Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ketsia Ruth Kaseala

Nim : 21304179

Kelas : Akuntansi 4 B

Teori pajak

1. Mangku Subroto adalah seorang pakar pajak yang terkenal di Indonesia. Ia telah
mengembangkan beberapa teori pajak yang sangat relevan dengan konteks Indonesia.
Berikut adalah beberapa teori pajak menurut Mangku Subroto:
a. Teori Keadilan Pajak
Menurut Mangku Subroto, teori keadilan pajak merupakan teori yang paling
penting dalam sistem perpajakan. Pajak harus dikenakan dengan cara yang
adil dan merata sehingga dapat menghasilkan distribusi kekayaan yang
lebih merata di masyarakat. Prinsip kemampuan bayar harus menjadi dasar
dalam menentukan besarnya pajak yang harus dibayar oleh seseorang.
b. Teori Efisiensi Pajak
Mangku Subroto menekankan bahwa pajak harus dikenakan dengan cara
yang paling efisien sehingga tidak mengganggu pertumbuhan ekonomi.
Pajak harus dapat memotivasi warga negara untuk terus meningkatkan
produktivitas dan mengembangkan usaha. Oleh karena itu, pajak harus
dirancang sedemikian rupa sehingga tidak memberikan beban yang berat
bagi masyarakat.
c. Teori Transparansi Pajak
Teori transparansi pajak merupakan teori yang dikembangkan oleh Mangku
Subroto untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem
perpajakan. Pemerintah harus membuka informasi yang jelas dan terbuka
mengenai penggunaan pajak yang telah dikumpulkan. Hal ini akan
membuat masyarakat merasa bahwa pajak yang mereka bayar benar-benar
digunakan untuk kepentingan umum.
d. Teori Penghindaran Pajak
Mangku Subroto juga mengembangkan teori tentang penghindaran pajak.
Menurutnya penghindaran pajak dapat merugikan negara dan masyarakat
secara keseluruhan. Oleh karena itu, pemerintah harus memiliki sistem
perpajakan yang dapat mencegah penghindaran pajak dan memberikan
sanksi yang tegas bagi mereka yang melakukan penghindaran pajak.
e. Teori Desentralisasi Pajak
Teori desentralisasi pajak merupakan teori yang sangat penting dalam
konteks otonomi daerah di Indonesia. Mangku Subroto menekankan bahwa
pemerintah daerah harus diberikan kebebasan untuk menentukan pajak
mereka sendiri. Pajak yang diterima oleh daerah harus digunakan untuk
membiayai program dan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat di
daerah tersebut. Pemerintah pusat harus memberikan dukungan dan bantuan
kepada daerah dalam melaksanakan sistem perpajakan yang efektif dan
efisien.
2. Teori Asuransi
Teori yang menyamakan negara dengan perusahaan asuransi. Untuk mendapatkan
perlindungan warga negara harus membayar pajak sebagai premi. Sebenarnya teori ini
sudah lama ditinggalkan karena tidak sesuai dengan kenyataan, dimana tidak ada
hubungan langsung pembayaran pajak dengan nilai perlindungan terhadap pembayar
pajak.
3. Teori Kepentingan
Semakin banyak individu menikmati jasa dari pekerjaan pemerintah maka semakin
besar juga pajaknya, jadi teori ini menganggap pembayaran pajak mempunyai
hubungan dengan kepentingan individu yang diperoleh dari pekerjaan negara.
4. Teori Daya Pikul atau Gaya Pikul
Pemungutan pajak harus sesuai dengan kemampuan si pembayaran pajak yang
memperhatikan besar penghasilannya, kekayaan dan pengeluaran belanja wajib pajak.
Teori daya pikul ini memiliki kelemahan yaitu penentuan secara tepat seseorang yang
berbeda-beda. Teori daya pikul ini diterapkan dalam perhitungan pajak penghasilan
dimana wajib pajak baru dikenakan pajak apabila penghasilan tersebut melebihi
penghasilan tidak kena pajak atau PTKP.
5. Teori Kewajiban Mutlak atau Teori Bakti
Teori ini menjelaskan bahwa dasar hukum pajak adalah hubungan antara rakyat dan
negara dimana negara berhak memungut pajak dan rakyat berkewajiban membayar
pajak. Kelemahan teori ini negara bisa menjadi otoriter sehingga mengabaikan aspek
keadilan dalam pemungutan pajak.
6. Teori Daya Beli
Teori ini merupakan teori modern yang memandang efek baik dari pajak sebagai dasar
keadilan. Teori ini menjelaskan penyelenggaraan kepentingan masyarakat merupakan
dasar keadilan pemungutan pajak, bukan individu ataupun bukan kepentingan negara
melainkan kepentingan masyarakat.
7. Rochmat Soemitro
Menurut Rochmat Soemitro, pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
undang-undang yang dapat dipaksakan tanpa mendapatkan jasa timbal balik.
Pajak digunakan untuk membayar pengeluaran umum
Lebih lanjut dikatakan bahwa pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat
kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin. Kelebihan pajak digunakan
untuk tabungan masyarakat yang menjadi sumber utama pembiayaan investasi publik.
8. PJA Andriani
Andriani mengemukakan bahwa pajak adalah pungutan atau iuran masyarakat kepada
negara yang dapat dipaksakan serta tertuang bagi yang wajib membayarnya sesuai
peraturan undang-undang.
Pembayar pajak tidak memperoleh imbalan langsung yang bisa ditunjuk dan dipakai
dalam pembiayaan untuk keperluan negara.
9. Soeparman Soemahamidjaja
Menurut Soeparman, pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut
oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum yang berlaku.
Tujuannya adalah menutup biaya produksi barang dan jasa guna mencapai
kesejahteraan masyarakat.
10. Anderson Herschel
Anderson Herschel mengemukakan bahwa pajak adalah suatu peralihan sumber dari
sektor swasta ke sektor pemerintah tetapi bukan akibat dari pelanggaran yang diperbuat.
Pajak merupakan suatu kewajiban berdasarkan ketentuan yang berlaku tanpa adanya
imbalan dan dilakukan guna mempermudah pemerintah dalam menjalankan tugasnya.
11. Cort Vander Linden
Pajak menurut Cort Vander Linden adalah sumbangan pada keuangan umum negara
yang tidak bergantung pada jasa khusus dari seorang penguasa.
12. Djajaningrat
Djajaningrat mengemukakan bahwa pajak adalah sebuah kewajiban dalam memberikan
sebagian harta kekayaan seseorang kepada negara karena suatu keadaan, kejadian,
perbuatan yang memberikan suatu kedudukan tertentu.
Iuran tersebut bukanlah suatu hukuman tetapi sebuah kewajiban dengan berdasarkan
peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah dan sifatnya memaksa. Tujuan pajak adalah
untuk memelihara kesejahteraan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai