Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 1

Pertanyaan :

1. Atas dasar apakah negara seakan-akan memberi hak kepada dirinya sendiri untuk membebani
rakyat dengan pemungutan pajaknya. Untuk menjawab pertanyaan tersebut muncul teori-teori
pajak dari masa kemasa. Diantaranya adalah teori asuransi, teori kepentingan, teori gaya pikul,
teori bakti dan teori asas daya beli. Sebutkanlah kelemahan dari teori asuransi, teori kepentingan,
dan teori gaya pikul yang saudara/i ketahui!

2. Pajak, retribusi dan sumbangan termasuk dalam topik pembahasan public finance, yang
merupakan sumber pemasukan negara. Jelaskanlah perbedaan antara pajak dengan retribusi dan
pajak dengan sumbangan, yang saudara/i ketahui!

3. Adapun tujuan pemungutan pajak adalah untuk mencapai keadilan dalam pemungutannya.
Salah satu cara untuk mewujudkan keadilan dapat ditempuh melalui sistem tarif. Sebutkanlah
kebijakan tarif dan sistem tarif yang berlaku di Indonesia, yang saudara/i ketahui !

Jawaban :

1. Kelemahan dari teori asuransi, teori kepentingan dan teori gaya pikul adalah

 Teori Asuransi

(a) Dalam teori ini, Negara disamakan dengan perusahaan asuransi. Premi
asuransi sama dengan pajak, karena Negara telah menyelenggarakan
kepentingan rakyat, maka wajarlah rakyat membalas jasa Negara dengan
membayar pajak.
(b) Dalam perusahaan asuransi, jika seseorang telah membayar premi seperti yang
tercantum dalam polis maka orang tersebut berhak menerima ganti rugi jika
terjadi peristiwa yang dijaminkan, seperti kecelakaan dll. Tetapi jika
seseorang membayar pajak kepada Negara, dia tidak mempertanggung
jawabkan apa-apa, jadi jika terjadi sesuatu pada wajib pajak, dia tidak
mendapat ganti rugi dari Negara. Maka tidak bisa Negara disamakan dengan
perusahaan asuransi, teori ini mengandung banyak kelemahan jika tidak tepat.
(c) Disamping itu sama halnya dengan point kedua tidak ada hubungan langsung
antara pembayaran pajak dengan nilai perlindungannya terhadap pembayaran
pajak.

 Teori Kepentingan

(a) Teori ini tidak membedakan antara pajak dan retribusi, selain itu teori ini
kurang memuaskan karena kepentingan seseorang tidak sama besarnya jadi
tidak mencerminkan keadilan karena menurut teori ini, mereka dapat
menikmati jasa pemerintah harus membayar pajak. Sehingga timbul
persoalan, bagaimanakah dengan orang-orang yang tidak membayar pajak
seperti pengangguran atau orang-orang dari panti asuhan dan banyak lagi
rakyat yang tidak mampu membayar pajak, apakah tidak boleh menikmati jasa
Negara? Padahal mereka tetap dapat melewati jalan raya atau fasilitas lain
yang merupakan fasilitas Negara untuk umum.
(b) Teori ini belum ditemukannya ukuran-ukuran yang tepat untuk menilai
kepentingan seseorang dalam usaha pemerintah sehingga makin lama teori ini
juga ditinggalkan.

 Teori gaya pikul

(a) Daya pikul menurut Prof de Lengen adalah kekuatan seseorang untuk
memikul suatu beban atas apa yang tersisa, setelah seluruh penghasilan
dikurangi dengan pengeluaran mutlak untuk kehidupan primer diri sendiri dan
keluarga. Sehingga yang dijadikan dasar untuk melihat keadilan beban pajak
adalah kemampuan membayar (ability to pay).
(b) Makin besar kamampuan seseorang, maka semakin besar pajak yang harus
dibayar.

2. Secara umum, retribusi pajak merupakan iuran yang dibayar dibayarkan oleh seseorang
kepada negara sebagai bentuk kontribusi mereka terhadap pembangunan negara. Dan
juga Retribusi pada umumnya mempunyai hubungan langsung dengan kembalinya
prestasi (ada kontraprestasi secara langsung) karena pembayaran tersebut ditujukan
semata-mata untuk mendapatkan suatu prestasi tertentu dari pemerintah, misalnya
pembayaran uang kuliah, karcis masuk terminal, kartu langganan, karcis masuk tol dan
lain-lain.

Sedangkan sumbangan berbeda dengan pajak dan retribusi, sumbangan ini bersifat tidak
wajib atau tidak ada istilah memaksa. Tidak ada sanksi dalam bentuk apapun jika Anda
tidak memberikan sumbangan.
Sumbangan ini biasanya bisa diterima dari macam-macam instansi seperti pemerintah,
yayasan, lembaga kemanusian dan lain sebagainya. Atau sama halnya dengan yang
merasakan imbalan/manfaat langsung adalah penerima sumbangan, dan sudah pasti akan
membawa dampak baik bagi Anda maupun bagi orang lain yang memang jauh lebih
membutuhkan.

Maka dari itu dapat disimpulkan dari perbedaan pajak retribusi, dan sumbangan yaitu,
perbedaannya ada pada manfaat, fungsi, serta dasar hukumnya.

3. Tarif pajak adalah dasar pengenaan pajak atas objek pajak yang menjadi tanggung jawab
wajib pajak. Biasanya tarif pajak ditetapkan berupa persentase yang sudah ditentukan
oleh pemerintah.

Terdapat beberapa jenis tarif pajak yang diberlakukan di Indonesia. Dan setiap jenis tarif
pajak memiliki besaran persentase yang berbeda-beda, hal tersebut sesuai dengan
ketentuan Undang-undang (UU) dan Peraturan Pemerintahan.
 Tarif Pajak Proporsional
Tarif pajak proporsional adalah jenis tarif pajak yang memiliki nilai besaran
persentase tetap. Dan tarif tersebut tidak terpengaruh dengan perubahan nilai
dasar pengenaan pajak (DPP). Jenis pajak yang termasuk ke dalam tarif pajak
proporsional meliputi PPN (Pajak Pertambahan Nilai) dengan nilai persentase
11% atas seluruh barang/jasa kena pajak (BKP/JKP). Apabila jumlah objek pajak
semakin besar, maka persentase tarif pengenaan pajaknya tetap tariff yang sama
yakni 11%.
 Tarif Progresif
Tarif pajak progresif merupakan tarif pungutan di mana persentasenya naik
sebanding dengan dasar pengenaan pajaknya. Di Indonesia, tarif pajak progresif
diterapkan untuk pengenaan pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 wajib pajak orang
pribadi. Berdasarkan Undang-undang (UU) Nomor 7 tahun 2021 tentang
Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP), besaran tarif untuk PPh 21 wajib
pajak orang pribadi, adalah sebagai berikut:
 Tarif 5% untuk penghasilan kena pajak hingga Rp 60 juta.
 Tarif 15% untuk penghasilan kena pajak di atas Rp 60 juta sampai dengan Rp
250 juta.
 Tarif 25% untuk penghasilan kena pajak di atas Rp 250 juta sampai dengan
Rp 500 juta.
 Tarif 30% untuk penghasilan kena pajak di atas Rp 500 juta sampai dengan
Rp 5 miliar.
 Tarif 35% untuk penghasilan kena pajak di atas Rp 5 miliar.
 Tarif Pajak Degresif
Tarif pajak degresif merupakan kebalikan dari tarif progresif. Artinya, ini
merupakan tarif pajak yang persentase pungutannya akan semakin rendah ketika
dasar pengenaan pajaknya semakin meningkat.
Namun, ini tidak berarti membuat jumlah pajak terutang ikut mengecil.
Melainkan bisa jadi lebih besar, karena jumlah yang dijadikan dasar pengenaan
pajaknya semakin besar.
 Tarif Pajak Regresif
Tarif pajak regresif, atau biasa disebut juga sebagai tarif tetap, adalah tarif pajak
yang nominalnya tetap tanpa memerhatikan jumlah yang dijadikan dasar
pengenaan pajaknya. Tarif tetap juga dapat diartikan sebagai tarif pajak yang akan
selalu tetap, sesuai dengan peraturan yang telah diberlakukan. Misalnya, Bea
Meterai dengan nilai atau nominal Rp 10.000 sebagai syarat wajib untuk
dokumen-dokumen penting.

Anda mungkin juga menyukai