Anda di halaman 1dari 4

UNIVERSITAS TERBUKA

TUGAS 1

NAMA : RIKA OCTAVIA


NIM : 048668731
PRODI D3 PERPAJAKAN
MATKUL ADBI4330
1. Atas dasar apakah negara seakan-akan memberi hak kepada dirinya sendiri untuk
membebani rakyat dengan pemungutan pajaknya. Untuk menjawab pertanyaan
tersebut muncul teori-teori pajak dari masa kemasa. Diantaranya adalah teori asuransi,
teori kepentingan, teori gaya pikul, teori bakti dan teori asas daya beli. Sebutkanlah
kelemahan dari teori asuransi, teori kepentingan, dan teori gaya pikul yang saudara/i
ketahui!

JAWAB:
Tentu, berikut adalah beberapa kelemahan dari teori asuransi, teori kepentingan, dan teori gaya pikul
dalam konteks pemungutan pajak:
1. Kelemahan Teori Asuransi:
 Moral Hazard: Salah satu kelemahan utama teori asuransi adalah adanya potensi moral hazard.
Pajak yang didasarkan pada teori asuransi mengasumsikan bahwa individu membayar pajak
sebagai bentuk premi asuransi dan akan menerima manfaat sosial ketika mereka
memerlukannya. Namun, beberapa individu mungkin cenderung mengambil risiko lebih besar
karena mereka tahu akan mendapatkan manfaat perlindungan sosial, yang dapat
mengakibatkan biaya yang lebih tinggi bagi sistem asuransi.
2. Kelemahan Teori Kepentingan:
 Determinasi Kepentingan: Teori kepentingan mengasumsikan bahwa pajak harus
mencerminkan kepentingan relatif individu dalam masyarakat. Kelemahan utama teori ini
adalah bahwa menentukan kepentingan relatif setiap individu sangat kompleks dan seringkali
subjektif. Hal ini dapat mengakibatkan ketidaksetaraan dan perdebatan yang kuat mengenai
besarnya kontribusi pajak yang adil.
3. Kelemahan Teori Gaya Pikul:
 Diskriminasi Terhadap Orang Berpenghasilan Rendah: Teori gaya pikul berfokus pada
kemampuan individu untuk menanggung pajak. Salah satu kelemahan teori ini adalah adanya
potensi untuk mengenakan beban pajak yang berat pada individu dengan pendapatan rendah.
Jika tidak ada pertimbangan kebijakan untuk melindungi kelompok masyarakat yang rentan, ini
dapat mengakibatkan ketidakadilan sosial.
Perlu diingat bahwa dalam praktiknya, banyak negara menggunakan campuran dari beberapa teori
tersebut dalam merancang sistem perpajakan mereka. Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan yang
beragam, termasuk redistribusi pendapatan, penyediaan layanan publik, dan regulasi ekonomi.
Kelemahan-kelemahan di atas mungkin dapat diatasi dengan perencanaan yang cermat dan kebijakan
yang seimbang.

2. Pajak, retribusi dan sumbangan termasuk dalam topik pembahasan public finance, yang
merupakan sumber pemasukan negara. Jelaskanlah perbedaan antara pajak dengan
retribusi dan pajak dengan sumbangan, yang saudara/i ketahui!
JAWAB:
Pajak, retribusi, dan sumbangan adalah tiga konsep yang berhubungan dalam konteks keuangan publik,
tetapi mereka memiliki perbedaan mendasar dalam hal sifat, tujuan, dan penggunaan. Berikut adalah
perbedaan antara pajak, retribusi, dan sumbangan:
A. Pajak:
 Sifatnya: Pajak adalah pungutan wajib yang dipungut oleh pemerintah dari individu,
perusahaan, atau entitas lainnya berdasarkan hukum. Pajak bersifat umum dan tidak selalu
berkaitan dengan layanan atau manfaat khusus yang diterima oleh pembayar pajak.
 Tujuan: Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah, termasuk penyediaan
layanan publik, infrastruktur, dan program-program sosial. Pajak juga dapat digunakan untuk
mengatur perilaku ekonomi.
 Contoh: Pajak pendapatan, pajak penjualan, pajak properti, pajak perusahaan.
B. Retribusi:
 Sifatnya: Retribusi adalah pungutan yang dipungut oleh pemerintah atas layanan atau manfaat
khusus yang diberikan kepada individu atau perusahaan. Pungutan retribusi berkaitan erat
dengan penggunaan layanan tertentu.
 Tujuan: Retribusi digunakan untuk membiayai atau mengkompensasi biaya penyediaan layanan
atau manfaat khusus yang diberikan oleh pemerintah. Contohnya adalah retribusi parkir,
retribusi paspor, atau retribusi pelayanan limbah.
C. Sumbangan (atau dikenal juga sebagai sumbangan sosial):
 Sifatnya: Sumbangan adalah kontribusi sukarela yang diberikan oleh individu, perusahaan, atau
organisasi kepada pemerintah atau lembaga amal untuk tujuan tertentu, seperti kegiatan sosial,
kebajikan, atau pengembangan masyarakat.
 Tujuan: Sumbangan digunakan untuk mendukung proyek atau inisiatif sosial dan amal.
Sumbangan tidak bersifat wajib, dan biasanya, penerima sumbangan adalah pihak yang
mendapat manfaat dari sumbangan tersebut.
 Contoh: Sumbangan amal, donasi untuk bencana alam, donasi kepada organisasi nirlaba.
Perbedaan utama antara ketiganya adalah sifatnya. Pajak adalah wajib dan bersifat umum, retribusi
berkaitan dengan pelayanan khusus, sementara sumbangan adalah sukarela. Semua tiga konsep ini
berperan dalam mendukung keuangan pemerintah dan pembiayaan layanan publik, tetapi dengan
mekanisme dan tujuan yang berbeda.

3. Adapun tujuan pemungutan pajak adalah untuk mencapai keadilan dalam


pemungutannya. Salah satu cara untuk mewujudkan keadilan dapat ditempuh melalui
sistem tarif. Sebutkanlah kebijakan tarif dan sistem tarif yang berlaku di Indonesia, yang
saudara/i ketahui !

JAWAB:
Kebijakan tarif dan sistem tarif pajak di Indonesia dapat berubah dari waktu ke waktu, dan saya tidak
memiliki informasi terbaru setelah bulan September 2021. Namun, pada saat itu, berikut adalah
beberapa kebijakan tarif dan sistem tarif pajak yang berlaku di Indonesia:
1. Pajak Penghasilan (PPh): PPh adalah pajak yang dikenakan pada pendapatan individu dan badan. Tarif
pajak penghasilan bagi individu dapat beragam tergantung pada jumlah pendapatan. Beberapa tarif PPh
bagi individu adalah 5%, 15%, dan 25%. Tarif pajak penghasilan bagi badan pada umumnya adalah 25%.
2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN): PPN adalah pajak yang dikenakan pada penjualan barang dan jasa. Tarif
PPN biasanya sekitar 10%.
3. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB): PBB adalah pajak yang dikenakan pada pemilik properti berdasarkan
nilai properti mereka. Tarif PBB dapat bervariasi berdasarkan lokasi dan nilai properti.
4. Pajak Bea Masuk dan Pajak Bea Keluar: Pajak ini dikenakan pada barang yang diimpor ke Indonesia
(bea masuk) atau diekspor dari Indonesia (bea keluar). Tarifnya dapat berbeda berdasarkan jenis barang.
5. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Pajak Kendaraan Bermotor Lalu Lintas Jalan (PKBLLJ): Ini adalah
pajak yang dikenakan pada kendaraan bermotor dan harus dibayarkan oleh pemilik kendaraan. Tarif PKB
dan PKBLLJ tergantung pada jenis dan kapasitas mesin kendaraan.
6. Pajak Penghasilan Pasal 22 (PPh Pasal 22): PPh Pasal 22 adalah pajak yang dikenakan pada penghasilan
tertentu, seperti bunga dan royalti. Tarifnya bervariasi tergantung pada jenis penghasilan dan status
pemungut.
7. Pajak atas Harga Jual Atas Barang Mewah (PPnBM): PPnBM adalah pajak yang dikenakan pada barang-
barang mewah, seperti mobil mewah dan perhiasan. Tarifnya berbeda berdasarkan jenis barang.
Pemerintah Indonesia dapat mengubah kebijakan tarif dan sistem tarif pajak sesuai dengan kebijakan
fiskal yang diterapkan. Oleh karena itu, penting untuk memeriksa informasi terbaru dari sumber-sumber
resmi pemerintah atau badan pajak untuk mendapatkan data yang paling akurat dan terkini mengenai
tarif dan sistem pajak yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai