Anda di halaman 1dari 5

Menurut Nick Devas (1989:61), tolak ukur untuk menilai pajak daerah sebagai berikut :

I. Hasil (Yield )

Memadai tidaknya hasil suatu pajak dalam kaitan dengan berbagai layanan yang dibiayainya;
stabilitas dan mudah tidaknya memperkirakan besar hasil itu; dan elastisitas hasil pajak
terhadap inflasi; pertumbuhan penduduk; dan sebagainya; juga perbandingan hasil pajak
dengan biaya pungut.

1. Keadilan (Equity)
Dasar pajak dan kewajiban membayar harus jelas dan tidak sewenang-wenang; pajak
bersangkutan harus adil secara horisontal, artinya beban pajak haruslah sama benar antara
berbagai kelompok yang berbeda tetapi dengan kedudukan ekonomi yang sama; harus adil
secara vertikal, artinya kelompok yang memiliki sumber daya ekonomi yang lebih besar
memberikan sumbangan yang lebih besar dari pada kelompok yang tidak banyak memiliki
sumber daya ekonomi; dan pajak itu haruslah adil dari tempat ketempat, dalam arti hendaknya
tidaka daperbedaan-perbedaan besar dan sewenang-wenang dalam beban pajak dari satu
daerah ke daerah yang lain, kecuali jika perbedaan ini mencerminkan perbedaan dalam cara
menyediakan layanan masyarakat.

2. Dayaguna ekonomi (Economic Efficiency)

Pajak hendaknya mendorong atau setidak- tidaknya tidak menghambat penggunaan sumber
daya secara berdayaguna dalam kehidupan ekonomi; mencegah jangan sampai pilihan
konsumen dan pilihan produsen menjadi salah arah atau orang menjadi segan bekerja atau
menabung; dan memperkecil “beban lebih”.

3. Kemampuan melaksanakan (Ability to implement)

Suatu pajak haruslah dapat dilaksanakan, dari sudut kemauan politik dan kemauan tata
usaha

4. Kecocokan sebagai sumber penerimaan daerah (Suitability as a local revenuessourc)


Tempat memungut pajak sedapat mungkin sama dengan tempat akhir beban pajak; tidak
mudah dihindari; dengan cara memindahkan objek pajak dari suatu daerah ke daerah lain;
pajak daerah jangan hendaknya mempertajam perbedaan-perbedaan antara daerah, dari
segi potensi ekonomi masing-masing dan pajak hendaknya tidak menimbulkan beban
yang lebih besar dari kemampuan tata usaha pajak daerah.

Pemungutan pajak harus dilakukan dilakukan berdasarkan suatu asas yang dikenal dengan the
four maxims yang dikemukakan oleh Adam smith dalam bukunya “An Inquiry intoNature and
Causes of The Wealth of Nations” (terkenal dengan nama : wealth of Nations) yaitu:

1. Asas Keadilan
Asas keadilan sebagai The First Maxim menurut falsafah hokum menyatakan bahwa Hukum
Pajak harus mengabdi kepada keadilan. Untuk memberikan dasar keadilan tersebut maka
dibuatlah beberapa teori

2. Teori Asuransi

Teori Asuransi yang menyatakan bahwa tugas Negara untuk melindungi warga negaranya
supaya selamat dan aman baik jiwa maupun harta bendanya. Untuk itu harus membayar premi
seperti premi asuransi dan pajak dianggap sebagai premi. Namun membandingkannya dengan
perusahaan asuransi adalah tidak tepat sebab :bila wajib pajak menderita kerugian, tidak ada
penggantian dari negara, dan antara wajib pajak dengan tugas Negara sebagai pemungut pajak
tidak terdapat hubungan langsung dalam kontra prestasinya

3. Teori Kepentingan

Teori Kepentingan yang dalam ajarannya menyatakan bahwa beban pajak didasarkan pada
kepentingan orang-orang termasuk perlindungan atas jiwa beserta harta bendanya. Sudah
selayaknya menanggung biaya yang dikeluarkan oleh negara. Namun teori ini pun kurang tepat
sebab tidak ada ukuran untuk mengukur kepentingan orang-orang yang membayar pajak besar
dengan yang pajaknya kecil serta orang yang tidak membayar pajak.

4. Teori Gaya Pikul


Teori Gaya Pikul yang menyatakan bahwa pajak harus dibayar menurut gaya pikul seseorang.
Teori ini pada hakekatnya mengandung kesimpulan bahwa dasar keadilan pemungutan pajak
terletak dalam jasa-jasa yang diberikan Negara kepada warganya, yaitu perlindungan atas jiwa
dan harta bendanya. Yang menjadi pokok pangkal teori ini adalah asas keadilan yaitu tekanan
pajak haruslah sama beratnya untuk setiap orang.

5. Teori Bakti

Teori Bakti atau Teori Kewajiban Pajak Mutlak. Yang menyatakan bahwa karena Negara
mengemban mengukur gaya pikul seseorang secara konkrit.

Tugas melindungi segenap warganya, maka timbullah hak mutlak Negara untuk memungut
pajak. Menurut teori ini dasar hokum pajak terletak pada hubungan rakyat dengan negara, yang
berkuasa memungut pajak dari warganya. Kepentingan nagara lebih utama dari pada kepentingan
warganya

6. Teori Gaya Beli


Teori Gaya Beli yang memandang fungsi pemungutan pajak sebagai cara mengambil gaya
beli dari rumah tangga masyarakat untuk kepentingan rumah tangga Negara dan
menyalurkannya kembali kepada masyarakat dengan maksud memelihara kshidupan dalam
masyarakat.

Mengambil kesimpulan bahwa, pada dasar tugas Negara haruslah melindungi warga
negaranya supaya selamat dan aman baik jiwa maupun harta bendanya. Untuk
memberikan dasar keadilan tersebut, karena menurut falsafah hokum menyatakan bahwa
Hukum Pajak harus mengabdi kepada keadilan. Selain itu Pajak dan kewajiban
membayar harus jelas dan tidak sewenang-wenang; pajak bersangkutan harus adil secara
horisontal, artinya beban pajak haruslah sama benar antara berbagai kelompok yang
berbeda tetapi dengan kedudukan ekonomi yang sama; harus adil secara vertikal, artinya
kelompok yang memiliki sumber daya ekonomi yang lebih besar memberikan sumbangan
yang lebih besar dari pada kelompok yang tidak banyak memiliki sumber daya ekonomi;
dan pajak itu haruslah adil dari tempat ketempat, dalam arti hendaknya tidak ada
perbedaan-perbedaan besar dan sewenang-wenang dalam beban pajak dari satu daerah ke
daerah yang lain, kecuali jika perbedaan ini mencerminkan perbedaan dalam cara
menyediakan layanan masyarakat. Semuanya hal ini negara harus memberikan keadilan
terhadap warnyanya supaya tidak ketidak adilan atau tidak ada perbedaan-perbedaan dari
satu daerah ke daerah lain tetapi kedudukan ekonomi yang sama terhadap kelompok yang
tidak punya hasil sumber daya ekonomi, oleh karenanya negaralah yang melakukan
Kemampuan untuk melaksanakan suatu pajak haruslah dapat dilaksanakan, dari sudut
kemauan politik dan kemauan tata usaha, maka warga negara akan mengikutinya dan
dalam kehidupan mereka nanti akan lebih baik dan juga mereka akan lebih damai ,
sejahtera, dan makmur. “ (Good All)”.

Maaf Ibu krm tugas agak terlambat ini, karena teman2 saling mengharapkan jadi saya buat
lalu krm terlambat ini. maaf Ibu ada tiga teman lagi tapi sy blm tao nama mereka jadi sy blm
masukan nama dan nim mereka ini!. trm ksh. Horas. “Good All”.
Tugas Hukum Pajak

Nama kelompok:
Harun Magal (08.20.0058)
Sandhi Kristianto (09,20.0055)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA


SEMARAN
2013

Anda mungkin juga menyukai