Disusun Oleh :
Nama : Muhammad Syafi'i
NIS/NISN : 3048522910
Kelas : XI TKR 3
Program Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan
SMK TABALONG
Komplek Stadion Saraba Kawa Kelurahan Pembataan
Kecamatan Murung Pudak – Kabupaten Tabalong
Email:smktabalong@gmail.com
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Pembimbing Sekolah,
Pembimbing DU/DI,
Iwan
Ketua
Pimpinan DU/DI
Program Keahlian
PT/Nama Kantor
Nopriyadi A.Md
H.achmad suryadi
Mengetahui,
KEPALA SMK TABALONG,
Dengan mengucap syukur atas rahmat Tuhan yang maha esa, atas
limpahan berkah , rahmat, taufiq, serta hidayah-nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan praktik kerja industri di Bengkel Surya Motor Laporan
ini dibuat berdasarkan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan selama berada di
dunia industri. Laporan ini disusun sebagai pertanggungjawaban selama prakerin
dan berfungsi sebagai acuan dalam ujian yang dilaksanakan setelah melaksanakan
praktik baik di dunia usaha maupun didunia industri
Penulis,
( Muhammad Syafi'i )
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Praktek Kerja
1.2 Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja
BAB IV ANALISA
4.1 Langkah dan Prosedur Kegiatan Harian
4.1.1 Langkah Perbaikan pada sistem suspensi
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada dasar nya praktik kerja industri (prakerin) adalah suatu model
penyelenggaraan pendidikan yang memadukan secara utuh dan terintegrasi
kegiatan berlajar siswa di sekolah dengan proses penguasaan keahlian kejuruan
melalui bekerja langsung di lapangan kerja. Metode tersebut dilaksanakan dalam
rangka peningkatan mutu sekolah menengah kejuruan (SMK) untuk mencapai
relevensi antara pendidikan dengan kebutuhan tenaga kerja.
Struktur Organisasi
PEMIMPIN
H.achmad suryadi
PEMBIMBING
Iwan
KEPALA MEKANIK
Arif widi santoso Dodi singgih
Udin
BAB III
PENGOLAHAN DATA
1. pengertian suspensi
Gambar 1. Pitching
2. Rolling
Usman dan Syarifudin(2016) mengungkapkan bahwa
Gambar 2. Rolling
3. Bouching
Gambar 3. Bouching
4. Yawing
Gambar 4. Yawing
(Sumber: Usman dan Syarifudin(2016))
1. Hopping
Gambar 5. Hopping
(Sumber: Buntarto, dkk (2002))
2. Tramping
Gambar 6. Tramping
(Sumber: Buntarto, dkk (2002))
3. Wind Up
Gambar 7. Wind up
(Sumber: Buntarto, dkk (2002))
tingkat tertentu.
bergelombang.
menyerap energi yang lebih besar daripada pegas jenis lain, Tidak
2) Shock Absorber
1. Cara Kerja
b. Kerja Tunggal
meredam.
b.Kerja Ganda
Tim Toyota (1995) menjelaskan bahwa shock absorber jenis ini akan
2. Konstrusi
tipe twin tube terdapat pressure tube dan outer tube yang
3. Medium kerja
a. .Hidrolis
saat membelok.
Gambar 17. tipe-tipe Ball JointTipe ball join yang menggunakan dudukan dari
resin, tidak diperlukan penggantian gemuk.
(Sumber: Tim Toyota (1995))
rod bagian luar (Outer Spring) akan tertekan dan pegas roda
agar lower arm tetap berada diposisinya atau tidak bergerak maju
terjadinya pengereman.
7.) Bumper
frame, axle, shock absorber dan lain-lain jika pegas pada suspense
kiri dan roda kanan dihubungkan oleh axle tunggal dalam satu
poros. Jika salah satu roda kanan atau kiri melewati jalan yang
menempatkan axle.
tidak dirangkai pada poros yang sama. Jenis ini sering digunakan
besar antara suspensi depan dan belakang, hal ini bisa terjadi
steering knuckle melalui ball joint. Kelebihan dari jenis ini adalah
mampu menahan gaya dari arah samping maupun arah depan atau
model bebas ini banyak digunakan pada roda depan mobil jenis
penumpang dan truck kecil. Kontruksi pada jenis ini, bahwa roda
lower arm). Selain itu shock absorber dan pegas koil juga
roda, pada bagian tengah pegas daun dikaitkan pada axle housing
tumpuan dua lower control arm, dua upper control arm serta satu
penumpang.
Gambar 32. Tipe Semi - Trailing Arm
(Sumber: Tim Toyota (1995) )
penggerak roda depan. Dan suspensi ini merupakan salah satu tipe
suspensi strut.
lower arm dan upper arm, kemudian gaya akan di tahan oleh
jalan.
sebagai berikut:
1. Bearing
2. Sokbreaker
Selain itu, kebocoran juga dapat diketahui jika ada oli yang
menetes.
Gambar 37. Sokbreaker
(Sumber: Buntarto, dkk (2002))
3. Ball Joint
suspense atau kemudi. Ciri kerusakan pada ball joint adalah jika
ball joint.
Buntarto, dkk (2002) menjelaskan bahwa karet bushing yagn sering bekerja optimal membuat
usia pakainya menjadi tidak lama. Ciri kerusakannya adalah jika timbul bunyi “kriet” atau karet
mulai mengalami pecah. Namun bunyi bisa hilang jika karet bushing dalam kondisi basah. Akibatnya
ketepatan putar kemudi menjadi turun drastic dan kendaraan terasa limbung meskipun telah
Lepas nakel kemudi dari poros penggerak, (ikat dengan kawat poros penggerak pada bodi).
Lepas ketiga mur pengikat peredam getaran pada bodi
Lepas unit peredam getaran
Jepit unit peredam getaran pada ragum
Terlebih dulu pasang baut dan dua mur diantara pemegang nakel kemudi.
Tekan pegas koil dengan alat pengetes sampai karet penahan bebas
Lepas mur pengikat naf suspensi dari poros peredam getaran.
Gunakan alat khusus pemegang dudukan pegas koil, agar mur pengikat tidak ikut berputar bersama – sama poros
– Bila peredam getaran bocor atua rusak, jangan memperbaiki dengan mengisi cairan lagi
– Ganti peredam getaran yang bocor dengan satu unit peredam getaran baru.
Hindarkan batang torak yang terentang dari benturan atau kotoran, agar batang torak selalu bersih dan tidak lecet
1. Batang stabilisator
2. Baut penahan
3. Lengan Suspensi
4. Bantalan karet
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan ada pun kesimpulan antara lain:
Sistem suspensi adalah kumpulan komponen tertentu yang berfungsi meredam kejutan, getaran yang terjadi pada
kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata yang dapat meningkatkan kenyamanan berkendara.
5.2 saran
Untuk lebih memahami /menambah wawasan pengetahuan materi tentang suspense carilah sebanyak-banyaknya
baik dari buku-buku maupun sumberbaca dari jejaring sosial.
DAFTAR PUSTAKA