Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nur Nahdloti Sya’bilwathoni

NIM : 1800010258

Asas Pemungutan Pajak


Secara umum, asas pemungutan pajak yang digunakan dunia ada tiga macam yaitu :
a. Asas Tempat Tinggal (Asas Domisili)
Asas ini berlaku untuk wajib pajak dalam negeri. Dimana, negara berhak dalam
mewajibkan pengenaan pajak atas seluruh penghasilan wajib pajak yang bertempat
tinggal di wilayahnya. Hal tersebut berlaku untuk penghasilan yang berasal dari luar
maupun dalam negeri.
b. Asas Kebangsaan
Asas ini berlaku untuk wajib pajak luar negeri. Dimana, pajak bangsa asing di Indonesia
dikenakan untuk setiap orang yang bukan berkebangsaan Indonesia yang bertempat
tinggal di Indonesia.
c. Asas Sumber
Negara berhak mengauenakan pajak terhadap penghasilan yang bersumber dari
wilayahnya tanpa harus memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak.
Teori Pembenaran Pajak
Terdapat beberapa teori yang mengemukakan tentang pemberian hak kepada negara
untuk memungut pajak yaitu :
a. Teori Asuransi
Negara melindungi keselamatan harta, benda, jiwa dan hak rakyatnya. Dengan begitu
masyarakyat diwajibkan membayar pajak yang diibaratkan sebagai premi asuransi karena
mereka memperoleh jaminan perlindungan tersebut dari negaranya.
b. Teori Kepentingan
Pembagian pembayaran pakak ini didasarkan oleh kepentingan seperti sebuah
perlindungan setiap orang. Jadi, semakin tinggi kepentingan seseorang terhadap negara
berarti semakin besar pula pajak yang harus dibayarkan.
c. Teori Daya Pikul
Teori ini berarti besaran beban pajak untuk semua orang harus sama rata. Untuk
mengukurya, terdapat dua cara yaitu
 Unsur Objektif : Melihat besar penghasilan atau kekayaan yang dimiliki setiap
orang
 Unsur Subjektif : Dengan cara memperhatikan besarnya kebutuhan materi yang
harusnya terpenuhi
d. Teori Bakti
Pemungutan pajak ini, dasar keadilannya terletak pada hubungan masyarakat terhadap
negara. Jadi, sebagai warga negara yang berbakti, harus selalu menyadari bahwa
pembayaran pajak merupakan sebuah kewajiban bagi masyarakat.
e. Teori Asas Daya Beli
Sedangkan teori ini dasar keadilannya terletak di akibat pemungutan pajak tersebut. Itu
berarti pemungutan pajak akan menarik daya beli dari rumah tangga masyarakat untuk
negara dan negara akan menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk pemeliharaan
kesejahteraan.
Tata Cara Pemungutan Pajak
Berdasarkan stelsel, pemungutan pajak dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu :
a. Stelsel Nyata : Dasar pengenaan pajak terletak pada objek atau penghasilan yang nyata.
jadi pembayaran pajaknya baru bisa dilakukan di akhir tahun pajak.
b. Stelsel Anggapan : Pengenaan pajak ini didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh
perundang-undangan.
c. Stelsel Campuran : Stelsel ini merupakan kombinasi dari kedua stelsel diatas. Maksutnya,
di awal tahun besaran pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan lalu di akhir tahun
besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan sebenarnya.
Timbul dan Hapusnya Hutang Pajak
Timbulnya hutang pajak terbagi kedalam dua ajaran yaitu :
a. Ajaran Formil : Utang pajak dapat timbul karena dikeluarkannya ketetapan oleh fiskus.
b. Ajaran Materiil : Utang pajak ditimbulkan karena berlakunya undang-undang. Jadi
seseorang dikenai pajak karena keadaan dan perbuatannya. Ajaran ini diterapkan pada
self assessment system.
Hapusnya Hutang Pajak dapat disebabkan oleh :
 Pembayaran
 Kompensasi
 Kedaluwarsa
 Pembebasan dan Penghapusan
Hambatan Pemungutan pajak
Hambatan ini terbagi menjadi beberapa kelompok yaitu :
a. Perlawan Pasif : Masyarakat pasif dalam membayar pajak disebabkan oleh :
 perkembangan moral dan intelektual masyarakat
 sistem perpajakan yang mungkin sulit dipahami masyarakat
 Sistem kontrol tidak dapat dilaksanakan dengan baik
b. Perlawanan Aktif : Semua usaha dan perbuatan secara langsung ditujukan kepada fiskus
yang bertujuan untuk menghindari pajak. Adapun bentuk-bentuknya yaitu :
 Tax Avoidance : Usaha meringankan beban pajak dengan tidak melanggar
peraturan undang-undang.
 Tax Evasion : Usaha meringankan pajak dengan melanggar undang-undang atau
menggelapkan pajak.
Referensi
Mardiasmo, D. (2021). Perpajakan. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai