Anda di halaman 1dari 13

Jurnal

Manajemen Kesehatan Indonesia

Volume 01 No.02 Agustus 2013

Analisis Proses Perubahan Budaya Organisasi di Badan Rumah Sakit Umum


Tabanan-Bali

Analysis of Organizational Culture Change Processin Badan Rumah Sakit


Umum Tabanan-Bali
Sepri Hariyadi *, Sudiro**, Lucia Ratna Kartika**
*
Alumni Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, **Staf Pengajar Program Magister Ilmu
Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

ABSTRAK
Badan Rumah Sakit Umum Tabanan Bali sejak tahun 2002 telah terjadi perubahan di berbagai
aspek organisasi yang kemudian berdampak dan bermakna pada cara pemberian pelayanan
selanjutnya meningkatkan jumlah kunjungan pasien dan kesejahteraan karyawan, yang secara
keseluruhan mengubah citra rumah sakit. Tujuan penelitian ini menganalisis proses terjadinya
perubahan budaya organisasi rumah sakit (asumsi dasar, tata nilai, norma, dan artefak) pada
aspek struktur, teknologi, dan orang melalui tahapan-tahapan perubahan (refreezing, freezing,
unfreezing). Jenis penelitian observasional, kualitatif. Pengumpulan data dengan wawancara
mendalam, pengumpulan dokumen, dan pengamatan langsung. Subjek penelitian terdiri dari
informan utama 4 orang manajer (puncak dan menengah), informan triangulasi 3 orang tenaga
fungsional (dokter dan perawat). Hasil, pada awalnya organisasi BRSU ada perbedaan pada
asumsi dasar, tata nilai, norma, dan artefak. BRSU berstatus UPTD, minim teknologi, terdapat
kecurangan pendapatan disetiap bagian, kualitas SDM rendah. Keadaan ini memotivasi direktur
(sebagai inisiator) untuk mengubah budaya organisasi rumah sakit. Pelaksanaannya dengan
memberikan pemahaman, penyadaran kepada seluruh karyawan yang dituangkan pada Visi,
Misi, keyakinan dasar, nilai-nilai dasar, norma, artefak dan motto. Kemudian perubahan yang
terjadi pada: 1) struktur pada status RS UPTD menjadi RS LTD oleh bupati dan DPRD,
mengikuti standarisasi akreditasi, ISO, Pelayanan piala citra. 2) Teknologi pada SIM RS, system
komunikasi, melakukan KSO peralatan. 3) Orang dengan meningkatkan kualitas SDM. Dampak
yang terjadi: 1) Peningkatan penghasilan rumah sakit pada tahun 1999 ke 2000 sangat fantastis
dari 350-400 juta menjadi 1,6 milyar setahun, 2) Peningkatan penghasilan karyawan secara
signifikan. Pengawasan: adanya auditor, kredensial, penyegaran budaya organisasi secara
berkala. Dampak perubahan keseluruhan adalah meningkatnya kualitas pelayanan dan tanpa
terganggunya kualitas pelayanan setelah terjadi dua kali penggantian pimpinan rumah sakit. Tipe
budaya organisasi yang dianut saat ini di BRSU Tabanan adalah tipe budaya organisasi terbuka.
Saran, perubahan pasti akan selalu terjadi diharapkan BRSU Tabanan dapat mengendalikan
perubahan itu kearah lebih baik tanpa henti baik fisik maupun non fisik.
Kata Kunci : Budaya organisasi, Perubahan budaya

ABSTRACT
Badan Rumah Sakit Umum (General Hospital Board= BRSU) Tabanan-Bali had changed in
many aspects of organization since 2002. These changes had a significant impact on the way to
give further services, increasing the number of patients’ visit and staff welfare. These changes, in
general, had changed the hospital image. Objective of the study was to analyze the process of
hospital organizational culture change (basic assumption, value system, norm, and artifact) on
structure, technology, and person aspects through the transformation steps (refreezing, freezing,
130
and unfreezing). This was an observational, qualitative study. Data were collected through in-
depth interview, documentary collection, and direct observation. Study subjects consisted of four
hospital managers (top and middle) as main informants, three functional staffs (physician and
nurses) as triangulation informants. Results of the study showed that, at the beginning, there
were differences on BRSU organization. The differences included basic assumptions, value
system, norm, and artifact. Status of the BRSU was UPTD; and this BRSU had minimal
technology, fraudulence revenue in every unit, and low quality of staffs. These situations
motivated hospital director (as an initiator) to change hospital organization culture.
Implementation of the change was to give understanding and awareness to all hospital staffs
through giving vision and mission of the hospital, basic trust, norms, artifacts, and motto.
Changes included 1) change of hospital status by District leader and district house of
representative, from UPTD to LTD. This change was conducted according to accreditation
standard, ISO, and Citra cup service; 2) change on hospital information system (SIM-RS),
communication system, and conducting KSO of instruments; 3) change of the quality of hospital
human resource. Impact of the changes included 1) increase in 1999-2000 hospital revenue from
350-400 million rupiahs to 1.6 billion rupiahs, 2) significant increase on the staffs’ wages.
Supervision was conducted by the presence of an auditors, credential, and periodic refreshment
of organizational culture. Impact of the whole changes was improvement of service quality. In
addition, no service quality disruption was found after twice changes of hospital directors. The
current type of organizational culture in BRSU Tabanan was an open organizational culture
type. Suggestion: changes will certainly occur, and BRSU Tabanan is expected to continuously
control the changes towards the better, physically and non-physically.
Key Words: Organizational Culture, Culture Changes

PENDAHULUAN
Badan Rumah Sakit Umum Tabanan- Masyarakat golongan kelas menengah, mereka
Bali saat ini merupakan satu dari 35 Rumah memilih RS Swasta yang lebih Bersih, Berseri,
sakit berdasarkan data PERSI baik pemerintah Tertib, Teratur, Ramah, Rapi, Mahal dan
maupun swasta yang ada di Provinsi Bali. Bagus.
Badan Rumah Sakit Umum Tabanan berjalan Keadaan Badan Rumah Sakit Umum
dan berkembang diantara banyaknya rumah Tabanan-Bali sekarang ini telah berubah
sakit dalam ketatnya persaingan diantara setelah dilakukan reformasi secara bertahap,
rumah sakit yang ada baik secara teknologi berkesinambungan, dan terus berkomitmen
maupun layanan yang selalu menjadi tawaran untuk melakukan perubahan budaya
ke calon pelanggan (pasien) rumah sakit. organisasi. Perubahan itu terjadi pada
Berdasarkan studi pendahuluan di perubahan persepsi terhadap budaya organisasi
peroleh data bahwa Badan Rumah Sakit rumah sakit. Paradigma lama diubah melalui
Umum Tabanan-Bali awalnya memiliki citra sistem pembelajaran bersama dengan
rumah sakit yang terkenal dengan sebutan menumbuhkan Visi, Misi, Motto serta
“7K” (Kotor, Konyol, Kumuh, Kumal, Kasar, memiliki pemahaman bersama. Hal ini
Kacau, Kocar-kacir), Murah dan Buruk, menjadikan semangat dan motivasi bagi
selanjutnya mereka menganggap ini sebuah seluruh karyawan rumah sakit dalam
budaya organisasi yang sedang mereka jalani. melaksanakan pekerjaan dan profesinya secara
Pangsa pasar saat itu terutama bagi masyarakat professional.
miskin “sadikin” (bila sakit jadi miskin) dan Sebagai tolak ukur yang digunakan akan
“gaskin” (keluarga masyarakat sangat keberhasilan bagi rumah sakit dalam
miskin). melakukan perubahan adalah dari salah satu
yaitu sektor pendapatan, sektor ini

131
mencerminkan adanya peningkatan saling rasa curiga satu sama lainya terutama
pendapatan yang dapat dilihat pada jasa pelayanan yang diperoleh baik itu
perkembangannya dalam kurun waktu lima dokter spesialis maupun tenaga lainnya,
tahun terakhir periode tahun 2007-2011: membenarkan kebiasaan (tidak
Laporan keuangan tahunan di bagian keuangan membiasakan yang benar) norma (tidak ada
Badan Rumah Sakit Umum Tabanan, yang bisa jadi panutan, kode etik tidak bisa
menunjukkan peningkatan pendapatan secara diterapkan, tidak ada standar yang diikuti)
terus menerus dari tahun 2007 sampai tahun artefak (tidak ada alur kerja dan
2010. Pada tahun 2007 ke 2008 terjadi pertanggungjawaban pekerjaan yang jelas,
kenaikan yang sangat signifikan, sebesar 85%. tidak ada SOP, tidak ada aturan yang jelas),
Pada tahun 2011 terjadi penurunan tidak pernah mengharapkan pendapatan dari
pendapatan dari sebelumnya sekitar 66,1 RS, tidak pernah berfikir bahwa pekerjaan
milyard setahun menjadi 52,1 milyard setahun, RS bisa mendapatkan pendapatan, tidak ada
yaitu 21,1% dibandingkan tahun sebelumnya. panutan, menjalani pekerjaan merupakan
rutinitas pekerjaan saja tanpa ada arah atau
METODE PENELITIAN tujuan yang akan di capai, di RS tidak
Jenis penelitian yang dilakukan adalah memiliki apotik dan tempat tidur yang
observasional menggunakan data kualitatif memadai, tidak memiliki kepemimpinan
yang disebut juga dengan naturalistik. yang visioner.
Pengumpulan data menggunakan wawancara Kutipan wawancara mendalam
mendalam (in-depth interview), pengumpulan dengan informan utama dapat di simak pada
dokumen (collecting document) dan kotak 1 berikut ini :
pengamatan langsung (observation). Populasi Kotak 1.
penelitian ini adalah manajemen dan tenaga “……kalo saat itu berdasarkan persepsi
masing-masing, bekerja asal-asalan saja,
fungsional sebanyak 7 orang responden.
tidak tahu tentang mutu, merasa lebih hebat
Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan ada juga yang merasa lebih tidak berdaya jadi
dengan cara reduksi data, sintesis data, teman-teman tidak memiliki standar yang jelas
katagori data dan analisis data. mengenai pelayanan kesehatan saat itu satu
misalnya akreditasi apalagi pelayanan prima
apalagi bicara International Organization for
HASIL DAN PEMBAHASAN Standardization (ISO) jauh. Jadi teman-teman
Tahap pencairan (unfreezing) bekerja itu hampir dengan standar yang tidak
1. Keadaan budaya organisasi RSU masa jelas sehingga masing-masing punya
standar….” (IU.1)
lampau
“….bekerja lebih mengutamakan
Berdasarkan hasil wawancara kemampuan individual, budaya kerja MIS,
diketahui bahwa informan utama mis komunikasi, mis persepsi, mis koordinasi.
mengatakan bahwa petugas rumah sakit Akhirnya direkturnya mis posisinya salah mis
bekerja dengan budaya organisasi dalam solusi, dokter salah terapi mis terapi
akhirnya pasien tidak sembuh jadi mis
bentuk asumsi dasar (bekerja asal-asalan prestasi…tidak ada panutan, budaya rumah
saja, tidak tahu tentang mutu, lebih sakit dalam rumah sakit, Unit Gawat
mengutamakan kemampuan individual, Darurat (UGD) cari duit sendiri bagi-bagi
merasa lebih hebat untuk sebagian orang, disono, kamar Operatie Kamer (OK) cari
duit sendiri…orang OK cari duit sendiri
merasa lebih tidak berdaya dari sebagian bagi-bagi duit radiologi begitu, kawan yang
orang, bekerja untuk kepentingan pribadi bekerja rawat inap di kelas 3
saja) tata nilai yang dianut (tidak ingin (Jamkesmas Jaminan Kesehatan Bali
belajar, tidak inovatif, tidak professional, Madura (JKBM) bagaimana tuh..? apotik
cari duit sendiri, duit obat masuk kantong
132
spessialis…” (IU.2) peralatan medis yang memadai peelayananya
“…...waktu ittu kita tidak peernah tidak baaik,....kepemiimpinan ya ang tidak
menngharapkan dan tidak pernah beerfikir visioner......” (IU.1)
bahw wa pekerjjaan rumaah sakit bisa “.........stattus kelembbagaan UP PTD (unit
menndapatkan pendapatan…
p ….waktu ituu di pelaksana teknis diinas) denga an eselon
kenddalikan olehh pemda kem mudian saya tahu direktur waktu
w itu dii bawah kep pala dinas
betuul pendapattan bocor dimana-manna…” kesehatan dengan sysstem pengelo olaan yang
(IU.3) sangat senntralistis........ rumah sa akit daerah
itu di angggap Surat Ke Ketetapan Pajjak Daerah
Semmentara ituu hasil daari pengum
mpulan (SKPD) murni ya…yang di samakan
pengelolaaannya sepertti SKPD-SKP PD lainnya
dokumeen pendukuung akan dijelaskan pada itu satu....tidak pleksibbel sempit sekali........”
gambar berikut : (IU.2)
Gambarr 1 : Beentuk budaaya rumah sakit “.........wakktu itu di keendalikan olleh pemda,
konnvensional.. kemudian saya tahu bbetul pendap patan bocor
dimana-mana..... jamaan itu tidakk ada yang
bikin Sisteem Informasi Manajem men Rumah
Sakit (SIM M RS) lo. Koomputer belu um banyak
masih langgka.... tarifnnya rendah pendapatan
p
lose tempaat tidunya dikkit gitu...... apotik
a tidak
punya..kallo kita lihat budaya di bali waktu
itu e e yanng banyak teerjadi di balli apotik itu
apotik sw wasta atau kimia fa arma.........”
(IU
U.3)
“.........keluuhan masyarrakat tentang g pelayanann
rumah saakit yang pernah mung gkin karenaa
D
Dari gambarr tersebut wilayah
w abbu-abu fasilitas dalam
d artiann dari segii tempatnyaa
kemudian kebersihannnya, sarana a prasaranaa
lebih beesar dari paada wilayahh putih. Wiilayah
yang lain,..........” (IU.44)
abu-abuu di artikaan dengan ketidakjellaskan
persepsii sebagai asumsi dasaar organisassi, tata
nilai, norma
n yangg dianut, aturan
a dann cara Ketikka dilakukaan konfirm masi kepadaa
pengeloolaan mannajemen terutama pada informan triangulasii diperoleh h jawabann
manajem men keuanggan rumah sakit.
s bahwa meereka bekerjja seadanyaa tanpa adaa
struktur yang jelaas, peralaatan yangg
2. Benttuk strukttur, teknollogi dan orango memadai, tidak ada aturan yang g jelas dann
pra perubahan
p n sering terjaadi masalahh baik intern
nal maupunn
Berdasarkkan hasiil wawaancara ekternal deengan pasieen. Selanjutnnya kutipann
dikettahui baahwa infforman u
utama wawancaraa mendalaam dengan n informann
menyyatakan baahwa statuus RS saaat itu utama dappat di simakk pada kotaak 3 berikutt
bersttatus Unit Pelaksana Teknis Daerah
D ini :
(UPT TD), tidak memiliki teknologi yang
memmadai baik itu i medis, penunjang
p medis Kotak 3.
mauppun peralatan lainnya yang menuunjang “.Ya tahuu saya ya, kkita itu bekeerja seadanyya
kerjaa rumah sakit sepeerti. Selanjjutnya aja artinyya ya kalo aada pasien kita
k layani ya y
kutippan wawaancara mendalam dengan d begitu-beggitu ajalah ggitu….tidak punya
p sesuattu
yang inginn sesuatu…...seolah-olah h kita kuranng
inforrman utamaa dapat di simak
s pada kotak dipacu….” ” (IT.1)
2 berrikut ini : “.......RS kotor,
k pelayyanan tidak baik, serinng
terjadi masalah sesama karyawann,
kesejahterraan tidak adda..... (IT.3)
Kottak 2
“....R
RS masih di
d bawah Dinas
D Kesehhatan
(DINNKES), tidaak ada Staandar Operrating
Prossedure (S
(SOP),....tida
ak mempuunyai
133
3. Inisiator perubahan adanya terpengaruh zaman reformasi 98,
Berdasarkan hasil wawancara diketahui saat itu Negara Indonesia mengalami masa
bahwa informan utama dan triangulasi transisi, krisis kepercayaan, krisis politik
menyatakan perubahan di prakarsai oleh sehingga orang mudah sekali untuk protes
seorang direktur masa itu, selanjutnya dapat dan marah dan berdampak pada rumah sakit
di simak dari penyataan responden pada itu sendiri. Beliau ingin membawa
kutipan berikut di kotak 4 : perubahan lebih baik, ingin menjadi rumah
sakit yang terpandang, di minati banyak
Kotak 4 orang, dan banyak pelanggan serta
“......Pimpinan atau direktur...”(IU.1) tingginya semangat kerja beliau membuat
keinginan perubahan terciptakan dan
Profil inisiator dari aspek pendidikan, semangat belajar tanpa henti yang di miliki.
prestasi kerja dan pengusahawan, informan Selanjutnya dapat dilihat hasil kutipan
utama menjawab untuk aspek pendidikan wawancara pada responden di kotak 6
beliau seorang magister konsentrasi pada berikut ini :
administrasi rumah sakit. Untuk aspek
prestasi kerja sebagian dari informan utama Kotak 6
menjawab beliau pernah menjadi dokter dan “.....adanya dorongan ekternal yang kuat,
kepala puskesmas teladan se provinsi bali, jaman reformasi 98....” (IU.1)
seorang dosen terbang di berbagai perguruan “..Tidak lepas dari pengaruh dari kondisi
ekternal, 98 perubahan politik
tinggi di bali dan sekitarnya, seorang reformasi...”(IU.2)
olahragawan atlit taekwondo. Untuk aspek “......beliau membawa wacana perubahan,
pengusahawan beliau seorang pengusaha ingin menjadi RS yang terpandang, bisa
sosis di rumah. selanjutnya kutipan seperti swasta.....” (IU.3)
“...Semangat kerjanya tinggi ingin menjadi
wawancara mendalam responden pada kotak lebih baik semangat tetap belajar......”(IU.4)
5 berikut ini :
Tahap perubahan (changing)
Kotak 5 1. Cara menerapkan tata nilai baru
“…….beliau juga berpendidikan S2 RS…..
Cara menerapkan tata nilai baru pada
pribadi beliau itu memang visioner jadi
ketika dia beliau fungsional beliau dokter elemen organisasi rumah sakit dengan
teladan, ketika di puskesmas dia menjadi menyadarkan seluruh karyawan tentang
puskesmas terbaik dibali…. Murni di keberadaan rumah sakit saat itu yang sudah
kesehatan...........” (IU.1)
“…….direktur yang visioner…sebagai guru
ditinggal atau tertinggal dari rumah sakit
sejati…beliau memang leadership… Tidak lain, serta keharusan untuk berubah
tahu kegiatan beliau di luar......”(IU.2) merupakan ajakan inisiator pada setiap
“.......Pernah jadi kepala puskesmas. Orang karyawannya dan meletakkan mimpi atau
pertama yang belajar manajemen RS....
Seorang yang berjiwa Visioner....”(IU.3)
cita-cita yang jauh kedepan untuk
“....S2 M.Kes RS, dosen terbang, mewujudkan rumah sakit yang lebih baik.
olahragawan, ramah, pandai bergaul, low Selanjutnya dapat di simak kutipan
profil.. Dokter berprestasi tingkat provinsi... wawancara pada kotak 7 :
Pengusaha sosis.....”(IU.4)

Kotak 7
4. Motivasi perubahan “……menyadarkan seluruh karyawan
Motivasi yang tertanam pada inisiator dengan cara memberi gambaran bagaimana
untuk mengubah budaya organisasi yang rumah sakit sebaiknya di masa depan baik
ada, informan utama menyatakan bahwa standar internasional maupun visi Indonesia

134
dan kita baru ada posisi mana.? Sehingga dengan generasi terbaru, misalkan CT-Scan
setiap karyawan waktu itu mendapatkan dengan cara kerjasama operasi (KSO) dan
gambaran deskriptif yang kontras mengenai
internal organisasi dan beliau membuat
KSO peralatan laboratorium. Untuk aspek
analisis dan beliau mencanangkan visi waktu orang sebagian petugas di ikutkan pelatihan
itu tahun 2001 bahwa rumah sakit tabanan di berbagai tempat dan jenis berdasarkan
harus mampu memberikan pelayanan prima kebutuhan serta ke jenjang pendidikan
di tahun 2005 dan mampu berstandar
internasional di 2010 itu dirumuskan di
formal bahkan sampai ke jenjang S2.
tahun 2000 dan 2001…. direktur bilang mari Aspek struktural dengan tidak adanya
kita bermain “white area” area putih dokter antrian jadwal operasi dan segera
sekarang bermain di “gray area” area abu- dilaksanakan tanpa menunda waktu. Ini
abu kan..? nah itu bisa temuan itu kalo ada
pemeriksaan, mari kita bermain di white dapat di simak dari kutipan wawancara
area kita kelola bersama……..” (IU.2) mendalam pada informan berikut pada
“….Kita di suruh berubah dengan cepat kotak 8 berikut :
beliau menggambarkan jauh ke depan…gak
ada ceritanya kita akan kalah dari rumah
Kotak 8
sakit swasta, kita dokter punya, tanah tidak
“……pertama itu adalah beliau mengubah
usah beli, gedung gak usah bangun artinya
status kelembagaan selanjutnya mulai dari
gak usah bayar…kita harus punya cita-cita
SIM (system informasi manajemen) yang
harus jauh…misalkan cita-cita kita kesini
beliau berubah dari manula ke computerize
targetkan waktu berapa lama kita kesitu.
itu secara struktural yang beliau lakukan.
Kini kita tidak tahu kemana kita melangkah.
Yang kedua beliau masuk ke standar, standar
Misalkan kita mau kemana..? situ…kita beri
yang beliau wajibkan ketika itu adalah kita
target waktu kapan kita ke situ, kemudian
harus lulus akreditasi dan kita harus masuk
setiap hari kita melangkah walau setengah
ISO, itu struktural sekali itu ketika kita masuk
langkah yang penting melangkah…di bikin
ke akreditasi dan ISO seluruh struktural
gampang, jadi teknik manajemen itu bikin
rumah sakit waktu itu berubah mengikuti
membumi…dengan teknik yang membumi
standar itu. Mengenai SOP, mengenai uraian
tidak dengan teknik manajemen yang ruwet
tugas, mengenai sasaran mutu, mengenai
itu tiba-tiba kita sudah bisa….” (IU.3
respon time jadi semua berubah, semua harus
“........di beri pemahaman tentang
ada standarnya dan terukur. Itu yang saya
bagaimana memiliki RS yang baik....” (IU.4)
dirasakan secara struktural. Dan yang ke tiga
beliau ketika itu wajib dan rencanakan
2. Bentuk perubahan pada struktur, adalah citra pelayanan prima itu yang dari
teknologi dan orang serta budaya pemerintah....banyak sekali teknologi yang di
organisasi ubah, seperti teknologi informasinya seperti
Bentuk perubahan yang di aplikasikan SIM, teknologi komunikasinya kayak ini HT.
pada aspek struktural, yaitu mengubah Jadi kalau tidak di dukung seperti itu kita
tidak akan mampu menerapkan standar-
status kelembagaan menjadi swadana, standar yang sangat ketat seperti itu. Kalau
mulai mengikuti dan mempersiapkan teknologi komunikasi internal kita pasang
standar pelayanan berdasarkan standar PABX…kita kerjasama juga dengan telkomsel
akreditasi rumah sakit, ISO dan pelayanan jadi di setiap sudut disini ada 17 titik dari
telkomsel di penguat sinyal…mempunyai CT-
prima untuk piala citra. Aspek teknologi Scan…kerjasama operasional, KSO,
dengan di adakannya hot topic (HT), laboratorium KSO, jadi teknologinya
Private Automatic Branch X (PABX) mengikuti perubahan struktural yang terjadi
memasang penguat sinyal sebanyak 17 titik itu…kami disini terbalik orangnya di ubah.
Jadi beliau itu Sumber Daya Manusia (SDM)
yang tersebar di seluruh kawasan rumah nya dulu trus baru kemudian system dan
sakit. terjadi perubahan teknologi….”
Untuk teknologi penunjang medik (IU.1)
juga ikut melakukan perubahan teknologi “…Mengubah status
kelembagaan….pengelolaan menjadi
135
swadana…. Perubahan pola tarif…beliau perawat, morning report, rewad and
yang pertama kali di bali yang memasang punishment..” (IT.3)
sistim informasi SIM…Komputerisasi rekam
medik, Billing, Farmasi menyusun system Adapun bentuk budaya organisasi
“Remunerasi” sebagai landasan adalah 1).
No work no fee, 2). Untuk fee distribution baru yang diterapkan pada setiap elemen
untuk membagi uang itu harus ada koordinasi organisasi dari hasil pengamatan secara
“fee for service” untuk penghargaan langsung yang dilakukan oleh peneliti
individu dan “fee for work team” karena mendapatkan gambaran bahwa Badan
pasien tidak bisa sembuh satu orang..Di
belakang kami lakukan tidak boleh lagi ada Rumah Sakit Daerah Tabanan telah
tempat tidur di kamar jaga perawat…” melaksanakan sebagian besar dari visi dan
(IU.2) misinya yang dibuat sebagai bentuk
“…..CT-Scan, tapi gak punya uang pak, perubahan budaya organisasi yang
KSO…kan gitu jaman saya tu CT-
Scan…system informasi manajemen pertama dilakukannya. Selain itu juga karyawan
yang dibangun…. operasi tidak ada badan rumah sakit daerah tabanan telah
antrian…Perubahan itu bareng-bareng…” menjalani kegiatan pelayanan sesuai budaya
(IU.3) organisasi yang di sepakati bersama yang
tercermin pada perubahan struktur,
Ketika di konfirmasi pada informan
teknologi dan orang diatas.
triangulasi pada aspek struktural yaitu
adanya jadwal morning repot setiap pagi,
1. Kendala atau hambatan
reward and punishment adanya kebijakan
a. Bentuk hambatan
semua pasien di layani oleh dokter spesialis
Bentuk hambatan paling besar
tanpa terkecuali, adanya kebijakan menarik
adalah dana karena mau berubah tidak
semua tempat tidur di kamar jaga petugas
punya cukup uang, adanya kesulitan bagi
sehingga petugas dapat bekerja secara
kita untuk mengubah zona nyaman
maksimal terutama jaga malam. Pada
dengan membenarkan hal-hal yang
aspek teknologi tergantung bentuk
biasa, tidak adanya orang yang percaya
menyesuaikan tempat responden bekerja.
dan SDM yang tidak mampu, mereka
Pada aspek orang menyesuaikan
telah nyaman pada keadaan sebelumnya.
kebutuhan teknologi dan pelayanan.
Selanjutnya dilihat kutipan wawancara
Selanjutnya dapat dilihat dari kutipan
pada kotak 10 berikut :
wawancara informan triangulasi pada kotak
9 berikut :
Kotak 10
“.Yang paling besar waktu itu dana,
Kotak 9 karena mau berubah tidak punya uang..”
“…Semua pasien di layani oleh spesialis itu, (IU.1)
baik kelas 3 kelas berapapun spesialis “…..Jadi jamannya waktu sebelum
melayani..Kita di hargai dalam setiap reformasi itu sudah membenarkan hal-hal
pekerjaan artinya dari remunerasinya, visite yang biasa yang di lakukan sehingga
di hargai, tindakan di hargai… Kita mulai sudah zona nyaman, kultur zona
laporan pagi itu jam setengah 8 sampai nyaman….” (IU.2)
setengah 9 dari jam 9 pelayanan sampe jam “……Waktu itu orang gak ada yang
2… dapat CT-Scan…Kalo urologi masih percaya…SDM tidak ada yang mampu..”
KSO sama urolog sama operatornya… sistim (IU.3)
untuk rumah sakit harus mengambil rumah “.....Telah nyaman dalam keadaan
sakit tidak boleh resep itu keluar, karena sebelumnya....” (IU.4)
systemnya tidak pake resep gini gak boleh
keluar pake CPO…” (IT.2)
“.......Menarik tempat tidur pada kamar jaga
136
Saat dilakukan konfirmasi pada benar bukan membenarkan yang biasa,
informan triangulasi, menjawab mengubah menimbulkan motivasi kerja, pendekatan
kebiasaan lama sangat sulit sekali karena perorangan melalui jabatan seorang
telah menjadi suatu kebiasaan dan ketua PPNI, menawarkan akses untuk
keyakinan bagi karyawan, kecilnya minat meningkatkan strata pendidikan perawat
karyawan untuk melakukan perubahan ke tingkat lanjut, mewajibkan anggota
sehingga tidak semua yang mau untuk baru mengikuti kredensial tanpa
berubah selain itu juga yang menjadi terkecuali, memberikan arah
hambatan adalah minimnya dana yang di perkembangan RS yang jelas dan
miliki. Selanjutnya dapat disimak kutipan menterjemahkannya dengan teknik yang
wawancara pada kotak 11 berikut : membumi atau yang mudah dicerna dan
diterima oleh karyawan, dan
Kotak 11 menunjukkan kinerja dengan baik.
“......mengubah kebiasaan lama....” Selanjutnya dapat disimak kutipan
(IT.1)
“…….Ya kendalanya sebelumnya kita tidak
wawancara pada kotak 12 berikut :
mengalami laporan pagi ya kita tidak bisa
menghadirkan banyak tapi lama-lama Kotak 12
teman-teman tahu bahwa di atas itu ada “….sehingga kita banyak melakukan
yang bisa kita dapatkan informasi setiap siasat-siasatlah….Jaman itu kita sudah
hari akhirnya meskipun tidak 100% ya mulai memikirkan cara lain 1) KSO 2)
mungkin antara 50-60% yang hadir mencari pihak lain yaitu swasta…Ada
minimal adalah yang mewakilkan komite yang bentuk hibah ada juga yang bentuk
medik di situ…..”(IT.2) bantuan…misalnya contoh kita punya
“.....Tidak semua mau untuk berubah dan ruang rawat inap kelas III yang kumuh
juga dana merupakan yang menjadi lalu kita dekati orang kaya di tabanan.
hambatan waktu itu....” (IT.3) Orang kaya di tabanan itu kita dekati
kemudian dia mau nyumbang untuk rehab
b. Cara mengatasi hambatan gedung kelas III. Itu banyak itu hal-hal
seperti itu kita lakukan, kita dekati hotel
Cara mengatasi hambatan yang bintang lima yang ada di kute kemudian
temui saat melakukan perubahan. kita Tanya anda punya barang upkir
Melakukan kerjasama operasional, minta gak…dia bilang punya waktu itu kita di
bantuan pada orang kaya lokal yang mau kasi satu carry sprai…Seiring dengan
perkembangan kita menjalin hubungan
menyumbang untuk perbaikan bangsal dengan orang pusat, kita melobi dana-
rawat inap menjadi lebih menarik dan dana pusat, kemudian kita melobi dana
bersih. Adapun juga bantuan datang dari luar negeri jadi tahun itu kita sudah mikir
salah satu hotel bintang lima di bali luar negeri, sehingga kita dapat bantuan
halal…”(IU.1)
memberikan seprei bekas hotel satu “…..Tapi setelah berubah masuk ke zona
mobil carry yang akan di gunakan untuk tidak nyaman bagi yang aman tadi,
kebutuhan laken atau seprei pasien, karena faham kami dulu ingin
seprei tersebut di potong dua sehingga menggerakkan untuk membiasakan yang
benar bukan membenarkan yang
seprei tersebut dapat lebih banyak lagi. biasa….menimbulkan motivasi
Pencarian dana dari berbagai pihak kerja…Saya melakukan pendekatan
dilakukan mulai dari dana hibah, personal approach, jadi saya tidak main
bantuan pusat bahkan dana bantuan kuasa tapi dekat mereka ngobrol,
kemudian saya kebetulan waktu itu saya
internasionalpun di cari. Saat itu terpilih menjadi ketua PPNI kabupaten
manajemen memiliki paham ingin tabanan memulai dengan menerangkan
menggerakkan untuk membiasakan yang apa tugas perawat dan saya buka akses
siapa yang ingin sekolah saya kirim
137
sekolah…” (IU.2) kita buka ke esok harinya di dalam itu ada
“....Arah RS yang jelas dan hitam-hitam dan basah dan kita curigai
menterjemahkannya dengan teknik yang itu kopi….” (IU.1)
membumi...” (IU.3) “…..jangan lupa 10% itu tipe karyawan
“...Dengan menunjukkan kinerja yang tipe teroris, pengacau tadinya dia nyaman
telah dicanangkan sebelumnya..” (IU.4) dengan keadaan sebelumnya dia
menggunting kabel komputer, dia tidak
2. Penolakan atau tentangan dapat lagi yang haram itu….”
(IU.2)
a. Kepastian dan bentuk penolakan atau “….Tidak mau melaksanakan tugas
tentangan sesuai tupoksi……”(IU.3)
Informan utama menyatakan
penolakan memang terjadi dan bentuk b. Alasan penolakan atau tentangan
nyatanya penolakan itu berupa tidak mau Alasan penolakan atau tantangan
mendukung kebijakan di tunjukkan yang terjadi saat dilakukan perubahan.
dengan ketidak hadirannya pada Informan utama menyatakan adanya
undangan rapat, tidak mau di tempatkan ketidaknyamanan sebagian karyawan
pada posisi baru, mempengaruhi orang karena sistem yang di gunakan semakin
lain untuk tidak mau di tempatkan ke tertutup sehingga tidak bisa lagi untuk
posisi baru, bahkan sampai dengan melakukan sesuai dengan keinginan
merusakan jaringan komputer, sendiri terutama pada bagian keuangan,
diterbakarnya satu komputer rumah sakit sebelum adanya perubahan bisa
yang terpasang untuk di gunakan SIM melakukan penipuan, bisa melakukan
RS, memotong kabel komputer korupsi dengan cara mengubah kwitansi
dikarenakan sebagian karyawan tidak dan ketidakpercayaan akan baiknya
dapat lagi menikmati yang haram yang perubahan tersebut. Selanjutnya dapat
selama ini telah ia lakukan. Tidak mau disimak pada kutipan kotak 14 berikut :
melaksanakan tugas sesuai tupoksi, serta
adakalanya karyawan tidak mau Kotak 14
melakukan pekerjaan. Selanjutnya dapat “…..karena dengan system itu system
semakin close dia..sistem close jadi orang
disimak pernyataan kutipan pada kotak nyaman dengan keadaan tidak nyaman
13 berikut : waktu itu melawan dia. Contoh di kasir
nyaman di kondisi orang tidak nyaman
Kotak 13 dia bisa melakukan penipuan, dia bisa
“….Ada, penolakan itu dalam bentuk melakukan korupsi, dengan cara
tidak mau mendukung, di undang rapat mengubah kwitansi. Dengan adanya
tidak datang, yang kedua protes-protes sistem yang ber-computerize celah-celah
dikalangan internal banyak misalnya itu tertutupi jadi dia di sebut orang yang
contoh kita pasang SIM tahun 2001 sistem nyaman di kondisi yang tidak nyaman jadi
computerize tahun 2001 bukan tidak ada dia melawan jadi dia tetap tidak nyaman
penolakan, itu banyak penolakan yang karena dia nyaman dengan itu….”
kita rasakan baik dengan tidak mau di (IU.1)
tempatkan di unit itu maupun merusak “…..dia tidak dapat lagi yang haram
system. Yang merusak system yang saya itu…” (IU.2)
temui yang keras adalah itu dia sampai “…….Tidak percaya bisa berubah….
merusak perangkat hardware dengan (IU.3)
merusak jaringannya… mempengaruhi
orang supaya jangan bertugas di situ, dan
yang paling jeleknya merusak. Caranya
merusak macam-macam la ya..yang saya
temui itu ada komputer terbakar, setelah
138
c. Cara mengatasi penolakan atau golongan II..Jadi banyak non PNS jadi
tantangan kepala unit yaitu pegawai honor..”
(IU.2)
Informan utama menyatakan “….akhinya di tambah pegawai baru
dengan adanya penolakan agen direkrut orang-orang muda…” (IU.3)
perubahan melakukan berbagai macam
cara untuk mengatasinya, satu Ketika dilakukan konfirmasi pada
diantaranya dengan teori bonsai, informan triangulasi, manajemen
memberi posisi yang kewenangannya menarik wewenang tenaga profesional
tidak berpengaruh pelayanan secara seperti wewenang dokter spesialis dan di
langsung, sehingga jika yang tempatkan di manajemen sebagai akibat
bersangkutan melakukan hal-hal yang perbuatannya pada pasien membuktikan
tidak sesuai pelayanan tidak berpengaruh peningkatan kinerja. Selanjutnya dapat
banyak terhadap itu. disimak kutipan wawancara pada kotak
Menempatan kepala ruangan 16 berikut :
berdasarkan kinerja, pendidikan, rajin,
mau bekerja tidak berdasarkan golongan Kotak 16
dan tidak berdasarkan masa kerja dan “……Spesialis ditarik ke manajemen
untuk tidak melakukan apapun pada
tidak berdasarkan chanel politik,
pasien….” (IT.1)
penambahan pegawai yang lebih muda “...Dibuktinya dengan peningkatan
menjadi suasana akan lebih segar. kinerja RS secara umum...” (IT.2)
Selanjutnya dapat disimak kutipan “…….Selalu diberi pemahaman terus di
ruangan dan mengajak untuk ikut pada
wawancara pada kotak 15 berikut :
morning report……” (IT.3)

Kotak 15 Tahap Penetapan Kembali (refreezing)


“…..kita tidak pernah mengambil jalur
hukum paling kita pindah orang ke 1. Tolak ukur perubahan atau evaluasi
tempat lain masih internal rumah sakit. pencapaian perubahan
Disini ada namanya teori bonsai…Jadi Berdasarkan hasil wawancara
gini penelitian dalam organisasi 6% itu Informan utama menyatakan adanya
teroris pasti ada pak…Caranya
membonsai dia di beri tempat di suatu peningkatan penghasilan rumah sakit pada
tempat yang kemudian kelihatannya dia tahun 1999 ke 2000 sangat fantastis dari
berkuasa tapi dia tidak mempengaruhi 350-400 menjadi 1,6 milyar setahun.
pelayanan…Struktural bayangan senang peningkatan pendapatan yang sangat
dia jasanya meningkat jabatanya
meningkat jasanya meningkat. fantastis tidak di iringi dengan penambahan
Sebenarnya kekuasaannya sudah di TT dan penambahan tenaga dokter
kerdilkan..” (IU.1) spesialis. Selain rumah sakit karyawanpun
“...Kemudian saya minta bapak direktur
ada peningkatan penghasilan tambahan dari
untuk membuat kebijakan kepala
ruangan berdasarkan kinerja, yang hasil pelayanan yang di berikan dari 300
kedua baru berdasarkan menjadi 1,5 juta perbulan.
pendidikan….Beliau menunjuk pejabat Perubahan peningkatan karyawan
struktural dari kepala instalasi, kepala
diperkirakan pada tahun 2002. Selanjutnya
ruangan, kepala unit, kepala bagian, di
tunjuk orang yang rajin dan mau dapat disimak kutipan wawancara pada
bekerja tidak berdasarkan golongan dan kotak 17 berikut :
tidak berdasarkan masa kerja dan tidak
berdasarkan chanel politik. Dulu banyak
Kotak 17
perawat honor jadi wakil kepala
“….Terlihat sekali hasilnya tahun 99-2000
ruangan, dan yang rajin itu banyak di
139
pendapat kami 350-400 juta tahun 2001 tim….Memberi kepastian waktu dalam
langsung menjadi 1,6 M, padahal tidak ada pembayaran gaji, insentif, jasa
penambahan tempat tidur dan penambahan farmasi….”(IU.3)
dokter spesialis. Mulai 2002 ada peningkatan “……..Melaksanakan pekerjaan sesuai
setiap perawat sudah waktu itu menerima 150 standar yang di ikuti. Melakukan
ribu, dokter tadinya sebulan ya paling 300 penyegaran 2 kali dalam
ribu sekarang satu juta 1,5 juta..” setahun……”(IU.4)
(IU.2)
“.....Mulai adanya peningkatan pendapatan b. Dampak pemantapan pada pelayanan,
dan penghasilan karyawan RS....”
(IU.4) rumah sakit dan karyawan
Dampak pelayanan, rumah sakit
2. Pemantapan Perubahan dan karyawan dengan setelah dilakukan
a. Cara pemantapan perubahan. Informan utama menyatakan
Cara pemantapan perubahan untuk pelayanan terjadi penurunan
budaya organisasi rumah sakit keluhan dari pasien berdasarkan hasil
dilakukan, informan utama menyatakan survey, untuk rumah sakit kami telah dua
dengan selalu memberi kemenangan kali penggantian direktur tidak
kecil dan mengikuti standar yang telah terpengaruh pada pelayanan yang
ada terus belajar dan menerapkan teori diberikan, untuk karyawan mereka
prilaku organisasi dengan bercerita terbelenggu dengan sistem yang telah
memadukan dengan filosofi kepercayaan ada, meningkatnya penghasilan
yang dianut “tidak ada orang mati karyawan.
sendiri” dan memberi kepastian waktu Peningkatan pendapatan rumah
pembayaran hak karyawan. sakit setiap tahunnya, adanya
Melaksanakan pekerjaan sesuai pengkaderan pimpinan dikalangan
standar yang di ikuti. melakukan internal rumah sakit. Selanjutnya dapat
penyegaran dua kali dalam setahun, dilihat kutipan wawancara pada kotak 19
memberi diklat secara berkala serta berikut :
memberi pandangan RSUD Tabanan di
masa akan datang. Selanjutnya dapat Kotak 19
“…..Keluhan kalo ada menurun...Jadi di
disimak kutipan wawancara pada kotak
rumah sakit kita buat budaya seperti itu
18 berikut : kita buat sistemnya, apa dampaknya 2 kali
kami penggantian direktur kami tidak
Kotak 18 kolap, coba kalo tidak di tunjang dengan
“….disini ada istilahnya kemenangan system yang bagus….Jadi dia terbelenggu
kecil, jadi yang mempunyai konsep di dengan system itu…..” (IU.1)
keuangan di perencanaan kita sampaikan “.....Pelayanan semakin membaik....
ke pimpinan.. mengikuti standar ISO, Pertukaran pimpinan tidak berpengaruh
akreditasi dan piala citra…” (IU.1) pada mutu pelayanan.. kepercayaan
“....Penerapan teori prilaku organisasi terhadap RS semakin meningkat,
dengan baik.....”(IU.2) meningkatnya penghasilan karyawan...”
“……Penyampaian itu dengan cerita- (IU.2)
cerita, ceritanya begini kerjasama tim di “.....Ada peningkatan jumlah kunjungan
bali itu ada ajaran kalo kita bahasakan pasien.. Meningkatnya pendapatan RS
dalam bahasa Indonesia bunyinya begini setiap tahun...Adanya pengkaderan
“tidak ada orang mati sendiri” jadi di pimpinan dalam organisasi......”(IU.3)
bali di ajarkan begitu jadi siapapun tidak ”...... Pelayanan membaik dan komplin
bisa bantah jadi mesti kita harus sama- menurun....Bertambahnya penghasilan RS
sama mengerjakan di ceritakan terus dan karyawan......”(IU.4)
sampai nanti di formulakan kerja
140
Disaat dilakukan konfirmasi pada b. Penjelasan tahap perubahan (changing)
informan triangulasi, menyatakan Memberi pemahaman dengan
kurangnya komplain yang kita terima menyadarkan seluruh karyawan dan
sehingga terjadi peningkatan jumlah dilakukannya perubahan bentuk dan
kunjungan, manajemen menjadi lebih menyatukan budaya organisasi dilihat pada
terbuka, transparan, serta adanya Visi, Misi, adanya keyakinan dasar,
peningkatan kesejahteraan karyawan, tatanilai, norma dan artefak (karya cipta)
adanya remunerasi, tetap aman walau serta memiliki Motto cemerlang. Perubahan
terjadi penggantian pimpinan sebanyak budaya organisasi tersebut selanjutnya
dua kali. Dan banyak pasien dapat di diterapkan pada perubahan status
perhatikan dengan penuh, pekerjaan kelembagaan UPTD menjadi LTD swadana
makin tertata, lebih mudah dan adanya didukung oleh bupati dan DPRD, mengikuti
peningkatan secara finansial karyawan. standarisasi akreditasi rumah sakit, ISO,
Selanjutnya dapat disimak kutipan Pelayanan piala citra, mengadakan
wawancara pada kotak 20 berikut : teknologi SIM RS, HT, PABX, KSO
peralatan medik dan penunjang medis dan
Kotak 20 meningkatkan kualitas SDM dengan
“....Kurangnya komplin dan memberikan diklat dan memberikan
meningkatnya jumlah kunjungan...
Manajemen sangat terbuka, keuangan
kesempatan untuk melanjutkan studi
terbuka, kesejahteraan karyawan sampai S2 bagi seluruh karyawan.
meningkat dan Kita selalu terpacu untuk Melaksanakan sebagian besar dari
melakukan hal-hal yang baik....” visi dan misinya dan menjalani kegiatan
(IT.1)
“....Pasien di dilayani dengan adil tanpa
pelayanan sesuai budaya organisasi yang di
memandang status sosialnya.... Adanya sepakati bersama yang tercermin pada
remunerasi dan transparan....Pertukaran perubahan struktur, teknologi dan orang
pimpinan tidak berp engaruh pada mutu diatas.
pelayanan....” (IT.2)
“....Banyak pasien dapat di perhatikan
dengan penuh... Pekerjaan makin c. Penjelasan tahap penetapan kembali
tertata, ada peningkatan secara financial (refreezing)
karyawan.... Peningkatan penghasilan rumah sakit
pada tahun 1999 ke 2000 sangat fantastis
SIMPULAN dari 350-400 juta menjadi 1,6 milyar
a. Penjelasan tahap pencairan (unfreezing) setahun, pada 2002 ada peningkatan
Pada awalnya BRSU tidak memilki penghasilan karyawan secara signifikan dari
bentuk budaya organisasi yang jelas 150 ribu rupiah ke 2 juta rupiah. Adanya
ditandai dengan perbedaan asumsi dasar, auditor ekternal dan internal untuk
tata nilai yang dianut, norma dan tidak ada pelayanan secara berkala, kredensial,
artefak (karya cipta). Status kelembagaan penyegaran budaya organisasi secara
UPTD, minim teknologi, kecurangan berkala, berdampak pada meningkatnya
pendapatan dimana-mana, kualitas SDM kualitas pelayanan dan tidak terganggunya
rendah, ini memotivasi seorang inisiator kualitas pelayanan setelah terjadi dua kali
direktur saat itu untuk mengubah RS penggantian pimpinan rumah sakit.
menjadi lebih baik dan mensejahterakan
karyawannya.

141
d. Tipe budaya organisasi yang dianut Umum Daerah. Tabanan. 2013
BRSU Tabanan saat ini menganut URL:www.http://rumahkitaprima.com/profi
tipe budaya organisasi terbuka dengan l-brsu-tabanan/sejarah-brsu-tabanan
memberi kesempatan pada karyawan untuk 2. Residensi ARS II. Persentase Power Point
mengetahui mekanisme manajemen bekerja Direktur Badan Rumah Sakit Umum
serta keuangan secara menyeluruh. Tabanan tentang Profil Badan Rumah Sakit
Umum Tabanan. April 2012. Badan Rumah
Sakit Umum, Tabanan-Bali, 2012
DAFTAR PUSTAKA 3. Sanjana. I Ketut. Presentase Pengalaman
1. Tabanan hospital. Profil Sejarah Rumah Perubahan Budaya Organisasi BRSU
Sakit. [Januari 2013] Badan Rumah Sakit Tabanan, 2010

142

Anda mungkin juga menyukai