Anda di halaman 1dari 9

USULAN PERAWATAN MESIN SECARA PREVENTIF DENGAN

PENDEKATAN MODULARISASI DESAIN PADA PT. BAI


Amal Witonohadi, Tiena G Amran, Niken Herawati
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti
J1. Kyai Tapa 1, Grogol Jakarta Barat 11440
Email: awitonohadi@yahoo.com

ABSTRACT
PT. BAI produce polymer filter system components, such as the spin pack, candle filters, leaf
discs, gaskets and so forth. Problems that occur in the form of decreased reliability of machine
downtime resulting in large engine stalled, causing the production process, the company should have
a preventive maintenance schedule in accordance with the conditions of machines on the production
floor to reduce machine downtime by using modularity design method approach to reduce
maintenance costs. Level of maintenance reliability measured using Overall Equipment Effectiveness
(OEE), whereas treatment schedule used to obtain parameter Mean Time to Failure (MTTF) and
Mean Time to Repair (MTTR). Maintenance cost calculator is then performed with corrective
maintenance, preventive maintenance and preventive maintenance with design modularity. By using
modularity design companies can combine several components into a module to do the replacement
components simultaneously causing maintenance costs to be as much as 29.1% less than the company
doing the corrective maintenance activities.

Keywords: Preventive Maintenance, OEE, Modularity Design.

1. PENDAHULUAN Mesin digunakan secara terus menerus


karena tiap bulannya selalu mengejar target
PT. BAI adalah perusahaan yang baru pemesanan produk, selain itu perusahaan
berdiri pada tahun 2005 dan memproduksi menerapkan sistem make to order dengan
Polymer Filtration seperti Gasket, Screen, pemesanan produk yang memiliki bermacam-
Leaf Disc dan Candle Filter. PT BAI memiliki macam dimensi sehingga mesin sering
misi memberikan kepuasan kepada konsumen mengalami pergantian tools dan kerusakaan
dengan menyediakan solusi inovatif sehingga yang tidak diinginkan. Jika kerusakan yang
menjadi pemasok yang paling diinginkan dan terjadi diluar jadwal akan mengakibatkan
meningkatkan kinerja operasional dengan produksi terhenti dan perusahaan akan
melakukan peningkatan proses dan mengalami kerugian seperti mengeluarkan
mengurangi segala jenis pemborosan. biaya kerugian akibat tidak produksi, kerugian
Penilitian dilakukan dilantai produksi PT. untuk membayar man hour operator mesin
BAI, tiap mesin dikelompokkan sesuai dengan yang berhenti, dan biaya corrective
jenis prosesnya, PT. BAI sendiri memiliki 13 maintenance. Dengan kondisi tersebut
kelompok mesin yaitu, kelompok mesin perusahaan membutuhkan efisiensi waktu dan
stamping press, press machine, rolling, lifting, penghematan biaya preventive
spot welding, tig welding, candle welding MC, maintenancedan metode modularity design
werner, cutting, machine tools, cleaning, pada penggantian komponennya.
finishing & packaging, dan start-up utility.

Usulan Perawatan Mesin (Amal Witonohadi, dkk) Jurnal Teknik Industri, ISSN:1411-6340 1
Tabel 1 : Data downtime kelompok mesin

Total
% %
No Group Downtime
Downtime Kumulatif
Time (h)
1 STAMPING PRESS 2892,84 35,58 35,58
2 CUTTING 1289,50 15,86 51,44
3 PRESS MACHINE 734,75 9,04 60,48
4 ROLLING 733,50 9,02 69,5
5 CLEANING 549,50 6,76 76,26
6 MACHINE TOOLS 515,00 6,33 82,59
7 FINISHING & PACKING 452,50 5,57 88,16
8 Werner 337,75 4,15 92,31
9 START-UP UTILITY 268,00 3,3 95,61
10 Tig Welding 191,75 2,36 97,97
11 Spot Welding 108,50 1,33 99,3
12 CANDLE WELDING 31,50 0,39 99,69
13 LIFTING 26,00 0,32 100
Total 8131,09 100

2. TINJAUAN PUSTAKA terhadap standar desain dan, mesin berjalan


lancar. Kebanyakan pengertian dari
Maintenance excellence atau pemeliharaan yang sempurna adalah saat
pemeliharaan yang sempurna adalah performansi produksi seimbang, kendala dan
melakukan seluruh kegiatan produksi dengan biaya pada posisi yang optimal.
baik yaitu ketika pabrik membuat peningkatan

Gambar 2 Siklus Perbaikan MaintenanceContinue

Perawatan preventive bertujuan untuk otomatis, misalnya pabrik kimia, industri


mencegah terjadinya kerusakan berdasarkan pengerolan baja, kilang minyak, produksi
data kerusakan masa lalu. Selain itu perawatan masal dan lain lain. Manfaat dari perawatan
preventive bertujuan untuk mengefektifkan preventive adalah perusahaan dapat
pekerjaan inspeksi, perbaikan kecil, menghemat pengeluaran, menghemat waktu
pelumasan, pembersihan dan set up dan meningkatkan performansi.
(penyetelan) sehingga peralatan atau mesin Umumnya perawatan preventive
dapat terhindar dari kerusakan. Perawatan ini menggunakan data kerusakan di masa lalu
dilaksanakan sejak awal sebelum terjadi karena data kerusakan suatu sistem memiliki
kerusakan. Perawatan ini penting diterapkan hubungan yang erat dengan distribusi statistik
oleh perusahaan industri yang proses tertentu. Oleh sebab itu dalam pelaksanaan
produksinya kontinu atau memakai sistem preventive maintenance memiliki hubungan

Usulan Perawatan Mesin (Amal Witonohadi, dkk) Jurnal Teknik Industri, ISSN:1411-6340 2
erat dengan reability dan maintainability Karena OEE menunjukkan efektivitas
engineering. OEE mengukur efektivitas keseluruhan dari peralatan, maka akurasi data
keseluruhan dari peralatan dengan mengalikan sangat diperlukan. Semakin akurat data yang
availability, performance efficiency, dan rate didapat, maka OEE yang diperoleh akan
of quality product. Pengukuran efektivitas ini semakin akurat menggambarkan efektivitas
mengkombinasikan faktor waktu, kecepatan, dari peralatan tersebut. Overall Equipment
dan kualitas operasi dari peralatan dan Effectiveness (OEE) dapat dirumuskan sebagai
mengukur bagaimana faktor-faktor ini dapat berikut:
meningkatkan nilai tambah.
OEE = Availability x Performance Efficiency x Rate of Quality.........................(1)

Gambar 3 Kurva Bathtub

Modularity Design adalah suatu konsep independent terhadap fungsi yang lain. Ada
yang biasa digunakan pada proses medesain dua karakteristik dari modularity :
suatu produk dan konsep ini akan diadaptasi • Simillary antara bentuk fisik dan fungsi
kedalam sisrtem maintenance. Modularisasi arsitektur dari desain (perspektif baru
adalah melakukan pengelompokan produk dalam memisah bentuk dan proses).
dalam bentuk suatu unit yang berbeda • Minimasi dari interaksi-interaksi yang
berdasarkan fungsinya untuk memudahkan kurang penting dari komponen-komponen
pemindahan dan penggantian. Dengan sistem fisik.
yang modular, sistem dapat menghasilkan Arsitektur produk disusun dari dua yaitu
teknik yang menguntungkan dan solusi dalam strukur fungsi dan struktur produk. Perbedaan
perekonomian pabrik. Pengembangan modular antara fungsi modul (function moduls)dengan
hanya dimulai ketika awalnya dipahami modul produksi (production moduls) yaitu
sebagai sebuah produk individu atau ukuran- fungsi modul membantu
jarak dan pada pengembangan ini diharapkan mengimplementasikan fungsi teknik yang
akan menghasilkan sejumlah besar varian. independen atau dikombinasi dengan yang
Modularity mengijinkan untuk diadakan lain. Sedangkan modul produksi didesain
pengurangan dari biaya servis dengan secara independen berdasarkan fungsi dan
mengelompokkan komponen berdasarkan mempertimbangkan faktor produksinya saja.
similiarydan dependency, sehingga Berikut Gambar 4 merupakan bagan yang
memudahkan dalam melakukan perbaikan akan menjelaskan beberapa tipe modul dan
maupun pemeliharaan. Diharapkan setiap fungisnya.
fungsi yang ada pada suatu produk bersifat

Usulan Perawatan Mesin (Amal Witonohadi, dkk) Jurnal Teknik Industri, ISSN:1411-6340 3
Gambar4 Fungsi dan Tipe Modul pada Sistem Modular dan Mixed Sistem

Pengertian dari fungsi dan tipe modul d. Adaptive Function: perlu dilakukan untuk
pada sistem modular dan mixed sistem (G. adaptasi terhadap sistem lainnya dan
Pahl & W. Beitz, 1996) : kondisi yang marjinal. Fungsi ini
a. Basic Function : dasar dari tiap sistem. dilakukan dengan adaptive module
Basic function tidak berupa variabel. dengan dimensi yang berubah-ubah dan
Fungsi ini dapat memenuhi kebutuhan dimungkinkan untuk keadaan yang tidak
fungsi lainnya atau berkombinasi. Fungsi terduga. Adaptive modules termasuk tipe
ini diterapkan pada basic module yang yang “penting” atau tipe “kemungkin”.
dapat berupa beberapa ukuran, tahapan e. Customer-specific Function: tidak
dan tahapan akhir. Basic module bersifat disediakan dalam sistem modular karena
“penting” akan terjadi perbaikan dan pengembangan
b. Auxiliary Function: dilakukan dengan yang berkali-kali. Sistem seperti ini
menempatkan atau menyatukan beberapa dikerjakan oleh non-modules yang harus
auxiliary module yang tersimpan dalam didesain secara individual untuk tugas
langkah basic module dan kadang-kadang yang spesifik. Dan pada saat sistem ini
bersifat “penting”. digunakan maka berupa gabungan dari
c. Special Function : melengkapi dan beberapa modul dan non-modul.
menspesifikais tugas dari sub-function Terdapat 6 macam kemungkinan hubungan
yang tidak muncul pada beberapa jenis atau modular antara kesamaan dan
functions. Fungsi ini dikerjakan pada ketergantungan antara komponen yaitu :
special modules dan mempunyai tipe 1. Komponen yang satu dengan komponen
“kemungkinan”. yang saling bergantungan.

Usulan Perawatan Mesin (Amal Witonohadi, dkk) Jurnal Teknik Industri, ISSN:1411-6340 4
Terjadi pada saat 2 komponen yang saling Operator juga mendapatkan keuntungan
bergantung karena desain fisik, spesifikasi dengan sistem modular yaitu :
dalam atributnya. 1. Waktu pengiriman yang lebih pendek.
Contoh : Gear yang berpasangan dengan 2. Memiliki beberapa kemungkinan dalam
shaft. Gear dan shaft adalah 2 komponen perubahan dan kemudahan dalam
yang berbeda, akan tetapi ukuran maintenance.
diameter lubang dari gear dan diameter 3. Memiliki komponen cadangan yang siap.
dari shaft saling berhubungan erat. 4. Memilki jangkauan dan perubahan fungsi
2. Komponen yang satu dengan komponen yang lebih luas.
yang sama. 5. Dapat menghilangkan faktor kegagalan
Hubungan ini tidak digunakan karena pada produksi.
tidak mengikat desain yang masih sama Keuntungan modularisasi pada sistem
sehingga pada saat satu berubah yang lain maintenance adalah
berubah dengan bentuk yang sama. 1. Rancangan peralatan yang baru lebih
3. Komponen dengan proses yang saling mudah.
bergantungan. 2. Mengurangi biaya dan waktu pelatihan
Desain produk bergantung pada proses tenaga kerja perawatan.
daur hidup. Apabila proses yang sama 3. Kemudahan dalam perawatan.
menghasilkan dua komponen yang 4. Penurunan waktu perawatan.
berbeda, komponen tersebut harus 5. Kebutuhan kemampuan (skill) yang
dikelompokkan dalam modul yang sama rendah untuk memindajkan unit yang
sehingga dapat dilakukan pada proses modular.
yang sama dan meminimalisasi efek 6. Penuruan kegagalan peralatan.
terhadap komponen yang lain. Contoh : 7. Isolasi.
dial tuner dan tombol power pada stereo, 8. Pemindahan dari unit yang gagal menjadi
dua komponen yang sama sekali tidak lebih mudah.
terkait tetapi menjalani proses manufaktur
yang sama.
4. Komponen dengan proses yang sama. Perawatan yang baik akan dilakukan
Pengelompokkan komponen yang dalam jangka waktu tertentu dan pada waktu
mengalami proses siklus kehidupan yang proses produksi sedang tidak berjalan.
sama dalam satu modul untuk Semakin sering perawatan suatu mesin
mengurangi dampak dari perubahan dilakukan akan meningkatkan biaya
produk. perawatan. Disisi lain bila perawatan tidak
Contoh : 2 komponen serat gelas dari dilakukan akan mengurangi performa kerja
sepeda motor yaitu spatbor depan dan mesin tersebut.
belakang. Ongkos perawatan dapat diringkas menjadi
5. Proses dengan proses yang saling dua, yaitu :
bergantungan dan 1. Ongkos pemeliharan akibat diadakannya
6. Proses dengan proses yang sama, perawatan untuk mencegah terjadinya
Kedua proses ini tidak mempengaruhi kerusakan pada mesin atau komponennya.
desain produk secara langsung karena 2. Ongkos perbaikan yang dilakukan akibat
mengesampingkan interaksi antara terjadinya kerusakan komponen kritis
komponen dan tidak termasuk kedalam pada mesin atau peralatan tersebut
ukuran modularitas dan metodologi disamping biaya untuk penggantian suku
desain. cadangnya.
Dengan demikian pola perawatan yang
Diketahui modularity dalam perawatan optimal perlu dicari supaya antara biaya
berarti modul-modul yang digunakan, perawatan dan biaya kerusakan bisa seimbang
diterapkan dengan tanpa adanya perubahan pada total cost yang paling minimal.
dalam konsep dasar dari peralatan.Dan modul Preventive Cost merupakan biaya yang
(modules)adalah berupa unit yang dapat timbul karena adanya perawatan mesin yang
dideskripsikan secara fungsional dan secara memang sudah dijadwalkan Sedangkan
esensial independen (tidak terkait). Failure Cost merupakan biaya yang timbul
karena terjadi kerusakan di luar perkiraan yang

Usulan Perawatan Mesin (Amal Witonohadi, dkk) Jurnal Teknik Industri, ISSN:1411-6340 5
menyebabkan mesin produksi terhenti pada
waktu produksi sedang berjalan. Sehingga
rumusnya menjadi :

Cp = Biaya satu siklus preventif


= [(A+B+C) x D] + E .................................................................(2)
Keterangan :
A = Biaya tenaga kerja/jam
B = Biaya kehilangan produksi/jam
C = Biaya operator menganggur/jam
D = Waktu standart penggantian komponen secara preventif dalam jam
E = Harga komponen/unit (Rp)

Dari analisa biaya pemeliharaan dan waktu total biaya preventive maintenance yang dapat
preventive maintenance maka dapat ditentukan dicari dengan persamaan sebagai berikut.

( )
= .....................................................................(3)
Dimana :
Tc/jam = Total Cost
Cp = Biaya preventive replacement
R(tp) = Nilai keandalan
tp = Waktu preventive replacement

Cf = Biaya satu siklus failure


= [(A+B+C) x D] + E ................................................................(4)
Keterangan :
A = Biaya tenaga kerja/jam
B = Biaya kehilangan produksi/jam
C = Biaya operator menganggur/jam
D = Waktu standart penggantian komponen secara corrective dalam jam
E = Harga komponen/unit (Rp)

3. METODOLOGI PENELITIAN Urutan dalam penelitian ini terdiri dari:


1. Pengumpulan dan pengolahan data, terdiri
Penelitian ini dimulai dengan penelitian dari: (a) penentuan kelompok mesin
pendahuluan dilakukan pada PT BAI dengan kritis, (b) perhitungan nilai OEE, (c)
tujuan untuk mengetahui informasi aktual penentuan komponen yang menyebakan
seperti data perusahaan, proses produksi, downtime terbesar, (d) perhitungan selang
produk yang dihasilkan serta mengidentifikasi waktu kerusakan dan selang waktu
masalah yang terjadi pada perusahaan. perbaikan, (e) penentuan jenis distribusi
Penelitian dilakukan dengan melakukan kerusakan dengan nilai index of fit, (f) uji
wawancara langsung kepada pihak perusahaan kecocokan distribusi dengan uji
untuk mengetahui penyebab terjadinya kolmogorov smirnov, (g) perhitungan
kerusakan dan dampak yang ditimbulkan, yang parameter MTTF dan MTTR pada
meliputi; metide, mesin, manusia dan distribusi yang terpilih, (h) perhitungan
lingungan kerja. Selanjutnya ditentukan interval waktu pengganti pencegahan, (i)
beberapa hal yang menjadi tujuan penelitian perhitungan interwal waktu pemeriksaan,
antara lain; (1) perhitungan kondisi siatem (j) perhitungan tingkat keandalan
perawatan saat ini dengan menggunakan OEE, (reliability) komponen kritis, dan (k)
(2) perhitungan interval dan jadwal preventive perhitungan biaya penggantian
maintenance, (3) memberikan usulan komponen.
penghematan biaya perawatan dengan 2. Analisis
modularity design pada kelompok mesin kritis.

Usulan Perawatan Mesin (Amal Witonohadi, dkk) Jurnal Teknik Industri, ISSN:1411-6340 6
3. Usulan perbaikan Preventive komponen yang diharapkan dapat
Maintenance diterapkan oleh perusahaan.
Hasil dari usulan perbaikan ini merupakan 4. Usulan penghematan biaya dengan Model
perbandingan antara kegiatan perbaikan Modularity
aktual dan kegiatan setelah menggunakan Penjadwalan mesin akan kurang apabila
metode preventive yang baru. Dari hasil biaya maintenance tidak diminimalisasi
pengolahan data sampai perhitungan juga, maka selanjutnya akan diberikan
interval waktu pencegahan dan usulan penghematan biaya maintenace
pemeriksaan selanjutnya dibuatkan usulan perusahaan menggunakan metode
penjadwalan kegiatan perbaikan modularity yang akan diaplikasi pada saat
pencegahan dan pemeriksaan untuk penggantian komponen mesin.

4. HASIL DAN PEMBAHASAAN downtime mesin yang besar. Nilai OEE dapat
ditingkatkan dengan cara mengurangi waktu
Berdasarkan data pada Tabel 1, dihasilkan unplanned downtime pada kelompok mesin
nilai OEE sesuai dengan Tabel 2 dibawah ini; kritis. Downtime yang tinggi terjadi karena
Tabel 2 : Nilai OEE aktual dalam 3 sistem maintenance yang belum sesuai dengan
bulan pengamatan kondisi mesin dilapangan. Dengan perawatan
pencegahan dan meminimasi waktu perbaikan
Bulan OEE (%) mesin diharapkan akan mengurangi waktu
downtime yang terjadi
Januari 40,77 Selanjutnya dilakukan pemilihan mesin
Februari 45,75 kritis. Pada kelompok mesin kritis diperoleh 4
mesin dan komponen yang mengalami
Maret 34,66 downtime selama periode penelitian yaitu :
1) Mesin AAA Auto 110 dengan komponen:
Overall equipment effectiveness (OEE) Pneumatic Valve, Selector Switch, dan
merupakan indikator performansi mesin dan Control Panel.
merupakan kalkulasi akurat untuk menentukan 2) Mesin Amada 60 dengan komponen:
berapa besar efektif mesin yang digunakan. Power Sourch Cable, Push in Fitting,
OEE ini didapat dari perkalian availability, Foot Switch, dan Magnetic Relay.
performance efficiency, dan rate of 3) Mesin Amada 60 (new) dengan
quality.Hasil OEE pada kelompok mesin komponen: Solenoid Valve, Selector
stamping press untuk bulan Januari hingga Switch, Fuse, dan Magnetic Relay dengan
Maret, masing-masing adalah 40,77%; komponen :
45,75%; dan 34,66%. Nilai OEE berada 4) Mesin Wasino dengan komponen:
dibawah nilai 85% hal ini disebabkan oleh Pneumatic Valve, Magnetic Relay, Safety
nilai availabiltiy dan performance efficiency Plate, Sensor Controller, dan Pneumatic
yang kecil akibat dari unplanned downtime Seal
mesin yang besar. Waktu produksi banyak
yang terbuang sia-sia karena waktu unplanned

Usulan Perawatan Mesin (Amal Witonohadi, dkk) Jurnal Teknik Industri, ISSN:1411-6340 7
Reliabilitas Tanpa dan Dengan Perawatan Pencegahan

1.2

0.8
Reliabilitas

0.6

0.4

0.2

0
500
600
606
700
800
900
1000
1212
1350
1500
1650
1700
1818
1900
2000
2100
2200
2424
2500
2600
2700
2800
3030
3100
Waktu (Jam) R(t) R(t-nT) Rm(t)

Gambar 5 Nilai Reliability Komponen Pneumatic Valve Pada Mesin AAA Auto 110Dengan dan
Tanpa Perawatan Pencegahan

Nilai R(t) merupakan nilai yang muncul akan tetapi tidak terlalu signifikan karena
akibat komponen tidak diberikan perawatan tertolong dengan kegiatan penggantian
pencegahan, makin lama reliability komponen pencegahan. Ada tahap dimana kondisi
akan melemah dan mesin berhenti karena komponen tidak dapat lagi hanya digantikan
karena komponen rusak. Sedangkan hasil nilai tetapi harus overhaul dimana overhaul adalah
R(t-nT) menunjukkan penurunan reliability tindakan maintenance membongkar total
dari komponen yang bertahap dan sebelum sebuah mesin atau peralatan dan memeriksa
komponen rusak dilakukan penggantian keausan setiap komponennya satu persatu.
pencegahan sesuai dengan hasil perhitungan Komponen yang mengalami aus yang melebihi
age replacement (tp) sehingga reliability batas diganti sehingga setelah mesin dipasang
kembali menjadi 1. Nilai Rm(t) menunjukkan kembali, kondisi mesin kembali pada kondisi
reliabilitas kondisi komponen sekarang akibat mesin baru. Biasanya saat kondisi Rm(t)
penggantian pencegahan, reability menurun dibawah 0,5.

Tabel 3 Hasil Perhitungan Biaya Total Preventive Maintenance


Mesin Komponen Cp (Rp) R(tp) tp Tc
AAA Auto 110 Pneumatic Valve Rp 4,418,080.56 1 606 Rp 7,290.56
AAA Auto 110 Selector Switch Rp 159,277.81 1 12793 Rp 12.45
AAA Auto 110 Control Panel Rp 444,580.56 1 66876 Rp 6.65
Power Sourch
Amada 60 Cable Rp 88,777.81 1 12588 Rp 7.05
Amada 60 Push in Fitting Rp 685,102.74 1 56841 Rp 12.05
Amada 60 Foot Switch Rp 5,528,777.81 1 66792 Rp 82.78
Amada 60 Magnetic Relay Rp 1,128,777.81 1 66786 Rp16.90
(New) Amada
60 Selenoid Valve Rp 1,257,580.56 1 7536 Rp166.88
(New) Amada
60 Selector Switch Rp 159,277.81 1 69998 Rp 2.28
(New) Amada
60 Fuse Rp 478,777.81 1 9996 Rp 47.90
(New) Amada
60 Magnetic Relay Rp 1,128,777.81 1 89995 Rp 12.54

Usulan Perawatan Mesin (Amal Witonohadi, dkk) Jurnal Teknik Industri, ISSN:1411-6340 8
Wasino Pneumatic Valve Rp 4,418,080.56 1 39982 Rp110.50
Wasino Pneumatic Seal Rp 668,080.56 1 88867 Rp7.52
Wasino Quick Coupler Rp 554,302.74 1 89995 Rp 6.16
Wasino Magnetic Relay Rp 1,128,777.81 1 89985 Rp12.54
Wasino Sencor Controler Rp 3,649,080.56 1 140988 Rp 25.88
Wasino Safety Plate Rp 883,080.56 1 82462 Rp 10.71

Dengan menggunakan usulan penjadwalan terbesar yaitu kelompok mesin stamping


metode preventive maintenance modularity press.
design perusahaan dapat menghemat biaya b. Kondisi awal kelompok mesin kritis
maintenance. Jika dibandingkan dengan biaya dengan OEE (overall equipment
corrective, perusahaan dapat menghemat biaya effectiveness) sebagai indikator kinerja
Rp 10,886,454,- dan jika dibandingkan dengan utama keandalan pada bulan Januari
biaya preventive saja perusahaan dapat hingga maret 2011 adalah 40,77%;
menghemat biaya Rp 186,797,-. Penjadwalan 45,75%; dan 34,66%.
ini hanya dilakukan pada kelompok mesin c. Usulan terbaik menggunakan preventive
stamping press, bayangkan jika penjadwalan maintenance dengan metode modularity
dilakukan pada seluruh kelompok mesin yang design karena perusahaan dapat
ada dilantai produksi. Biaya yang dikeluarkan menghemat biaya sebesar 29,1%
perusahaan akan banyak menurun. dibandingkan perusahaan melakukan
kegiatan corrective maintenance dan jika
5. KESIMPULAN membandingan preventive maintenance
saja dengan corrective maintenance
a. Dari 13 kelompok mesin yang berada di perusahaan hanya dapat menghemat biaya
lantai produksi, terpilih satu kelomok sebesar 28,5%.
mesin kritis dengan kumulatif downtime

6. DAFTAR PUSTAKA Desain Modularity Untuk Penggantian


Komponen Mesin Produksi RG 4 Yang
[1] Anggono, Willyanto; Julianingsih; Optimal di PT X. Maintenance, Tugas
Linawati., Preventive Maintenance Akhir Program Teknologi & Manajemen
System Dengan Modularity Design Informatika. Surabaya. Universitas
Sebagai Solusi Penurunan Biaya Negeri Surabaya.
Maintenance (Studi Kasus di Perusahaan [6] G. Pahl and W. Beirtz 1996, Engineerng
Tepung Ikan).Maintenance, Tugas Design: A Systematic Approach, Third
Program Teknik Industri.Universitas Edition, Springger.
Kristen Petra. [7] Nakajima, S. 1988. Introduction to Total
[2] Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Productive Maintenance, Cambridge,
Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. MA, Producticity Press, Inc.
Jakarta, Penerbit Fakultas Ekonomi UI. [8] Novarina, Erna, Rutiah, 2009. Sistem
[3] Campbell, D John; Jardine, K S Andrew. Perawatan Berbasis Pencegahan
2001. Maintenance Excellence. United Menurut Rancangan Modularity Task
State of America, Marcel Dekker Inc. Dalam Upaya Penurunan Biaya
[4] Ebeling, Charles E. 1997.An Perawatan Pada PT. Cakra Compact
Introduction to Reliability and Alumunium Industries. Tugas Akhir
Maintainability Engineering. New York, Program Teknik Industri. Medan.
McGraw Hill. Universitas Sumatra Utara.
[5] Efendy, Yunus. 2008. Perencanaan
Model Preventive Maintenance Dengan

Usulan Perawatan Mesin (Amal Witonohadi, dkk) Jurnal Teknik Industri, ISSN:1411-6340 9

Anda mungkin juga menyukai