Secara umum, asas pemungutan pajak yang digunakan dunia ada tiga macam yaitu : a. Asas Tempat Tinggal (Asas Domisili) Asas ini berlaku untuk wajib pajak dalam negeri. Dimana, negara berhak dalam mewajibkan pengenaan pajak atas seluruh penghasilan wajib pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya. Hal tersebut berlaku untuk penghasilan yang berasal dari luar maupun dalam negeri. b. Asas Kebangsaan Asas ini berlaku untuk wajib pajak luar negeri. Dimana, pajak bangsa asing di Indonesia dikenakan untuk setiap orang yang bukan berkebangsaan Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia. c. Asas Sumber Negara berhak mengauenakan pajak terhadap penghasilan yang bersumber dari wilayahnya tanpa harus memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak. Teori Pembenaran Pajak Terdapat beberapa teori yang mengemukakan tentang pemberian hak kepada negara untuk memungut pajak yaitu : a. Teori Asuransi Negara melindungi keselamatan harta, benda, jiwa dan hak rakyatnya. Dengan begitu masyarakyat diwajibkan membayar pajak yang diibaratkan sebagai premi asuransi karena mereka memperoleh jaminan perlindungan tersebut dari negaranya. b. Teori Kepentingan Pembagian pembayaran pakak ini didasarkan oleh kepentingan seperti sebuah perlindungan setiap orang. Jadi, semakin tinggi kepentingan seseorang terhadap negara berarti semakin besar pula pajak yang harus dibayarkan. c. Teori Daya Pikul Teori ini berarti besaran beban pajak untuk semua orang harus sama rata. Untuk mengukurya, terdapat dua cara yaitu Unsur Objektif : Melihat besar penghasilan atau kekayaan yang dimiliki setiap orang Unsur Subjektif : Dengan cara memperhatikan besarnya kebutuhan materi yang harusnya terpenuhi d. Teori Bakti Pemungutan pajak ini, dasar keadilannya terletak pada hubungan masyarakat terhadap negara. Jadi, sebagai warga negara yang berbakti, harus selalu menyadari bahwa pembayaran pajak merupakan sebuah kewajiban bagi masyarakat. e. Teori Asas Daya Beli Sedangkan teori ini dasar keadilannya terletak di akibat pemungutan pajak tersebut. Itu berarti pemungutan pajak akan menarik daya beli dari rumah tangga masyarakat untuk negara dan negara akan menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk pemeliharaan kesejahteraan. Tata Cara Pemungutan Pajak Berdasarkan stelsel, pemungutan pajak dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu : a. Stelsel Nyata : Dasar pengenaan pajak terletak pada objek atau penghasilan yang nyata. jadi pembayaran pajaknya baru bisa dilakukan di akhir tahun pajak. b. Stelsel Anggapan : Pengenaan pajak ini didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh perundang-undangan. c. Stelsel Campuran : Stelsel ini merupakan kombinasi dari kedua stelsel diatas. Maksutnya, di awal tahun besaran pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan lalu di akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan sebenarnya. Timbul dan Hapusnya Hutang Pajak Timbulnya hutang pajak terbagi kedalam dua ajaran yaitu : a. Ajaran Formil : Utang pajak dapat timbul karena dikeluarkannya ketetapan oleh fiskus. b. Ajaran Materiil : Utang pajak ditimbulkan karena berlakunya undang-undang. Jadi seseorang dikenai pajak karena keadaan dan perbuatannya. Ajaran ini diterapkan pada self assessment system. Hapusnya Hutang Pajak dapat disebabkan oleh : Pembayaran Kompensasi Kedaluwarsa Pembebasan dan Penghapusan Hambatan Pemungutan pajak Hambatan ini terbagi menjadi beberapa kelompok yaitu : a. Perlawan Pasif : Masyarakat pasif dalam membayar pajak disebabkan oleh : perkembangan moral dan intelektual masyarakat sistem perpajakan yang mungkin sulit dipahami masyarakat Sistem kontrol tidak dapat dilaksanakan dengan baik b. Perlawanan Aktif : Semua usaha dan perbuatan secara langsung ditujukan kepada fiskus yang bertujuan untuk menghindari pajak. Adapun bentuk-bentuknya yaitu : Tax Avoidance : Usaha meringankan beban pajak dengan tidak melanggar peraturan undang-undang. Tax Evasion : Usaha meringankan pajak dengan melanggar undang-undang atau menggelapkan pajak. Referensi Mardiasmo, D. (2021). Perpajakan. Yogyakarta.