
pelindung alat diri berupa safety shoes yang dimana hal tersebut sudah ada di
peraturan utama karyawan di PT. Suzuki Indomobil Motor untuk selalu
menggunakan safety shoes ketika berada di lapangan.
25
sangat penting karena untuk mencegah debu-debu yang diakibatkan sepeda
motor melintas masuk ke saluran pernapasan pekerja dan juga para pekerja
yang bekerja memasang asesoris tambahan dimana lem yang digunakan
memiliki bau yang sangat tajam dan dapat merusak indera penciuman dari
pekerja.
26
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan kerja praktek yang dilakukan selama satu bulan penuh di PT.
Suzuki Indomobil Motor maka kesimpulan yang dapat dikemukakan antara lain :
a. Dari hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan penyebab dari
pekerja tidak memakai alat keselamatan kerja yang sesuai adalah
kurangnya kesadaran dari diri sendiri akan pentingnya keselamatan kerja
sehingga mereka tidak menggunakan safety shoes ketika bekerja di
lapangan.
b. Serta juga kurang ketatnya pengawasan manajer terhadap para pakerja
di gudang berikat sehingga para pekerja menganggap remeh peraturan
untuk memakai safety shoes ketika berada di lapangan.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis, perbaikan yang direkomendasikan
pada departemen gudang berikat di PT. Suzuki Indomobil Motor untuk
mengurangi resiko kecelakaan kerja antara lain :
a. Menyediakan safety shoes untuk para pekerja tetap di pabrik untuk
mencegah cidera karena tertimpa benda berat
b. Penyediaan papan pengingat tentang keselamatan kerja di seluruh
departemen khususnya di departemen gudang berikat yang
pengawsasannya terlalu longgar
c. Memberi training kepada para pekerja akan pentingnya keselamatan dan
kesehatan kerja.
d. Menjaga kebersihan dari gudang berikat. Motor yang sudah lama berada
di gudang berikat pun menjadi berdebu akibat kurangnya perhatian para
pekerja dalam menjaga kebersihan gudang berikat. Pembersihan gudang
berikat dapat dilakukan secara rutin dalam jangka waktu kurang lebih 30
menit hingga 1 jam sebelum jam pulang kerja setiap harinya. Hal ini
bertujuan agar lingkup kerja para pekerja yang berada di gudang berikat
lebih bersih dan nyaman untuk bekerja.
e. Penambahan hexos fan, hal ini bertujuan agar sirkulasi udara yang
terdapat didalam gudang berikat ini dapat lebih segar sehingga pekerja
27
yang berada didalam gudang berikat ini tidak merasakan sumpek atau
kepanasan akibat kurangnya asupan oksigen dan udara bersih didalam
gudang berikat.
28
DAFTAR PUSTAKA
Program Studi Teknik Industri, FTI, UAJY, 2010, Buku Pedoman Pelaksanaan &
Penulisan Laporan Kerja Praktek, Internal Document No: 002-
ID/IND.FTIUAJY/April /2010
http://career.suzuki.co.id
ix
LAMPIRAN
PLOTING UNIT
Imam Santoso (SF)
- Ibnu Widodo (F)
- Heri Kiswanto (P)
ACCESORIES UNIT
Martadinata (P)
- Usni Supendi (P)
LOGISTIC 2W SECTION TAMBUN 1 - Arinowo Mukti Wibowo (P)
Agustinus Soebijakto (AM) Imam Santoso (SF)
EX BERIKAT
Ibnu Widodo (F)
- M Noer (P)
- Aminudin (F)
- Nur’ain (P)
x
Lampiran 2. Layout APAR bagian CBU PT. Suzuki Indomobil Motor
xi