a. Teori Asuransi
b. Teori Kepentingan
Esensi yang lebih penting, yang perlu kita ketahui dari Teori Kepentingan ini, demi
keadilan dan keabsahan pemungutan pajak, adalah bahwa dasar keadilan
pemungutan pajak adalah karena orang-orang yang mempunyai kepentingan pada
negara, dan untuk itu dibutuhkan biaya yang tidak sedikit, yang penyelenggaraannya
dikumpulkan melalui pajak.
c. Teori Bakti
Penekanan teori terletak pada negara yang mempunyai hak untuk memungut pajak
dari warganya sebagai tindak lanjut teori kepentingan dalam hal penyediaan fasilitas
umum yang diselenggarakan oleh negara. Dengan pajak inilah masyarakat dapat
menunjukkan salah satu baktinya kepada negara. Dalam teori ini, negara berperan
sebagai "bapak" yang memberikan dan membiayai berbagai keperluan umum bagi
"anak"-nya, yaitu masyarakat. Sebagai anak yang berbakti terhadap bapaknya,
masyarakat memberikan pajak kepada negara, sebagai tanggapan atas pemberian-
pemberian itu
Teori ini menyatakan bahwa biaya-biaya atas perlindungan yang diberikan oleh
negara kepada warga negara haruslah dipikul oleh segenap orang yang
menikmatinya dalam bentuk pajak. Dengan berdasarkan pada asas keadilan, pajak
yang dikenakan terhadap masyarakat tergantung dari daya pikul masing-masing
masyarakat. Daya pikul seseorang dapat diukur berdasarkan besarnya penghasilan
yang telah mempertimbangkan pengeluaran seseorang sehingga masyarakat
dengan penghasilan yang lebih tinggi memiliki daya pikul yang lebih tinggi pula.
2. Dari gambaran di atas, contoh dari teori pemungutan pajak manakah yang paling
tepat? Berikan alasan Saudara!
Teori yang paling tepat dalam kasus diatas adalah Teori Bakti. Dalam teori bakti ini
menjelaskan bahwa pemungutan pajak didasarkan dari kesadaran Wajib Pajak
untuk membantu perekonomian negara, fasilitas yang memadai dan kesejahteraan
masyarakat untuk menghadapi pandemi COVID-19 ini. Kepatuhan Wajib Pajak
dalam membayar pajak secara sukarela sangat berguna dan diperlukan untuk
membantu membiayai fasilitas kesehatan dan penyeimbangan dalam ekonomi
masyarakat yang menjadi perhatian utama Indonesia dalam menghadapi wabah
COVID-19.
Walaupun terjadi penurunan omzet pada perusahaan atau bentuk usaha lainnya,
perhitungan pajak yang berlaku akan menyesuaikan keadaan dan kemampuan dari
wajib pajak tersebut dan walaupun pemasukan pajak atas penurunan omset
perusahaan relatif menurun, pemasukan tersebut dapat berguna bagi pemerintah
untuk mengalokasikan untuk penyeimbangan dalam masa pandemi COVID ini, jadi
tidak ada alasan untuk masyarakat tidak membayar pajak. Pemerintah juga
berperan besar didalam masa COVID ini dimana mereka harus mengelola dan
mempertanggung jawabkan dana yang masuk agar dapat berguna bagi masyarakat
secara menyeluruh. Dalam kasus ini secara langsung membuktikan bahwa pajak
yang dibayar oleh rakyat akan di gunakan kembali untuk rakyat tersebut dengan
penyaluran berbeda-beda.
Referensi :
Dr. Amachi, Tubagus Chairul, Irma dan Amin Dara. 2021. Hukum Pajak. Tangerang
Selatan:Universitas Terbuka.
Yasser, Sulaiman dkk. 2021. Buku Ajar Hukum Pajak. Batu : Literasi Nusantara.